Gambaran Umum SMK Negeri 2 Semarang

57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum SMK Negeri 2 Semarang

SMKN 2 Semarang SMEA 1 Semarang berdiri pada tanggal 26 Juni 1951. Berdasarkan SK No. 0421C4 T.92 tertanggal Februari 1995. SMK Negeri 2 Semarang ditunjuk oleh pemerintah sebagai salah satu sekolah model dari 5 lima sekolah model di Indonesia yang memperoleh bantuan konsultan dari Jerman 1995 s.d. 2001. SMK Negeri 2 Semarang telah memiliki sertifikat ISO 9001 : 2008. Pendidikan Sistem Ganda PSG, merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Adapun visi dan misi SMK Negeri 2 Semarang adalah sebagai berikut: Visi Sekolah : Mewujudkan Sekolah Menengah Kejuruan yang berkualitas dan religius di bidang bisnis, pariwisata, dan teknologi untuk menanggapi persaingan di era global. Misi Sekolah :1. Menghasilkan lulusan yang bertaqwa, berakhlak mulia, produktif, adaptif, kreatif dan inovatif serta mampu melaksanakan hak kewajibannya sebagai warga negara. 2. Menjalin kerjasama saling menguntungkan dengan DUDI untuk pelaksanaan Prakerin Praktik Kerja Industri siswa guna meningkatkan ketrampilan dan kemampuan siswa. 3. Meningkatkan kecerdasan yang bermartabat dan didasari azas kecakapan hidup sesuai dengan kejuruan. 4. Menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten. 5. Menjadikan SMKN 2 Semarang sebagai pusat pendidikan dan pelatihan, Tempat Uji Kompetensi dan Sertifikasi TUK. 6. Menghasilkan tamatan yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar tenaga kerja baik nasional maupun internasional. http:smkn2smg.sch.idindex.php?option=com_contentview=articleid=75I temid=81 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui profil tentang Praktik Kerja Industri, prestasi belajar mata diklat produktif Akuntansi, dan kesiapan memasuki dunia kerja pada siswa kompetensi keahlian Akuntansi SMK Negeri 2 Semarang. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa dari total populasi 156 siswa, tetapi ada satu siswa yang tidak mengumpulkan angket sehingga data yang diolah hanya 74 siswa. Berikuti ini adalah hasil gambaran kondisi tiap variabel.

4.2.1.1 Praktik Kerja Industri X1

Variabel Praktik Kerja Industri terdiri dari beberapa komponen penilaian, yaitu aspek non teknis yang terdiri dari disiplin, kemauan dan motivasi, perilaku, kerjasama serta inisiatif dan kreatifitas. Aspek prestasi kerja dibidang komputer dan pembukuan. Untuk variabel Praktik Kerja Industri peneliti tidak membagikan angket kepada responden, tetapi dengan cara mengambil nilai Praktik Kerja Industri yang telah dilaksanakan saat siswa kelas XI. Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Praktik Kerja Industri No Interval Frekuensi Predikat 1 85 – 100 43 58 A 2 76 – 84 31 42 B 3 66 – 75 C 4 50 – 65 D Jumlah 74 100 Sumber: Data penelitian yang diolah 2012 Secara umum nilai Praktik Kerja Industri siswa kompetensi keahlian Akuntansi SMK Negeri 2 Semarang dalam kategori sangat baik yaitu sebesar 58 atau 43 siswa dan 42 atau 31 siswa dalam kategori baik.

