Hambatan Listrik Resistance Wire Korosi

10 dengan kisaran sepertiga hingga duapertiga nilai +V cc Gambar 23 Bentuk gelombang pada rangkaian astable multivibrator. Frekuensi keluaran astable multivibrator dinyatakan sebagai f = 1T. ini menunjukkan sebagai total waktu yang diperlukan untuk pengisian dan pengosongan kapasitor. Waktu pengisian ditunjukkan pada t 1 dan t 3 jika dinyatakan dalam satuan detik t 1 = 0.693 Ra+Rb C. untuk waktu pengosongan yaitu pada t 2 dan t 4 sehingga jika dinyatakan dalam satua detik t 2 = 0.693 Rb C. dalam satu putaran peride maka T = t 1 + t 2 atau T = t 3 + t 4 , sehingga nilai f dapat diperoleh C x 2 2R 1 R 1.44 f + = ...........1 Nilai R sangat penting digunakan.pada rangkaian astable ini Ra dan Rb dapat digunakan pada skala 1k Ohm hingga 1M Ohm sedangkan untuk nilai kapasitor menggunakan nilai-nilai yang umum • Nilai Rb mempengaruhi besarnya frekuensi dengan asumsi nilai Rb harus lebih besar dari nilai Ra sehingga nilai Tm hampir sama dengan Ts. Nilai yang dianjurkan adalah Ra = 110 R2. sehingga digunakan persamaan

0.7 R2 =

f × C1 • Nilai yang dianjurkan untuk Ra adalah 1k Ohm, namun untuk variasi panjang Tm dan Ts untuk nilai Ra dapat lebih kecil dari minimum atau sebaliknya. • Jika menggunakan nilai yang berubah- ubah resistor variable maka disarankan untuk menggunakan Rb. • Jika Ra yang digunakan sebagai R variable paling sedikit menggunakan 1k Ohm pada keadaan tersebut maka Rb tidak dapat digunakan sebagai R variabel.

2.7.2 Hambatan Listrik

Hambatan suatu bahan R didefinisikan sebagai berbandingan antara tegangan terpasang V dengan arus listrik I yang mengalir akibat adanya beda tegangan tersebut. Besar hambatan suatu konduktor bergantung pada jenis bahan, luas penampang dan panjangnya. Besarnya suatu hambatan pada suatu bahan konduktor dapat diketahui dengan persamaan berikut: A l ρ R = ................................... 2 dengan R = Hambatan Ω ρ = Hambatan tahanan jenis Ω m tergantung pada jenis kawat A = Luas Penampang m 2 Tabel dibawah ini merupakan nilai resistivity untuk air yang digolongkan berdasarkan perbedaan jenis air. Resistivity merupakan perbandingan antara besar medan listrik berdasar besar arus dalam satuan ohm meter Ωm. Tabel 3. Klasifikasi Resistivity Air J. Bernard, April 2003 Type of Water Resistivity Ohm.m Condu ctivity MicroS cm Salinit y Mgl Very fresh 200 50 35 Fresh 20 500 350 Salted 10 1.000 700 Very salted Sea Water 0.3 30.000 21.000 Usual rule drinkable water resistivity10 ohm.m conductivity 0.7 gl

2.7.3 Resistance Wire

Resistance Wire adalah kawat elektrik yang mempunyai sifat sukar teroksidasi dan memiliki nilai resistansi yang cukup tinggi. Dalam pemanfaatannya resistance wire digunakan untuk penghasil hambatan dan sebagai elemen penimbul panas, seperti heaters, oven, pemanggang. Resistance wire pada umumnya terbuat dari bahan Nichrome yaitu Nikel Ni dan Chromium Cr yang merupakan bahan non magnetik. Bahan tersebut memiliki nilai resistan yang tinggi dan sukar teroksidasi pada keadaan temperatur yang tinggi 11 Tabel 4 Jenis Resistance wire

