Ragam Hias Fauna Ragam Hias Geometris

Pada abad ke 16 Islam datang ke wilayah Sumatera dan Aceh, serta berkembang ke daerah pesisir utara jawa. Saat itu lewat perniagaan Islam di Nusantara ornamen unsur tumbuh-tumbauhan semakin diperkaya dan berkembang pesat. Motif hias flora diterapkan secara luas sebagai ornamen yang dipahatkan pada batu untuk hiasan candi, pada benda-benda produk mulai yang terbuat dari tanah liat atau keramik, kain bersulam, bordir, tenun dan batik, bejana samapi benda-benda berukir kayu. Adapun di bawah ini terdapat beragam motif hias flora, diantaranya: a. Motif Hias Bunga Bunga sering dijadikan motif hias, seperti bunga teratai yang memiliki peran penting bagi orang yang menganut kepercayaan Hindu karena melambangkan kemurnian dan kesucian Herayati dalam Sunaryo, 19992000. Menurut kepercayaan Buddha, teratai juga merupakan simbol kemurnian karena muncul tidaktercela meskipun muncul dari dalam lumpur. Selain bunga teratai motif hias bunga juga ada pula dari bunga mawar, truntum, cempaka, sekar kenanga, sekar jeruk, sekar randu, dan lain-lain. b. Motif Hias Patra, Lung dan Sulur Patra artinya daun. Berbentuk stilisasi sehelai daun yang diulang-ulang tersusun berderet. Motif patra tidak memulu bergambar daun tapi juga kadang disertai bunga. c. Motif hias pohon hayat Motof hias pohon hayat bisa dijumpai di dinding-dinding candi Borobudur yang sangat dekoratif dan menjadi backgroud sosok-sosok tokoh yang digambarkan. Seperti pohon tebu, pisang, palem atau kelapa, pohon buah-buahan, dan terdapat pula pohon bodi dan pohon kahyangan, disebut juga pohon kalpataru.

2. Ragam Hias Fauna

Motif hias binatang dari yang hidup di air, binatang darat,binatang yang terbang atau bersayap, bahkan sampai binatang-binatang imajinatif seprti burung garuda dan naga banyak terdapat di kebudayaan masing-masing daerah. Motif hias binatang ini banyak dipakai sebagai hiasan untuk benda-benda peralatan seprti bejana, kayu, bahan tekstil seperti batik dan tenun serta sulaman. Motif hias berbagai jenisburung, kupu-kupu, kijang, gajah, macan, ikan, kepiting, udang, naga hingga gambar binatang yang sulit diidentifikasi banyak digunakan pada batik, sesuai dengan ciri-ciri daerah setempat.

3. Ragam Hias Geometris

Motif hias geometris hampir banyak sekali ditemukan di berbagai daerah di Indonesia mengingat motif ini merupakan motif tertua dalam ornamen sejak zaman prasejarah. Zaman dulu motif geometris banyak terdapat pada artefak kebudayaan prasejarah yang berasal dari suku Dongson.motif hias geometris sangat menonjol pada ornamen ukir suku Toraja di Sulawesi Selatan dan seni ukir suku Asmat di Papua. Terdapat beberapa jenis atau pola motif hias geometris, antara lain: a. Meander Motif meander pada umumnya merupakan hiasan pinggir yang bentuk dasarnya berupa garis berliku atau berkelak-kelok seperti sungai. b. Pilin Bentuk dasarnya adalah garis lengkung spiral atau lengkung kait seperti bentik ikal atau huruf ā€˜Sā€™. c. Lereng Bentuk pola yang memiliki garis-garis miring yang sejajar. Contoh pada batik yaitu motif parang yang berbentuk lereng. d. Banji Motif ini memilki dasar garis tekuk yang bersilangan mirip bentuk baling-baling. e. Kawung Motif kawung terdiri dari lingkaran yang saling berpotongan berjajar ke kiri atau ke kanan dan ke bawahatau ke atas. f. Tumpal Motif tumpal memiliki bentuk dasar bidang segitiga dan membentuk pola yang berderet, yang kerap kali digunakan sebagai ornamen tepi. Biasanya terdapat pada batik-batik pesisir. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ATAU ALAT PERAGA

A. Media Menggambar