Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Dyah Citra Wardani 1104219

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement

Divison (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

oleh

Dyah Citra Wardani 1104219

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dyah Citra Wardani Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divison (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di Skolah Dasar Kecamatan Sukajadi)

oleh

Dyah Citra Wardani 1104219

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I

Drs. Nana Djumhana, M.Pd NIP. 195905081984031002

Pembimbing II

Dwi Heryanto, M.Pd NIP. 197708272008122001

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Dharma Kesuma, M.Pd NIP. 195509271985031001


(4)

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Oleh Dyah Citra Wardani NIM. 1104219

ABSTRAK

Latar belakang dari penelitan ini karena hasil belajar matematika di kelas IVA yang rendah serta terjadinya kesenjangan hasil belajar kognitif yang dialami oleh siswa yang memiliki nilai matematika tinggi dan rendah, hal ini dibuktikan dengan tes awal dengan perolehan siswa tuntas sebanyak 35,75% dan seluruhnya mendapat nilai 100 sedangkan 62.5% memiliki nilai dibawah KKM dengan 40%nya mendapat nilai 0. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Mengetahui perencanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (2) Untuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa, (3) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang di adaptasi dari model Kemmis dan Mc. Taggart. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan. Setiap tahapan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Pada tahap perencanaan siklus ,1 penilaian RPP yang diperoleh sebesar 66.66% sedangkan pada siklus 2 perolehan penilaian RPP sebesar 93%, jika dihitung kemajuan penilaian RPP dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan yaitu sebesar 26.34%. Pada siklus 1 tahap ketercapaian aktivitas guru terlaksana 87.72% keterlaksanaan aktivitas siswa sebesar 81.94%, sedangkan pada siklus 2 aktivitas guru meningkat hingga sebesar 100% dan aktivitas siswa sebesar 97.22%. adapun perolehan hasil belajar jika dilihat dari rata-rata kelas pada siklus 1 diperoleh 72.26 dengan daya serap klasikal sebesar 73.07%. Sedangkan pada siklus 2 mengalami peningkatan dengan perolehan rata-rata kelas sebesar 79,61 dan daya serap klasikal sebesar 80.77% dengan diperoleh rata-rata gain sebesar 9.81 dan indeks gain sebesar 0,34 artinya hasil belajarranah kognitif mengalami kenaikan dengan interpretasi sedang. Dari data tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif. Disarankan kepada guru-guru sekolah dasar khususnya kelas IV untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa.


(5)

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Termodifikasi, Hasil Belajar Siswa

The Implementation of Cooperative Learning Model Student Teams Achievement Division (STAD) Type to Improve Student Learning Outcomes.

By Dyah Citra Wardani NIM 1104219

ABSTRACT

The background of this researchis because of the results of mathematics learning in IVA class is low and the occurrence of cognitive achievement gap experienced by students who have high and low math scores, this is evidenced by initial tests with students completed the acquisition of as much as 35.75% and entirely gets a score of 100, while 62.5% have a score below KKM with 40% got a score of 0. Goals to be achieved in this research are: (1) Knowing the planning of cooperative learning model STAD type to improve student learning outcomes. (2) To investigate the implementation of cooperative learning model STAD type to improve student learning outcomes, (3) To know the improvement of student’s learning outcomes by using cooperative learning model STAD type. This research is a action research class adaptation of the Kemmis and Mc. Taggart model. Therefore, the research is done in several stages. Each stage consists of planning, implementation, observation and refleksi. The research was conducted in two cycles. In the planning stage of the cycle, one RPP assessment obtained by 66.66%, while in cycle 2 acquisition RPP assessment of 93%, if calculated progress RPP assessment of cycle 1 to cycle 2 experienced an increase in the amount of 26.34%. In the first stage of the cycle achievement accomplished teacher activity 87.72% of student activity at 81.94%, while in cycle 2 teacher activity increased by up to 100% and amounted to 97.22% of student activity. As for the acquisition of learning outcomes when viewed from the average grade in cycle 1 was obtained 72.26 with classical absorption of 73.07%.


(6)

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

While on the second cycle increased with the acquisition of class average of 79.61 and classical absorption of 80.77% with an average gain obtained by 9.81 and an index gain of 0.34 means that the results of cognitive belajarranah increased with moderate interpretation. From these data prove that the cooperative learning model STAD type can improve student learning outcomes cognitive. It is suggested to teachers, especially primary school fourth grade to implement cooperative learning model STAD type as a learning model that can improve student learning outcomes.


