4 universal joint untuk merubah arah putaran dan mengadaptasi poros yang tidak
sejajar antara poros PTO dan poros piringan pemotong.
B. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendesain dan melakukan pengujian fungsional prototipe alat kepras tebu tipe piringan berputar yang
digandengkan pada traktor 4-roda melalui 3 titik gandeng, dimana PTO traktor digunakan sebagai sumber tenaga putar.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tebu
Sacharum offlcinarum, Linn.
Divisi :
Spermatophyta Sub divisi
: Angiospermae
Kelas :
Monocotyledonae Keluarga
: Poaceae
Genus :
Saccharum Spesies
: Saccharum officinarum
Tanaman tebu merupakan tanaman perkebunan yang berasal dari India. Tebu merupakan salah satu tanaman tropis yang cocok dibudidayakan pada
daerah yang mempunyai ketinggian tanah 5 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Tanaman tebu dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, tetapi tanaman ini
akan tumbuh dengan baik pada tanah lempung kapur, lempung berpasir dan pasir berlempung Notojoewono, 1960; Sudiatso, 1983. Tanaman ini merupakan
tanaman penghasil gula yang baik karena dalam batang tebu ini terkandung + 20 cairan gula.
Tanaman tebu akan tumbuh dengan baik pada daerah yang panas dan lembab yaitu pada suhu 28-34
C dan kelambaban 70. Tanaman tebu akan tumbuh dengan baik apabila tanah sebagai media tanamnya mengandung cukup
air. Apabila ditanam di lahan tanpa irigasi maka penanaman tebu dilakukan saat musim penghujan. Di dataran rendah yang panas, tanaman tebu akan mempunyai
produktifitas yang tinggi dan pada dataran tinggi yang dingin tanaman ini akan mengalami
pertumbuhan yang
lambat dan
produktifitasnya rendah
Sudiatso,1983. Pertumbuhan tanaman tebu sangat dipengaruhi oleh iklim dimana tanaman
tersebut dibudidayakan. Sifat iklim yang perlu diketahui adalah penyebaran curah hujan bulanan, penyebaran curah hujan tahunan, jumlah bulan basah dan jumlah
bulan kering. Daerah yang sesuai untuk pengembangan tanaman tebu adalah dataran rendah dengan jumlah curah hujan tahunan 1500-3000 mm. Tanaman tebu
6 membutuhkan banyak air pada masa pertumbuhannya dan keadaan kering
menjelang waktu pemasakannya Notojoewono, 1960. Hujan yang terus-menerus pada masa pemasakan akan mengakibatkan pertumbuhan terus berlangsung dan
tidak ada kesempatan untuk proses pemasakan sehingga tingkat rendemen yang dihasilkan rendah. Agar dapat menghasilkan sukrosa tinggi, tanaman tebu
memerlukan suhu tertentu yaitu 22-28
o
C. Pada suhu kurang dari 21
o
C, pertumbuhan tebu akan terhambat bahkan jika suhu turun hingga 16
o
C pertumbuhan akan terhenti Barnes, 1964.
Batang tanaman tebu merupakan sumber gula. Namun demikian rendemen persentase gula yang dihasilkan hanya berkisar 10-15. Sisa
pengolahan batang tebu adalah: Tetes tebu molase yang diperoleh dari tahap pemisahan kristal gula dan masih mengandung gula 50-60, asam amino dan
mineral. Tetes tebu adalah bahan baku bumbu masak MSG, gula cair dan arak. Pucuk daun tebu yang diperoleh pada tahap penebangan digunakan untuk pakan
ternak dalam bentuk silase, pelet dan wafer.Ampas tebu yang merupakan hasil samping dari proses ekstraksi cairan tebu. Dimanfaatkan sebagai bahan bakar
pabrik, bahan industri kertas, particle board dan media untuk budidaya jamur atau dikomposkan untuk pupuk. Blotong yang merupakan hasil samping proses
penjernihan. Bahan organik ini dipakai sebagai pupuk tanaman tebu.
B. Kepras Tebu