Total Precipitable Water Pertumbuhan Awan Konvektif

enviromental lapse rate akan lebih kecil daripada adiabatic lapse rate sehingga gaya bouyancy yang memindahkan parsel akan memiliki arah yang berlawanan dengan perpindahannya. Pada penentuan stabilitas udara diperlukan nilai suhu potensial. Suhu potensial merupakan suhu udara pada saat tekanan 1000 mb. Nilai suhu potensial dapat ditentukan berdasarkan nilai suhu udara berdasarkan persamaan berikut, 0.286 p 1000 T θ       = Keterangan: θ : suhu potensial K T : suhu udara K P : tekanan udara mb Penentuan stabilitas udara dilakukan berdasarkan persamaan berikut ini, dz dθ stabil dz dθ = netral dz dθ tidak-stabil Keterangan: θ : suhu potensial K z : ketinggian meter Suatu parsel yang bergerak dalam kondisi adiabatik akan berosilasi yang menggambarkan kondisi stabilitas konvektif lapisan tersebut. Nilai osilasi digambarkan dalam frekuensi yang disebut Brunt Väisälä Frequency Square yang akan meningkat apabila kondisi lingkungan semakin stabil. Brunt Väisälä Frequency Square dirumuskan sebagai berikut, z θ θ g N 2 ∂ ∂ = Mc.Ilveen, 1986 Keterangan : N 2 : Brunt Väisälä frequency square 1s 2 g : Percepatan gravitasi ms 2 θ : Suhu potensial Kelvin=T o C+273 z : Ketinggian meter T : Suhu udara Kelvin P : Tekanan udara mb

2.2 Kelembaban Atmosfer

Uap air merupakan salah satu unsur penting di atmosfer karena merupakan sumber dari segala bentuk kondensasi dan curahan, mengandung bahang laten yang merupakan sumber energi yang penting untuk sirkulasi atmosfer, serta banyaknya uap air dan distribusi vertikal uap air di dalam atmosfer mempengaruhi kestabilan atmosfer Prawirowardoyo, 1996 Menurut Trewartha dan Horn 1980, uap air mempunyai jumlah yang bervariasi mulai dari 3- 4 pada daerah lembab seperti kawasan tropis sampai bernilai nol di kawasan atmosfer yang tinggi. Pada umumnya, uap air terkonsentrasi pada ketinggian dekat permukaan yaitu sekitar kurang dari 10 kilometer di atas permukaan Arya, 1999. Hal tersebut dikarenakan uap masuk ke atmosfer melalui evaporasi air dari permukaan daratan dan lautan. Jumlah uap air sangat beragam tergantung kondisi penguapan pada daerah yang bersangkutan. Kandungan uap air yang tinggi terdapat di atas lautan dan hutan hujan tropis yang volumenya dapat mencapai tiga atau empat persen. Demikian pula sebaliknya, pada daerah gurun, uap air hanya merupakan bagian kecil sebesar 1. Istilah umum yang digunakan untuk menyatakan kandungan uap air adalah kelembaban. Kelembaban menyatakan jumlah air yang ada di udara dibandingkan dengan jumlah yang dapat disimpan pada suhunya. Untuk menyatakan nilai kelembaban dapat digunakan berbagai istilah seperti kelembaban mutlak, relatif, dan spesifik. Selain itu dapat juga dinyatakan dengan tekanan uap dan mixing ratio . Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air persatuan volume udara. Sedangkan kelembaban relatif merupakan perbandingan antara tekanan uap air aktual dengan tekanan uap air jenuh pada kapasitas udara untuk menampung uap air Handoko,1995. Selain itu, kelembaban relatif juga dapat dihitung dari nilai mixing ratio r dengan membandingkannya terhadap nilai mixing ratio jenuh r s . Kelembaban ini biasanya dinyatakan dalam persen , secara matematis dapat dimyatakan dengan : 100 r r RH s × =

2.3 Total Precipitable Water

Total precipitable water TPW di definisikan sebagai banyaknya kandungan uap air yang terkumpul dalam suatu kolom udara yang dapat diendapkan sekaligus diturunkan sebagai presipitasi, bila kandungan uap air dalam kolom tersebut telah mengembun semua Y. Viswanadham, 1981 Jumlah air yang dapat diembunkan sekaligus diturunkan sebagai hujan belum dapat diketahui secara pasti, hal tersebut disebabkan stabilitas atmosfer, variasi kandungan uap air, perbedaan tekanan antara dua lapisan dan musim. Untuk mengetahui besarnya nilai TPW digunakan parameter tekanan P, suhu T, kelembaban relatif RH, percepatan gravitasi bumi g, mixing ratio r dan kerapatan uap air ρ disetiap lapisan atmosfer yang diamati. Pengamatan melalui radiosonde atau peralatan lain memberikan pengukuran struktur vertikal atmosfer dalam bentuk tekanan P mb, temperatur T o C dan kelembaban spesifik q g kg -1 atau satuan lain yang sejenis. Tebal atau jumlah air terkandung, dengan menggunakan data P dalam mb dan q dalam g kg -1 , dapat dinyatakan dengan : g 1 cm w = ∫ z p p qdp Persamaan ini digunakan untuk memperkirakan air terkandung di dalam suatu massa udara dengan menggunakan data kelembaban dan tekanan antara dua ketinggian p dan p z Juaeni, 1988.

2.4 Pertumbuhan Awan Konvektif

Salah satu faktor yang penting dalam proses pembentukan awan adalah konveksi massa udara permukaan ke atas. Awan- awan konvektif yang terbentuk akibat kenaikan udara di permukaan yang relatif panas banyak dijumpai di daerah-daerah sekitar ekouator. Hal tersebut dikarenakan daerah ekuator merupakan daerah konvergensi massa udara dari dua belahan bumi ITCZ=Inter Tropical Convergence zone . Awan yang berkembang vertikal dihasilkan oleh kantong massa udara yang hangat dan lembab yang masih mampu naik sampai ketinggian yang cukup tinggi setelah melewati batas kondensasi. Pertumbuhan tersebut disebabkan adanya pelepasan panas laten kondensasi yang cukup besar. Menurut Tjasyono 1981 akibat penyerapan radiasi matahari oleh permukaan tanah tidak merata daerah berbukit, daerah tumbuh-tumbuhan dan macam-macam jenis tanah, maka pertumbuhan awan konvektif cenderung pada daerah dengan pemanasan paling kuat. Di atas daratan pada umumnya keawanan maksimum terjadi pada siang hingga sore hari yang diakibatkan oleh proses konveksi yang kuat terutama pada daerah tropis. Sedangkan pada daerah lautan, keawanan maksimum terjadi pada malam hari pada saat ketidakstabilan meningkat karena adanya pendinginan pelepasan energi melalui radiasi dari puncak awan. Lapisan inversi merupakan hambatan bagi pertumbuhan awan konvektif karena lapisan ini adalah stabil Tjasyono 1981, diacu dalam Wahab 2005. Hanya dengan up draft yang kuat lapisan ini dapat ditembus oleh awan. Karena adanya lapisan inversi ini, maka bentuk awan konvektif menjadi berubah, ada kalanya seperti cerobong atau seperti balok. Apabila terdapat lapisan inversi, maka kemungkinan untuk turun hujan hampir tidak ada.

2.5 Curah Hujan