2.7.4 Korosi

Korosi adalah suatu proses degradasideteriosasiperusakan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang bersifat khemis, fisis dan biologis. Korosi ini dapat terjadi pada semua logam, terutama yang berhubungan dengan udara atau cairan yang korosif Rochati, 1995; Pohlman, 1996; Supardi, 997. lingkungan yang asam pH 1 – pH 4 dapat mempercepat terjadinya korosi, Baboin, 1996; Supardi, 1997. Gambar 24. Korosi Menurut teori korosi elektro kimia, korosi pada logam disebabkan karena pada umunya logam memiliki komposisi kimia yang tidak homogen, akibatnya akan ada perbedaan potensial yang dapat menimbulkan korosi. Bagian yang 12 berpotensial lebih rendah akan menjadi anoda sedangkan yang berpotensial tinggi akan menjadi katoda Dexter, 1995; Rochati, 1995; Koger, 1996; Supardi, 1997 Setiap logam mempunyai sifat reduktor, karena cenderung melepaskan elektron mengalami oksidasi. reduktor kuat mempunyai sifat mudah melepasakan kalor dan sebaliknya. Urutan logam-logam dari yang reduktor terkuat hingga reduktor terlemah tersusun dalam deret volta, K-Ba- Ca-Na-Mg-Al-Mn-H2O-Zn-Cr-Fe-Cd-Co- Ni-Sn-Pb-H-Cu-Hg-Ag-Pt-Au. Suatu logam mampu mereduksi ion-ion di kanannya tetapi tidak mampu mereduksi ion- ion di kirinya Pencegahaan korosi lingkungan dilakukan dua hal yaitu pemilihan material tahan korosi dan lapis lindung pada logam. Pemilihan material dilakukan dengan melihat spesifikasi dari material tersebut, pada umumnya dilihat dari komposisi pemadu unsur-unsur didalam logam untuk meningkatkan ketahanan korosi Unsur-unsur pemadu dalam besibaja tersebut adalah Carbon C, Mangan Mn, Silikon Si. Sulfur S, Pospor P, Krom Cr, Molibdenum Mo, Nikel Ni, Almunium Al, Tembaga Cu, Vanadium V, Boron B, Titanium Ti, Nitrogen N, Kolumbium Cb, Kobalt Co, Tusten W. 13

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Workshop Instrumentasi Meteorologi, Departemen Geofisika dan Meteorologi, FMIPA IPB. Berawal pada bulan Februari 2007 hingga Januari 2008

3.2 Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain • Resistance wire • Pipa PVC • Perlengkapan workshop Mekatronik

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu ;

3.3.1 Studi Literatur

Tahap awal yang dilakukan adalah studi literatur dengan tujuan memperoleh informasi mengenai karakteristik AWLR, sifat resistansi air

3.3.2 Pemilihan Jenis Sensor

Jenis sensor yang digunakan adalah elektroda yang sulit teroksidasi karena sensor terendam dalam larutan air yang tercampur oleh banyak unsur senyawa. selain eletroda yang sulit teroksidasi, elektroda tersebut juga memilki nilai resistansi tinggi. Nilai resistansi kawat sensor semakin tinggi maka resistansi yang dihasilkan saat pengukuran tidak terpengaruhi oleh nilai resistansi air. dengan persamaan A l R ρ = ............................... 3 semakin kecil luas penampang A semakin tinggi nilai resistansinya.

3.3.3 Simulasi dan Pembuatan Sensor

Sensor pengukur tinggi muka air untuk penelitian ini menggunakan prisip elektron yang memanfaatkan sifat elektrokimia air. Nilai resistansi yang dihasilkan adalah nilai resistansi total sensor ditambah resistansi air yang memiliki sifat variatif. Aliran resistansi pada sensor ini adalah R sensor 1 + R air + R sensor 2 . Nilai tinggi permukaan air didapat dari terjadinya kontak short pada permukaan air dengan kedua sensor tersebut. R hasil pengukuran = R a + R b + R c R a = R b R c sehingga nilai R c dapat diabaikan Gambar 25. Skematik Resistansi Sensor Kebutuhan sensor dengan nilai resistansi yang sangat tinggi maka diperlukan resistance wire yang sangat panjang dan pada umumnya diperlukan alat ukur tinggi muka air yang mampu mengukur hingga 3 meter, maka dalam penelitian ini menggunakan metode lilitan pada pipa. Tahap awal dalam simulasi sensor ini yaitu menentukan besarnya nilai resistansi sensor, panjang sensor, dan perancangan sensor dengan metode lilitan pada pipa. Terdapat 2 sensor dengan nilai resistansi yang sama, kedua sensor tersebut tidak saling kontak, keadaan short hanya saat terendam oleh air. Pada penelitian ini menggunakan metode lilitan 2 kawat sensor dalam 1 pipa yaitu dalam 1 pipa terdapat 2 kawat, jarak antar kawat sensor harus sedekat mungkin agar resistansi sensor tidak terganggu dengan perubahan nilai resistansi air. Setelah diketahui panjang sensor dan jarak antar sensor yang dibutuhkan maka didapat jumlah lilitan dalam ketinggian 3 meter. Penggunaan pipa PVC sebagai tempat lilitan sensor selain mudah didapat pipa PVC ini cukup tahan terhadap air dan perubahan cuaca. Gambar 26. Metode lilitan 2 kawat sensor dalam 1 pipa Permukaan air R a R b Air Sensor 1 Sensor 2 R c