9
dari tiap tim yang dibentuk. Nilai dari tiap individu ini nantinya juga akan menambah nilai dari tim.
Perbedaan model pembelajaran STAD dan model pembelajaran yang lain adalah adanya penghargaan pada tim yang memiliki skor paling tinggi. Hal ini
dimaksudkan untuk menciptakan kekompakan siswa dalam tim untuk mendapatkan skor tertinggi selain itu juga diharapkan setiap siswa semakin
bersemangat untuk mendapatkan penghargaan dengan belajar lebih giat agar mendapatkan nilai yang optimal. Dengan pemilihan model pembelajaran yang
tepat dan menarik bagi siswa, seperti halnya pembelajaran kooperatif tipe STAD, diharapkan dapat memaksimalkan proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penulis
bermaksud mengadakan penelitian tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Untuk Kompetensi Dasar Melakukan Surat Menyurat Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Students Teams Achievement Division STAD Kelas X AP Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Widya Praja Ungaran”.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembelajaran pada kompetensi dasar Melakukan Surat
Menyurat melalui model pembelajaran kooperatif STAD? 2.
Apakah hasil belajar siswa dalam kompetensi dasar Melakukan Surat Menyurat dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif STAD?
10
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui proses pembelajaran pada kompetensi dasar Melakukan Surat
Menyurat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif STAD. 2.
Mengetahui apakah hasil belajar siswa pada kompetensi dasar Melakukan Surat Menyurat dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif STAD.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
a. Bagi pembaca
Dapat dijadikan referensi tambahan pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya untuk program keahlian administrasi perkantoran serta
memberikan sumbangan bagi penelitian lebih lanjut. b.
Bagi peneliti Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan
penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa yaitu menumbuhkan semangat kerjasama antara sesama
anggota kelompoknya dalam memahami materi pembelajaran. b.
Bagi guru yaitu dapat mengetahui model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran di kelas.
11
c. Bagi sekolah sebagai sumbangan saran untuk meningkatkan mutu dan
hasil belajar serta bahan informasi dalam memilih pendekatan model pembelajaran yang lebih tepat.
12
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Belajar dan Hasil Belajar
2.1.1 Belajar
Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pegalaman. Dari pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar
bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan Hamalik, 2010: 27.
Daryanto 2010:2 menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
“Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan,kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan persepsi manusia” Anni, 2006: 2.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang belajar, beberapa pengertian belajar dikemukakan oleh pakar psikologi dalam Anni 2006: 2 adalah sebagai berikut:
Gagne 1977: 3 menyatakan bahwa belajar merupaka perubahan disposisi atau kecakapan manusia, yang berlangsung selama perode
waktu tertentu dan perubahan perlaku itu tidak berasal adair proses pertumbuhan.
Gagne dan Bernier 1983: 252 menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organism mengubah perilakunya karena hasil dari
pengalaman. Morgan et. Al 1986: 140 menyatakan bahwa belajar merupakan
perubahan relative permanen yang terjadi karea hasil dari praktik atau pegalaman.
13
Slavin 1994: 152 menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
Dari keempat pengertian tersebut tampak bahwa konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu:
1. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku.
2. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.
3. Perubahan perilaku karena belajar bersifat permanen.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut batasan-batasan belajar dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja 2. Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan
3. Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan jasmani, kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas berpikir, sikap terhadap nilai-nilai dan inhibisi
serta fungsi jiwa perubahan yang berkenaan dengan aspek psikis dan fisik 4. Perubahan tersebut relatif bersifat konstan.
Belajar merupakan sebuah sistem yang didalamya terdapat berbagia unsur yang paling terkait sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku, Gagne dalam
Anni 2006: 4-5. Unsur-unsur belajar adalah sebagai berikut: 1.
Pembelajar, dapat berupa peserta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan.
2. Rangsangan stimulus. Peristiwa yang merangsang penginderaan
pembelajar disebut situasi stimulus. 3.
Memori. Memori pembelajar berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas
belajar sebelumnya. 4.
Respon. Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori.
14
Dari penjelasan sebelumnya belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu. Perubahan tingkah laku tersebut tidak lepas dari beberapa
faktor. Faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua yaitu: Faktor internal, yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa yang
mencakup : kondisi fisik, kondisi psikis dan kondisi sosial. Faktor eksternal, yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa yang
mencakup: tingkat kesulitan materi yang diajarkan, temapat belajar, iklim atau cuaca, dan suasana lingkungan Anni, 2007:14
2.1.2 Hasil Belajar
Tri Anni 2006:5 menyatakan bahwa “hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar”. “Hasil
belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-keterampilan” Suprijono 2010:5.
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia. Faktor ini dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor biologis dan faktor
psikologis. Faktor biologis antara lain usia, kematangan dan kesehatan, sedangkan faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat
dan kebiasaan belajar. 2. Faktor yang bersumber dari luar manusia.
Faktor ini diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia dan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan, dan lingkungan fisik.
Beberapa ciri untuk melihat hasil belajar yang diperoleh siswa setelah melakukan proses belajar adalah sebagai berikut:
15
1. Siswa dapat mengingat fakta, prinsip, konsep yang telah dipelajarinya dalam kurun waktu yang cukup lama.
2. Siswa dapat memberikan contoh dari konsep dan prinsip yang telah dipelajarinya.
3. Siswa dapat mengaplikasikan atau menggunakan konsep dan prinsip yang telah dipelajarinya.
4. Siswa mempunyai dorongan yang kuat untuk mempelajari bahan pelajaran lebih lanjut.
5. Siswa terampil mengadakan hubungan sosial seperti kerja sama dengan siswa lain, berkomunikasi dengan orang lain, dan lain-lain.
6. Siswa memperoleh kepercayaan diri bahwa ia mempunyai kemampuan dan kesanggupan melakukan tugas belajar.
7. Siswa menguasai bahan yang telah dipelajari minimal 75 dari yang seharusnya dicapai.
2.2 Model Pembelajaran