(7)

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN HAK CIPTA ……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………. iii

HALAMAN PERNYATAAN ………. iv

KATA PENGANTAR ………. v

UCAPAN TERIMAKASIH ………. vi

ABSTRAK ……… viii

DAFTAR ISI ………. ix

DAFTAR TABEL ………. xi

DAFTAR GRAFIK ……… xiii

DAFTAR BAGAN ……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………. xv

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang ……...……….. 1

B. Rumusan Masalah ………. 4

C. Tujuan Penelitian………....……….. 5

D. Manfaat Penelitian ………..……….. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……… 7

A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ………..………..…. 7

B. Pembelajaran Matematika di SD………….. ……….. 12


(8)

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Penelitian Relevan ……..…..……….. 22

E. Kerangka Berpikir ……… 23

F. Definisi Operasional ……… 25

BAB III METODE PENELITIAN ………... 27

A. Metode dan Pendekatan ……… 27

B. Lokasi Penelitian ……...……… 29

C. Waktu Penelitian ……… 29

D. Subjek Penelitian ……… 29

E. Prosedur Penelitian ………...………. 30

F. Instrumen Penelitian ………..……… 31

G. Analisis dan Interpretasi Data ……….……….. 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 36

A. Deskripsi Awal Pra Penelitian ………….. ……… 36

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ……….……… 41

C. Data Perkembangan Hasil dan Pembahasan ……….…………... 102

D. Keterbatasan Penelitian ………….……….. 113

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ………. 115

A. Simpulan…….……….. 115

B. Rekomendasi ………. 116

DAFTAR PUSTAKA ……… 117


(9)

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) “pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik”.

Berdasarkan pengertian tersebut pendidikan sangat diperlukan karena dengan pendidikan seorang individu dapat berubah sikap dan tata laku serta menjadi lebih dewasa dari sebelumnya, adapun upaya dalam mendewasakan seeorang dapat dilakukan dengan pengajaran ataupun pelatihan. Dengan begitu kaitan pendidikan dengan pengajaran sangat dekat, pendidikan adalah proses merubah invidu sedangkan pengajaran adalah upaya yang dilakukan untuk melakukan sebuah proses pendidikan. Dalam sebuah pengajaran tentu melibatkan seorang pengajar dan pelajar, pengajar adalah orang yang memberikan pengajaran sedangkan pelajar adalah orang yang belajar.

Menurut Gagne (dalam Sigit, 2013, hlm. 3) dikatakan bahwa:

Belajar merupakan perubahan dalam disposisi manusia atau kapabilitas yang berlangsung selama satu masa waktu dan tidak semata-mata disebabkan oleh proses pertumbuhan. Untuk mendapatkan perubahan tersebut dibutuhkan beberapa unsur dalam proses belajar atau pembelajaran. Unsur-unsur tersebut meliputi si pembelajar, situasi perangsang, isi atau materi, respons.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa belajar adalah sebuah perubahan yang dialami oleh seseorang yang tidak disebabkan oleh proses pertumbuhan dan tidak berlangsung hanya dalam satu masa waktu. Sedangkan menurut Sigit (2013, hlm. 3) dikatakan bahwa:

Belajar ditandai dengan adanya perubahan dalam diri seseorang. Perubahan dalam diri seseorang dari hasil proses belajar meliputi perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan menyangkut sikap (afektif). Proses belajar yang terjadi pada seseorang merupakan suatu yang sangat kompleks dan terjadi sejak bayi hingga orang


(10)

2

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut meninggal dunia. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran dituntut adanya perubahan sebuah kondisi dalam diri organism yang melakukan aktivitas belajar.

Berdarsarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan pembelajaran seharusnya merupakan sebuah perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik) dan sikap (afektif). Dan untuk mendapatkan perubahan tersebut dibutuhkan beberapa unsur pendukung untuk membantu perubahan proses belajar atau pembelajaran yaitu si pembelajar, situasi perangsang, isi atau materi respons.

Namun pada praktiknya tidak semua siswa mengalami perubahan yang bersifat kognitif pada mata pelajaran Matematika di kelas IV A di Sekolah Dasar yang bertempat di jalan Sirnamanah. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang tidak dapat menyelesaikan soal penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama maupun berbeda ataupun pengurangan pecahan yang berpenyebut sama maupun berbeda. Sehingga rata-rata hasil belajar pada ranah kognitifnya masih rendah, hal ini dapat terlihat dari hasil tes awal yang peneliti lakukan.

Tes awal dilakukan setelah adanya tindakan dari guru kelas, dengan hasil belajar yang belum merata, maksudnya siswa yang mendapat nilai tuntas terdapat 37,5 % dan seluruhnya mendapat nilai 100, sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM terdapat 62,5% dengan 40%-nya mendapat nilai nilai 0. Sehingga terjadi kesenjangan antara kelompok yang mendapat nilai tinggi dan kelompok yang mendapat nilai rendah . Berdasarkan hal tersebut disini peneliti akan meneliti perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) saja, karena masalah yang terjadi hanya pada ranah kognitif tidak melibatkan afektif maupun psikomotor.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas pada tahap pra siklus yaitu tanggal 5 Maret 2015, hal tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya:


(11)

3

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pandangan siswa terhadap mata pelajaran Matematika yang dianggap tidak menyenangkan, yang didasarkan dari hasil wawancara pada siswa kelas IV A.

