Pengujian Tahap II METODOLOGI

23 Gambar 48. Hasil Uji Coba Sensor prototipe III Uji Tahap I terhadap Air Sungai Perubahan nilai resistansi dari 1meter ketinggian air untuk sensor prototipe III, dengan volume dan jenis kandungan air berbeda menunjukkan bahwa nilai resistansi pengujian mengikuti slope resistansi sensor pada keadaan kering tidak terendam air. Selisih nilai resistansi air dari hasil pengujian secara kasar yaitu antara 600 - 700 ohm dan untuk kandungan air elektrolit garam, basa dan asam semakin tinggi kandungannya maka nilai resistansinya semakin kecil.

b. Pengujian Tahap II

Pengujian pada tahap ini dilakukan pada ketinggian dan volume air tetap. Pencatatan nilai resistan air dilakukan 2 kali setiap awal dan akhir pengujian dalam selang 10 menitan, hal ini dimaksudkan untuk melihat respon time sensor terhadap perubahan tinggi muka air. Pada pengamatan ini kepekaan sensor terhadap nilai resistansi sangat tinggi, hal ini ditunjukkan pada menitan awal yaitu pada saat penambahan air pada tabung nilai resistansi yang dihasilkan sensor berkurang yaitu mengikuti perubahan tinggi muka air tersebut dan saat diakhir pengamatan pada ketinggian yang tetap, nilai resistan yang dihasilkan sensor relatif sama seperti diawal pengamatan. Gambar 49. Uji Coba Sensor III Tahap II 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 5000 10000 15000 20000 25000 Resistansi ohm T M A c m Uji Coba 1 Uji Coba 2 Uji Coba 3 Uji Coba 4 Uji Coba 5 R sensor Linear R sensor 24 Nilai resistansi hasil pengamatan diakhir pengamatan dalam ketinggian yang sama kondisi air tenang terdapat nilai resistan yang berubah-ubah, sehingga nilai selisih tersebut merupakan nilai resistansi acak. Nilai tersebut adalah selisih nilai resistansi maksimum dengan nilai minimum yang dicapai pada ketinggian yang sama. Gambar 50. Hasil Uji Coba Sensor prototipe III Uji Tahap II terhadap Air PDAM Pada pengujian untuk air PDAM, selisih resistansi maksimum pada akhir 10 menit dari pengamatan adalah 400 Ohm yaitu pada Tinggi Muka Air 50 cm dengan rata-rata selisih resistansi 145 ≈ 100 Ohm. Gambar 51. Hasil Uji Coba Sensor prototipe III Uji Tahap II terhadap Air Asam Untuk air asam pengujian yang dilakukan dari 0 hingga 80 cm memiliki nilai selisih nilai resistansi maksimum pada tinggi muka air 80 cm dengan selisih resistansi 290 ≈ 300 Ohm, sedangkan untuk rata-ratanya yaitu 181 ≈ 200 Ohm. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 5000 10000 15000 20000 25000 R ohm T M A c m Terendah Tertinggi 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 5000 10000 15000 20000 25000 R ohm T M A c m Terendah Tertinggi 25 Gambar 52. Hasil Uji Coba Sensor prototipe III Uji Tahap II terhadap Air Kolam Pada air kolam nilai rata-rata yang dihasilkan untuk selsisih resistansi sebesar 211 ≈ 200 ohm dan nilai selisih maksimum 350 ≈ 400 Ohm pada ketinggian air 10 cm Gambar 53. Hasil Uji Coba Sensor prototipe III Uji Tahap II terhadap Air Garam Untuk air garam kondisinya tidak jauh berbeda dengan pengamatan pada air kolam yaitu memiliki selisih maksimum pada ketinggian 10 cm sebesar 350 ≈ 400 Ohm dengan rata-rata 148 ≈ 100 Ohm. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 5000 10000 15000 20000 25000 R ohm T M A c m Terendah Tertinggi 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 5000 10000 15000 20000 25000 R ohm T M A c m Terendah Tertinggi 26 Gambar 54 Hasil Uji Coba Sensor prototipe III Uji Tahap II terhadap Air Basa Pada air basa memiliki nilai selisih resistan maksimum terbesar diantara kelima kandungan air, yaitu 500 ohm pada ketinggian air 20 cm dan rata-rata 120 ≈ 100 ohm Gambar 55. Hasil Uji Coba Sensor prototipe III Uji Tahap II terhadap Air Sungai Untuk air sungai nilai rata-rata yang didapat sebesar 120 ≈ 100 ohm dengan nilai maksimum 180 ≈ 200 ohm yaitu pada ketinggian air 1cm. Nilai resistansi acak berkisar 200 ohm, ini berarti setiap pengukuran pada TMA nilai resistansi akan berubah-ubah sebesar 200 ohm dari nilai sebenarnya. ketidakstabilan tersebut dipengaruhi oleh resistansi air dan dapat diabaikan jika nilai resistansi sensor jauh lebih besar dari nilai resistansi yang tidak stabil

4.5.3.2 Pengujian

Resistansi Air terhadap Pengaruh Suhu Pada dasarnya perubahan suhu pada air sungai tidak begitu besar. Hal ini dilakukan untuk memberikan kepastian bahwa suhu pada sensor resistansce wire tidak mempengaruhi nilai resistansi pengukuran yang dihasilkan. Pada tahap ini dilakukan 2 pengujian pada suhu dibawah 5 o C dan diatas 25 o C, untuk nilai suhu dibawah 25 o C atau pada kondisi normal telah dilakukan pada tahap I dan II yaitu pada suhu 23 o C 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 5000 10000 15000 20000 25000 R ohm T M A c m Terendah Tertinggi 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 5000 10000 15000 20000 25000 R ohm T M A c m Terendah Tertinggi 27 A Suhu 5 o C Pengujian pada air sungai dengan suhu dibawah keadaan normal dari suhu air sungai pada umumnya, memberikan gambaran bahwa sensor dapat mengabaikan pengaruh suhu dibawah keadaan suhu normal karena nilai resistansi yang dihasilkan oleh sensor pada suhu 5 o C dan pada keadaan normal suhu air sungai tidak jauh berbeda serta nilai resisitansi air pun masih dalam keadaan yang hampir sama Gambar 56. Hasil Uji Coba Sensor prototipe III pada Suhu 5 o C B Suhu 25 o C Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui perubahan resistansi yang dipengaruhi oleh suhu, yaitu suhu 25 o C hingga 45 o C. Pengukuran dilakukan pada 3 sampel ketinggian air yaitu pada ketinggian 23, 30 dan 40 cm. Nilai resistansi yang dihasilkan pada pengukuran ini relatif konstan jadi panas pada air tidak mempengaruhi besarnya nilai resistansi yang dihasilkan oleh sensor. Gambar 57. Hasil Uji Coba Sensor prototipe III pada Suhu 25 o C

4.6 Simulasi