EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) TAHUN 2011 DI KABUPATEN DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB)
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN
PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) TAHUN 2011 DI KABUPATEN DOMPU
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB)
S K R I P S I
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
Disusun Oleh:
MUARIF
( 06230039 )
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN
PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) TAHUN 2011 DI KABUPATEN DOMPU
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB)
Disusun Oleh :
MUARIF
NIM: 06230039
Telah dipertahankan didepan sidang dewan penguji Skripsi
Dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)
Tanggal: 04 Mei 2012
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1.
Hevi Kurnia Hardini, S. IP., MA. Gov ( )
2.
Drs. Imam Hidayat, M.Si ( )
3.
Drs. Jainuri, M.Si ( )
4.
Drs. Krishno Hadi, MA ( )
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
(3)
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Assalamu’alaikum
Warrahmatullahi Wabarakatuh. Segala puji bagi Allah. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain
Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad rasul Allah. Ya Allah berikanlah shalawat kepada
Muhammad dan keluarganya sebagimana telah engkau berikan kepada Ibrahim dan keluarganya.
Ya Allah, berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana engkau telah berkahi Ibrahim
dan keluarganya.
Disertasi
"Efektivitas
Pelaksanaan
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan
(MUSRENBANG) Tahun 2011 di Kabupaten Dompu Provisi Nusa Tenggara Barat“ disusun
sebagai bagian pendidikan S-1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Malang. Penelitian bertujuuan untuk mengidentifikasikan, memperoleh
informasi tentang kemandirian pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunaan
(MUSRENBANG). Semoga disertasi ini akan memberikan sumbangsih yang berarti bagi
peningkatan profesionalisme kerja bagi aparatur pemerintah pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya.
Ucapan terimakasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan, serta motivasi baik langsung maupun tidak langsung sehingga
karya ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih dan
penghormatan setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada :
1.
Bapak Prof. Drs. Muhajir Efendi, M.Ap, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.
2.
Bapak Dr. Wahyudi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang.
3.
Ibu Tri Sulistyaningsih, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas
Muhammadiyah Malang.
4.
Bapak Drs. Jainuri M.Si., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan
meluangkan waktu dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Bapak Drs. Krishno Hadi MA., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dan meluangkan waktu dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Bapak Salahudin, S.IP., selaku Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas
Muhammadiyah Malang. Ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada beliau serta
keluarga yang telah membimbing penulis dan banyak membantu menyelesaikan
penulisan ilmiah ini, penulis merupakan manusia biasa yang tidak dapat hidup tanpa
bantuan dari orang lain. Semoga Allah SWT senantisa membalas kebaikan beliau, amin.
7.
Kepada Pemerintah Kabupaten Dompu (NTB)., selaku Subjek penelitian penulis.
(4)
8.
Kepada Keluarga Tercinta, Ayahanda Anwar H. Mansyur dan Ibunda Farida Anwar M.
Yasin, juga saudara-saudara saya d’Rahmad, Acha Yuli, Abink Imaduddin, Muhammad
Ardianyah, Rama Dhinata yang telah memberikan dukungan semangat untuk
menyelesaikan karya ilmiah ini, ucapan rasa terimakasih yang tak terhingga. Semoga
Allah SWT senantisa membalas kebaikannya.
9.
Kepada wanita yang mengisi hatiku adalah kekasih tersayang Putri Sophia Agusthia yang
senantiasa memberi dorongan semangat agar menyelesaikan karya ilmiah sebagai
tuntutan akhir kuliah penulis.
10.
Kepada teman-teman Jurusan Ilmu Pemerintahan Angkatan 2006 – 2007 - 2008 yang
telah memberikan spirit, dan juga berkenan hadir pada seminar proposal.
11.
Kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan karya ilmiah ini yang tidak
bisa penulis disebutkan satu persatu.
Studi dan penyusunan disertai dengan niat ikhlas karena Allah sebagai bagian dari
jihad, hijrah, dan ibadah. Semua kebenaran dari Allah sedangkan kekhilafan dari penulis.
Semoga Allah mengampuni, menerima, menjadikannya amal jariyah, bermanfaat dan baik
bagi semua. Penulis menerima perbaikan, pembenaran dan lain-lain dan mohon maaf kepada
siapa dan apa juga yang saya berbuat salah atau terambil haknya. Saudara yang membaca
penelitian ini dituntut oleh amanah ilmiah untuk memberikan tegur sapa, kritik, dan
penyempurnaan. Semoga Allah memberikan kebaikan untuk kita semua.
Malang, 18 April 2012
(5)
TAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI………...
i
DAFTAR TABEL………..
iv
DAFTAR BAGAN……….
v
DAFTAR GRAFIK………
vi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang……….
1
B.
Rumusan Masalah………
5
C.
Tujuan Penelitian……….
5
D.
Manfaat Penelitian………..
5
E.
Definisi Konseptual………...
6
F.
Definisi Operasional………...
8
G.
Metode Penelitian………....
12
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Tujuan Umum Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(MUSRENBANG) ……….
18
1.
Pengertian Musrenbang………..
19
2.
Tahap-tahap Musrenbang………...
23
3.
Peran dan Kedudukan Musrenbang………
26
4.
Syarat Keberhasilan Musrenbang……….……….
27
5.
Sasaran Yang Perlu dicapai dalam Pelaksanaan
Musrenbang………
28
6.
