Maslow kedalam tujuh kategori, yaitu fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan, aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik.
Anoraga 2006:19-21 mengemukakan bahwa diantara kebutuhan hidup manusia terdapat tiga macam kebutuhan, yaitu:
1. Kebutuhan Fisiologis Dasar Kebutuhan ini menyangkut kebutuhan fisik atau biologis, seperti makan,
minum, tempat tinggal dan kebutuhan lain yang sejenis. 2. Kebutuhan-kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial diperoleh dari hubungan antara atasan dan bawahan. 3. Kebutuhan-kebutuhan Egoistik
a. Prestasi b. Otonomi
c. Pengetahuan Anoraga 2006:26 mengemukakan keberhasilan dalam pekerjaan sangat
bergantung pada motivasi, kesungguhan, disiplin dan keterampilan kerja. Motivasi, disiplin dan keterampilan kerja merupakan hasil usaha dan
pengembangan diri yang terus-menerus, naik dilingkungan pendidikan maupun dilingkungan pekerjaan.
2.2 Program Praktik Kerja Industri
Salah satu wujud implementasi tujuan pendidikan sistem ganda yang berkaitan dengan link and match adalah melalui program Praktik Kerja Industri
Prakerin. Program Prakerin merupakan bentuk pelaksanaan dari program pendidikan dan pelatihan kejuruan sub komponen praktik keahlian produktif.
Menurut Wena 1996:21-22 Praktik industri adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik berupa praktik langsung pada dunia kerja yang nyata.
Praktik industri merupakan bentuk belajar yang paling bermanfaat bagi pembentukan keterampilan peserta didik. Karena itulah maka kegiatan ini paling
banyak dilaksanakan, khususnya pada negara-negara yang pendidikan kejuruannya telah maju. Tanpa melakukan kegiatan praktik industri secara
sistematis jelas suatu lembaga pendidikan kejuruan tidak akan bisa membekali lulusannya dengan kemampuan kerja yang optimal.
Menurut Depdikbud dalam Wena 1996:15 Praktik Kerja Industri dikenal dengan sistem magang, yakni bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian
profesional yang memadukan secara sistematis dan sinkron program keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk
mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Pakpahan dalam Wena 1996:16 Pendidikan Sistem Ganda adalah suatu
bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan, yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan
keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung pada bidang pekerjaan yang relevan, terarah untuk mencapai penguasaan kemampuan keahlian tertentu.
Sulaiman dalam Wena 1996:16 Pendidikan Sistem Ganda magang yang di Jerman dikenal dengan dual system of education dapat diartikan suatu bentuk
penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional, yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan disekolah dan program penguasaan
keahlian atau keterampilan yang didapat melalui kerja langsung didunia kerja atau
industri, guna mencapai tingkat keahlian tertentu dan menumbuhkan sikap profesional.
Suyanto dalam Wena 1996:77 mengemukakan ada empat prinsip dari sistem ganda magang, yaitu:
a. Membuat setting dunia kerja dan masyarakat sebagai lingkungan belajar bagi para siswa.
b. Menghubungkan pengalaman kerja dengan pengajaran akademik. c. Memberi peran para siswa secara konstruktif sebagai pekerja disertai tanggung
jawab rielnya. Dan peserta didik dalam waktu yang bersamaan. d. Menanamkan hubungan yang erat antara peserta didik dan pekerja dewasa
yang bertindak sebagai mentor. Sedangkan model penyelenggaraan pendidikan sistem ganda dapat
mempertimbangkan model berikut: a. Model day relese, dimana dari 6 hari waktu belajar dalam satu minggu, berapa
hari di industri perusahaan dan berapa hari di sekolah. b. Model block relese, waktu belajar disepakati bersama perbulancatur
wulansemester mana di sekolah. c. Model hours release, dimana disepakati jam-jam belajar yang harus dilepas
dari sekolah dan dilaksanakan di industriperusahaan. Pelaksanaan prakerin didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang tertuang
dalam :
1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 8 yang menyatakan masyarakat berhak berperan serta dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan. 2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 9 yang menyatakan bahwa masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya manusia dalam penyelanggaraan pendidikan.
Dalam program pendidikan sistem ganda pada sekolah kejuruan pada dasarnya pembelajaran praktik kejuruan meliputi tiga tahap yaitu:
a. Tahap pertama pembelajaran praktik dasar kejuruan yang umumnya dilaksanakan disekolah.
b. Tahap kedua praktik keterampilan kejuruan dengan metode proyek, yang umumnya dilaksanakan disekolah.
c. Tahap ketiga pembelajaran praktik keterampilan kejuruan dengan metode praktik industri yang harus dilakukan di industri Wena, 1996:154.
Metode pembelajaran praktik industri menurut Wena 1996:155 terdiri dari lima tahap yaitu:
1. Tahap persiapan Secara garis besar kegiatan guru dalam tahap ini adalah mempersiapkan
lembaran kerja job sheet. Secara pokok kegiatan guru dalam tahap ini adalah merencanakan, menata dan memformulasikan kondisi-kondisi pembelajaran
dan pelatihan, sehingga ada kaitan secara sistematis dengan metode yang akan diterapkan.
