Perluasan Jurisdiksi Teritorial Pengecualian Jurisdiksi Pengertian

a. hak, kekuasaan atau wewenang yang dimiliki oleh suatu negara yang berdaulat b. mengatur, yaitu mencakup ajaran trias politika seperti legislative, eksekutif, dan yudikatif. c. Objek orang, benda, dan peristiwa hukum, yaitu objek yang memang dapat ditundukkan oleh peraturan yang dibuat negara. d. Tempat, yaitu dimana objek itu berada atau peristiwa itu terjadi locus delicti e. dasar hukum, yaitu yang dijadikan landasan bertindak, misalnya hak, kekuasaan dan wewenang negara untuk mengatur objek yang tidak semata-mata masalah dalam negeri tapi juga harus berdasarkan pada hukum internasional

C. PrinsipAsas Jurisdiksi

Dua asas yang digunakan dalam Jurisdiksi negara atas warga negara dan orang asing, benda dan peristiwa hukum dalam konteks hubungan internasional, yaitu: 1. asas territorial, yaitu asas yang menetapkan bahwa Jurisdiksi negara berlaku bagi orang, benda, dan peristiwa hukum yang ada di wilayahnya. 2. Asas territorial yang diperluas, yaitu asas yangmenetapkan bahwa Jurisdiksi negara disamping berlaku bagi orang, benda, dan peristiwa hukum yang ada diwilayahnya, dan juga atau terjadi diluar wilayah negara itu.

D. Perluasan Jurisdiksi Teritorial

Jurisdiksi territorial dapat diperluas berdasarkan:  Perluasan teknis, yaitu terjadi karena perbuatan atau peristiwa hukum, khususnya perbuatan pidana, dirumuskan dengan menetapkan unsur-unsur perbuatan tersebut.  Perluasan berdasarkan kewarganegaraan, yaitu terjadi karena suatu perbuatan hukum, khususnya perbuatan hukum pidana, dilakukan oleh warga negara suatu negara dan membawa akibatbkepada warga negara lain.  Perluasan berdasarkan prinsip proteksi, yaitu bahwa suatu negara dapat menerapkan Jurisdiksinya terhadap perbuatan pidana yang melanggar keamanan dan integrasi ataupun kepentingan ekonominya yang dilakukan diluar wilayah negara.  Perluasan berdasarkan prinsip universal, yaitu bahwa suatu negara dapat menerapkan Jurisdiksinya terhadap perbuatan pidana yang melanggar kepentingan masyarakat internasional atau yang disebut kejahatan internasional.

E. Pengecualian Jurisdiksi

Jurisdiksi suatu negara akan berakhir apabila telah masuk kedalam wilayah negara lain berdasarkan prinsipasas par in parem non habet imperium, yaitu negara yang berdaulat tidak dapat menjalankan Jurisdiksi terhadap negara berdaulat lainnya.

F. Jenis Jurisdiksi Negara

Secara garis besar Jurisdiksi negara dapat terdiri atas: 1. Hak, kekuasaan, dan kewenangan untuk mengatur dan dibedakan menjadi tiga, yaitu:  Jurisdiksi legislatif, yaitu Jurisdiksi negara yang menetapkan suatu peraturan perundangan untuk mengatur objek atau masalah dan jurisdiksi ini muncul apabila masalah tersebut tidak ada pengaturannya di dalam undang- undang nasionalnya.  Jurisdiksi eksekutifadministratif, yaitu yang berkenan dengan hak, kekuasaan atau kewenangan perundangan nasional yang telah dibuat atas suatu masalah yang tidak semata-mata bersifat domestik.  Jurisdiksi yudikatif, yaitu Jurisdiksi suatu negara untuk mengadili dan atau menghukum si pelanggar peraturan perundangan yang telah dibuat dan dilaksanakan oleh negara yang bersangkutan.

