9
Spesifikasi Measuring range
0-50 ft 0-15 m Accuracy of pressure measurement:
Standard 0-50 ft range version: ±0.02 ft
High accuracy 0-50 ft range version: 0-15 ft: ±0.01 ft
15-35 ft: ±0.065 of reading 35-50 ft: ±0.02 ft
Resolution : 0.003 ft 0.014 psi
Units : ft, psi, m, bar
Measuring interval: 1 min to 24 hr Max rate of level change: 3 ftmin
Output : SDI-12
Power supply : 10-30 V DC
Gambar 21 Skematik Pemasangan AWLR jenis Gelembung
Sumber : http:www.ott-hydrometry.com
2.7 Perangkat Elektronik
Sensor dengan
menggunakan elektroda resistansi akan menghasilkan nilai
resistansi dalam satuan Ohm. Nilai resistansi inilah yang dapat mengendalikan pulsa.
Pembangkit pulsa yang dipengaruhi oleh nilai resistansi atau rangkaian RC, yang
menghasilkan pulsa secara terus menerus dinamakan
multivibrator astable.
Multivibrator astable ini merupakan jenis oscilator yang menghasilkan sinyal digital
dengan periode atau frekuensi yang tetap. Perangkat multivibrator yang mudah dipakai
adalah tipe 4047 dan 555
2.7.1 Pembangkit Pulsa 555
IC NESE 555 difungsikan sebagai astable multivibrator. Rangkaian khusus ini
dapat dibuat dengan komponen dan daya yang minimal. Rangkaian dapat dengan
mudah dibuat dan sangat reliabel. Chip khusus ini telah banyak diproduksi oleh
beberapa pabrik. Sebagai tanda, semua produksi terdapat angka 555 misalnya
SN72555, MC14555, SE555, LM555 dan CA555.
Jika digunakan sebagai astable multivibrator, IC 555 berlaku sebagai
Osilator RC. Bentuk
gelombang dan frekuensi keluaran utamannya ditentukan
oleh jaringan RC.
Gambar 22 Skematik rangkaian astable 555
Pada rangkaian ini diperlukan dua resistor dan sebuah kapasitor serta sebuah
sumber daya. Keluaran diambil dari pin 3. Pin 8 sebagai +V
cc
dan pin 1 adalah “ground”.
Tegangan catu
DC yang
dibutuhkan sebesar 5 – 15 V. Ketika catu daya diberikan pada
rangkaian ini maka kapasitor akan terisi melalui Ra dan Rb, jika tegangan tersebut
berada pada pin 6 atau treshole maka terdapat kenaikan diatas dua pertiga +V
cc
sehingga terjadi perubahan kondisi yaitu pengkosongan
transistor discharge
transistor berprategangan
maju dan
mengosongkan C melalui Rb ke gound. Ketika tegangan pada kapasitor C turun
sedikit dibawah sepertiga +V
cc,
akan memberikan energi antara pemicu pada pin 2
dan pin 6 yang masih terhubung, kejadian ini menyebabkan tegangan positif pada set dari
flip-flop dan memberikan keluaran negatif. Pin 3 sebagai keluaran akan bergerak ke
+V
cc
yang menyebabkan
tegangan discharge transistor berkurang sehingga
membuka proses pengosongan pin 7. kapasitor mulai terisi kembali menuju +V
cc
melalui Ra dan Rb. Proses ini akan berulang
10
dengan kisaran sepertiga hingga duapertiga nilai +V
cc
Gambar 23 Bentuk gelombang pada rangkaian astable multivibrator.
Frekuensi keluaran
astable multivibrator dinyatakan sebagai f = 1T. ini
menunjukkan sebagai total waktu yang diperlukan
untuk pengisian
dan pengosongan kapasitor. Waktu pengisian
ditunjukkan pada t
1
dan t
3
jika dinyatakan dalam satuan detik t
1
= 0.693 Ra+Rb C. untuk waktu pengosongan yaitu pada t
2
dan t
4
sehingga jika dinyatakan dalam satua detik t
2
= 0.693 Rb C. dalam satu putaran peride maka T = t
1
+ t
2
atau T = t
3
+ t
4
, sehingga nilai f dapat diperoleh
C x
2 2R
1 R
1.44 f
+ =
...........1 Nilai
R sangat
penting digunakan.pada rangkaian astable ini Ra
dan Rb dapat digunakan pada skala 1k Ohm hingga 1M Ohm sedangkan untuk nilai
kapasitor menggunakan nilai-nilai yang umum
• Nilai
Rb mempengaruhi
besarnya frekuensi dengan asumsi nilai Rb harus
lebih besar dari nilai Ra sehingga nilai Tm hampir sama dengan Ts. Nilai yang
dianjurkan adalah Ra = 110 R2. sehingga digunakan persamaan
0.7 R2 =
f × C1
• Nilai yang dianjurkan untuk Ra adalah
1k Ohm, namun untuk variasi panjang Tm dan Ts untuk nilai Ra dapat lebih
kecil dari minimum atau sebaliknya.
• Jika menggunakan nilai yang berubah-
ubah resistor variable maka disarankan untuk menggunakan Rb.
• Jika Ra yang digunakan sebagai R
variable paling sedikit menggunakan 1k Ohm pada keadaan tersebut maka Rb
tidak dapat digunakan sebagai R variabel.
2.7.2 Hambatan Listrik