Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Sensor Resistance wire Prinsip kerja Sensor

13

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Workshop Instrumentasi Meteorologi, Departemen Geofisika dan Meteorologi, FMIPA IPB. Berawal pada bulan Februari 2007 hingga Januari 2008

3.2 Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain • Resistance wire • Pipa PVC • Perlengkapan workshop Mekatronik

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu ;

3.3.1 Studi Literatur

Tahap awal yang dilakukan adalah studi literatur dengan tujuan memperoleh informasi mengenai karakteristik AWLR, sifat resistansi air

3.3.2 Pemilihan Jenis Sensor

Jenis sensor yang digunakan adalah elektroda yang sulit teroksidasi karena sensor terendam dalam larutan air yang tercampur oleh banyak unsur senyawa. selain eletroda yang sulit teroksidasi, elektroda tersebut juga memilki nilai resistansi tinggi. Nilai resistansi kawat sensor semakin tinggi maka resistansi yang dihasilkan saat pengukuran tidak terpengaruhi oleh nilai resistansi air. dengan persamaan A l R ρ = ............................... 3 semakin kecil luas penampang A semakin tinggi nilai resistansinya.

3.3.3 Simulasi dan Pembuatan Sensor

Sensor pengukur tinggi muka air untuk penelitian ini menggunakan prisip elektron yang memanfaatkan sifat elektrokimia air. Nilai resistansi yang dihasilkan adalah nilai resistansi total sensor ditambah resistansi air yang memiliki sifat variatif. Aliran resistansi pada sensor ini adalah R sensor 1 + R air + R sensor 2 . Nilai tinggi permukaan air didapat dari terjadinya kontak short pada permukaan air dengan kedua sensor tersebut. R hasil pengukuran = R a + R b + R c R a = R b R c sehingga nilai R c dapat diabaikan Gambar 25. Skematik Resistansi Sensor Kebutuhan sensor dengan nilai resistansi yang sangat tinggi maka diperlukan resistance wire yang sangat panjang dan pada umumnya diperlukan alat ukur tinggi muka air yang mampu mengukur hingga 3 meter, maka dalam penelitian ini menggunakan metode lilitan pada pipa. Tahap awal dalam simulasi sensor ini yaitu menentukan besarnya nilai resistansi sensor, panjang sensor, dan perancangan sensor dengan metode lilitan pada pipa. Terdapat 2 sensor dengan nilai resistansi yang sama, kedua sensor tersebut tidak saling kontak, keadaan short hanya saat terendam oleh air. Pada penelitian ini menggunakan metode lilitan 2 kawat sensor dalam 1 pipa yaitu dalam 1 pipa terdapat 2 kawat, jarak antar kawat sensor harus sedekat mungkin agar resistansi sensor tidak terganggu dengan perubahan nilai resistansi air. Setelah diketahui panjang sensor dan jarak antar sensor yang dibutuhkan maka didapat jumlah lilitan dalam ketinggian 3 meter. Penggunaan pipa PVC sebagai tempat lilitan sensor selain mudah didapat pipa PVC ini cukup tahan terhadap air dan perubahan cuaca. Gambar 26. Metode lilitan 2 kawat sensor dalam 1 pipa Permukaan air R a R b Air Sensor 1 Sensor 2 R c 14 Panjang pipa yang dibutuhkan adalah 3 meter dan untuk mengetahui besarnya diameter yang dibutuhkan maka menggunkan persamaan: Panjang resistance wire = meter sensor R Sensor total R ................................... 4 Dengan metode lilitan 2 sensor dalam 1 pipa maka diameter yang dibutuhkan adalah Banyaknya lilitan sensor = sensor jarak Jumlah meter 2 3 ............................. 5 Diameter pipa = π sensor per lilitan Banyaknya wire resistance Panjang π pipa Keliling     =