2. Jumlah siswa yang cukup banyak dan waktu yang terbatas menyebabkan tidak semua siswa memahami pembelajaran terutama pada siswa yang butuh waktu yang lama untuk memahami pembelajaran.

3. Guru mengajar dengan menggunakan metode yang monoton yaitu metode ceramah dan penugasan, sehingga siswa cenderung bosan dalam pembelajaran.

Berdasarkan masalah tersebut diperlukan sebuah model ataupun metode pembelajaran yang dapat membantu menghilangkan kesenjangan hasil belajar siswa, serta tidak memerlukan banyak waktu diluar jam pelajaran dan model pembelajaran yang bervariasi serta innovatif juga menumbuhkan minat siswa untuk belajar. Selain itu diharapkan model pembelajaran tersebut dapat menghilangan pandangan bahwa Matematika adalah pelajaran yang tidak menyenangkan. Maka dari itu peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) karena menurut Isjoni dan Mohd. Arif (2008, hlm.42) bahwa:

Pembelajaran kooperatif adalah untuk memperoleh pengetahuan dari sesama temannya. Pengetahuan itu tidak lagi diperoleh dari gurunya, melainkan dari belajar kelompok. Seorang teman haruslah memberikan kesempatan kepada teman yang lain untuk mengemukakan pendapatnya dengan cara menghargai pendapat orang lain, saling mengkoreksi kesalahan, dan saling membetulkan satu sama lainnya.

Berdasarkan hal tersebut dapat kita ketahui pada model kooperatif teman merupakan sosok yang sangat penting dan merupakan sebagai salah satu sumber belajar, serta dalam penerapannya model kooperatif membuat siswa dapat bekerjasama dalam tim, menghargai pendapat orang lain, mengkoreksi kesalahan teman, dan lainnya. Selain itu menurut Slavin (2005, hlm.144) , dikatakan bahwa:


(12)

4

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaiakn pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu.

Dalam uraian tersebut, model pembelajaran cooperative dirasa tepat untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya yaitu mengatasi permasalahan kesenjangan hasil belajar siswa, siswa yang cukup banyak dalam satu kelas, mengefektifkan waktu pembelajaran, dan model kooperatif STAD merupakan model yang baru diterapkan di kelas IV A sehingga dapat menarik perhatian siswa, serta model kooperatif STAD akan menghilangkan pandangan siswa bahwa pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang tidak menyenangkan. Seperti yang dikemukakan oleh Robert E.Slavin bahwa mereka (merujuk pada anggota tim) harus mendukung teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik, menunjukan norma bahwa belajar itu penting, berharga, dan menyenangkan.

Hal tersebut tentu mendukung bahwa model pembelajaran tipe STAD dapat menghilangkan pandangan siswa bahwa Matematika merupakan pelajaran yang tidak menyenangkan. Mengingat pentingnya hasil belajar yang harus dicapai siswa untuk mengikuti kurikulum yang memiliki prinsip kontinuitas, yaitu adanya kesinambungan dalam kurikulum, serta masih rendahnya hasil belajar siswa kelas IV A di Sekolah Dasar yang bertempat di Jalan Sirnamanah. Maka peneliti perlu melakukan penelitian dengan mengambil judul “Penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan umum masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan model


(13)

5

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Kemudian untuk mendapat jawaban dari rumusan masalah tersebut maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

2. Bagaimana proses pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

C. Tujuan Penelitian

Merujuk pada latar belakang masalah dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini di maksud untuk mengetahui:

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD;

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD;

3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Teoritis:

a. Menambah referensi model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan karakteristik siswa yang beragam dan hasil belajar yang tidak merata, maksudnya beberapa siswa memiliki hasil belajar matematika tinggi dan yang lain rendah. b. Menambah referensi pengaplikasian model pembelajaran kooperatif


(14)

6

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Manfaat Praktis:

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu: a. Bagi siswa

Dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, diantaranya adalah:

1) Mempermudah siswa dalam memahami pelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa;

2) Mendorong siswa lebih aktif, kreatif, dan berani mengungkapkan pendapat;

3) Siswa mendapatkan suasana belajar yang menyenangkan dengan belajar secara berkelompok.

b. Bagi guru

Dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru, yaitu dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merancang pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih menarik bagi siswa karena belajar dalam kelompok.

3. Bagi sekolah

Memberikan masukan kepada sekolah mengenai model pembelajaran yang inovatif dan dapat menjadi alternatif pilihan model pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut.

