Estimasi TPW Metode Penelitian .1 Identifikasi Stabilitas Atmosfer

Gambar 9 Profil vertikal N 2 di daerah Biak tanggal 26 Juni 2007. Gambar 10 Profil vertikal kelembaban relatif di daerah Biak tanggal 26 Juni 2007.

4.1.2 Identifikasi Stabilitas Atmosfer Rata-rata Bulanan

Kondisi rata-rata per bulan Desember dan bulan Juni pada daerah Padang digambarkan pada profil gambar 11 dan 12, Gambar 11 Profil vertikal N 2 di daerah Padang bulan Desember 2007. Gambar 12 Profil vertikal N 2 di daerah Padang bulan Juni 2007. Secara umum, pada saat bulan Desember kondisi atmosfir relatif tidak stabil sehingga pengangkatan massa udara terjadi secara intensif sampai ketinggian tropopause. Didukung dengan kondisi udara yang lembab, maka peluang terbentuknya awan-awan besar seperti Cumulonimbus akan sangat besar. Sedangkan pada bulan Juni, kondisi kolom udara cenderung stabil ditunjukkan dengan nilai N 2 yang relatif berubah-ubah lebih tinggi, sehingga pengangkatan massa udara kurang intensif yang mengakibatkan kondisi lebih kering. Gambar 13 Profil vertikal N 2 di daerah Biak bulan Desember 2007. Gambar 14 Profil vertikal N 2 di daerah Biak bulan Juni 2007. Kondisi pada daerah Padang sangatlah berbeda apabila dibandingkan dengan profil rata-rata untuk daerah Biak. Pada daerah Biak selama bulan Desember dan Bulan Juni rata-rata memiliki kondisi atmosfer yang tidak stabil sehingga peluang up draft yang besar sama-sama tinggi.

4.2 Estimasi TPW

Jumlah kandungan uap air yang dapat diendapkan sekaligus diturunkan sebagai hujan dihitung antara dua level tekanan. Hasil TPW berupa presipitasi yang merupakan setiap produk dari kondensasi uap air di atmosfer. Jenis presipitasi antara lain hujan, salju, hujan es, embun dan kabut. Jumlah total kandungan uap air setiap hasil pengukuran radiosonde menunjukkan bahwa massa udara yang banyak mengandung uap air diperoleh disekitar troposfer bawah kurang dari 10 km. Analisis selanjutnya dilakukan pada nilai TPW selama satu tahun. Nilai yang dianalisis adalah power spektral density. Teknik yang digunakan adalah dengan fast fourier transform FFT. Dengan teknik FFT periode dari deret waktu yang tersembunyi dapat dilihat sehingga puncak osilasi TPW akan terlihat sebagai puncak peak energi spektral. Pada daerah Padang analisis FFT dilakukan pada data selama kurang lebih satu tahun mulai 1 Maret 2007-29 Februari 2008. Hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut, Gambar 15 Power Spektral Density TPW daerah Padang periode 1 Maret 2007-29 Februari 2008. Berdasarkan gambar 15, dapat dilihat bahwa power spektral density terjadi sekitar 60 harian. Hal tersebut menunjukkan kondisi TPW yang sama akan berulang kembali pada 60 hari berikutnya. Hasil yang serupa dapat dilihat pada analisi wavelet berikut , Gambar 16 Wavelet TPW daerah Padang Padang periode 1 Maret 2007-29 Februari 2008. Pada daerah Biak, juga terjadi kondisi yang sama. Dengan menganalisis nilai TPW mulai tanggal 1 Maret sampai dengan 29 Februari 2008 maka dapat terlihat nilai periode osilasi sebesar kurang lebih 90 harian. Berikut energi spektral untuk nilai TPW daerah Biak. Gambar 17 Energi spektral TPW daerah Biak periode 1 Maret 2007-29 Februari 2008. Gambar 18 Wavelet TPW daerah Biak periode 19 Oktober 2007-29 Februari 2008. Apabila kedua daerah yaitu Padang dan Biak dibandingkan maka pola osilasi pada daerah Biak cenderung lebih panjang daripada daerah Padang ~60 harian ~90 harian