4.2.1.2 Prestasi Belajar Mata Diklat Produktif Akuntansi X2

Variabel prestasi belajar mata diklat produktif Akuntansi terdiri dari nilai rapor mata diklat produktif Akuntansi siswa kompetensi keahlian Akuntansi kelas XI sejak kelas X semester I sampai dengan kelas XI semester II. Adapun rincian mata diklat produktif Akuntansi sejak kelas X semester I sampai kelas XI semester II yaitu: mata diklat produktif kelas X semester I: mengelola dokumen transaksi, memproses entri jurnal, memproses buku besar, menyusun laporan keuangan. Mata diklat produktif Akuntansi kelas X semester II yaitu: memproses entri jurnal, memproses buku besar, menyusun laporan keuangan. Mata diklat produktif Akuntansi kelas XI semester I yaitu: memproses dokumen dana kas kecil, memproses dokumen dana kas di Bank, mengelola kartu piutang, mengoperasikan paket program. Mata diklat produktif Akuntansi kelas XI semester II yaitu: mengelola penerimaan barang supplies, mengelola kartu persediaan supplies, mengelola kartu persediaan barang dagang, mengelola administrasi gudang, mengelola aktiva tetap. Ditinjau dari nilai rata-rata mata diklat produktif Akuntansi siswa sejak kelas X sampai dengan kelas XI diperoleh hasil dari seperti tampak pada Tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Analisis Deskriptif Prestasi Belajar Mata Diklat Produktif Akuntansi No Interval Frekuensi Kriteria 1 90 – 100 Sangat Baik 2 80 – 89 65 88 Baik 3 70 – 79 9 12 Cukup 4 – 69 Kurang Jumlah 74 100 Sumber: Data penelitian yang diolah 2012 Secara umum prestasi belajar mata diklat produktif Akuntansi siswa kompetensi keahlian Akuntansi SMK Negeri 2 Semarang dalam kategori baik yaitu sebesar 88 atau 65 siswa dan 12 atau 9 siswa dalam kategori cukup.

4.2.1.3 Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Y

Variabel kesiapan memasuki dunia kerja terdiri dari indikator mental dan sikap, keterampilan, serta ilmu dan pengetahuan. Hasil dari penelitian tentang kesiapan memasuki dunia kerja pada siswa kompetensi keahlian Akuntansi kelas XI di SMK Negeri 2 Semarang berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa disajikan dalam Tabel 4.3. Secara umum kesiapan memasuki dunia kerja siswa kompetensi keahlian Akuntansi SMK Negeri 2 Semarang dalam kategori cukup yaitu sebesar 63,51 atau 47 siswa. Adapula siswa yang dalam kategori sangat tinggi yaitu sebesar 2,70 atau 2 siswa. Sedangkan sisanya yaitu dalam kategori tinggi sebesar 6,76 atau 5 siswa, dalam kategori rendah sebesar 20,27 atau 15 siswa dan sangat rendah sebesar 6,76 atau 5 siswa. Tabel 4.3 Analisis Deskriptif Kesiapan Memasuki Dunia Kerja No Interval Frekuensi Keterangan 1 131 – 136 2 2,70 Sangat Tinggi 2 125 – 130 5 6,76 Tinggi 3 119 – 124 47 63,51 Cukup 4 113 – 118 15 20,27 Rendah 5 107 – 112 5 6,76 Sangat Rendah Jumlah 74 100 Sumber: Data penelitian yang diolah 2012 4.2.1.3.1 Mental dan Sikap Kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja salah satunya dapat dilihat dari mental dan sikapnya yang diperoleh dari angket penelitian dengan jumlah pertanyaan 16 butir. Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mental dan sikap dari sebagian besar siswa memiliki kesiapan dalam kategori cukup dalam memasuki dunia kerja yaitu sebesar 50 atau 37 siswa, sedangkan 8,11 atau 6 siswa dalam kategori sangat tinggi, 24,32 atau 18 siswa dalam kategori tinggi, 16,22 atau 12 siswa dalam kategori rendah dan 1,35 atau 1 siswa dalam kategori sangat rendah. Berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa disajikan dalam Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Analisis Deskriptif Mental dan Sikap No Interval Frekuensi Keterangan 1 68 – 72 6 8,11 Sangat Tinggi 2 63 – 67 18 24,32 Tinggi 3 58 – 62 37 50 Cukup 4 53 – 57 12 16,22 Rendah 5 48 – 52 1 1,35 Sangat Rendah Jumlah 74 100 Sumber: Data penelitian yang diolah 2012 4.2.1.3.2 Keterampilan Kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja dapat dilihat dari keterampilan siswa yang diperoleh dari angket penelitian dengan jumlah pertanyaan 13 butir. Dari hasil analisis deskriptif persentase ternyata ada 36,49 atau 27 siswa yang memiliki keterampilan kategori cukup dalam memasuki dunia kerja. Berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa disajikan dalam Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Analisis Deskriptif Keterampilan No Interval Frekuensi Keterangan 1 55 – 59 5 6,76 Sangat Tinggi 2 50 – 54 25 33,78 Tinggi 3 45 – 49 27 36,49 Cukup 4 40 – 44 14 18,92 Rendah 5 35 – 39 3 4,05 Sangat Rendah Jumlah 74 100 Sumber: Data penelitian yang diolah 2012 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa keterampilan dari sebagian siswa dalam kategori cukup yaitu sebesar 36,49 atau 27 siswa, sedangkan 33,78 atau 25 siswa dalam kategori tinggi, 18,92 atau 14 siswa dalam kategori rendah, 4,05 atau 3 siswa dalam kategori sangat rendah dan hanya 6,76 atau 5 siswa dalam kategori sangat tinggi.

