Menggamabar dapat juga diartikan sebagai bentuk kegiatan seni rupa yang melibatkan gagasan dan imajinasi media dua dan tiga dimensi dengan memperhatikan proporsi,
komposisi, keseimbangan, dan gelap terang. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggambar antara lain:
a. Proporsi, yaitu menggambar objek agar sesuai dengan bentukukuran objek asli. b. Komposisi, penematan objek secara benarsehingga membentuk satu kesatuan gambar
yang harmonis. Benda yang lebih besar tidak boleh menutupi benda yang lebih kecil. c. Gelap Terang, untuk menunjukkan benda yang memiliki kedalaman atau bentuk 3
dimensi.
B. Pengertian Gubahan
Menggubah adalah upaya merubah bentuk detail suatu objek, atau bisa desebut juga menstilisasi suatu objek menjadi motif yang bernilai hias. Gubahan ini biasa digunakan
sebagai ragam hias atau dekorasi yag biasa diterapkan pada bahan-bahan tekstil, kayu dan peralatan-peralatan keras, seprti besi, perunggu, emas, dan lain-lain.
C. Pengertian Ragam Hias
Ragam hias atau ornamen merupakan bentuk karya seni rupa yang sudah berkembang sejak zaman prasejarah. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak ragam hias
yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan alam, flora, fauna serta budaya masing-masing daerah. Keinginan untuk menghias merupakan naluri atau insting manusia. Selain itu,
pembuatan ragam hias juga didasarkan atas kebutuhan masyarakat yang bersifat praktis maupun yang terkait dengan kepercayaan atau agama. Terdapat ragam hias yang meiliki
makna simbolis karena mengdung nilai-nilai budaya yang terdapat di masyarakat pendukungnya.
1. Ragam Hias Flora
Ragam hias tumbuh-tumbuhan atau motif flora pada zaman prasejarah belum berkembang. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Van der Hoop 1949 bahwa
dalam zaman prasejarah Indonesia tidak terdapat ornamen tanaman. Tetapi kemudian pada abad ke-5 Masehi, Agama Hindu dari India mulai muncul di Indonesia dan
membawa pengaruh ornamen tumbuh-tumbuhan menjadi sangat umum dan sejak ini pula menjadi bagian utama dalam dunia ornamentasi di Indonesia. Selanjutnya
pengaruh kesenian Hindu dan Buddha terus berkembang selama hampir 10 Abad 5- 15 M yaitu dengan bermunculannya pusat-pusat kebudayaan di Jawa Tengah.
Pada abad ke 16 Islam datang ke wilayah Sumatera dan Aceh, serta berkembang ke daerah pesisir utara jawa. Saat itu lewat perniagaan Islam di Nusantara ornamen
unsur tumbuh-tumbauhan semakin diperkaya dan berkembang pesat. Motif hias flora diterapkan secara luas sebagai ornamen yang dipahatkan pada batu
untuk hiasan candi, pada benda-benda produk mulai yang terbuat dari tanah liat atau keramik, kain bersulam, bordir, tenun dan batik, bejana samapi benda-benda berukir
kayu. Adapun di bawah ini terdapat beragam motif hias flora, diantaranya:
a. Motif Hias Bunga Bunga sering dijadikan motif hias, seperti bunga teratai yang memiliki peran
penting bagi orang yang menganut kepercayaan Hindu karena melambangkan kemurnian dan kesucian Herayati dalam Sunaryo, 19992000. Menurut
kepercayaan Buddha, teratai juga merupakan simbol kemurnian karena muncul tidaktercela meskipun muncul dari dalam lumpur. Selain bunga teratai motif hias
bunga juga ada pula dari bunga mawar, truntum, cempaka, sekar kenanga, sekar jeruk, sekar randu, dan lain-lain.
b. Motif Hias Patra, Lung dan Sulur Patra artinya daun. Berbentuk stilisasi sehelai daun yang diulang-ulang tersusun
berderet. Motif patra tidak memulu bergambar daun tapi juga kadang disertai bunga.
c. Motif hias pohon hayat Motof hias pohon hayat bisa dijumpai di dinding-dinding candi Borobudur yang
sangat dekoratif dan menjadi backgroud sosok-sosok tokoh yang digambarkan. Seperti pohon tebu, pisang, palem atau kelapa, pohon buah-buahan, dan terdapat
pula pohon bodi dan pohon kahyangan, disebut juga pohon kalpataru.
2. Ragam Hias Fauna