Paradigma Baru dalam Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (MUSRENBANG)……….
29
7.
Posisi dan Kepentingan Masyarakat dalam Musrenbang..
34
8.
Musrenbang sebagai Proses Politik dalam
Pelaksanaan Pembangunan Daerah………….…………..
35
9.
Meminimalisir Formalitas dalam Proses Musrenbang…..
42
B.
Efektivitas Proses Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (MUSRENBANG)………
44
1.
Pengertian Efektivitas dan Strategi Mengefektivitaskan
Perencanaan Pembangunan………
44
2.
Dimensi Efektivitas dalam Perencanaan Pembangunan…
48
(6)
BAB III DESKRIPSI WILAYAH
A.
Letak Geografis Daerah Kabupaten Dompu………...
57
1.
Topografi………
59
2.
Hidrologi………
60
3.
Klimatologi………
60
4.
Domografi………..
61
B.
Kawasan Budidaya Kabupaten Dompu………..……..
63
1.
Kawasan Budidaya Pertanian ……….…..
63
2.
Kawasan Budidaya Perkebunan……….
65
3.
Kawasan Budidaya Perikanan………
66
4.
Kawasan lindong………..…..
66
C.
Kepemerintahan Kabupaten Dompu ………
67
1.
Geografi Pemerintahan Kabupaten Dompu...
67
2.
Struktur Pemerintahan Kabupaten Dompu..…….
69
D.
Perkembangan Sektor Pertanian Kabupaten Dompu…………
69
1.
Tanaman Pangan………
70
2.
Perkembunan ……….……
71
3.
Kehutanan………...
71
4.
Peternakan………...
72
5.
Perikanan………
72
E.
Perkembangan Sektor Industri Kabupaten Dompu……..……
72
F.
Perkembangan Sektor Perdagangan Kabupaten Dompu ..…..
73
G.
Perkembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Dompu…..……
73
H.
Tingkat Konsumsi Masyarakat Kabupaten Dompu ...
74
I.
Perkembangan Sosial Masyarakat Kabupaten Dompu……….
74
1.
Agama………...….
74
2.
Pendidikan………..
75
3.
Kesehatan………...
76
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A.
Kondisi dan Permasalahan Pembangunan Daerah
KabupatenDompu……….….………
77
A.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat………..………
77
A.1.1. Kemampuan Daya Beli ………..………….
78
A.1.2. Nilai Tukar Petani (NPT)………...
78
A.1.3. Penduduk Miskin……….…….
79
A.2. Pelayanan Umum………..
81
A.2.1. Bidang Pendidikan………
82
A.2.2. Bidang Kesehatan………..
82
A.2.3. Pekerjaan Umum, Perumahan dan
Penataan Ruang………
83
A.2.4. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak
84
A.2.5. Sosial……….
84
(7)
B.
Pelaksanaan Musrenbang Tahun 2011 Kabupaten Dompu…..
87
B.1. Landasan Hukum Pelaksanaan Musrenbang
Tahun 2011……….
87
B.1.1. Musrenbang Desa Tahun 2011 Kabupaten Dompu……
91
B.1.2. Musrenbang Kecamatan Tahun 2011
Kabupaten Dompu………..
95
B.1.3. Musrenbang RKPD Tahun 2011 Kabupaten Dompu…
97
B.1.3.1. Mendorong Percepatan Peningkatan
Produktivitas Daerah………...
105
B.1.3.2. Mendorong Peningkatan Kemampuan dan
Daya Beli Masyarakat………..
105
B.1.3.3. Mendorong Peningkatan Peningkatan Upaya
Pemerataan Pendapatan……… 106
B.1.3.4. Mendorong Percepatan Penurunan Angka
Kemiskinan……….. 106
B.1.3.5. Mendorong Peningkatan Pembukaan
Lapangan Kerja……….…….………….. 106
B.1.3.6. Mendorong Terwujudnya Realisasi
Investasi……….………..
106
B.1.3.7. Mendorong Peningkatan Kapasitas
Fiskal Daerah……….…………... 107
C.
Hasil Pelaksanaan Musrenbang Desa, Musrenbang
Kecamatan, dan Musrenbang RKPD………....
109
D.
Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Musrenbang
Tahun 2011 di Kabupaten Dompu………...
114
BAB V PENUTUP
A.
Penutup……….. 115
B.
Saran……….
117
(8)
DAFTAR TABEL
No.
Tabel
Nama Tabel
Hal
1.
Tahap-tahap Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (MUSRENBANG)
23
2.
Luas Kabupaten Dompu Menurut Kecamatan Tahun 2010
58
3.
Tinggi Ibukota Kecamatan dari Permukaan Laut Tahun 2010
59
4.
Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepatatan
Kenduduk Per km
2Menurut Kecamatan Tahun 2010
62
5.
Banyaknya Desa, Kelurahan, Dusun, Lingkungan dan Rukun
Tetangga Menurut Kecamatan Tahun 2010
68
6.
Konsumsi per Kapita Kabupaten Dompu Tahun 2006 – 2009
78
7.
Nilai Tukar Petani Propinsi NTB
79
8.
Daftar Permasalahan Pembangunan Daerah Kabupaten Dompu
85
9.
Perbandingan Jumlah Anggaran Pembangunan Fisik, Ekonomi,
dan Pembangunan Sosial Berdasarkan Hasil Kegiatan
Musrenbang RKPD Tahun 2011. Tahun Anggaran 2012
104
10.