4.2.1.3.3 Ilmu dan Pengetahuan

Kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja dapat dilihat dari ilmu dan pengetahuan siswa yang diperoleh dari angket penelitian dengan jumlah pertanyaan 3 butir. Berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa disajikan dalam Tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Analisis Deskriptif Ilmu dan Pengetahuan No Interval Frekuensi Keterangan 1 14 – 15 12 13,51 Sangat Tinggi 2 12 – 13 28 37,84 Tinggi 3 10 – 11 27 36,49 Cukup 4 8 – 9 6 8,11 Rendah 5 6 – 7 3 4,05 Sangat Rendah Jumlah 74 100 Sumber: Data penelitian yang diolah 2012 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian siswa memiliki ilmu dan pengetahuan dalam kategori tinggi dalam memasuki dunia kerja yaitu sebesar 37,84 atau 28 siswa, sedangakan 13,51 atau 12 siswa dalam kategori sangat tinggi, 36,49 atau 27 siswa dalam kategori cukup, 8,11 atau 6 siswa dalam kategori rendah dan 4,05 atau 3 siswa dalam kategori sangat rendah.

4.2.2 Analisis Statistik

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak Ghozali, 2009. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji statistik menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov Uji K-S, analisis grafik dilihat dalam P- P Plot dan Histogram yang diperoleh dari bantuan SPSS Statistical Package for Social Science versi 16.0. Jika nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari taraf kesalahan yang diberlakukan sig α 5, maka data tidak terdistribusi secara normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.7 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 74 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 3.26791537 Most Extreme Differences Absolute .113 Positive .075 Negative -.113 Kolmogorov-Smirnov Z .970 Asymp. Sig. 2-tailed .304 Sumber: Output SPSS, 2012 Dari Tabel 4.7 dapat diketahui besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,970 dan signifikansi pada 0,304 jauh diatas 0,05 maka Ho diterima dan dapat disimpulkan data berdistribusi normal. Normalitas data dapat juga diketahui dengan menggunakan grafik histogram dan grafik normal probability plot. Grafik histogram dan grafik normal P-Plot dapat memperlihatkan data yang berdistribusi normal atau memenuhi asumsi dasar model regresi apabila penyebaran data terbentuk pada grafik histogram tidak menceng ke kiri atau ke kanan dan titik-titik pada grafik normal P-Plot menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

4.2.2.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.2.2.1 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Deteksi adanya multikolinearitas dipergunakan nilai VIF Varian Infalaction Factor, bila nilai VIF dibawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,1 berarti data bebas multikolinearitas. Dapat pula dideteksi dengan melihat korelasi antara variabel bebas bila masih di bawah 95 maka disimpulkan tidak mengandung multikolineritas. Hasil uji multikolinearitas dengan SPSS versi 16.00 memberikan hasil dalam Tabel 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas Coefficient Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 3.110 13.755 .226 .822 X1 .688 .118 .488 5.820 .000 .987 1.014 X2 .715 .129 .466 5.557 .000 .987 1.014 a. Dependent Variable: Y Sumber : Output SPSS, 2012 Dari Tabel 4.8 diatas, diperoleh nilai VIF untuk variabel X1 sebesar 1,014, untuk variabel X2 sebesar 1,014. Sedangkan tolerance untuk variabel X1 sebesar 0,987, untuk variabel X2 sebesar 0,987. Kedua veriabel memiliki nilai VIF 10 dan tolerance 0,1, sehingga variabel independen dalam penelitian ini bebas dari multikolinearitas.