4. Bagi Peneliti

Sebagai sumber pembeda antara hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD.

5. Bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)

LPTK dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik, karena model kooperatif tipe STAD merupakan salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan


(15)

7

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di sekolah dasar yang biasanya menggunakan model pembelajaran yang monoton.


(16)

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diadaptasi dari model Kemmis dan Taggart(1998). Menurut Stephen Kemis (dalam D.Hopkins, 1993, hlm. 44) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan guru dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan (Prof.Dr.Suryana, M.Si 2010:43)

Penelitian ini terdiri dari siklus yang berdaur mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan perefleksian yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

Tahap perencanaan, pada tahap ini peneliti melakukan perencanaan terhadap siklus yang akan dilakukan. Selanjutnya pelaksanaan, pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan siklus yang telah direncanakan sebelumnya, tahap pemantauan atau observasi dilakukan oleh observer yang diminta oleh peneliti untuk mengamati dari kegiatan pelaksanaan, dan terakhir adalah tahap refleksi yaitu tahap merefleksi kegaiatan yang telah dilaksanakan dan memberikan keputusan untuk melakukan siklus selanjutnya atau tidak.


(17)

28

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas Adaptasi Model Kemmis dan Taggart (2009)

Observasi Awal

Rumusan Masalah

Refleksi

Perencanaan

Refleksi siklus I Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Refleksi siklus II Pelaksanaan

Observasi


(18)

29

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di salah satu sekolah dasar negeri di Kota Bandung, di kelurahan pasteur kecamatan Sukajadi, Kota Bandung Provinsi Jawa Barat. Sekolah tersebut memiliki akreditasi A dengan peringkat ke 331 dari 656 SD yang terakreditasi di Kota Bandung. Terdapat 1 ruang perpustakaan yang memiliki koleksi buku yang cukup memadai dan terdapat dua lapangan yang cukup luas. Sekolah ini hanya memiliki satu orang guru yang bukan Pegawai Negeri Sipil, namun tipe mengajar di subjek penelitian masih konvensional.

Siswa Sekolah Dasar Negeri ini sebagian besar berasal dari penduduk setempat, tetapi ada pula siswa yang berasal dari luar kecamatan. Hal ini dikarenakan letak yang cukup strategis dan dilalui kendaraan umum serta dapat dilalui dari berbagai jurusan.

C. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Febuari hingga bulan Juni 2015, dan agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar maka penelitian ini dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.

Adapun rincian dari waktu pelaksanaan adalah pada bulan febuari peneliti melaksanakan observasi awal, dan merumuskan masalah yang terjadi di kelas IV A. Selanjutnya pada bulan Maret peneliti melakukan tes awal. Pada bulan april peneliti melakukan refleksi dari kegiatan tes awal dan merencanakan siklus dan memulai siklus 1 pada tanggal 5 Mei 2015. Karena pada siklus 1 hasil yang didapat oleh peneliti belum maksimal, maka dilakukan siklus 2 pada tanggal 29 Mei 2015. Terakhir pada bulan juni 2015, peneliti mengolah data hasil penelitian dan menuliskannya pada laporan penelitian tindakan kelas (PTK) ini.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV A Semester II di Sekolah Dasar Negeri yang bertempat di jalan Sirnamanah tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 26 orang terdiri dari 15 orang perempuan dan 11 orang laki-laki. Siswanya


(19)

30

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berasal dari latar belakang keluarga berbeda-beda, ada yang berasal dari keluarga yang berbeda-beda, mayoritas sebagai buruh namun ada yang berasal dari keluarga bermata pencaharian sebagai, PNS, dan wiraswasta.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dari desain model penelitian Kemmis dan Taggart adalah:

1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan peneliti saat di dalam kelas, peneliti mengamati permasalahan yang terdapat di kelas IVA dan mengkomunikasikan dengan guru kelas apakah terdapat masalah di kelas tersebut.

2. Rumusan Masalah

Setelah melakukan observasi, peneliti merumuskan masalah yang didapat dan mengkomunikasikan masalah tersebut dengan guru kelas mengapa bisa terjadi permaslahan tersebut.

3. Refleksi

Pada tahap ini peneliti merefleksi hasil dari rumusan masalah yang didapat, mengapa hal tersebut dapat terjadi berdasarkan wawancara yang di dapat dari guru kelas dan merumuskan cara penyelesaiaannya.