Perbandingan Jumlah Anggaran Bagian Administrasi Umum
dengan Bagian Kesejahteraan Masyarakat
104
11.
Anggaran Untuk Bidang Sesuai Potensi Daerah Tahun 2012
108
12.
Perekonomian Kabupaten Dompu dapat di Proyeksikan dalam
Tahun 2012
109
13.
Hasil Musrenbang Desa Lanci Jaya Tahun 2011 Bidang
Ekonomi
111
14.
Hasil Musrenbang Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu
tahun 2011 Bidang Ekonomi
112
15.
Hasil Pelaksanaan Musrenbang RKPD Kabupaten Dompu
Tahun 2011
(9)
DAFTAR BAGAN
No. Bagan
Nama Bagan
Hal
1.
Model good APBD Gevernance
33
2.
Proses Politik Pelaksanaan Musrenbang
38
3.
Struktur Pemerintahan Daerah Kabupaten Dompu
69
4.
Mekanisme Pelaksanaan Musrenbang di Kabupaten Dompu
90
5.
Hubungan Antar Hasil Desa, Kecamatan, dan RKPD
110
(10)
DAFTAR GRAFIK
No. Grafik
Nama Grafik
Hal
1.
Perkembangan Angka Kemiskinan Kabupaten Dompu
Tahun 2006-2010
80
(11)
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Soeharno,Irawan, Metode penelitian social
.
Bandung 2002
Gulo W. Metode Penelitian, Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta 2002
Maya Rostanty, Nandang Suherman dkk, Mewujudkan Anggaran Pro Rakyat Miskin: Manual
Advokasi Mastarakat Sipil dalam Siklus Anggaran Daerah.Tahun 2008.
Salahudin. Korupsi Demokrasi dan Pembangunan daerah, Tahun 2012.
Dr. Anis Ibrahim, SH. M.Hum. LEGISLASI dan DEMOKRASI, Interaksi dan Konfigurasi
Politik Hukum Dalam Pembentukan Hukum di Daerah. Tahun 2008.
Aries Djaenuri, Disertasi,
pengaruh Organisasi Pelaksanaan Kebijakan dan Lingkungan
Kebijakan terhadap Keefektifan Penyelenggaraan Pemerintah Desa di Irian Jaya,
Bandung 2003.
Sony Yuwono, Dwi Cahyo Utomo, H. Suhery Zein, H. Azrafiany A.R. Memahami APBD dan
Permasalahannya, Panduan Pengelolaan Keuangan Daerah.Cetakan Pertama Tahun
2008.
Hasil Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS), APBD Kabupaten Dompu Tahun
Anggaran 2012
Dompu Dalam Angka, Tahun 2011
Panduan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) Kabupaten Dompu,
Tahun 2011
Hasil Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2011-2015
Kabupaten Dompu
Hasil Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) RKPD
Tahun 2011 Kab. Dompu
(12)
SUMBER LAIN:
Krishno Hadi. Proposal penelitian 2006 dibiayai DPPM UMM. Partisipasi Masyarakat Dalam
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah
Pasal 18 UUD 1945, Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian dari tugas–tugas
pemerintahan di daerah.
Undang-undang No. 32 Tahun 2004, Tentang Pemerintahan Daerah.
Pasal 18 UUD 1945, Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian dari tugas – tugas
pemerintahan di daerah.
Surat BAPPEDA Nomor: 050/69/BAPPEDA dan Litbang/2011 Tentang Pelaksanaan
MUSRENBANG tahun 2012.
http://pemerintahanilmu.blogspot.com/2011/02/dasar-hukum-musrenbang.htm
Diakses pada tanggal 14 februari 2012
http://www.transparansi.or.id/tentang/good-governance
Diakses pada tanggal 14 februari 2012
http://bappedanews.blogspot.com/2010/07/mengawal-rtrw-provinsi-ntb-permasalahan.html
diakses pada tanggal 26 januari 2012.
http://bappedanews.blogspot.com/2010/07/mengawal-rtrw-provinsi-ntb-permasalahan.html
diakses pada tanggal 26 januari 2012.