4.2.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada penelitian ini digunakan uji Glejser untuk mengetahui terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas. Hasil uji Glejser terlihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 10.122 9.292 1.089 .280 X1 -.109 .080 -.161 -1.364 .177 X2 .018 .087 .025 .209 .835 a. Dependent Variable: Abs_res Sumber : Output SPSS, 2012 Dari data Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai t statistic dari seluruh variabel bebas tidak ada yang signifikan secara statistik. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini tidak mengalami heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas dapat juga diketahui dengan menggunakan grafik scatterplot. Berdasarkan grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar tinggi di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.2.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara Praktik Kerja Industri X1 dan Prestasi Belajar Mata Diklat Produktif Akuntansi X2 terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Y siswa kompetensi keahlian Akuntansi di SMK Negeri 2 Semarang. Hasil analisis regresi berganda terlihat dalam Tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10 Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 3.110 13.755 .226 .822 X1 .688 .118 .488 5.820 .000 X2 .715 .129 .466 5.557 .000 a. Dependent Variable: Y Sumber : Output SPSS, 2012 Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dalam Tabel 4.10 dapat dirumuskan persamaan regresi berganda dalam penelitian ini sebagai berikut : Y = 3,110 + 0,688 X 1 + 0,715 X 2 Model regresi tersebut mengandung arti : 1. Konstanta 3,110 berarti bahwa jika variabel Prakerin X 1 dan prestasi belajar mata diklat produktif Akuntansi X 2 sebesar 0 nol, maka kesiapan memasuki dunia kerja siswa kompetensi keahlian Akuntansi sebesar 3,110. 2. Koefisien Prakerin X 1 sebesar 0,688 berarti bahwa setiap kenaikan 1 satu skor Prakerin diikuti kenaikan kesiapan memasuki dunia kerja siswa kompetensi keahlian Akuntansi sebesar 0,688, dengan asumsi prestasi belajar mata diklat produktif Akuntansi dalam keadaan tetap. 3. Koefisien prestasi belajar mata diklat produktif Akuntansi X 2 sebesar 0,715 mempunyai arti bahwa tiap kenaikan 1 satu skor prestasi belajar mata diklat produktif Akuntansi akan mengakibatkan kenaikan kesiapan memasuki dunia kerja siswa kompetensi keahlian Akuntansi sebesar 0,715, dengan asumsi Prakerin dalam keadaan tetap.

4.2.2.4 Uji Hipotesis Penelitian

4.2.2.4.1 Uji F atau Uji Simultan

Uji hipotesis secara simultan uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama simultan variabel-variabel independen bebas terhadap variabel dependen terikat. Tabel 4.11 Uji Hipotesis Simultan ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 804.048 2 402.024 36.614 .000 a Residual 779.587 71 10.980 Total 1583.635 73 a. Predictors: Constant, X2, X1 b. Dependent Variable: Y Sumber : Output SPSS, 2012 Pada tabel 4.11 terlihat sig = 0,000 0,05, maka Ho ditolak pada derajat kepercayaan 5, dengan kata lain Ha 1 diterima, yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara variabel Praktik Kerja Industri X1 dan Prestasi Belajar Mata Diklat Produktif Akuntansi X2 terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Y siswa kompetensi keahlian Akuntansi di SMK Negeri 2 Semarang.

4.2.2.4.2 Uji t atau Uji Parsial

Uji hipotesis secara parsial uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil analisis dengan bantuan SPSS for Windows Release 16.0 menunjukkan hasil dalam Tabel 4.12. Tabel 4.12 Uji Hipotesis Parsial Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 3.110 13.755 .226 .822 X1 .688 .118 .488 5.820 .000 X2 .715 .129 .466 5.557 .000 a. Dependent Variable: Y Sumber : Output SPSS, 2012 Pada tabel 4.12 tersebut variabel Prakerin X1 sig = 0,000 0,05, maka Ho ditolak pada derajat kepercayaan 5, dengan kata lain Ha 2 diterima, yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara variabel Praktik Kerja Industri X1 dan Prestasi Belajar Mata Diklat Produktif Akuntansi X2 terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Y siswa kompetensi keahlian Akuntansi di SMK Negeri 2 Semarang. Kemudian variabel prestasi belajar mata diklat produktif Akuntansi X2 sig = 0,000 0,05, maka Ho ditolak pada derajat kepercayaan 5, dengan kata lain Ha 3 diterima, yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara variabel Praktik Kerja Industri X1 dan Prestasi Belajar Mata Diklat Produktif Akuntansi X2 terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Y siswa kompetensi keahlian Akuntansi di SMK Negeri 2 Semarang.

