PENDAHULUAN Analisis kesesuaian dan perencanaan tapak kawasan situ pengasinan sebagai kawasan pariwisata kota

Prima Jiwa OslyA353060101 1

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Peran sektor pariwisata terasa semakin penting dalam perekonomian daerah, baik sebagai sumber PAD Pendapatan Asli Daerah maupun sebagai kesempatan kerja serta kesempatan berusaha. Dalam rancangan pembangunan nasional, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, pengembangan pariwisata harus dilakukan dan ditingkatkan dengan memperluas dan memanfaatkan sumber serta potensi pariwisata. Pemasukan devisa dari sektor pariwisata Indonesia adalah sebesar Rp 125 trilyun dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 7,52 juta orang DEPBUDPARRI, 2006. Meningkatnya jumlah wisatawan akan menciptakan industri pariwisata angka pertumbuhan nasional sebesar 2 per tahun. Dalam kasus kota Depok, tahun 2006 sektor pariwisata menyumbang 25,4 bagi PAD dan 8,8 dari keseluruhan restribusi pendapatan Jawa Barat dari sektor pariwisata. Peningkatan tersebut didorong oleh tiga hal, yakni pertama, penampilan eksotis daerah, dalam arti bahwa setiap pariwisata tentu ingin menampilkan sesuatu yang belum ada di mana-mana. Kedua, kebutuhan orang modern dengan hiburan waktu senggang atau relaksasi keluar dari rutinitas. Ketiga, mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya bagi daerah yang dijadikan tujuan wisata. Depok memiliki posisi sebagai daerah peresapan air dan hal ini dituangkan dalam Keppres No. 114 Pasal 2 tahun 1999 tentang Penataan Ruang Bogor-Puncak- Cianjur . Dalam Keppres tersebut salah satu fungsi penting kawasan adalah sebagai peresapan air bagi keseluruhan kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Praktek peresapan air itu dilakukan melalui perlindungan ekologi kawasan hijau dan danau bahasa lokal disebut situ. Saat ini, sebanyak 12 dari 26 situ di Depok dalam keadaan rusak. Kualitas air berkurang karena sedimentasi, tumbuhnya gulma air yang tak terkendali, limbah domestik, kerusakan bangunan air pendukung situ tanggul, pintu air sehingga menyebabkan penyempitan luas permukaan situ secara terus menerus. Dengan semakin besarnya kerusakan ekosistem situ , kegiatan konservasi air di kota Depok saat ini dalam kondisi mengkhawatirkan Rosnila, 2004. Sebesar 40 total curah Prima Jiwa OslyA353060101 2 hujan kota depok menjadi air permukaan sehingga menyebabkan volume air resapan menjadi berkurang. Dibandingkan dengan wilayah Bogor, air hujan yang menjadi air permukaan berkisar 20. Peningkatan jumlah air permukaan ini utamanya disebabkan makin meningkatnya permukiman penduduk Anon, 2004. Hal ini berhubungan dengan perencanaan pengembangan kota Depok yang lebih diarahkan untuk menjadi daerah pemukiman. PEMKOT Pemerintah Kota Depok sadar bahwa daerahnya menjadi pilihan bagi para pekerja yang mencari nafkah di Jakarta. Pertambahan jumlah penduduk yang relatif pesat mengakibatkan kebutuhan akan perumahan meningkat pula. Saat ini, penggunaan tanah Depok untuk permukiman mencapai 66 dari total wilayah Depok sedangkan wilayah hutan kurang dari 10 Tabel 1. Salah satu solusi yang dapat ditawarkan untuk tetap menjaga keberadaan situ dan diharapkan dapat memperbaiki situ-situ yang rusak adalah dengan mengelola kawasan sekitar situ untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata. Tabel 1. Persentase Penggunaan Lahan Kota Depok No Jenis Penggunaan Lahan Luas Ha Persentase 1 Hutan Kota 1950 9.7 2 SungaiDanauSitu 420 2.1 3 Pertanian 3031 15.1 4 Permukiman 13334 66.5 5 Pendidikan 250 1.2 6 Perkantoran 95 0.5 7 Pusat Pelayanan 261 1.3 8 Industri 283 1.4 9 Perdagangan dan Jasa 432 2.2 20055.9 100.0 TOTAL Sumber : Peta RTRW Depok 2000-2010 Pada dasarnya keberadaan situ tersebut merupakan potensi besar di bidang pariwisata, khususnya wisata air. Sedikitnya 22 situ di wilayah penyangga Ibu Kota Negara bagian selatan ini sudah disiapkan untuk dikembangkan. Ke-22 situ yang tersebar pada wilayah tersebut antara lain Cilangkap, Rawa Kalong, Pedongkelan, Tipar, Jatijajar, Patinggi, Baru, Gadog, Sidomukti, Cilodong. Lalu, Pengarengan, Bahar, Pitara, Asih Pulo, Rawa Besar Citayam, UI, Pladen, Bojong Sari, Pengasinan, Pasir Putih, Cinere dan Krukut. Hal ini juga ditunjang dengan keinginan masyarakat Depok yang menghendaki adanya kawasan wisata di dalam Prima Jiwa OslyA353060101 3 kota Depok, sehingga masyarakat tidak perlu untuk mencari obyek-obyek wisata yang berada di luar kota Depok Media Indonesia, 11 Januari 2005. Dengan adanya potensi kawasan dan pasar yang potensial maka diharapkan kawasan situ dapat dibangun menjadi sebuah kawasan wisata. Berdasarkan masalah-masalah yang ada diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk membangun sebuah kawasan wisata yang dapat menjamin keberadaan situ sebagai kawasan konservasi tanah dan air, mengakomodir keinginan masyarakat Depok dalam berwisata dan mendatangkan keuntungan bagi pemerintah. Identifikasi Masalah Perkembangan Depok sebagai kota yang relatif baru dapat dikatakan cukup pesat. Pengembangan kota dari Kota Administratif menjadi Kota membuat Depok berbenah diri. Depok pada awalnya direncanakan sebagai kota satelit kemudian berubah menjadi kota dormitory. