Estimasi TPW Fungsi Spectral density

III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bidang Pemodelan Iklim Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN Bandung pada bulan Maret –Juni 2008.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer dengan software Microsoft Office, Matlab versi 7.1, RAOB 5.1, serta SPSS versi 13 yang telah di-install di Bidang Pemodelan Iklim LAPAN-Bandung Adapun bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : a. Data suhu, tekanan dan kelembaban relatif hasil pengukuran radiosonde yang diambil dari situs http:weather.uwyo.eduupperairseasia .html yang berupa data harian dan pengukuran setiap lapisan untuk dua daerah yaitu Padang 0.88 LS, 100.35 BT dan 3 MSL dan Biak 1.18 LS,136.12 BT dan 11 MSL antara Bulan Maret 2007 sampai dengan Februari 2008 pada masing-masing daerah. b. Data curah hujan harian pada daerah Padang dan Biak untuk periode Maret 2007 sampai dengan Februari 2008. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Identifikasi Stabilitas Atmosfer Identifikasi stabilitas atmosfer dilakukan dengan mengamati nilai Brunt Väisälä Frequency Square BVFS yang dirumuskan sebagai berikut, z θ θ g N 2 ∂ ∂ = 0.286 p 1000 T θ       = Mc.Ilveen, 1986 Keterangan : N 2 : Brunt Väisälä frequency square 1s 2 g : Percepatan gravitasi ms 2 θ : Suhu potensial Kelvin=T o C+273 z : Ketinggian meter T : Suhu udara Kelvin P : Tekanan udara mb Nilai N 2 yang dihasilkan dari penghitungan data radiosonde digambarkan dalam profil vertikal pada masing-masing pengukuran dan dibandingkan untuk kedua daerah yang berbeda pada periode waktu tertentu. Semakin stabil suatu kondisi udara maka nilai Brunt Väisälä Frequency square semakin besar .

3.3.2 Estimasi TPW

TPW didefinisikan sebagai jumlah air dalam suatu kolom udara jika seluruh uap air dalam kolom tersebut mengalami kondensasi Wiesner, 1970. Untuk menduga nilai TPW ini menggunakan formula : ∫ ∫ ∫ + = = + = = + = = − = = = dz pz p pz p dz z z z z dz z z z z v i i i i i i dp q g 10 dz qρ dz ρ W dengan : W = precipitable water mm z i = ketinggian di i m p zi = tekanan di ketinggian zi mb ρ = kerapatan uap air kgm 3 q = kelembaban spesifik Pengamatan melalui radiosonde memberikan pengukuran struktur vertikal atmosfer dalam bentuk tekanan p mb, temperatur T o C dan kelembaban relatif RH . T P, s e T P, e RH =       + × = T 239.7 7.567.T s 10 11 . 6 e Riegel, 1992 Keterangan : RH = kelembaban relatif e = tekanan uap aktual mb e s = tekanan uap jenuh mb T = suhu udara o C Kelembaban spesifik adalah perbandingan massa uap air dengan massa udara lembab, sedangkan mixing ratio adalah perbandingan antara massa uap air dengan massa udara kering. Berdasarkan nilai kelembaban relatif maka untuk menentukan nilai kelembaban spesifik digunakan persamaan sebagai berikut, p e 0.622 p e , e p e 0.622 r = − = r 1 r q + = Keterangan : r = mixing ratio gkg q = kelembaban spesifik gkg e = tekanan uap air mb p = tekanan udara mb Massa uap air dalam satu satuan kolom udara adalah : ∫ = z v dz ρ W dengan memasukkan persamaan hidrostatik dp = - ρ g dz, diperoleh : ∫ ∫ − = = z z p p p p v qdp g 1 g dp ρ ρ W Persamaan ini digunakan untuk memperkirakan air terkandung antara dua ketinggian di dalam suatu massa udara dengan menggunakan data kelembaban dan tekanan terhadap ketinggian Juaeni, 1988.

3.3.3 Fungsi Spectral density

Fungsi spektral density merupakan sebuah fungsi untuk melihat sifat suatu frekuensi dalam sebuah deret data time series . Salah satu teknik atau metode analisis energi spektral density yang umum digunakan adalah FFT Fast Fourier Transform . Deret fourier yang dapat dirumuskan sebagai berikut. ∑ ∞ = + + = 1 sin cos 2 i r r rt b rt a a t F Pada suatu selang 0,2π,- π, π dengan periode 2 π. Dimana : ∫ ∫ − − = = π π π π π π π dt rt t f a dt t f a cos 1 1 r=1,2,.... ∫ − = π π π dt rt t f b n sin 1 Sedangkan untuk fungsi dari analisis spektral density ini dapat dituliskan sebagai berikut Christopher. 1989: ω ω ω d dF f = Dimana Fω merupakan fungsi dari distribusi energi spektral

3.3.4 Estimasi Hubungan antara TPW dengan Curah Hujan