4.2.2.4.3 Koefisien Determinasi Simultan R

2 Koefisien Determinasi Simultan R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara nol 0 dan satu 1. Hasil analisis regresi untuk koefisien determinasi simultan R 2 dapat dilihat dalam Tabel 4.13 berikut: Tabel 4.13 Koefisien Determinasi Simultan R 2 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .713 a .508 .494 3.31362 a. Predictors: Constant, X2, X1 Sumber : Output SPSS, 2012 Dari Tabel 4.13 terlihat hasil analisis didapat nilai Adjusted R Square sebesar 0,494. Nilai 0,494 mempunyai arti secara simultan Praktik Kerja Industri X1 dan Prestasi Belajar Mata Diklat Produktif Akuntansi X2 terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Y siswa kompetensi keahlian Akuntansi di SMK Negeri 2 Semarang sebesar 49,4, sedangkan 50,6 lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

4.2.2.4.4 Koefisien Determinasi Parsial r

2 Koefisien Determinasi Parsial r 2 digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh masing-masing prediktor atau variabel. Derajat antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian ini dapat diketahui dari harga koefisien korelasi secara parsial. Hasil analisis regresi koefisien determinasi parsial r 2 dapat dilihat dalam Tabel 4.14 berikut: Tabel 4.14 Koefisien Determinasi Parsial r 2 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients T Sig. Correlations B Std. Error Beta Zero- order Partial Part 1 Constan t 3.110 13.755 .226 .822 X1 .688 .118 .488 5.820 .000 .542 .568 .485 X2 .715 .129 .466 5.557 .000 .522 .551 .463 a. Dependent Variable: Y Sumber : Output SPSS, 2012 a. Pengaruh Program Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 2 Semarang Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.14 terlihat nilai Partial dalam kolom correlations untuk variabel X1 memiliki kontribusi terhadap Y sebesar 0,568 2 x 100 = 32,3 artinya variasi Y dapat dijelaskan oleh variabel X1 sebesar 32,3 sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa besarnya pengaruh program praktik kerja industri terhadap kesiapan memasuki dunia kerja siswa kompetensi keahlian akuntansi SMK Negeri 2 Semarang sebesar 32,3.

b. Pengaruh Prestasi Belajar Mata Diklat Produktif Akuntansi Terhadap

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN), EFIKASI DIRI, DAN KOMPETENSI AKUNTANSI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI DI SMK PGRI 2 KOTA SALATIGA TAHUN

28 222 200

PENGARUH PRESTASI AKADEMIK MATA DIKLAT PRODUKTIF AKUNTANSI, PRAKTIK KERJA INDUSTRI, DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 KEBUMEN PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI

4 32 172

PENGARUH KOMPETENSI AKUNTANSI DAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN Pengaruh Kompetensi Akuntansi Dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta.

0 4 11

PENGARUH KOMPETENSI AKUNTANSI DAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN Pengaruh Kompetensi Akuntansi Dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta.

1 5 16

PENDAHULUAN Pengaruh Kompetensi Akuntansi Dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta.

0 2 7

KONTRIBUSI KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TEKNIK KENDARAAN RINGAN TERHADAP KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA.

0 1 39

Hubungan antara Prestasi Mata Diklat Produktif dan Pengalaman Praktik Kerja Industri dengan Tingkat Kesiapan Kerja Siswa Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Banyudono Tahun 2016.

0 0 18

PENGARUH PRESTASI MATA PELAJARAN PRODUKTIF, PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 1 BANTUL.

0 0 168

PENGARUH PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI, PRAKTIK KERJA INDUSTRI, BIMBINGAN KARIR TERHADAP KESIAPAN KERJA.

1 1 244

Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri dan Prestasi Uji Kompetensi Produktif terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa SMK Negeri 1 Malang

0 0 5