http://issuu.com/suarantb/docs/snt12012011
diakses pada tanggal 26 januari 2012
http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentang-efektivitas.html
diakses pada tanggal 27 februari 2012
http://forenbangdakabbandung.blogspot.com/2011/01/petunjuk-teknis-pelaksanaan-musrenbang.html
diakses pada tanggal 27 februari 2
012(13)
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pergeseran paradigma pengelolaan anggaran daerah, dari pengelolaan yang mengedepankan sistem top down menuju pengelolaan bottom-up. Hal ini menggambarkan adanya keinginan kuat untuk memposisikan masyarakat sebagai sasaran utama kebijakan anggaran daerah (APBD). Secara teknis, peraturan hukum yang mengatur pengelolaan bottom-up ialah Surat Edaran Bersama Menteri dalam Negeri dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang dikeluarkan tiap tahun anggaran. Dalam Peraturan tersebut, mengharuskan partisipasi masyarakat dalam pembahasan APBD yang melalui Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (MUSRENBANGDES), Musyawarah Rencana
Pembangunan Kecamatan (MUSRENBANGKEC), dan Musyawarah
Pembangunan Daerah (MUSRENBANGDA). Ketiga tahap tersebut diyakini sebagai sistem yang mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat, dan pada akhirnya APBD akan terfokuskan kedalam kebutuhan tersebut.1
Hasil kegiatan Musrenbang dijadikan sebagai acuan untuk menyusun Rancangan Kegiatan Pemerintahan Daerah (RKPD). RKPD dijadikan sebagai acuan untuk menyusun Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran (PPA). KUA dan PPA dijadikan sebagai acuan untuk menyusun Satuan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). Dari dokumentasi SKPD dijadikan
1
(14)
2 sebagai acuan untuk menyusun RAPBD dan dibahas lebih lanjut untuk disyahkan sebagai APBD. 2
Sebagai pelaksanaan Undang – Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Pembangunan, Permendagri Nomor 54 tahun 2011 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota wajib menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten / Kota sebagai pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD) 2009 – 2013.3
Selain itu, setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) wajib menyusun Rencana Kerja SKPD sebagai penjabaran Rencana Strategis SKPD dan bahan masukan untuk finalisasi RKPD, dan setiap SKPD Kabupaten / Kota menyusun Rencana Kerja SKPD sebagai penjabaran Rencana Strategis SKPD Kabupaten / Kota dan bahan penyempurnaan RKPD Kabupaten / Kota. Penyusunan berbagai dokumen rencana tahunan tersebut dilakukan melalui proses koordinasi antar instansi pemerintah dan proses partisipasi
2
http://bappedanews.blogspot.com/2010/07/mengawal-rtrw-provinsi-ntb-permasalahan.html diakses pada tanggal 26 januari 2012.
3 Ibid.
(15)
3 seluruh pelaku pembangunan dalam forum Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (MUSRENBANG).4
Sesuai ketentuan Pasal 17 ayat 1 Undang – Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan, Bappeda menyiapkan rencana awal RKPD. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2011 merupakan pedoman bagi penyusunan RAPBD 2011 yang akan ditetapkan secara bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Pemerintah. RKPD mempunyai fungsi pokok sebagai :5
(1). Acuan bagi seluruh pelaku pembangunan dalam menjabarkan seluruh kebijakan publik.
(2). Pedoman dalam penyusunan APBD sesuai dengan arah kebijakan pembangunan daerah satu tahun, dan
(3). Jaminan kapasitas kebijakan sebagai wujud nyata komitmen pemerintah dalam melaksanakan pembangunan daerah.
Musrenbang merupakan media utama konsultasi publik yang digunakan pemerintah dalam penyusunan rencana pembangunan nasional dan khususnya diserluruh daerah di Indonesia. Musrenbang tahunan merupakan forum konsultasi para pemangku kepentingan untuk perencanaan pembangunan tahunan, yang dilakukan secara berjenjang melalui mekanisme “bottom-up planning”, dimulai dari Musrenbang desa/kelurahan, Musrenbang kecamatan, forum SKPD dan Musrenbang kabupaten/kota, dan untuk jenjang berikutnya hasil Musrenbang
4
Undang-undang No. 32 Tahun 2004, Tentang Pemerintahan Daerah. 5
http://bappedanews.blogspot.com/2010/07/mengawal-rtrw-provinsi-ntb-permasalahan.html diakses pada tanggal 26 januari 2012.
(16)
4 kabupaten/kota juga digunakan sebagai masukan untuk Musrenbang provinsi, dan Musrenbang nasional.6
Isu perencanaan dan penganggaran partisipatif semakin penting kedudukan dalam tata kelola pemerintahan di Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dari digunakannya pendekatan partisipatif dalam pembangunan sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembanguna Nasional dan Perpres No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2009-2013. Pendekatan partisipasi dilaksanakan agar kebijakan dan program yang dihasilkan dan dilaksanakan lebih mengakomodasi kebutuhan masyarakat ditingkat bawah.7
Dalam pelaksanaannya, Musrenbang saat ini di Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB) belum berjalan sesuai dengan harapan. Masih banyak masalah-masalah yang terjadi diseputar Pelaksanaan musrenbang, antara lain rendahnya tingkat akomodasi usulan hasil musrenbang di APBD, peserta musrenbang yang tidak mencerminkan kelompok masyarakat (didominasi oleh elit tokoh dan aparat), proses yang cenderung formalities dan jauh dari kriteria perencanaan partisipatif, kapasitas peserta dari warga yang masih relatif rendah/belum merata dan lain sebagainya. Berbagai persoalan ini menjadikan masyarakat mulai jenuh dan apatis dengan proses yang partisipasi melalui musrenbang yang setiap tahun dijalani baik upacara ritual tahunan yang kering
6
Pasal 18 UUD 1945, Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian dari tugas – tugas pemerintahan di daerah.
7 Ibid
(17)
5 tanpa ruh partisipasi dan jauh dari tujuan sesungguhnya yang ingin dicapai, yaitu Anggaran yang pro rakyat. berkeadilan dan berkelanjutan.8
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah ”Bagaimana Efektifitas Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tahun 2011 di kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB)”?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui Efektifitas Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tahun 2011 di kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB).
D. MANFAAT PENELITIAN
Setelah mengetahui rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan diatas,tentunya peneliti mengharapkan manfaat dari hasil penelitian yang telah dilakukan baik secara akademis maupun secara praktis, yakni;
1. Secara Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, informasi, dan pengetahuan dalam khasanah mahasiswa Ilmu Pemerintahan
8
http://issuu.com/suarantb/docs/snt12012011 diakses pada tanggal 26 januari 2012
(18)
6 khususnya yang sebagai pembelajaran berkaitan dengan konsep Efektifitas Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) Tahun 2011 di kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB).
