Pengertian Fidusia JAMINAN KEBENDAAN

a. Pengertian Fidusia

Jaminan Fidusia diatur dalam Undang-undang No.42 tahun 1999 tertanggal 30 September 1999 tentang Jaminan Fidusia “UU Fidusia”. Fidusia dahulu dikenal dengan istilah Fiduciair Eigendoms Overdracht FEO. Fidusia adalah pengalihan hak milik atas benda sebagai jaminan atas dasar kepercayaan, sedangkan bendanya sendiri tetap berada dalam tangan si-Debitur, dengan kesepakatan bahwa Kreditur akan mengalihkan kembali kepemilikan tersebut kepada Debitur bilamana hutangnya telah dibayar lunas. 1. Obyek Fidusia Obyek Fidusia terdiri dari: i Benda-benda bergerak yang berwujud maupun tidak berwujud; ii Benda tidak bergerak, khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani dengan Hak Tanggungan berdasarkan UUHT.  Yang dapat Memberi Fidusia i Harus Pemilik Benda ii Jika Benda tersebut milik Pihak Ketiga, maka pengikatan Jaminan Fidusia tidak boleh dengan kuasa substitusi, tetapi harus langsung oleh pemilik BendaPihak Ketiga yang bersangkutan.  Bentuk Pengikatan Fidusia Harus dilakukan secara akta OtentikNotaril sebagaimana diatur dalam pasal 5 UU Fidusia. Jaminan Fidusia dapat diberikan kepada lebih dari satu Penerima atau kepada Kuasa atau Wakil Penerima Fidusia. Ketentuan ini dimaksudkan dalam rangka pembiayaan kredit konsorsium. Larangan melakukan Fidusia Ulang terhadap Benda Obyek Jaminan Fidusia yang sudah terdaftar i Apabila benda obyek jaminan Fidusia sudah terdaftar, berarti menurut hukum Obyek Jaminan Fidusia telah beralih kepada Penerima Fidusia; ii Sehingga pemberian Fidusia Ulang merugikan kepentingan Penerima Fidusia.  Sifat Fidusia i Asas Droit De Suite : Jaminan Fidusia tetap mengikuti benda yang menjadi Obyek Jaminan Fidusia dalam tangan siapapun benda itu berada. ii Asas Hak Preferent: 1. Dengan didaftarkannya Jaminan Fidusia pada Kantor Pendaftaran Fidusia, memberikan kedudukan HAK YANG DIDAHULUKAN kepada Penerima Fidusia Kreditur terhadap Kreditur lainnya. 2. Kualitas HAK DIDAHULUKAN Penerima Fidusia tidak hapus karena adanya Kepailitan dan atau Likuidasi. D.5. Hipotek 1. Dasar Hukum Pasal 1162 sampai dengan Pasal 1232 KUH Perdata 1. Pengertian Hipotek adalah suatu hak kebendaan atas benda-benda tak bergerak yang diperoleh oleh penagih untuk mengambil penggantian dari padanya bagi pelunasan suatu perikatan dan yang dianggap sebagai jaminan atas utang yang dipinjamkannya kepada pemilik benda tersebut. Hipotek menyebabkan penagih mempunyai hak pembayaran uang yang didahulukan dari pada pelunasan atau pembayaran hutang orang lain. 1. Syarat Hipotek i Atas benda tetap ii Dengan akta Notaris iii Didaftarkan di Kantor Balik Nama Kodester 1. Sifat Umum Hipotek i Hipotek adalah hak kebendaan, yang bersifat absolut, hak itu mengikat bendanya dan memberi wewenang yang luas kepada si pemilik benda serta jangka waktu hak yang tidak terbatas. ii Merupakan perjanjian Accessoir. iii Droit de Preference atau hak yang didahulukan dari piutang lainnya. iv Mudah dieksekusi. v Objeknya benda tetap, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. vi Hanya berisi hak untuk melunasi hutang, dan tidak memberi hak untuk menguasai bendanya. vii Dibebankan atas benda milik orang lain. viii Pinjaman Hipotek tak dapat di bagi-bagi. ix Openbaar atau bersifat terbuka. x Specialitas. D.6. Penanggungan

a. Dasar Hukum