3.3.4 Simulasi

dan Pembuatan Rangkaian Elektronik Tahap ini dilakukan untuk mengetahui nilai frekuensi yang dihasilkan oleh sensor dengan menggunakan rangkaian oscillator pada multivibrator astable IC jenis 555. Nilai resistansi sensor diteruskan pada rangkaian oscilator yang berfungsi sebagai pembangkit frekuensi. Nilai frekuensi tergantung dari nilai R dan C kapasitor maka, dengan menghubungkan secara seri nilai R sensor dengan R pada rangkaian oscilator akan menghasilkan nilai frekuensi dengan fungsi persamaan sebagai berikut C x b R a R f 2 44 . 1 + = ................ 7 dimana ƒ = Frekuensi Hz Ra = R konstanta Ω Rb = R sensor + R konstanta Ω C = Kapasitor F Sensor dihubungkan secara seri dengan Rb pada oscilator , sehingga nilai ƒ dengan satuan Hz yang dihasilkan adalah pengaruh dari Rb . Perubahan nilai resistansi akibat TMA akan diikuti oleh frekuensi yang dihasilkan oleh oscilator, namun kedua nilai tersebut saling berbanding terbalik. Setelah variasi nilai resistansi yang dihasilkan sensor terhadap tinggi muka air diketahui maka nilai resistansi tersebut dilanjutkan pada rangkaian oscilator IC 555. Dengan menggunakan multivibrator astable jenis IC 555 adalah jenis semikonduktor yang mampu menghasilkan pulsa dari sensor resistace wire, pulsa yang dihasilkan berbanding terbalik terhadap nilai Resistensi R Frekuensi merupakan fungsi dari TMA

3.3.5 Uji Coba Sensor

Uji coba sensor merupakan tahap akhir dari penelitian ini. Uji coba sensor dilakukan untuk memberikan informasi mengenai besarnya nilai resistansi hasil pengukuran yang merupakan perubahan dari tinggi muka air. Pulsa = f total R Air R sensor R = + C x total R b R a R f tor Multivibra Astable + + = 2 44 . 1 15 IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sensor Resistance wire

Sifat fisik sensor Resistance wire yaitu memiliki resistansi tinggi dan sukar teroksidasi. Sensor resistance wire tersebut dimaksudkan dapat memberikan informasi tinggi muka air dalam bentuk perubahan resistan. Nilai resistansi yang dihasilkan tergantung dari jenis bahan, ukuran dan panjang resistance wire. Dilihat dari bahan, bentuk dan fungsinya terdapat banyak jenis resistance wire, namun untuk mendapatkannya mengalami kesulitan, hal tersebut merupakan alasan pemilihan sensor menggunakan resistance wire Fuji Japan jenis FCHW2 karena resistance wire jenis ini lebih mudah didapatkan. Gambar 27. Fuji Resistance Wire FCHW2 Resistance wire Fuji Japan jenis FCHW2, terbuat dari bahan Cr AL BAL. Fe dengan unsur utama Besi Fe dan unsur pemadu Chrome Cr 21 dan Almunium Al 3 . Resistance wire jenis FCHW2 berbentuk kawat round wire silinder dengan ukuran 0.1 mm +- 0.02 mm dengan nilai resistansi 157 ohm per meter +- 7 – 9

4.2 Prinsip kerja Sensor

Dua elektroda dengan nilai resistansi hampir sama yang merupakan kawat sensor resistance wire dililit sejajar pada media tegak pipa PVC dengan jarak yang sama, jika terendam air maka resistensi kawat sensor tersebut akan terhubungkan short dengan resistansi air. Resistansi air dapat diabaikan jika nilai resistansi sensor tinggi dan jarak antar kawat sensor sangat dekat sehingga nilai pada resistansi yang dihasilkan sensor adalah jumlah resistansi dari kedua sensor tersebut rangkaian seri. Perubahan ketinggian air memberikan perubahan resistansi pengukuran sensor, pada muka air yang tinggi mengakibatkan semakin kecil nilai resistansi yang dihasilkan dan sebaliknya pada muka air yang rendah memberikan nilai resistansi yang tinggi. Gambar 28. Proses Resistansi Sensor Nilai Resistansi yang dihasilkan dari sensor, dibangkitkan sehingga memperoleh nilai ketukan dan informasi yang digunakan adalah pada saat transient saja, yaitu pada saat lompatan tegangan rendah ke tinggi. Pada rangkaian IC 555 pengendalian pulsa dioptimumkan pada perubahan R circuit yang dihubungkan dengan R sensor secara seri. Pembangkit pulsa secara terus-menerus disebut multivibrator astable yang menggunakan tipe 555 triple five Rangkaian multivibrator astable berfungsi menentukan ketukan secara tundaan waktu. Fungsi yang diharapkan adalah perubahan resistansi hasil pengukuran sensor yang diikuti dengan perubahan frekuensi. Fungsi frekuensi dari IC 555 memberikan perubahan nilai tinggi muka air berbanding terbalik dengan nilai resistansi hasil pengukuran, sehingga pada penelitian ini nilai perubahan pada Tinggi Muka Air TMA berbanding terbalik dengan nilai resistansi sensor yang dihasilkan.

4.3 Ketahanan Korosi