4. Perencanaan

Berikut adalah tahapan yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan siklus:

1) Mengkaji jurnal reflektifyang berisi hasil refleksi dari kegiatan tes awal; 2) Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan;

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan jurnal reflektif;

4) Mempersiapkan media yang akan digunakan untuk mengaplikasikan model kooperatif tipe STAD;


(20)

31

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan dikembangkan;

6) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran. Pada tahap perencaan peneliti mempersiapkan hal yang dibutuhkan sebelum melaksanakan siklus berdasarkan hasil refleksi sebelumnya yang dituliskan pada jurnal reflektif, hal yang harus dipersiapkan diantaranya adalah Rencana Persiapan Pengajaran (RPP). RPP merupakan uraian atau penjabaran dari silabus dalam bentuk langkah-langkah/kegiatan yang mendeskripsikan proses pembelajaran.

5. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan siklus yang telah direncanakan sebelumnya pada tahap perencaan.

6. Observasi

Tahap observasi peneliti mengobservasi penelitian dengan bantuan dari observer yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Tujuan dari kegiatan observasi adalah untuk mengamati pelaksanaan kegiatan apakah telah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak, serta untuk mengamati respon dari peserta didik.

7. Refleksi

Tahap refleksi adalah tahap merefleksikan kekurangan maupun kelebihan dari siklus yang telah dilaksanakan, yaitu hal-hal yang harus dipertahankan atau yang harus diperbaiki di siklus selanjutnya. Selain itu pada tahap ini, peneliti harus mengambil keputusan apakah akan dilaksanakan siklus selanjtnya atau tidak.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian disusun sebagai alat pengumpul data penelitian. Instrumen penelitian yang dikembangkan dalam PTK ini terdiri dari;

a. Instrumen Pembelajaran

Perangkat ini meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran, soal LKS kelompok, soal evaluasi, Analisis Materi Pelajaran (AMP), Learning experience, dan kisi-kisi soal.


(21)

32

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Instrumen Pengungkapan Data Penelitian

1) Tes;

Instrumen tes yang digunakan peneliti adalah soal evaluasi yang hasilnya digunakan peneliti untuk melihat peningkatan hasil belajar dalam ranah kognitif.

2) Non tes;

Instrumen non tes digunakan peneliti untuk mendukung data kuantitatif yang dikumpulkan dari instrument tes, adapun instrumen non tes yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a) APKG dan lembar observasi;

Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) digunkan untuk mengetahui aktivitas guru dan kesesuaian pembelajaran dengan prosedur yang telah direncanakan dalam RPP. Sedangkan lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas peserta dalam pembelajaran matematika dengan perlakuan kelas yang digunakan pada penelitian ini adalah klasikal.

b) Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini, mengungkapkan praktik-praktik pembelajaran yang menarik di kelas.

c) Jurnal Reflektif

Peneliti menuliskan temuan-temuan setelah melakukan tes awal maupun setelah siklus , untuk perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus selanjutnya. Jurnal reflektif didapat dari hasil refleksi dari kegiatan sebelumnya dan mendiskusikannya dengan teman sejawat, guru, dosen dan hasil pemikiran sendiri.

G. Analisis dan Interpretasi Data

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan kuantitatif, kehadiran peneliti di lapangan sangat diharuskan dalam penelitian kualitatif karena menurut Arikunto (2002: 11) dalam pengumpulan data harus selalu


(22)

33

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan sendiri oleh peneliti, berbeda dengan penelitian kuantitatif yang dapat diwakilkan dalam pengumpulan data. Data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpuan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanaya jenuh.

Triangulasi metode yaitu mengumpulkan data yang sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Misalnya kuesioner, wawancara, dan observasi. Penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda ini diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya.

Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Nasution dalam Sugiyono (2010, hlm.89) menyatakan analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penelitian hasil penelitian. Maka peneliti melakukan analisis data sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan.

Selanjutnya di lapangan peneliti menggunakan teknik analisis Model Miles and Huberman, yang terdiri dari empat tahap sebagai berikut :

1) Data Reduction (Reduksi Data), yaitu merangkum data yang didapat. Data didapat dari instrumen pembelajaran dan instrumen pengungkapan data yang telah dijelaskan sebelumnya.

2) Data Display (penyajian data), penyajian data dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat naratif, uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya, termuat dalam laporan hasil penelitian.

3) Conclusion Drawing/verivication, atau penarikan kesimpulan, dengan didukung bukti-bukti yang mantap.


