57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum SMK Negeri 2 Semarang
SMKN 2 Semarang SMEA 1 Semarang berdiri pada tanggal 26 Juni 1951. Berdasarkan SK No. 0421C4 T.92 tertanggal Februari 1995. SMK Negeri 2
Semarang ditunjuk oleh pemerintah sebagai salah satu sekolah model dari 5 lima sekolah model di Indonesia yang memperoleh bantuan konsultan dari Jerman
1995 s.d. 2001. SMK Negeri 2 Semarang telah memiliki sertifikat ISO 9001 : 2008.
Pendidikan Sistem
Ganda PSG,
merupakan suatu
bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja
langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.
Adapun visi dan misi SMK Negeri 2 Semarang adalah sebagai berikut: Visi Sekolah
: Mewujudkan Sekolah Menengah Kejuruan yang berkualitas dan religius di bidang bisnis, pariwisata, dan teknologi untuk
menanggapi persaingan di era global. Misi Sekolah :1. Menghasilkan lulusan yang bertaqwa, berakhlak mulia,
produktif, adaptif, kreatif dan inovatif serta mampu melaksanakan hak kewajibannya sebagai warga negara.
2. Menjalin kerjasama saling menguntungkan dengan DUDI untuk pelaksanaan Prakerin Praktik Kerja Industri siswa
guna meningkatkan ketrampilan dan kemampuan siswa. 3. Meningkatkan kecerdasan yang bermartabat dan didasari azas
kecakapan hidup sesuai dengan kejuruan. 4. Menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten.
5. Menjadikan SMKN 2 Semarang sebagai pusat pendidikan dan pelatihan, Tempat Uji Kompetensi dan Sertifikasi TUK.
6. Menghasilkan tamatan yang berkualitas dan mampu bersaing
di pasar tenaga kerja baik nasional maupun internasional.
http:smkn2smg.sch.idindex.php?option=com_contentview=articleid=75I temid=81
4.2
Hasil Penelitian 4.2.1
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui profil tentang Praktik Kerja Industri, prestasi belajar mata diklat produktif Akuntansi, dan kesiapan
memasuki dunia kerja pada siswa kompetensi keahlian Akuntansi SMK Negeri 2 Semarang. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa dari total
populasi 156 siswa, tetapi ada satu siswa yang tidak mengumpulkan angket sehingga data yang diolah hanya 74 siswa. Berikuti ini adalah hasil gambaran
kondisi tiap variabel.
4.2.1.1 Praktik Kerja Industri X1
Variabel Praktik Kerja Industri terdiri dari beberapa komponen penilaian, yaitu aspek non teknis yang terdiri dari disiplin, kemauan dan motivasi, perilaku,
kerjasama serta inisiatif dan kreatifitas. Aspek prestasi kerja dibidang komputer dan pembukuan. Untuk variabel Praktik Kerja Industri peneliti tidak membagikan
angket kepada responden, tetapi dengan cara mengambil nilai Praktik Kerja Industri yang telah dilaksanakan saat siswa kelas XI.
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Praktik Kerja Industri
No Interval Frekuensi
Predikat 1
85 – 100
43 58
A 2
76 – 84
31 42
B 3
66 – 75
C 4
50 – 65
D Jumlah
74 100
Sumber: Data penelitian yang diolah 2012
Secara umum nilai Praktik Kerja Industri siswa kompetensi keahlian Akuntansi SMK Negeri 2 Semarang dalam kategori sangat baik yaitu sebesar 58
atau 43 siswa dan 42 atau 31 siswa dalam kategori baik.