2. Secara Praktis
Bagi instansi terkait, hasil penelitian ini diharapkan memberikan rekomendasi, masukan-masukan bagi aparatur Pemerintah Daerah, khususnya Instansi BAPPEDA di Kabupaten Dompu, serta sebagai acuan pemerintah dalam pelaksanaan MUSRENBANG yang efektif ditahun-tahun selanjutnya, dalam proses Efektifitas Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) Tahun 2011 di kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB).
E. DEFINISI KONSEPTUAL
Definisi konseptual merupakan rencana yang terdapat pada judul penelitian, supaya terjadi pada penjelasan dan keterangan tentang suatu hal yang berbeda atas inti dari judul tersebut. Definisi konseptual merupakan definisi yang dipakai dalam unsure dari suatu penjelasan umum serta peristiwa-peristiwa tertentu, sedangkan yang dimaksud konsp merupakan suatu yang suadah terjadi ketentuang dari apa yang kita amati. Dalam penelitian telah ditengkan bagian yang penting, karena definisi konseptual digunakan agar penelitian yang akan dilakukan lebih focus, lebih mudah serta terarah.
Dengan mengacu pada judul “Efektifitas Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) Tahun 2011 di Kabupaten Dompu
(19)
7 Pripinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)”, maka dijelaskan secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Efektifitas
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. atau Efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan dan tepat sasaran dalam musrenbang.9
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan Musrenbang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang didasarkan pada kondisi, potensi,permasalahan, kebutuhan nyata, dan aspirasi masyarakat yang tumbuh berkembang.
Perencanaan Pembangunan adalah suatu pengarahan penggunaan sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya, untuk mencapai tujuan keadaan sosial ekonomi yang lebih baik secara lebih efisien dan efektif. Perencanaan pembangunan ditujukan untuk pemerataan pembangunan, yaitu meminimalkan kesenjangan yang ada dengan mencapai perkembangan sosial ekonomi yang tetap, stabilitas ekonomi, memperluas lapangan kerja dan mewujudkan kemandirian pembangunan ( Bintoro: 1985:25).10
9
http://othenk.blogspot.com/2008/11/pengertian-tentang-efektivitas.html diakses pada tanggal 27 Januari 2012
10
http://forenbangdakabbandung.blogspot.com/2011/01/petunjuk-teknis-pelaksanaan-musrenbang.html diakses pada tanggal 27 Januari 2012
(20)
8 3. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) Musrenbang merupakan media utama konsultasi publik yang digunakan pemerintah dalam penyusunan rencana pembangunan nasional dan khususnya diserluruh daerah di Indonesia. Musrenbang tahunan merupakan forum konsultasi para pemangku kepentingan untuk perencanaan pembangunan tahunan, yang dilakukan secara berjenjang melalui mekanisme “bottom-up planning”, dimulai dari Musrenbang desa/kelurahan, Musrenbang kecamatan, forum SKPD dan Musrenbang kabupaten/kota, dan Musrenbang yang bermakna musyawarah akan mampu membangun kesepahaman tentang kepentingan dan kemajuan pembangunan dengan cara memotret potensi dan sumber-sumber pembangunan yang tidak tersedia baik dari dalam maupun luar. Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) agar dapat menyepakati Rencana Kerja
Pembangunan (RKP) tahunan yang direncanakan.11
F. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah definisi suatu langkah penting dalam penelitian karna berperan sebagai alat untuk mengukur variable. Devinisi operasiional juga merupakan suatu unsur yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu varibel dapat dilihat melalui indikator-indikator yang ada atau yang terjadi.
11 ibid
(21)
9 Dengan demikian definisi operasional merupakan penetapan dari indikator-indikator yang akan dipelajari dan dianalisa, sehingga nantinya dapat diperoleh gambaran yang jelas, diantaranya sebagai berikut:
1. Kondisi Permasalahan Pembangunan Daerah (Identifikasi Masalah)
Program pembangunan yang dirumuskan melalui musrenbang harus dapat menjawab permasalahan pembangunan daerah yang sedang dihadapi. Permasalahan pembangunan daerah Kabupaten Dompu dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Daerah (RPJMD) yang berlaku.
2. Pelaksanaan Musrenbang
Musrenbang merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan. musrenbang menjadi lebih bermakna karena menjadi media utama konsultasi publik bagi segenap pelaku kepentingan untuk menyelaraskan prioritas pembangunan dan sasaran pembangunan daerah; dalam pelaksanaan Musrenbang Kabupaten Dompu dilaksanakan melalaui tiga tahap pelaksanaan musrenbang yakni, Musrenbangdes/kel, Musrenbangkec, Musrenbang Kabupaten (RKPD) dan pelaksanaan Musrenbang memiliki landasan hukum penjelasan singkat sebagai berikut:
a) Landasan Hukum
Landasan hukum pelaksanaan Musrenbang pada suatu daerah termasuk di daerah Kabupaten Dompu dapat mengacu pada
(22)
10 peraturan hukum yang lebih tinggi. Ada banyak peraturan yang dapat dijadikan landasan hukum pelaksanaan musrenbang daerah kabupaten Dompu, sebagaimana dalam aturan yang berlaku (Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2010 tentang petunjuk teknis Pelaksanaan Musrenbang.