(23)

34

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dengan cara membandingkan skor awal siswa dengan nilai evaluasi akhir. Untuk mengolah data kuantitatif peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Penskoran hasil tes evaluasi

Penskoran dilakukan dengan memberikan skor pada hasil evaluasi siswa dengan menghitung skor berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat oleh peneliti. b) Menghitung Nilai Rata-rata Kelas

Rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh data dalam satu kelompok kemudian dibagi dengan jumlah anggota kelompok tersebut. Berikut adalah cara mencari rata-rata kelas yang diadaptasi dari Sudjana (2013:109)

х = ∑� Keterangan

х = nilai rata-rata

∑x = Jumlah semua nilai siswa n = jumlah siswa

c) Menghitung Persentase Ketuntasan Belajar

Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal menggunkan :

TB=∑ s ≥7 � % …

Keterangan :

∑s ≥70 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 70

n = banyak siswa 100% = bilangan tetap TB = ketuntasan belajar Purwanto (Iswanto,2011:32)


(24)

35

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d) Menghitung peningkatan kemampuan siswa setiap siklus

Menghitung peningkatan kemampuan siswa setiap siklus dengan menentukan besarnya gain setiap siklus. Berikut adalah cara mencari gain menurut Prabawanto (Permatasari, 2013:50)

g = (skor tes siklus ke-ii) – (skor tes siklus ke-i)

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa untuk setiap siklus yang telah dilakukan, dapat diketahui dengan mencari gain rata-rata yang telah dinormalisasi berdasarkan efektivitas pembelajaran dengan rumus sebagai berikut menurut Prabawanto (Permatasari, 2013:50)

<g> = � � � − � � �

� � − � � �

Adapun kriteria efektivitas pembelajaran adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Interpretasi Gain Ternormalisasi

Nilai <g> Interpretasi

0,00 – 0,30 Rendah

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Tinggi


(25)

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, refleksi, dan pembahasan mengenai penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, maka dapat dikemukakan simpulan dan saran yang terkait dengan penelitian ini.

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Sekolah Dasar yang bertempat di Kecamatan Sukajadi, terdapat beberapa kesimpulan yang diperoleh diantaranya:

1. Perencanaan pada pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif sudah baik, dengan dibuktikannya hasil penelitian pada tahap perencanaan mendapat penilaian RPP pada siklus 1 sebesar 66.66% dan siklus 2 sebesar 93%, hal tersebut didapat dari persentase penilaian RPP yang dilakukan oleh tiga observer. Pada siklus pertama mendapat 66.66% karena RPP yang disusun oleh peneliti masih banyak terdapat kekurangan, sedangkan pada siklus kedua dalam mennyusun RPP peneliti mengalami peningkatan yaitu sebesar 93%. Adapun jika dihitung kemajuan penilaian RPP dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami perbaikan dengan meningkatnya hasil penilaian RPP yaitu sebesar 26.34%.

2. Pelaksanaan pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD yang dilakukan peneliti berjalan dengan lancar, dan langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan baik dan tepat waktu, hal ini dibuktikan dengan hasil pengamatan observer mengenai keterlaksanaan aktivitas guru pada siklus 1


(26)

116

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terlaksana 87.72%, hal ini terjadi karena beberapa langkah tidak dilaksanakan oleh guru karena keterbatasan waktu dan lain hal. Adapun keterlaksanaan aktivitas siswa sebesar 81.94%. Pada siklus 2 keterlaksanaan aktivitas guru meningkat hingga sebesar 100% dan aktivitas siswa sebesar 97.22%, pada aktivitas siswa tidak mencapai 100% karena terdapat beberapa langkah pembelajaran yang tidak mendapat respon dari siswa, seperti saat guru menanyakan hal yang belum dimengerti tidak ada siswa yang bertanya.

3. Hasil belajar pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti dengan penerapan model kooperatif tipe STAD mengalami kenaikan dengan diperoleh rata-rata gain sebesar 9.81 dan indeks gain sebesar 0,34 serta interpretasi sedang berdasarkan hasil evaluasi siklus 1 ke siklus 2. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan tersebut peneliti memiliki beberapa saran yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Bagi guru, model kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model alternative yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan model tersebut siswa dapat belajar dengan bantuan tim, dan setiap anggota tim bertanggung jawab atas nilai kemajuan kelompoknya sehingga setiap siswa akan merasa bertanggung jawab kepada kelompoknya dan berusaha agar mendapat nilai akhir yang melebihi skor awal. Secara lebih rinci rekomendasi untuk guru jika akan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:


(27)

117

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Persiapan dalam membuat RPP, Lembar evaluasi, LKS kelompok, media pembelajaran, dan pengelompokan peserta didik secara heterogen harus dipersiapkan secara benar-benar sebelum pembelajaran dimulai.

b) Saat pelaksanaan, pastikan diawal pembelajaran siswa telah mengerti dengan sistem atau aturan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut agar pada saat pembelajaran siswa tidak bertanya kembali mengenai poin kemajuan kelompok, skor awal, skor akhir dan lainnya.

c) Saat rekognisi tim, sebaiknya guru telah memahami dengan baik penskoran bagi siswa yang mengalami kemajuan. Agar saat pemberian skor tidak menghabiskan banyak waktu dengan melihat panduan pemberian skor.

d) Pada tahap pengarahan, anggota kelompok akan cenderung gaduh. Maka sebaiknya guru memberikan tugas seperti mencatat materi yang disampaikan oleh guru sebelumnya pada tahap mengajar, sedangkan ketua kelompok mendapat pengarahan dari guru.

2. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti dapat meneliti model kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Secara lebih rinci rekomendasi untuk peneliti selanjutnya jika akan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:

a) Sebelum melaksanakan penelitian dengan model kooperatif tipe STAD sebaiknya peneliti membaca berbagai referensi dari model kooperatif tipe STAD. Rujukan buku terdapat pada daftar pustaka pada penelitian ini.


(28)

118

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Peneliti dapat menggunakan gambaran model kooperatif tipe STAD serta hasil penelitian untuk dijadikan bahan referensi dalam penelitian selanjutnya.

c) Sebaiknya pada tahap rekognisi tim harus diperhatikan mengenai efektifitas waktu, sehingga tidak menghabiskan banyak waktu.

3. Bagi siswa, secara lebih rinci rekomendasi untuk siswa yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:

a) Menerima saat guru membagi kelompok secara heterogen, hal ini bermanfaat agar siswa lebih berbaur dengan yang lainnya.

b) Tidak membebankan LKS kelompok pada ketua kelompok saja, karena pada akhir pembelajaran kemajuan individu dapat menentukan skor kelompok.

c) Tidak ribut saat ketua kelompok melaksanakan pengarahan dari guru kelas, fokus terhadap tugas yang diberikan oleh guru.


(29)

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Barnadip, I. Sutari. (1976). Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta : Fakultas Ilmu pendidikan (FIP) IKIP Yogyakarta.

Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Isjoni, dan Mohd. Ismail, Arif. (2008). Model-Model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Kunandar. (2009). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Natalia, M. Margaretha. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas Publishing.

Slavin, E. Robert. (2005). Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik, terjemahan Nurulita Yusron. Bandung: Nusa Media

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: P.T Fajar Interpratama Mandiri

Wardoyo, M. Sigit. (2013). Pembelajaran Berbasis Riset. Jakarta Barat : Akademia Permata.

Nikmah, Ana Rifatun. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika siswa kelas IV MI Muhammadiyah Plus Suwaru Bandung Tulungagung Tahun ajaran 2013/2014. (Skripsi). IAIN Tulungagung, Jawa Timur.

Suci, Handayani. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN V Jombok Pule Trenggalek Tahun Ajaran 2013/2014. (Skripsi). IAIN Tulungagung, Jawa Timur.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Penilaian Hasil Belajar. Ebook tersedia:

https://teguhsasmitosdp1.files.wordpress.com/2010/06/19-kode-04-a1-penilaian-hasil-belajar.pdf

Suryana. (2010). Metodologi Penetilitian: Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan


(30)

120

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/196006021 986011-SURYANA/FILE__7.pdf

Tiurlina. (2006). Model Pembelajaran Matematika. Ebook tersedia:


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, refleksi, dan pembahasan mengenai penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, maka dapat dikemukakan simpulan dan saran yang terkait dengan penelitian ini.

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Sekolah Dasar yang bertempat di Kecamatan Sukajadi, terdapat beberapa kesimpulan yang diperoleh diantaranya:

1. Perencanaan pada pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif sudah baik, dengan dibuktikannya hasil penelitian pada tahap perencanaan mendapat penilaian RPP pada siklus 1 sebesar 66.66% dan siklus 2 sebesar 93%, hal tersebut didapat dari persentase penilaian RPP yang dilakukan oleh tiga observer. Pada siklus pertama mendapat 66.66% karena RPP yang disusun oleh peneliti masih banyak terdapat kekurangan, sedangkan pada siklus kedua dalam mennyusun RPP peneliti mengalami peningkatan yaitu sebesar 93%. Adapun jika dihitung kemajuan penilaian RPP dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami perbaikan dengan meningkatnya hasil penilaian RPP yaitu sebesar 26.34%.

2. Pelaksanaan pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD yang dilakukan peneliti berjalan dengan lancar, dan langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan baik dan tepat waktu, hal ini dibuktikan dengan hasil pengamatan observer mengenai keterlaksanaan aktivitas guru pada siklus 1


(2)

116

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terlaksana 87.72%, hal ini terjadi karena beberapa langkah tidak dilaksanakan oleh guru karena keterbatasan waktu dan lain hal. Adapun keterlaksanaan aktivitas siswa sebesar 81.94%. Pada siklus 2 keterlaksanaan aktivitas guru meningkat hingga sebesar 100% dan aktivitas siswa sebesar 97.22%, pada aktivitas siswa tidak mencapai 100% karena terdapat beberapa langkah pembelajaran yang tidak mendapat respon dari siswa, seperti saat guru menanyakan hal yang belum dimengerti tidak ada siswa yang bertanya.

