Alat dan Bahan Metode Penelitian

15

III. METODOLOGI PENELITIAN A.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2007 sampai dengan September 2007. Desain pembuatan prototipe dan uji performansi dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Leuwikopo Departemen Teknik Pertanian Intitut Pertanian Bogor.

B. Alat dan Bahan

Alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Alat bengkel: 1. Unit las karbit dan las listrik 2. Gerinda listrik 3. Mesin bor 4. Meteran 5. Tools box b. Alat pengujian: 1. Unit traktor 4-roda Kubota L3050 2. Unit kepras tebu hasil rancangan 3. Handystrain meter 4. Meteran 5. Slip ring 6. Bridge box 7. Tachometer digital c. Alat bantu: 1. Satu unit PC dengan Program Auto CAD 2006 yang digunakan dalam pembuatan desain alat 2. Peralatan pengukuran pengoperasian alat kepras tebu. Bahan penelitian yang digunakan adalah : 3. Lahan tebu. 16 Selesai Uji fungsional Konsep desain Pembuatan prototipe Berhasil Analisis masalah Identifikasi masalah Mulai

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan rancangan secara umum yaitu berdasarkan pendekatan rancangan fungsional dan pendekatan rancangan struktural. Adapun tahapan penelitian terdapat pada Gambar 9. tidak ya Gambar 9. Tahapan penelitian alat kepras tebu tipe piringan berputar 17 1. Identifikasi masalah Identifikasi masalah merupakan langkah awal dalam perancangan alat. Pada alat kepras tebu sebelumnya ditemukan beberapa kendala yaitu : 1 tidak adanya rangka tarik sehingga sulit dioperasikan di lahan, 2 kurang efisiennya penggunaan tenaga putar. 2. Analisis masalah Setelah diketahui permasalahan yang ada pada alat kepras tebu sebelumnya maka dilakukan analisis permasalahan. Dalam tahapan ini dilakukan analisis untuk mendapatkan solusi permasalahan yang sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan. Solusi inilah yang selanjutnya akan diterapkan dalam pembuatan konsep desain alat kepras tebu hasil modifikasi. 3. Konsep desain. Dengan melakukan analisis permasalahan yang ada dan pengumpulan ide- ide pemecahan masalah yang mempertimbangkan beberapa aspek yang terkait. Setelah dilakukan analisis masalah yang ada, dilakukan perumusan untuk menghasilkan beberapa konsep desain fungsional maupun struktural yang dilengkapi dengan gambar sketsa, analisis teknik, perkiraan kapasitas lapang teoritis, prasarat dan sistem yang mendukung efektifitas operasional alat di lapangan. Modifikasi dalam desain struktural dilaksanakan dengan membuat suatu rangka yang dilengkapi dengan tiga titik gandeng sehingga dapat mempermudah pemasangan pada traktor dan mempermudah dalam operasi alat di lahan. Untuk desain fungsional modifikasi yang dilakukan adalah penggantian sumber tenaga putar yang sebelumnya menggunakan motor listrik yang kemudian akan diganti dengan PTO. Sebagai penyalur tenaga putar dari PTO ke piringan pemotong digunakan gearbox dengan sudut antara input dan output 90 o . Hal ini dimaksudkan agar mengefisienkan energi yang dikeluarkan dan juga kemudahan dalam penggunaannya. Untuk mendapatkan titik pemotongan alat agar berada di tengah guludan, maka dilakukan pengeseran piringan pemotong yang semula berada di sebelah kanan rangka tegak diubah menjadi di sebelah kiri rangka tegak. 18 Adapun konsep desain dari modifikasi alat kepras tebu dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Unit kepras tebu dengan rangka tarik 4. Pembuatan prototipe alat kepras tebu. Setelah desain modifikasi alat kepras tebu ini selesai, kemudian dibuatlah prototipe alat kepras tebu sesuai dengan hasil desain modifikasi yang telah dilakukan. Pembuatan prototipe ini dilakukan di Laboratorium Lapangan Leuwikopo Departemen Teknik Pertanian Intitut Pertanian Bogor. Pembuatan prototipe ini dilakukan agar dapat dilakukan pengujian dilapangan apakah alat tersebut dapat berfungsi sesuai dengan desain yang diinginkan atau tidak. 5. Uji fungsional. Uji fungsional dilakukan untuk mengetahui apakah setiap bagian pada alat telah berfungsi dengan baik atau tidak. Pengujian ini dilakukan setelah alat kepras tebu telah selesai dalam pembuatan dan perangkaiannya. Uji fungsional berupa uji alat stasioner maupun uji fungsional di lahan. Untuk uji stasioner, alat kepras tebu ini dioperasikan di tempat tanpa menyentuh tanah. Uji stasioner dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat telah berfungsi dengan baik sebelum Gearbox Rangka tarik Roda pengatur kedalaman Piringan pemotong 19 dilakukan uji fungsional. Pada uji stasioner dilakukan pengukuran kecepatan putar dari piringan pemotong. Sedangkan uji fungsional langsung dilakukan di lahan untuk mengetahui apakah alat kepras tebu ini dapat berfungsi dengan baik pada kondisi penggunaan di lahan. Uji fungsional dilakukan pada lahan tebu yang mempunyai jarak antar puncak guludan atau jarak pohon ke pohon PKP + 125 cm. Disamping itu uji fungsional bertujuan untuk mengetahui besarnya kecepatan maju dan kapasitas lapang dari alat kepras tebu ini. Dalam uji fungsional ini, dapat diketahui lebar keprasan dari alat ini apakah sudah sesuai dengan kondisi luasan rumpun tanaman tebu. 20

IV. ANALISA RANCANGAN A.