2. Tahap peragaan
Guru memperagakan secara nyata pekerjaan yang harus dipelajari, menjelaskan cara kerja yang baik dalam hubungan dengan keseluruhan proses.
3. Tahap peniruan Siswa melakukan kegiatan kerja menirukan aktivitas kerja yang telah
diperagakan oleh guru. 4. Tahap praktik
Dalam tahap ini siswa mengulangi aktivitas kerja yang baru dipelajari sampai keterampilan kerja yang dipelajari betul-betul dikuasai sepenuhnya.
5. Tahap evaluasi Dengan dilakukan evaluasi terhadap pembelajaran dan pelatihan praktik, maka
siswa akan mengetahui kemampuannya secara jelas, sehingga siswa dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dan pelatihannya.
Menurut Butler dalam Wena 1996:225 mengemukakan langkah-langkah perencanaan pembelajaran praktik industri meliputi hal-hal seperti:
a. Perumusan tujuan pembelajaran praktik industri b. Penentuan isi pembelajaran praktik industri
c. Perumusan penentuan prosedur kerjasama d. Merancang masalah yang berkaitan dengan administratif
e. Merancang penempatan kerja f. Menentukan alokasi waktu
g. Merumuskan deskripsi dan wewenang masing-masing pihak yang terlibat h. Merumuskan strategi evaluasi praktik industri
Dalam pelaksanaan pembelajaran praktik di industri ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Pengajaran praktik harus tetap berpijak pada pembelajaran teori di sekolah dan perkembangan jenis pekerjaan di industri.
2. Pengajaran praktik harus diatur sedemikian rupa, sehingga peserta didik mendapat pengalaman kerja secara lengkap.
3. Pengajaran praktik harus diatur mulai dari materi praktik yang bersifat sederhana menuju materi praktik yang bersifat sederhana menuju materi
praktik yang bersifat lebih kompleks. 4. dalam pembelajaran praktik di industri siswa tidak semata-mata belajar
keterampilan kerja yang bersifat motorik saja, tetapi siswa juga harus belajar keterampilan-keterampilan yang bersifat kognitif, maupun afektif.
5. agar proses pembelajaran praktik dapat berjalan sesuai dengan rencana, maka petunjuk kerja praktik yang bersifat sederhana dan mudah dipahami mutlak
harus ada. Wena, 1996:229-230.
Keberhasilan pelaksanaan Prakerin apabila tahap-tahap pembelajaran praktik dilaksanakan secara berurutan sehingga proses pelaksanaan dapat berjalan
secara sistematis. Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran Prakerin tersebut Wena, 1996:162 yaitu:
1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan atau kesiapan adalah keseluruhan seseorang yang
membuatnya siap memberi responjawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu
situasi, dimana kondisi ini mencakup setidak-tidaknya ada 3 aspek menurut Slameto 2003:13 yaitu:
a. Kondisi fisik, mental dan emosional b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan
c. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari 2. Tahap Pelaksanaan
Praktik Kerja Industri dilaksanakan minimal tiga bulan pada awal atau akhir semester, tergantung persediaan tempat kerja di industri. Untuk pelaksanaan
praktik dimulai dari penempatan siswa di industri sampai penarikan dari industri. Selama pelaksanaan Praktik Kerja Industri, tanggung jawab seluruhnya ada pada
pihak industri pasangannya, siswa praktikan harus bersedia mengikuti semua aturan yang ada dalam industri tersebut, sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati oleh pihak sekolah. 3. Tahap Evaluasi
Proses evaluasi dalam program pendidikan sistem ganda harus dilakukan pada proses pendidikan di sekolah dan juga proses pendidikan di industri.
Evaluasi tersebut dilakukan baik pada tahap perencanaan, maupun tahap pelaksanaan. Dengan proses pelaksanaan evaluasi yang demikian, diharapkan
program pendidikan maupun pembelajaran sistem ganda dapat selalu dikembnagkan sesuai dengan hasil evaluasi program yang dilakukan Wena,
1996:64. Aspek yang dinilai dalam penilaian Praktik Kerja Industri di SMK Negeri 2
Semarang, yaitu:
1. Aspek non teknis: a. Disiplin
b. Kemauan dan motivasi c. Perilaku
d. Kerjasama e. Inisiatif dan kreativitas
2. Aspek prestasi kerja dibidang: a. Komputer
b. Pembukuan Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan Praktik Kerja Industri dalam penelitian ini adalah penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan antara pendidikan sekolah dan
penguasaan keterampilan yang sesuai dengan program keahlian melalui kegiatan bekerja secara langsung baik di dunia usaha atau di dunia industri yang
diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme siswa sesuai dengan kompetensi keahliannya. Tanpa melakukan kegiatan Praktik Kerja Industri suatu lembaga
pendidikan kejuruan tidak akan bisa membekali lulusannya dengan kemampuan kerja yang optimal.
Berikut ini kriteria nilai Praktik Kerja Industri di SMK Negeri 2 Semarang.
Tabel 2.1 Kriteria Nilai Praktik Kerja Industri No.
Rentang Nilai Predikat
1
85 – 100
A
2
76 – 84
B
3
66 – 75
C
4
50 – 65
D
Sumber: Data Nilai SMK Negeri 2 Semarang
2.3 Prestasi Belajar Mata Diklat Produktif Akuntansi