3. Hasil belajar pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti dengan penerapan model kooperatif tipe STAD mengalami kenaikan dengan diperoleh rata-rata gain sebesar 9.81 dan indeks gain sebesar 0,34 serta interpretasi sedang berdasarkan hasil evaluasi siklus 1 ke siklus 2. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan tersebut peneliti memiliki beberapa saran yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Bagi guru, model kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model alternative yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan model tersebut siswa dapat belajar dengan bantuan tim, dan setiap anggota tim bertanggung jawab atas nilai kemajuan kelompoknya sehingga setiap siswa akan merasa bertanggung jawab kepada kelompoknya dan berusaha agar mendapat nilai akhir yang melebihi skor awal. Secara lebih rinci rekomendasi untuk guru jika akan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:


(3)

a) Persiapan dalam membuat RPP, Lembar evaluasi, LKS kelompok, media pembelajaran, dan pengelompokan peserta didik secara heterogen harus dipersiapkan secara benar-benar sebelum pembelajaran dimulai.

b) Saat pelaksanaan, pastikan diawal pembelajaran siswa telah mengerti dengan sistem atau aturan dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut agar pada saat pembelajaran siswa tidak bertanya kembali mengenai poin kemajuan kelompok, skor awal, skor akhir dan lainnya.

c) Saat rekognisi tim, sebaiknya guru telah memahami dengan baik penskoran bagi siswa yang mengalami kemajuan. Agar saat pemberian skor tidak menghabiskan banyak waktu dengan melihat panduan pemberian skor.

d) Pada tahap pengarahan, anggota kelompok akan cenderung gaduh. Maka sebaiknya guru memberikan tugas seperti mencatat materi yang disampaikan oleh guru sebelumnya pada tahap mengajar, sedangkan ketua kelompok mendapat pengarahan dari guru.

2. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti dapat meneliti model kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Secara lebih rinci rekomendasi untuk peneliti selanjutnya jika akan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:

a) Sebelum melaksanakan penelitian dengan model kooperatif tipe STAD sebaiknya peneliti membaca berbagai referensi dari model kooperatif tipe STAD. Rujukan buku terdapat pada daftar pustaka pada penelitian ini.


(4)

118

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Peneliti dapat menggunakan gambaran model kooperatif tipe STAD serta hasil penelitian untuk dijadikan bahan referensi dalam penelitian selanjutnya.

c) Sebaiknya pada tahap rekognisi tim harus diperhatikan mengenai efektifitas waktu, sehingga tidak menghabiskan banyak waktu.

3. Bagi siswa, secara lebih rinci rekomendasi untuk siswa yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:

a) Menerima saat guru membagi kelompok secara heterogen, hal ini bermanfaat agar siswa lebih berbaur dengan yang lainnya.

b) Tidak membebankan LKS kelompok pada ketua kelompok saja, karena pada akhir pembelajaran kemajuan individu dapat menentukan skor kelompok.

c) Tidak ribut saat ketua kelompok melaksanakan pengarahan dari guru kelas, fokus terhadap tugas yang diberikan oleh guru.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Barnadip, I. Sutari. (1976). Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta : Fakultas Ilmu pendidikan (FIP) IKIP Yogyakarta.

Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Isjoni, dan Mohd. Ismail, Arif. (2008). Model-Model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Kunandar. (2009). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Natalia, M. Margaretha. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas Publishing.

Slavin, E. Robert. (2005). Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik, terjemahan Nurulita Yusron. Bandung: Nusa Media

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: P.T Fajar Interpratama Mandiri

Wardoyo, M. Sigit. (2013). Pembelajaran Berbasis Riset. Jakarta Barat : Akademia Permata.

Nikmah, Ana Rifatun. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika siswa kelas IV MI Muhammadiyah Plus Suwaru Bandung Tulungagung Tahun ajaran 2013/2014. (Skripsi). IAIN Tulungagung, Jawa Timur.

Suci, Handayani. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN V Jombok Pule Trenggalek Tahun Ajaran 2013/2014. (Skripsi). IAIN Tulungagung, Jawa Timur.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Penilaian Hasil Belajar. Ebook tersedia:

https://teguhsasmitosdp1.files.wordpress.com/2010/06/19-kode-04-a1-penilaian-hasil-belajar.pdf

Suryana. (2010). Metodologi Penetilitian: Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan


(6)

120

Dyah Citra Wardani, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/196006021 986011-SURYANA/FILE__7.pdf

Tiurlina. (2006). Model Pembelajaran Matematika. Ebook tersedia:

http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/DUAL-MODES/MODEL_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA/


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

0 2 126

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENERAPKAN DASAR �.

0 1 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI CAHAYA.

0 6 34