2. Hak, kakuasaan, dan kewenangan atas objek yang diatur,

seperti:  Jurisdiksi personal, yaitu Jurisdiksi yang titik beratnya pada subjek hukumnya baik individu atau badan hukum yang dapat ditundukkan pada Jurisdiksi tersebut.  Jurisdiksi kebendaan, yaitu bahwa persoalan pokok dalam Jurisdiksi ini adalah negara dan hukum negara manakah yang berhak berwenang untuk mengatur suatu benda yang ada disuatu tempat tertentu atau di luar wilayah negara itu.  Jurisdiksi kriminal, yaitu bahwa Jurisdiksi ini berlaku bagi suatu peristiwa pidana yang secara jelas dan nyata mengandung aspek nasional sehingga negara yang berkepentingan akan usaha menangkap dan mengadili pelakunya sepanjang hukum pidana nasionalnya dapat diterapkan terhadap kasus tersebut.  Jurisdiksi sipil, yaitu Jurisdiksi negara terhadap peristiwa hukum sipil yang terjadi di suatu tempat tertentu.

3. Jurisdiksi negara atas ruang atau tempat objek atau peristiwa

hukum dan dibedakan sebagai berikut:  Jurisdiksi territorial, yaitu Jurisdiksi suatu negara untuk mengatur, menerapkan dan mamaksakan hukum nasionalnya terhadap sesuatu yang ada atau terjadi seperti benda, orang, atau peristiwa hukum.  Jurisdiksi qasi territorial, yaitu penerapan Jurisdiksi terhadap ruang atau tempat objek atau peristiwa hukum yang sebenarnya bukanlah wilayah negara tetapi tempat itu berkaitab dengan wilayah negara.  Jurisdiksi ekstra territorial, yaitu penerapan Jurisdiksi pada wilayah yang bukan merupakan wilayah negara seperti di laut lepas, ruang udara bebas yang status Jurisdiksinya sama dengan laut lepas atau ruang udara internasional.  Jurisdiksi universal, yaitu Jurisdiksi suatu negara berdasarkan hukum internasional.  Jurisdiksi eksekutif, yaitu Jurisdiksi yang munculnya didorong oleh keinginan dan kemampuan negara untuk mengeksplorasi sumber daya alamnya. PERLATIHAN 1. Jelaskan pengertian Jurisdiksi Jurisdiksi berarti kekuasaan atau kewenangan suatu negara untuk menetapkan dan melaksanakan hukum yang dibuat oleh negara itu terhadaporang baik warga negaranya maupun orang asing, benda, dan peristiwa hukum yang terjadi di negara itu. 2. Betulkan Jurisdiksi berlaku mutlak dalam wilayah suatu negara? Jelaskan dan berikan contohnya Jurisdiksi legislatif, karena menetapkan suatu peraturan perundangan untuk mengatur objek atau masalah dan jurisdiksi ini muncul apabila masalah tersebut tidak ada pengaturannya di dalam undang-undang nasionalnya. Contohnya: apabila seorang WNI mati dibunuh oleh WNA di Malaysia, kemudian si pembunuh melarikan diri dari Malaysia untuk menghindari tuntunan hukum di Malaysia. 3. Jelaskan makna asas par in parem non habet imperium yaitu negara yang berdaulat tidak dapat menjalankan Jurisdiksi terhadap negara berdaulat lainnya. 4. Jelaskan istilah-istilah beriku ini: a. Territorial jurisdiction = Jurisdiksi teritorial b. Extra territorial jurisdiction = Jurikdisi ekstra teritorial c. Jurisdiction based on protective principle = Jurikdisi qasi teritorial d. Universal jurisdiction = Jurikdisi universal e. Exclusive jurisdiction = Jurikdisi eksekutif BAB VI PERTANGGUNGJAWABAN NEGARA A. Pendahuluan Salah satu prinsip fundamental hukum internasional adalah prinsip tanggung jawab internasional yang berupa pertanggungjawaban negara dalam kehidupan di masyarakat internasional. B. Pengertian Pertanggungjawaban berarti kewajiban memberikan jawaban yang merupakan perhitungan atas suatu hal yang terjadi dan kewajiban untuk memberikan pemulihan atas kerugian yang mungkin ditimbulkannya. Ahli hukum hukum internasional telah mengakui bahwa State responbility tanggung jawab negara merupakan suatu prinsip fundamental hukum internasional yang harus dihormati dalam praktik hubungan internasional. Tanggung jawab negara sebagai pemulihan atas pelanggaran