4.2.1.2 Prestasi Belajar Mata Diklat Produktif Akuntansi X2
Variabel prestasi belajar mata diklat produktif Akuntansi terdiri dari nilai rapor mata diklat produktif Akuntansi siswa kompetensi keahlian Akuntansi kelas
XI sejak kelas X semester I sampai dengan kelas XI semester II. Adapun rincian mata diklat produktif Akuntansi sejak kelas X semester I sampai kelas XI
semester II yaitu: mata diklat produktif kelas X semester I: mengelola dokumen transaksi, memproses entri jurnal, memproses buku besar, menyusun laporan
keuangan. Mata diklat produktif Akuntansi kelas X semester II yaitu: memproses
entri jurnal, memproses buku besar, menyusun laporan keuangan. Mata diklat produktif Akuntansi kelas XI semester I yaitu: memproses dokumen dana kas
kecil, memproses dokumen dana kas di Bank, mengelola kartu piutang, mengoperasikan paket program. Mata diklat produktif Akuntansi kelas XI
semester II yaitu: mengelola penerimaan barang supplies, mengelola kartu persediaan supplies, mengelola kartu persediaan barang dagang, mengelola
administrasi gudang, mengelola aktiva tetap. Ditinjau dari nilai rata-rata mata diklat produktif Akuntansi siswa sejak
kelas X sampai dengan kelas XI diperoleh hasil dari seperti tampak pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Analisis Deskriptif Prestasi Belajar Mata Diklat Produktif Akuntansi
No Interval Frekuensi
Kriteria 1
90 – 100
Sangat Baik 2
80 – 89
65 88
Baik 3
70 – 79
9 12
Cukup 4
– 69 Kurang
Jumlah 74
100
Sumber: Data penelitian yang diolah 2012
Secara umum prestasi belajar mata diklat produktif Akuntansi siswa kompetensi keahlian Akuntansi SMK Negeri 2 Semarang dalam kategori baik
yaitu sebesar 88 atau 65 siswa dan 12 atau 9 siswa dalam kategori cukup.
4.2.1.3 Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Y
Variabel kesiapan memasuki dunia kerja terdiri dari indikator mental dan sikap, keterampilan, serta ilmu dan pengetahuan. Hasil dari penelitian tentang
kesiapan memasuki dunia kerja pada siswa kompetensi keahlian Akuntansi kelas XI di SMK Negeri 2 Semarang berdasarkan jawaban angket dari masing-masing
siswa disajikan dalam Tabel 4.3.
Secara umum kesiapan memasuki dunia kerja siswa kompetensi keahlian Akuntansi SMK Negeri 2 Semarang dalam kategori cukup yaitu sebesar 63,51
atau 47 siswa. Adapula siswa yang dalam kategori sangat tinggi yaitu sebesar 2,70 atau 2 siswa. Sedangkan sisanya yaitu dalam kategori tinggi sebesar 6,76
atau 5 siswa, dalam kategori rendah sebesar 20,27 atau 15 siswa dan sangat rendah sebesar 6,76 atau 5 siswa.
Tabel 4.3 Analisis Deskriptif Kesiapan Memasuki Dunia Kerja
No Interval
Frekuensi Keterangan
1 131
– 136 2
2,70 Sangat Tinggi
2 125
– 130 5
6,76 Tinggi
3 119
– 124 47
63,51 Cukup 4
113 – 118
15 20,27 Rendah
5 107
– 112 5
6,76 Sangat Rendah
Jumlah 74
100
Sumber: Data penelitian yang diolah 2012 4.2.1.3.1
Mental dan Sikap
Kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja salah satunya dapat dilihat dari mental dan sikapnya yang diperoleh dari angket penelitian dengan jumlah
pertanyaan 16 butir. Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mental dan sikap dari sebagian besar siswa memiliki kesiapan dalam kategori cukup dalam
memasuki dunia kerja yaitu sebesar 50 atau 37 siswa, sedangkan 8,11 atau 6 siswa dalam kategori sangat tinggi, 24,32 atau 18 siswa dalam kategori tinggi,
16,22 atau 12 siswa dalam kategori rendah dan 1,35 atau 1 siswa dalam kategori sangat rendah.
Berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa disajikan dalam Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Analisis Deskriptif Mental dan Sikap
No Interval
Frekuensi Keterangan
1 68
– 72 6
8,11 Sangat Tinggi
2 63
– 67 18
24,32 Tinggi 3
58 – 62
37 50
Cukup 4
53 – 57
12 16,22 Rendah
5 48
– 52 1
1,35 Sangat Rendah
Jumlah 74
100
Sumber: Data penelitian yang diolah 2012 4.2.1.3.2
Keterampilan
Kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja dapat dilihat dari keterampilan siswa yang diperoleh dari angket penelitian dengan jumlah
pertanyaan 13 butir. Dari hasil analisis deskriptif persentase ternyata ada 36,49 atau 27 siswa yang memiliki keterampilan kategori cukup dalam memasuki dunia
kerja. Berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa disajikan dalam Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Analisis Deskriptif Keterampilan
No Interval
Frekuensi Keterangan
1 55
– 59 5
6,76 Sangat Tinggi
2 50
– 54 25
33,78 Tinggi 3
45 – 49
27 36,49 Cukup
4 40
– 44 14
18,92 Rendah 5
35 – 39
3 4,05
Sangat Rendah Jumlah
74 100
Sumber: Data penelitian yang diolah 2012
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa keterampilan dari sebagian siswa dalam kategori cukup yaitu sebesar 36,49 atau 27 siswa, sedangkan 33,78 atau 25
siswa dalam kategori tinggi, 18,92 atau 14 siswa dalam kategori rendah, 4,05
atau 3 siswa dalam kategori sangat rendah dan hanya 6,76 atau 5 siswa dalam kategori sangat tinggi.
4.2.1.3.3 Ilmu dan Pengetahuan
Kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja dapat dilihat dari ilmu dan pengetahuan siswa yang diperoleh dari angket penelitian dengan jumlah
pertanyaan 3 butir. Berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa disajikan dalam Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Analisis Deskriptif Ilmu dan Pengetahuan
No Interval
Frekuensi Keterangan
1 14
– 15 12
13,51 Sangat Tinggi 2
12 – 13
28 37,84 Tinggi
3 10
– 11 27
36,49 Cukup 4
8 – 9
6 8,11
Rendah 5
6 – 7
3 4,05
Sangat Rendah Jumlah
74 100
Sumber: Data penelitian yang diolah 2012
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian siswa memiliki ilmu dan pengetahuan dalam kategori tinggi dalam memasuki dunia kerja yaitu sebesar
37,84 atau 28 siswa, sedangakan 13,51 atau 12 siswa dalam kategori sangat tinggi, 36,49 atau 27 siswa dalam kategori cukup, 8,11 atau 6 siswa dalam
kategori rendah dan 4,05 atau 3 siswa dalam kategori sangat rendah.
4.2.2 Analisis Statistik
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak Ghozali,
2009. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji statistik
menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov Uji K-S, analisis grafik dilihat dalam P- P Plot dan Histogram yang diperoleh dari bantuan SPSS Statistical Package for
Social Science versi 16.0. Jika nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari taraf kesalahan yang diberlakukan sig
α 5, maka data tidak terdistribusi secara normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.7 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 74
Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation 3.26791537
Most Extreme Differences Absolute
.113 Positive
.075 Negative
-.113 Kolmogorov-Smirnov Z
.970 Asymp. Sig. 2-tailed
.304
Sumber: Output SPSS, 2012
Dari Tabel 4.7 dapat diketahui besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,970 dan signifikansi pada 0,304 jauh diatas 0,05 maka Ho diterima dan dapat
disimpulkan data berdistribusi normal. Normalitas data dapat juga diketahui dengan menggunakan grafik
histogram dan grafik normal probability plot. Grafik histogram dan grafik normal P-Plot dapat memperlihatkan data yang berdistribusi normal atau memenuhi
asumsi dasar model regresi apabila penyebaran data terbentuk pada grafik histogram tidak menceng ke kiri atau ke kanan dan titik-titik pada grafik normal
P-Plot menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
4.2.2.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.2.2.1 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Deteksi adanya multikolinearitas dipergunakan nilai VIF Varian Infalaction Factor, bila
nilai VIF dibawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,1 berarti data bebas multikolinearitas. Dapat pula dideteksi dengan melihat korelasi antara variabel
bebas bila masih di bawah 95 maka disimpulkan tidak mengandung multikolineritas.
