berbeda, udara melewati paru-paru menuju ke kantung udara. Burung elang tidak memiliki diafragma yang bebas. Otot interkostal dan sternum membantu
untuk memompa kantung udara. Proses tersebut memiliki sinkronisasi dengan kepakan sayap saat terbang. Burung elang membutuhkan banyak oksigen yang
didapatkan dari cadangan kantong udara, sehingga burung elang tidak perlu bernafas cepat-cepat tetapi bernafas yang dalam. Burung elang hanya bernafas
15-30 kali permenit. Suhu tubuh yang tinggi dan metabolisme yang cepat dibutuhkan burung elang untuk terbang Fox 1995.
Sistem transportasi burung elang terdiri atas jantung dan pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler. Jantung burung elang memiliki empat ruangan dengan
berat sekitar tujuh gram atau 0,9 persen dari total berat badan. Denyut jantung rata-rata pada keadaan normal sekitar 80-90 kali permenit. Denyut jantung dapat
meningkat drastis setelah melakukan aktifitas hingga 250 kali permenit Fox 1995.
2.2.1 Elang Jawa
Burung elang Jawa Spizaetus bartelsi dalam bahasa Inggris disebut Javan Hawk-eagle memiliki klasifikasi sebagai berikut Anonim 2001b :
Famili : Accipitridae
Genus : Spizaetus
Spesies : Spizaetus bartelsi
Burung elang jawa yang baru menetas memiliki bulu seperti kapas yang berwarna putih. Bulu tersebut bertahan hingga umur sekitar dua minggu,
kemudian akan diganti dengan bulu jarum yang dapat berkembang mendekati bulu sempurna seiring dengan pertumbuhan badan. Selama periode ini, jambul
mulai tumbuh. Anak burung elang jawa memiliki warna mata hitam, warna kepala dan mahkotanya coklat, kumis mesial belum terbentuk, iris berwarna coklat tua
saat lahir berubah menjadi biru keabu-abuan muda, jambul berwarna hitam dengan ujung putih, punggung dan sayap berwarna coklat, serta bagian ekor
berwarna keabu-abuan Widodo 2004. Burung elang jawa dewasa memiliki berat sekitar 2,5 kg dan panjang tubuh
antara 60-70 cm Gambar 4. Tubuh burung elang jawa jantan dewasa lebih kecil daripada betina. Ciri khas burung elang jawa adalah jambul yang terdiri atas dua
sampai empat bulu yang panjangnya sekitar 12 cm. Bulu jambul berwarna hitam dengan ujung putih. Warna dibagian tubuhnya bervariasi dari putih, kecoklatan,
sampai hitam. Kepala dan tengkuk berwarna coklat berangan, punggung dan
sayap berwarna coklat gelap, leher berwarna putih dengan garis hitam ditengahnya, ekor berwarna coklat bergaris hitam, mahkota dan kumis mesial
berwarna hitam, dan bagian tubuh yang lain berwarna putih dengan coreten coklat gelap dan kuning tua kemerahan. Mata burung dewasa berwarna kuning
dengan iris berwarna kuning terang dan biru keabu-abuan pada elang jawa muda. Paruh burung elang jawa berwarna gelap dengan garis pada pinggirnya.
Lubang hidung kecil. Kaki berwarna putih dengan garis melintang coklat tua. Bulu kaki sampai di bagian metatarsus. Taji tajam dengan jari yang kokoh
Cahyono 2001. Ketika terbang, burung elang jawa serupa dengan burung elang brontok
Spizaetus cirrhatus fase terang, namun cenderung nampak lebih kecoklatan, dengan perut terlihat lebih gelap, serta berukuran sedikit lebih kecil. Bunyi
nyaring tinggi, berulang-ulang, klii-iiw atau ii-iiiw, bervariasi antara satu hingga tiga suku kata, atau bunyi bernada tinggi dan cepat kli-kli-kli-kli-kli. Sedikit
banyak, suaranya ini mirip dengan suara burung elang brontok meski perbedaannya cukup jelas dalam nadanya Anonim 2008b.
2.2.2 Elang Bondol