hukum internasional dapat berupa satisfaction, yaitu pemuasan atau pecuniary reparation or compensation, yaitu ganti rugi. Para ahli hukum internasional mengemukan 3 syarat untuk adanya tanggungjawab negara, yaitu: a. Adanya suatu kewajiban hukum internasional yang berlaku antara dua negara tertentu, b. Adanya suatu perbuatan atau kelaliaan yang melanggar kewajiban hukum internasional tersebut melahirkan tanggung jawab, dan c. Adanya kerusakn atau kerugian sebagai akibat tindakan yang melanggar hukum atau kelalaian. C. Tanggungjawab negara dalam batas antara hukum internasional dan hukum nasional Tanggung jawab negara timbul jika suatu negara melakukan tindakan yang melanggar hukum internasional dan tanggung jawab itu tetap berlaku walaupun tindakan itu tidak merupakan pelanggaran menurut hukum internasional. Suatu negara tidak dapat menghindari pertanggungjawaban internasionalnya dengan alasan bahwa tindakan itu dibenarkan oleh hukum nasionalnya. Alasannya yang dapat digunakan untuk menolak klaim tanggung jawab adalah hanya keadaan darurat atau keterpaksaan dan selfhelp atau pembelaan diri sebagiamana telah ditetapkan oleh international law commission ILC atau komisi hukum internasional PBB tahun 1989. D. Jenis pertanggungjawaban negara Jenis pertanggungjawaban negara didalam hukum internasional terdiri atas: a. Pertanggungjawaban atas perjanjian internasional, yaitu bahwa suatu negara dapat bertanggung jawab atas pelanggaran pernjanjian menurut hukum internasional. Asas berlakunya adalah bahwa setiap pelanggaran suatu perjanjian internasional menimbulkan kewajiban untuk mengganti kerugian doktrin pacta sunt servanda b. Pertanggungjawaban atas kontrak, yaitu bahwa kemungkinan pelanggaran kontrak antara pejabat negara dengan orang atau pengusaha asing bisa saja terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan pejabat yang melebihi kapasitasnya ultra vires c. Pertanggungjawaban atas konsesi dikenal adanya klausula Calvo yang menetapkan penerima konsesi melepaskan perlindungan dari pemerintahan atau negaranya dalam terjadi sengketa akibat konsesi itu dan oleh karena itu sengketa yang timbul harus diajukan ke pengadilan negara pemberi konsesi tersebut. d. Pertanggungjawaban atas ekspropriasi, yaitu bahwa pengambilalihan atau pencabutan hak milik perorangan untuk kepentingan umum yang disertai oleh pemberian ganti rugi. e. Pertanggungjawaban atas kejahatan internasional, yaitu pelanggaran kewajiban internasional yang dilakukan oleh pejabat negara dan banyak berkaitan dengan pelanggaran hak warga asing. Doktrin imputabilitas menyatakan bahwa kejahatan yang dilakukan oleh petugas negara atau orang yang bertindak atas nama negara atau jure imperii dapat dibebankan kepada negara. Namun, pembebanan itu dibatasi, yaitu dapat dibebankan kepada negara apabila: a. Perbuatan yang dilakukan oleh petugas negara atau agen diplomatik itu merupakan pelanggaran kewajiban yang ditetapkan oleh hukum internasional b. Hukum internasional membebankan kejahatan itu kepada negaranya. PELATIHAN 1. Apa yang dimaksud dengan state responbility? State responbility tanggung jawab negara merupakan suatu prinsip fundamental hukum internasional yang harus dihormati dalam praktik hubungan internasional. 2. Bagaimana bentuk tindakan negara yang telah melanggar ketentuan hukum internasional agar tetap terjalin hubungan bersahabat dengan negara lainnya? Bentuk tindakan negara yang melanggar ketentuan hukum internasional yaitu dengan tanggung jawab karena dengan adanya tanggung jawab negara tersebut dapat menjalani hubungan bersahabat dengan negara lainnya dan tanggung jawab tetap berlaku walaupun tindakan itu tidak merupakan pelanggaran menurut hukum internasional dengan begitu negara tersebut tidak dapat menghindari suatu pertanggungjawaban internasionalnya dengan alasan bahwa tindakan itu dibenarkan oleh hukum nasionalnya. Karena alasan yang dapat digunakan untuk menolak klaim tanggung jawab adalah hanya keadaan darurat atau keterpaksaan dan selfhelp atau pembelaan diri sebagiamana telah ditetapkan oleh international law commission ILC atau komisi hukum internasional PBB tahun 1989. 