Hasil uji multikolinearitas dengan SPSS versi 16.00 memberikan hasil dalam Tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas Coefficient
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
3.110 13.755
.226 .822
X1 .688
.118 .488
5.820 .000
.987 1.014
X2 .715
.129 .466
5.557 .000
.987 1.014
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Output SPSS, 2012
Dari Tabel 4.8 diatas, diperoleh nilai VIF untuk variabel X1 sebesar 1,014, untuk variabel X2 sebesar 1,014. Sedangkan tolerance untuk variabel X1 sebesar
0,987, untuk variabel X2 sebesar 0,987. Kedua veriabel memiliki nilai VIF 10
dan tolerance 0,1, sehingga variabel independen dalam penelitian ini bebas dari multikolinearitas.
4.2.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada penelitian ini digunakan uji Glejser untuk
mengetahui terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas. Hasil uji Glejser terlihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 10.122
9.292 1.089
.280 X1
-.109 .080
-.161 -1.364
.177 X2
.018 .087
.025 .209
.835 a. Dependent Variable: Abs_res
Sumber : Output SPSS, 2012
Dari data Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai t statistic dari seluruh variabel bebas tidak ada yang signifikan secara statistik. Hal ini terlihat dari
probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini tidak mengalami heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas dapat juga diketahui dengan menggunakan grafik scatterplot. Berdasarkan grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tersebar tinggi di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.2.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara Praktik Kerja
Industri X1 dan Prestasi Belajar Mata Diklat Produktif Akuntansi X2 terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Y siswa kompetensi keahlian Akuntansi di
SMK Negeri 2 Semarang. Hasil analisis regresi berganda terlihat dalam Tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10 Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 3.110
13.755 .226
.822 X1
.688 .118
.488 5.820
.000 X2
.715 .129
.466 5.557
.000 a. Dependent Variable: Y
Sumber : Output SPSS, 2012
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dalam Tabel 4.10 dapat dirumuskan persamaan regresi berganda dalam penelitian ini sebagai berikut :
Y
= 3,110 + 0,688 X
1
+ 0,715 X
2
Model regresi tersebut mengandung arti : 1. Konstanta 3,110 berarti bahwa jika variabel Prakerin X
1
dan prestasi belajar mata diklat produktif Akuntansi X
2
sebesar 0 nol, maka kesiapan memasuki dunia kerja siswa kompetensi keahlian Akuntansi sebesar 3,110.
2. Koefisien Prakerin X
1
sebesar 0,688 berarti bahwa setiap kenaikan 1 satu skor Prakerin diikuti kenaikan kesiapan memasuki dunia kerja siswa
kompetensi keahlian Akuntansi sebesar 0,688, dengan asumsi prestasi belajar mata diklat produktif Akuntansi dalam keadaan tetap.
3. Koefisien prestasi belajar mata diklat produktif Akuntansi X
2
sebesar 0,715 mempunyai arti bahwa tiap kenaikan 1 satu skor prestasi belajar mata diklat
produktif Akuntansi akan mengakibatkan kenaikan kesiapan memasuki dunia kerja siswa kompetensi keahlian Akuntansi sebesar 0,715, dengan asumsi
Prakerin dalam keadaan tetap.
4.2.2.4 Uji Hipotesis Penelitian
4.2.2.4.1 Uji F atau Uji Simultan
Uji hipotesis secara simultan uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama simultan variabel-variabel independen
bebas terhadap variabel dependen terikat.