b) Musrenbang Tingkat Desa/Kelurahan
Musrenbang tingkat Desa adalah Masyarakat desa yang mulai dari Ketua RT/RW, Tokoh-tokoh Masyarakat (tokoh agama dan tokoh adat), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Kelompok Tani, Kelompok Nelayan, Pemuda, dan berbagai lapisan masyarakat desa yang memiliki kebutuhan riil dapat berpartisipasi dalam melakukan formulasikan kebijakan pembangunan bersama pemerintahan desa. Hasil dari formulasi kebijakan tersebut dapat dijadikan sebagai acuan atau dokumen pembangunan desa yang
akan diajukan kepada Pemerintahan Kabupaten melalui
Musrenbang tingkat Kecamatan. c) Musrenbang Tingkat Kecamatan
Musrenbang Tingkat Kecamatan adalah musyawarah perencanaan pembangunan yang bertujuan untuk menghimpun dan menyeleksi program pembangunan diberbagai desa yang ada di Kecamatan tersebut. Delegasi dari setiap desa dapat mengajukan program yang telah disepakati dari musyawarah pembangunan
(23)
11 tingkat desa. Pemerintahan Kecamatan yang bertugas sebagai fasilitator dapat memberikan arahan yang profesional kepada setiap delegasi dari pemerintah desa dan perwakilan masyarakat desa. Program yang disepakati harus berdasarkan atas analisis yang objektif sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan sasaran dan ditindak lanjuti pada pelaksanaan Musrenbang Kabupaten (RKPD).
d) Musrenbang Tingkat Kabupaten (RKPD)
Musrenbang tingkat Kabupaten adalah musyawarah
pembangunan yang dilakukan dengan tujuan untuk menghimpun apa yang menjadi hasil dari musrenbang tingkat desa dan tingkat Kecamatan. Pemerintahan daerah harus bisa memastikan keterwakilan yang lebih baik dari seluruh pemangku kepentingan. Dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan tentang alokasi sumber daya anggaran. Dalam hal ini pemerintahan daerah harus membentuk prosedur musrenbang dalam bentuk perda tentang partisipasi dan transparansi dalam proses penyusunan anggaran yang menekankan pada kewajiban keterwakilan masyarakt dalam Musrenbang.
3. Hasil Pelaksanaan Musrenbang
Dari pelaksanaan melalui tiga tahap musrenbamg sperti yang dijelaskan diatas akan ditentukan hasil pelaksanaan musrenbang. Dan
(24)
12 untuk mengetahui bagaimana hasil pada pelaksanaan Musrenbang diKabupaten Dompu.
4. Partisipasi Masyarakat
Mengupayakan masyarakat berpartisipasi atau keikutsertaan dalam pelaksanaan pelaksanaan Mesrenbang.
G. METODE PENELITIAN
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.12 Sumber data diperoleh melalui wawancara langsung dengan informan, dan data tertulis. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah editing dan interpretasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan verifikasi data dengan mengacu pada Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, serta pedoman penyelenggaraan Musrenbang.
Metode penelitian merupakan cara yang ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan yang diinginkan, yakni.
1) Jenis Penelitian
Jenis yang di gunakan oleh penulis dalam penelitian ini deskriptif, Penulis dalam penelitiannya bertujuan ingin memberikan gambaran sistematis, akurat mengenai fakta-fakta dan fenomena yang terjadi Efektifitas Pelaksanaan Musyawarah prencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) Tahun 2011 di kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
12
(25)
13 2) Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah salah satu sumber data yang diperolah secara langsung peneliti dari nara sumber yang dapat dipercaya dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan judul penelitian, data primer dalam penelitian ini seperti orang (pejabat) yang terlibat langsung didalamnya.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer. data sekunder tersebut adalah dokumen-dokumen resmi, Media koran-koran maupun internet atau televisi, perundang-undangan yang berhubungan dan berkaitan dengan penelitian ini serta masyarakat umum yang juga menjadi bagian penting dalam penelitian ini.
3) Teknik Pengumpulan Data
Pada prinsipnya pengumpulan data diawali memahami setting. Dalam hal ini peneliti masuk sebagai sebagian dari subjak penelitian. Sehubungan dengan ini, maka digunakan dengan teknik berupa pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan penelitian.13
3.1. Observasi
Obsevasi yang dimaksud adalah memberikan pengamatan dalam suatu kegiatan tertentu, agar peneliti nantinya bisa memahami secara langsung suatu
13
(26)
14 proses kejadian yang terjadi dilapanganentunya tidak perlu mengajukan sebuah pertanyaan-pertanyaan.
3.2. Wawancara (interview)
Wawancara (interview) merupakan salah satu cara pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan secara langsung terhadap responden, kemudian hasil dari wawancara tersebut akan tertulis maupun menggunakan alat-alat media lainnya demi mendukung data yang diperlukan oleh peneliti.
3.3. Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud adalah peneliti akan menggunakan sumber-sumber data atau informasi secara tertulis yang didapat dari sumber-sumber-sumber-sumber yang berwenang. Adapun kemudian sumber-sumber tersebut berupa arsip-arsip atau dokumen-dokumen yang sifatnya mendukung data atau data-data yang dibutuhkan oleh penulis dalam penelitian.
4) Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dimaksud oleh penulis adalah suatu informasi yang telah disampaikan oleh seorang yang terkait dengan judul penelitian penulis. Maka kemudian peneliti dalam penulisan ini dapat menarik subjek penelitian diantaranya:
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Dompu.
2. Pimpinan Satuan Kegiatan Pemerintah Daerah (SKPD).
3. Aktivis LSM : 2 Orang
4. Aktivis Media : 1 Orang
(27)
15
6. Kepala Desa : 1 Orang (Desa Lanci Jaya)
7. Ketua BPD : 1 Orang (Desa Lanci Jaya)
8. Ketua LPMD : 1 Orang (Desa Lanci Jaya)
5) Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dikonsentrasikan oleh peneliti adalah di Kabupaten DOMPU Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
6) Analisa Data
Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisa data yang dipergunakan dalam penelitian kali ini adalah deskriptif. Dari peneliti ini maka data akan dianalisa dengan pelukisan keadaan obyek yang berdasarkan data obyektif , sehingga data-data yang dapat disimpulkan setelah analisa.
Dalam rangka mencapai hasil penelitian, data yang akan dikumpulkan perlu dianalisis. Analisis data merupakan tahap yang sangat menentukan dalam keseluruhan penelitian. Analisis dan kemampuan mendiskripsikan situasi dan konsepsikan situasi dan konsepsi yang merupakan bagian dari penelitian. Dengan melakukan analisa data dapat memberikan arti dari makna yang berguna dalam memecahkan permasalahan.
Teknik analisa data adalah proses mengatur dalam urutan data, pengorganisasian kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema yang dirumuskan. Data yang terkumpul terdiri dari catatan lapangan, interview, gambar, foto, dan dokumen berupa laporan, biografi, artikel, kemudian direduksi data (menformulasikan teori kedalam perangkat konsep) yang
(28)
16 dilakukan membuat rangkuman inti dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini data dianalisis secara normatif melalui studi literatur dan hasil analisis bersifat kualitatif dalam bentuk uraian. Adapun bentuk tahapan-tahapan untuk menganalisi data, yakni:
1. Reduksi Data
Redukdsi data merupakan suatu bentuk analisis data untuk mempertegas, mempersingkat atau memperpendek dan mengeliminasi data-data yang diperoleh dalam sebuah tujuan yang diinginkan, agar dapat menghasilkan sebuah kesimpulan dalam tulisan tersebut.
2. Display Data
Display data merupakan pemaparan informasi yang tersusun informasi yang tersusun untuk memberikan peluang terjadinya kesimpulan. Selain itu ladam penyajian data diperlukan adanya perencanaan kolom dan tabel bagi data kualitatif dalam bentuk khususnya. Dengan itu pengajian data yang baik dan jelas sistematikanya sangatlah diperlukan untuk melangkah kepada tahapan penelitian kualitatif selanjutnya.
3. Pengambilan kesimpulan
Pengambilan kesimpulan yang dimaksudkan adalah tahapan akhir dalam penelitian dimana data-data yang diperoleh akan ditarik garis besarnya atau suatu kesimpulan sebagai hasil keseluruhan dari penelitian tersebut. Kemudian dimaksudkan untuk memahami atau mendapat pengertian yang mendalam, komperehensif dan rinci sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan sebagai hasil pemahaman dan pengertian peneliti.
(1)
tingkat desa. Pemerintahan Kecamatan yang bertugas sebagai fasilitator dapat memberikan arahan yang profesional kepada setiap delegasi dari pemerintah desa dan perwakilan masyarakat desa. Program yang disepakati harus berdasarkan atas analisis yang objektif sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan sasaran dan ditindak lanjuti pada pelaksanaan Musrenbang Kabupaten (RKPD).
d) Musrenbang Tingkat Kabupaten (RKPD)
Musrenbang tingkat Kabupaten adalah musyawarah pembangunan yang dilakukan dengan tujuan untuk menghimpun apa yang menjadi hasil dari musrenbang tingkat desa dan tingkat Kecamatan. Pemerintahan daerah harus bisa memastikan keterwakilan yang lebih baik dari seluruh pemangku kepentingan. Dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan tentang alokasi sumber daya anggaran. Dalam hal ini pemerintahan daerah harus membentuk prosedur musrenbang dalam bentuk perda tentang partisipasi dan transparansi dalam proses penyusunan anggaran yang menekankan pada kewajiban keterwakilan masyarakt dalam Musrenbang.
3. Hasil Pelaksanaan Musrenbang
Dari pelaksanaan melalui tiga tahap musrenbamg sperti yang dijelaskan diatas akan ditentukan hasil pelaksanaan musrenbang. Dan
(2)
untuk mengetahui bagaimana hasil pada pelaksanaan Musrenbang diKabupaten Dompu.
4. Partisipasi Masyarakat
Mengupayakan masyarakat berpartisipasi atau keikutsertaan dalam pelaksanaan pelaksanaan Mesrenbang.
G. METODE PENELITIAN
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.12 Sumber data diperoleh melalui wawancara langsung dengan informan, dan data tertulis. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah editing dan interpretasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan verifikasi data dengan mengacu pada Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, serta pedoman penyelenggaraan Musrenbang.
Metode penelitian merupakan cara yang ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan yang diinginkan, yakni.