3. Apa yang dimaksud dengan expropriation dan jelaskan persyaratan yang harus dipenuhi agar tindakan tersebut tidak menimbulkan state responbility? expropriation ekspropriasi yaitu bahwa pengambilalihan atau pencabutan hak milik perorangan untuk kepentingan umum yang disertai oleh pemberian ganti rugi. Syarat agar tindakan tersebut tidak menimbulkan state responbility yaitu: a. Jika tindakan ganti rugi yang prompt, yang berarti pembayaran dilakukan secara cash dan secepat mungkin b. Jika tindakan ganti rugi yang effective, yang berarti pihak yang menerima pemabayaran harus dapat memanfaatkannya c. Jika tindakan ganti rugi yang adequat, yang berarti jumlah ganti ruginya adalah mempunyai nilai yang sama dengan usahanya pada waktu dinasionalisasi ditambah dengan bunganya sampai keputusan pengadilan dikeluarkan. 4. Sebutkan dan jelaskan jenis state responbility? Jenis pertanggungjawaban negara didalam hukum internasional terdiri atas: a. Pertanggungjawaban atas perjanjian internasional, yaitu bahwa suatu negara dapat bertanggung jawab atas pelanggaran pernjanjian menurut hukum internasional. Asas berlakunya adalah bahwa setiap pelanggaran suatu perjanjian internasional menimbulkan kewajiban untuk mengganti kerugian doktrin pacta sunt servanda b. Pertanggungjawaban atas kontrak, yaitu bahwa kemungkinan pelanggaran kontrak antara pejabat negara dengan orang atau pengusaha asing bisa saja terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan pejabat yang melebihi kapasitasnya ultra vires c. Pertanggungjawaban atas konsesi dikenal adanya klausula Calvo yang menetapkan penerima konsesi melepaskan perlindungan dari pemerintahan atau negaranya dalam terjadi sengketa akibat konsesi itu dan oleh karena itu sengketa yang timbul harus diajukan ke pengadilan negara pemberi konsesi tersebut. d. Pertanggungjawaban atas ekspropriasi, yaitu bahwa pengambilalihan atau pencabutan hak milik perorangan untuk kepentingan umum yang disertai oleh pemberian ganti rugi. e. Pertanggungjawaban atas kejahatan internasional, yaitu pelanggaran kewajiban internasional yang dilakukan oleh pejabat negara dan banyak berkaitan dengan pelanggaran hak warga asing. 5. Jelaskan kebedaan antara istilah jure imperii dan jure gestionis? Kebedaannya: 1. jure imperii: a. tindakan yang dilakukan atas nama negara, b. tindakan yang bisa dipertanggungjawabkan. c. tindakan negara dalam kapasitas publik 2. jure gestionis: a. tindakan yang dilakukan bukan atas nama negara, b. tindakan yang diluar kapasitas pelaku sebagai pejabat negara sehingga tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh negara. c. tindakan negara dalam kapasitas privat BAB VII SUKSESI NEGARA

A. Pengertian

Suksesi berarti penggantian suatu subyek hukum oleh subyek hukum lainnya. Dalam hukum internasional, istilah suksesi berkaitan dengan negara sebagai pribadi internasional yang sering mengalami penggantian atau pengubahan. Berkaitan dengan penggantian negara, terdapat dua peristiwa suksesi, yaitu suksesi negara dan suksesi pemerintah. Persoalan yang sering muncul dengan adanya suksesi negara adalah : 1. Sampai sejauh manakah negara pengganti terikat pada perjanjian internasional maupun kontrak yang dibuat oleh negara pendahulu. 2. Apa yang terjadi dengan harta milik, termasuk dana dan arsip negara. 3. Sampai sejauh manakah negara pengganti betanggungjawab aas hutang negara pendahulu

B. Suksesi Negara