Perubahan Histopatologi Organ Otot

Tabel 1 Jumlah rata-rata sel goblet per lima lamela sekunder. Sampel Rata-rata jumlah sel Goblet per lima lamela sekunder insang 1 10 2 13 3 32 4 22 5 11 6 15 7 16 8 24 9 33 10 30 11 44 12 75 13 24 14 26 15 28 16 30 17 26 18 39 Rata-rata 27,6667±15,8395 Tabel 1 menunjukan jumlah rata-rata sel goblet setiap lima lamela sekunder insang. Secara umum proliferasi sel goblet insang tidak menunjukkan angka yang tinggi, tetapi pada beberapa insang yang terinfeksi cacing dapat di lihat bahwa sel gobletnya mengalami pertambahan jumlah.

4.2 Perubahan Histopatologi Organ Otot

Perubahan patologis yang ditemukan pada otot ikan mas yang diteliti tidak terlalu banyak. Pada otot yang diteliti juga tidak ditemukan parasit atau agen penyakit lain seperti bakteri, virus atau jamur. Perubahan yang ditemukan lebih banyak diduga karena faktor kekurangan nutrisi makanan Grafik 2. Otot ikan merupakan bagian tubuh ikan yang paling penting dan lazim disebut daging ikan. Struktur anatomi dan histologi otot ikan identik dengan struktur otot mamalia sehingga kelainan yang terjadi juga hampir sama. Perubahan yang banyak ditemukan pada otot ikan antara lain degenerasi dan nekrosa miofibril Haensly et al. 1982. Respon terhadap infeksi parasit, bakteri, virus atau kekurangan nutrisi 36 akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan penurunan kualitas daging ikan. 2 4 6 8 10 12 Degenerasi lemak Degenerasi hyalin Nekrosa serabut otot Edema Jenis perubahan Ju m la h ika n ya n g o to tn ya me ng a la m i pe ru ba ha n Grafik 2 Perubahan yang terjadi pada otot Nekrosa serabut otot Gambar 7 merupakan kelainan yang terjadi berupa lisisnya sel-sel otot yang terlihat menjadi lubang-lubang. Nekrosa serabut otot dapat terjadi karena iskemia atau berhentinya suplai darah ke suatu jaringan otot, kekurangan nutrisi dan penyakit infeksius. Asupan nutrisi yang kurang akan menyebabkan otot mengalami atropi Gambar 7. Kekurangan beberapa jenis vitamin vitamin C dan B komplek dan vitamin E dapat menyebabkan gangguan pada otot juga. Biotin dan thiamin dapat menyebabkan atropi otot, sedangkan kekurangan asam pantotenat dapat menyebabkan atropi insang. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan anemia, anoreksia dan abnormalitas kartilago, sedangkan distropi otot dapat disebabkan karena kekurangan vitamin E Purwakusuma 2007. Iskemia atau berhentinya aliran darah menyebabkan nekrosa sel-sel otot. Pembendungan darah pada pembuluh darah di sekitar otot dapat berlanjut menjadi edema Gambar 7 sehingga serabut otot akan tampak menjadi jarang karena rongga antar serabutnya berisi cairan. 37 B A Gambar 7 Edema yang menyebabkan serabut otot tidak teratur kepala panah. Nekrosa serabut otot Panah A. Degenerasi hyalin lingkaran B. Pewarnaan HE. Bar A 60 μm; B 40m μ Degenerasi hyalin adalah keadaan serabut otot yang menunjukan penampilan homogen dan menyerap pewarnaan eosin secara dominan Gambar 7. Serabut otot yang mengalami degenerasi hyalin akan lebih mudah rusak dibandingkan serabut otot yang normal. Nukleus otot pada serabut otot normal yang berada di sekitar otot yang mengalami hyalinasi terkadang mengalami hiperplasia. Beberapa serabut otot yang terlihat normal di sekitar serabut yang terhyalinasi sering memperlihatkan pemisahan longitudinal yang frequen Hibiya 1995 38 A B L Gambar 8 Sebagaian besar otot mengalami nekrosa serabut otot A. Penumpukan lemak L. Edema Panah B. Pewarnaan HE. Bar A 40 μm; B 60μm. Degenerasi lemak Gambar 8 terjadi karena akumulasi lipid dan gangguan metabolisme lemak karena kekurangan enzim lipase intraseluler atau asupan nutrisi yang mengandung lemak yang tinggi. Lemak pada otot ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rasa daging ikan. Degenerasi lemak juga dapat terjadi karena penyakit infeksi, ketidakseimbangan nutrisi dan beberapa bahan toksik. Kerusakan otot ikan ini memang terkadang tidak terlihat secara fisik dan tidak menyebabkan kematian tetapi kerusakan ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan akan berdampak nyata terhadap nilai ekonomi ikan secara umum.

4.3 Perubahan Histopatologi Organ Usus