1) Jenis Penelitian
Jenis yang di gunakan oleh penulis dalam penelitian ini deskriptif, Penulis dalam penelitiannya bertujuan ingin memberikan gambaran sistematis, akurat mengenai fakta-fakta dan fenomena yang terjadi Efektifitas Pelaksanaan Musyawarah prencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) Tahun 2011 di kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
12
(3)
2) Sumber Data a. Data Primer
Data primer adalah salah satu sumber data yang diperolah secara langsung peneliti dari nara sumber yang dapat dipercaya dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan judul penelitian, data primer dalam penelitian ini seperti orang (pejabat) yang terlibat langsung didalamnya.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer. data sekunder tersebut adalah dokumen-dokumen resmi, Media koran-koran maupun internet atau televisi, perundang-undangan yang berhubungan dan berkaitan dengan penelitian ini serta masyarakat umum yang juga menjadi bagian penting dalam penelitian ini.
3) Teknik Pengumpulan Data
Pada prinsipnya pengumpulan data diawali memahami setting. Dalam hal ini peneliti masuk sebagai sebagian dari subjak penelitian. Sehubungan dengan ini, maka digunakan dengan teknik berupa pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan penelitian.13
3.1. Observasi
Obsevasi yang dimaksud adalah memberikan pengamatan dalam suatu kegiatan tertentu, agar peneliti nantinya bisa memahami secara langsung suatu
13
(4)
proses kejadian yang terjadi dilapanganentunya tidak perlu mengajukan sebuah pertanyaan-pertanyaan.
3.2. Wawancara (interview)
Wawancara (interview) merupakan salah satu cara pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan secara langsung terhadap responden, kemudian hasil dari wawancara tersebut akan tertulis maupun menggunakan alat-alat media lainnya demi mendukung data yang diperlukan oleh peneliti.
3.3. Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud adalah peneliti akan menggunakan sumber-sumber data atau informasi secara tertulis yang didapat dari sumber-sumber-sumber-sumber yang berwenang. Adapun kemudian sumber-sumber tersebut berupa arsip-arsip atau dokumen-dokumen yang sifatnya mendukung data atau data-data yang dibutuhkan oleh penulis dalam penelitian.
4) Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dimaksud oleh penulis adalah suatu informasi yang telah disampaikan oleh seorang yang terkait dengan judul penelitian penulis. Maka kemudian peneliti dalam penulisan ini dapat menarik subjek penelitian diantaranya:
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Dompu. 2. Pimpinan Satuan Kegiatan Pemerintah Daerah (SKPD).
3. Aktivis LSM : 2 Orang 4. Aktivis Media : 1 Orang
(5)
6. Kepala Desa : 1 Orang (Desa Lanci Jaya) 7. Ketua BPD : 1 Orang (Desa Lanci Jaya) 8. Ketua LPMD : 1 Orang (Desa Lanci Jaya)
5) Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dikonsentrasikan oleh peneliti adalah di Kabupaten DOMPU Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
6) Analisa Data
Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisa data yang dipergunakan dalam penelitian kali ini adalah deskriptif. Dari peneliti ini maka data akan dianalisa dengan pelukisan keadaan obyek yang berdasarkan data obyektif , sehingga data-data yang dapat disimpulkan setelah analisa.
Dalam rangka mencapai hasil penelitian, data yang akan dikumpulkan perlu dianalisis. Analisis data merupakan tahap yang sangat menentukan dalam keseluruhan penelitian. Analisis dan kemampuan mendiskripsikan situasi dan konsepsikan situasi dan konsepsi yang merupakan bagian dari penelitian. Dengan melakukan analisa data dapat memberikan arti dari makna yang berguna dalam memecahkan permasalahan.
Teknik analisa data adalah proses mengatur dalam urutan data, pengorganisasian kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema yang dirumuskan. Data yang terkumpul terdiri dari catatan lapangan, interview, gambar, foto, dan dokumen berupa laporan, biografi, artikel, kemudian direduksi data (menformulasikan teori kedalam perangkat konsep) yang
(6)
dilakukan membuat rangkuman inti dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini data dianalisis secara normatif melalui studi literatur dan hasil analisis bersifat kualitatif dalam bentuk uraian. Adapun bentuk tahapan-tahapan untuk menganalisi data, yakni:
1. Reduksi Data
Redukdsi data merupakan suatu bentuk analisis data untuk mempertegas, mempersingkat atau memperpendek dan mengeliminasi data-data yang diperoleh dalam sebuah tujuan yang diinginkan, agar dapat menghasilkan sebuah kesimpulan dalam tulisan tersebut.
2. Display Data
Display data merupakan pemaparan informasi yang tersusun informasi yang tersusun untuk memberikan peluang terjadinya kesimpulan. Selain itu ladam penyajian data diperlukan adanya perencanaan kolom dan tabel bagi data kualitatif dalam bentuk khususnya. Dengan itu pengajian data yang baik dan jelas sistematikanya sangatlah diperlukan untuk melangkah kepada tahapan penelitian kualitatif selanjutnya.
3. Pengambilan kesimpulan
Pengambilan kesimpulan yang dimaksudkan adalah tahapan akhir dalam penelitian dimana data-data yang diperoleh akan ditarik garis besarnya atau suatu kesimpulan sebagai hasil keseluruhan dari penelitian tersebut. Kemudian dimaksudkan untuk memahami atau mendapat pengertian yang mendalam, komperehensif dan rinci sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan sebagai hasil pemahaman dan pengertian peneliti.