Tabel 4.11 Uji Hipotesis Simultan
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
804.048 2
402.024 36.614
.000
a
Residual 779.587
71 10.980
Total 1583.635
73 a. Predictors: Constant, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Output SPSS, 2012
Pada tabel 4.11 terlihat sig = 0,000 0,05, maka Ho ditolak pada derajat
kepercayaan 5, dengan kata lain Ha
1
diterima, yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara variabel Praktik Kerja Industri X1 dan Prestasi Belajar Mata
Diklat Produktif Akuntansi X2 terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Y siswa kompetensi keahlian Akuntansi di SMK Negeri 2 Semarang.
4.2.2.4.2 Uji t atau Uji Parsial
Uji hipotesis secara parsial uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil analisis dengan
bantuan SPSS for Windows Release 16.0 menunjukkan hasil dalam Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Uji Hipotesis Parsial
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 3.110
13.755 .226
.822 X1
.688 .118
.488 5.820
.000 X2
.715 .129
.466 5.557
.000 a. Dependent Variable: Y
Sumber : Output SPSS, 2012
Pada tabel 4.12 tersebut variabel Prakerin X1 sig = 0,000 0,05, maka
Ho ditolak pada derajat kepercayaan 5, dengan kata lain Ha
2
diterima, yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara variabel Praktik Kerja Industri X1 dan
Prestasi Belajar Mata Diklat Produktif Akuntansi X2 terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Y siswa kompetensi keahlian Akuntansi di SMK Negeri
2 Semarang. Kemudian variabel prestasi belajar mata diklat produktif Akuntansi X2
sig = 0,000 0,05, maka Ho ditolak pada derajat kepercayaan 5, dengan kata
lain Ha
3
diterima, yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara variabel Praktik Kerja Industri X1 dan Prestasi Belajar Mata Diklat Produktif Akuntansi X2
terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Y siswa kompetensi keahlian Akuntansi di SMK Negeri 2 Semarang.
4.2.2.4.3 Koefisien Determinasi Simultan R
2
Koefisien Determinasi Simultan R
2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi antara nol 0 dan satu 1. Hasil analisis regresi untuk koefisien determinasi simultan R
2
dapat dilihat dalam Tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13 Koefisien Determinasi Simultan R
2
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.713
a
.508 .494
3.31362 a. Predictors: Constant, X2, X1
Sumber : Output SPSS, 2012
Dari Tabel 4.13 terlihat hasil analisis didapat nilai Adjusted R Square sebesar 0,494. Nilai 0,494 mempunyai arti secara simultan Praktik Kerja Industri
X1 dan Prestasi Belajar Mata Diklat Produktif Akuntansi X2 terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Y siswa kompetensi keahlian Akuntansi di
SMK Negeri 2 Semarang sebesar 49,4, sedangkan 50,6 lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
4.2.2.4.4 Koefisien Determinasi Parsial r
2
Koefisien Determinasi Parsial r
2
digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh masing-masing prediktor atau variabel. Derajat
antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian ini dapat diketahui dari harga koefisien korelasi secara parsial. Hasil analisis regresi
koefisien determinasi parsial r
2
dapat dilihat dalam Tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14 Koefisien Determinasi Parsial r
2
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
T Sig.
Correlations B
Std. Error Beta
Zero- order
Partial Part
1 Constan
t 3.110
13.755 .226
.822 X1
.688 .118
.488 5.820
.000 .542
.568 .485
X2 .715
.129 .466
5.557 .000
.522 .551
.463 a. Dependent Variable: Y
Sumber : Output SPSS, 2012 a.
Pengaruh Program Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK
Negeri 2 Semarang
Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.14 terlihat nilai Partial dalam kolom correlations untuk variabel X1 memiliki kontribusi terhadap Y
sebesar 0,568
2
x 100 = 32,3 artinya variasi Y dapat dijelaskan oleh variabel X1 sebesar 32,3 sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
dijelaskan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa besarnya pengaruh
program praktik kerja industri terhadap kesiapan memasuki dunia kerja siswa kompetensi keahlian akuntansi SMK Negeri 2 Semarang sebesar 32,3.
b. Pengaruh Prestasi Belajar Mata Diklat Produktif Akuntansi Terhadap