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan penduduk menjadi sangat cepat pertumbuhan penduduk 3,70 per tahun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penduduk nasional 3,2 per tahun. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dilakukan pembangunan fasilitas-fasilitas utama yang membangun struktur kota yaitu permukiman, perdagangan dan sosial. Di sisi lain, pertambahan penduduk juga berpengaruh terhadap berbagai hal dalam keinginan beraktivitas, termasuk aktivitas wisata. Keterbatasan kawasan wisata termasuk variasi dan obyek wisata di kota Depok membuat masyarakat mencari obyek wisata yang ada di daerah lain seperti Bogor dan Jakarta Susilowati et al., 2005. Sebagai salah satu wilayah dalam daerah konservasi tanah dan air KEPPRES no 114 tahun 1999, Depok memiliki situ-situ yang keberadaannya belum dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah kota dan usaha swasta. Sama seperti kota-kota lainnya yang sedang berkembang, perubahan penggunaan lahan dari pertanian menjadi non pertanian menjadi konsekwensi perkembangan kota. Perubahan penggunaan lahan ini akan mempengaruhi perilaku dan fungsi air permukaan. Keadaan ini juga berpengaruh terhadap keberadaan situ. Apabila kondisi ini tidak dikendalikan maka keberadaan situ akan menciut dan bahkan Prima Jiwa OslyA353060101 4 hilang. Pengelolaan dan pengembangan kawasan situ menjadi alternatif yang logis untuk menjaga keberadaan situ tersebut. Perencanaan kawasan situ sebagai kawasan wisata merupakan salah satu solusi yang dapat ditawarkan untuk mengelola dan mengembangkan kawasan situ. Pengembangan kawasan ini diharapkan akan menghasilkan multiplier effect bagi seluruh komponen kota. Saat ini, situ Pengasinan belum ditangani secara serius oleh Pemerintah Kota dan belum dikembangkan menjadi kawasan dengan fungsi konservasi dan sekaligus wisata walaupun RENSTRA Kantor Pariwisata, Seni dan Budaya Depok Tahun 2006-2011 telah mengamanatkan pengembangan dan pembangunan obyek wisata situ Pengasinan sebagai salah satu program dalam penataan kawasan wisata Kota Depok. Namun perencanaan secara detil terhadap kawasan tersebut belum pernah dilakukan. Melihat potensi yang ada di sekitar kawasan situ Pengasinan seperti, kondisi alam yang masih terjaga, sedikitnya jumlah bangunan di sekitar situ dan terjaganya kondisi air, memberikan inspirasi untuk mengembangkan kawasan ini menjadi kawasan wisata. Kawasan wisata ini diharapkan tidak hanya dapat dinikmati oleh masyarakat Depok namun juga masyarakat di kota-kota sekitar Depok. Berdasarkan uraian diatas maka dapat di identifikasikan pokok-pokok permasalahan yang ada, yaitu : 1. Pertambahan penduduk mengakibatkan meningkatnya keinginan penduduk untuk variasi dan obyek wisata, 2. Beberapa kawasan situ terutama kawasan situ Pengasinan yang berpotensi menjadi kawasan wisata dan seharusnya telah menjadi obyek wisata ternyata belum dikembangkan dan dikelola, dan 3. Belum adanya perencanaan detil terhadap kawasan situ Pengasinan untuk menjadi kawasan wisata. Tujuan Penelitian Tujuan Utama Tujuan utama penelitian ini adalah merencanakan dan merancang kawasan Situ Pengasinan, Sawangan menjadi kawasan pariwisata kota bernuansa lingkungan dan dapat menjadi ciri utama pariwisata Depok. Prima Jiwa OslyA353060101 5 Tujuan Khusus 1. Menentukan kesesuaian kawasan sekitar situ untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata berdasarkan potensi fisik, 2. Menentukan jenis obyek-obyek wisata pada kawasan terbangun, 3. Mengintegrasi obyek-obyek wisata dan mengatur sirkulasi sehingga menjadi sebuah kawasan pariwisata, 4. Memberikan arahan dan strategi promosi bagi pengelola dan calon pengelola kawasan. Ruang Lingkup Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian ini hanya merencanakan berdasarkan potensi fisik dan merancang sebuah kawasan wisata pada kawasan sekitar situ Pengasinan dan mencoba menawarkannya sebagai sebuah kawasan pariwisata kota yang dapat menjadi ciri utama pariwisata Depok. Studi kelayakan secara sosial dan ekonomi untuk kawasan terbangun tidak akan dibahas sepintas dalam penelitian ini. Kontribusi Penelitian Kontribusi dari penelitian ini adalah : 1. Acuan bagi Pengambil Kebijakan Pemerintah Kota Depok cq Kantor Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Depok untuk menetapkan pembangunan Kawasan Situ Pengasinan, Sawangan 2. Sebagai salah satu model pembangunan kawasan wisata yang berwawasan lingkungan 3. Sebagai salah satu landasan ilmiah dalam mempromosikan pariwisata Depok Prima Jiwa OslyA353060101 6

II. TINJAUAN PUSTAKA