Evaluasi kinerja biasanya dilakukan secara berkala dalam interval waktu tertentu. Pada sebagian besar perusahaan, penilaian dilakukan satu atau dua kali dalam setahun. Pada umumnya
pekerja pertama kali di evaluasi menjelang berakhirnya masa percobaan. Mengevaluasi para karyawan baru beberapa sekali dalam setahun pertama mereka bekerja ini dilakukan demi
melihat perkembangan dan kinerja karyawan baru yang nantinya akan menentukan tindak lanjut untuk dijadikannya karyawan tetap.
Di Agung Sedayu penilain dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada pertengahan tahun yang bertujuan untuk mengingatkan karyawan tentang kinerjanya sudah baik atau belum
dan pada akhir tahun yang bertujuan untuk menentukan besaran kenaikan gaji atau benefit.
3.3.3 Hambatan penilaian kinerja :
Pengumpulan form dari unit kepusat terkadang terlambat sehingga hasilnya akan mengakibatkan kenaikan gajibenefit karyawan terlambat pula.
- Kesalahan penilai dalam penempatan karyawan.
- Penilai tidak mampu menilai karyawan dengan efektif
- Penilai cenderung menilai karyawan secara subyektif
- Kurangnya kemampuan penilai untuk menilai karyawan dengan baik
- Keterbatasan waktu penilai dalam memberikan penilaian bagi karyawan
3.3.4 Cara Mengatasi Hambatan -
Memberikan pelatihan untuk si penilai
- Memilih seseorang yang tepat untuk ditempatkan sebagai penilai dalam perusahaan
- Menanamkan sifat obyektif atau keadilan dalam melakukan penilaian bagi karyawan
3.4 Metode Penilaian Kinerja
Pada dasarnya perusahaan ini melakukan penilaian secara subyektif namun tidak semua penilaian dilakukan secara subyektif dikarenakan didalam perusahaan sudah terdapat
system penilaian secara KPI Key Performance Indicator yang digunakan sebagai bahan penilaian bagi karyawan yang penilaian ini dilakukan untuk melihat hasil kinerja karyawan
yang dilakukan selama setahun. Dari hasil penilaian menentukan kenaikan gaji setiap tahunnya bagi karyawan.
Adapun metode penilaiannya sebagai berikut :
- Metode Penilaian Berdasarkan Masa Depan
Penilaian kinerja pada metode ini lebih mengacu pada hasil pekerjaan namun tidak mengabaikan analisis pekerjaan sebagai dasar penilaian kinerja.
Ada 3 jenis dalam metode ini, antara lain; 1. Management by Objective MBO
Penilai pada metode ini adalah orang-orang yang berpengalaman dan berkinerja tinggi yang dapat mengembangkan strategi mereka sendiri. Cara kerja dari metode
ini adalah bagaimana suatu sasaran dapat tercapai dengan mengurangi ambiguitas dan juga hambatan yang mungkin dapat menghalangi tercapainya sasaran. Penilaian
yang dilakukan dapat secara sederhana maupun secara rumit, bergantung pada kebutuhan sasaran yang akan dicapai. Atasan dan bawahan akan sama-sama
melakukan evaluasi atas kegagalan yang mungkin terjadi dankemudian memutuskan sasaran-sasaran baru yang dimungkinkan bagi sasaran yang belum tercapai
sebelumnya. Rata-rata sistem MBO membutuhkan waktu 2 tahun sesudah penerapannya
untuk berjalan
dengan efektif.
Proses MBO adalah sebagai berikut;
Anlisis Pekerjaan, para bawahan dan atasan bersama-sama melakukan meninjauan atas deskripsi pekerjaan,
Menetapkan Standar Kinerja, berdasarkan deskripsi pekerjaan, para bawahan dan atasan bersama-sama menentukan standar kinerja.
Penetapan Sasaran, para bawahan dan atasan bersama-sama menatapkan sasaran. Penilaian Kinerja, para bawahan dan atasan menggunakan sasaran tersebut sebagai
dasar untuk melakukan penilaian pekerjaan.
2. Pendekatan Standar Kinerja Work Standard
Metode ini mengacu pada kinerja karyawan, yakni membandingkan antara kinerja setiap karyawan dengan standar kinerja yang diharapkan. Metode ini lebih menekan
pada pengujian kinerja dari masing-masing karyawan.
3. Pendekatan Indeks Langsung Pendekatan ini mengukur kinerja dengan kriteria impersonal obyektif,
sepertiproduktivitas, absensi dan keluar-masuknya karyawan. Ukuran-ukuran itu juga dapat dipecah menjadi ukuran kuantitas yang dihasilkan dalam suatu waktutertentu.
- Metode Penilaian berdasarkan Masa Lalu
Metode penilaian ini biasanya dilakukan pada karyawan yang sudah lama bekerja didalam perusahaan terlebih dimana perusahaan menganut system penilaian subyektif
yang mungkin akan sangat menguntungkan para karyawan yang telah lama bekerja diperusahaan tersebut . namun adapun beberapa penilaian yang dilakukan antara lain :
1. Rating scale yaitu dengan menilai karyawan dalam skala skala tertentu dalam mengukur factor factor kinerja misalnya adalah mengukur tingkat inisiatif dan
tanggung jawab pegawai didalam melakukan pekerjaannya serta dalam meraih tujuan yang telah ditetapkan. Skala yang digunakan adalah 1-5 yaitu 1 adalah Kinerja tidak
baik, target tidak tercapai, jauh dari harapan dan 5 adalah Kinerja sangat istimewa, sangat jauh melampaui target dan seterusnya dalam memberikan skala penilaian.
2. Checklist yaitu Standar unjuk kerja sudah dideskripsikan terlebih dahulu, kemudian penilai memeriksa apakahkaryawan sudah memenuhi atau melakukannya.Standar-
standar Kinerja misalnya Karyawan hadir danpulang tepat waktu, bersedia bila diminta lembur, patuhpada atasan, dan lain-lain dan cara penilaian dilakukan dengan
memberikan tanda ceklis pada kolom lembar penilaian dengan kategori yang telah ditetapkan.
3.4.1 Evaluasi Penilaian
Suatu penilaian yang dilakukan demi memberikan aspek aspek penilaian maupun hasil kinerja kepada karyawan serta memberikan saran dan solusi untuk memperbaiki kinerja
karyawan. Adapun beberapa pendekatan yang dapat dilakukan yaitu :
1. Menggambarkan kinerja karyawan dan menyakinkan karyawan untuk berprilaku baik. 2. Karyawan diberikan kesempatan untuk memberikan alasan maupun kesulitan kesulitan
yang didapatkan oleh karyawan dalam melakukan pekerjaannya serta membimbing karyawan menjadi lebih baik.
3. Karyawan dapat berbagi permasalahan permasalahan yang dapat mengganggu kinerjanya dengan atasannya langsung
3.5 Tujuan dari evaluasi kinerja