Fekunditas Telur Uraian materi

218 Fekunditas adalah jumlah telur yang dihasilkan oleh induk. Fekunditas sendiri terdapat dua macam, yaitu fekunditas relatif dan fekunditas total. Fekunditas relatif adalah jumlah telur yang dihasilkan per satuan bobot ikan, sedangkan fekunditas total adalah jumlah telur yang dihasilkan oleh ikan selama hidup. Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan oleh setiap induk krustasea berbeda – beda, tergantung pada spesies, umur induk, ukuran, bobot dan ketersediaan makanan. Untuk mengetahui fekunditas dapat diperkirakan berdasarkan bobot tubuh induk. Semakin tinggi bobot induk, maka telur yang dihasilkan semakin besar jumlahnya. Pada ikan, fekunditas dapat diperkirakan dengan melihat hubungan antara bobot tubuh induk dengan volume gonad ikan, sedangkan untuk krustasea, fekunditas diperkirakan berdasarkan hubungan antara panjang tubuh dengan jumlah telur. Misalnya, sekali bertelur induk kepiting dengan panjang karapas 12 cm dapat mengeluarkan 1 - 8 juta butir telur, tergantung dari berat tubuh induk betina. Namun biasanya yang berhasil menempel pada umbai-umbai hanya 13 nya. Sedangkan untuk krustasea, induk dengan total panjang tubuh 140 – 200 mm diperkirakan memiliki fekunditas 68.000 butir – 731.000 butir telur. Fekunditas telur induk krustase dapat dihitung dengan menggunakan rumus : log F = -8.1277 + 6.0808 log L, dimana F adalah fekunditas dan L adalah total panjang induk udang. Selain cara diatas, dalam penghitungan fekunditas dikenal ada 4 metode, yaitu secara langsung, secara volumetri, secara gravimetri dan gabungan antara langsung, volumetri dan gravimetri. Namun dalam 219 penghitungan fekunditas telur krustasea, hanya efektif menggunakan 2 cara saja, yaitu secara langsung dan volumetri. 1 Cara menjumlah langsung Cara ini bisa digunakan untuk menghitung telur udang windu atau vannamei yang memijah dengan cara melepaskan telurnya di dasar wadah. Penghitungan telur dilakukan dengan mengambil sampel telur dari beberapa titik yang ada di dalam wadah penetasan untuk kemudian dihitung sehingga diketahui jumlah telur rata – rata dalam volume sampel. Jumlah total telur dihitung dengan menggunakan rumus : 2 Cara Volumetrik Cara volumetrik lebih efektif digunakan untuk telur yang dierami oleh induknya, misalnya udang galah, lobster atau kepiting dan rajungan. Telur dihitung dengan cara sebagai berikut : a Telur yang terletak di kantong pengeraman diambil seluruhnya dengan menggunakan skalpel atau gunting kecil yang ujungnya runcing. Pekerjaan ini harus dikerjakan secara hati – hati dan diusahakan agar tidak ada telur yang rusak b Telur yang terlepas kemudian dimasukkan dalam gelas ukur volumetrik. Namun sebelumnya, gelas diisi dengan air hingga tepat pada garis skala tertentu. Selanjutnya telur yang sudah dipisahkan tadi dimasukkan ke dalam gelas ukur tersebut. Selisih tinggi air sesudah dan sebelum ditambah telur adalah merupakan volume telur secara keseluruhan. Volume air dalam bak ml ∑ total telur = x ∑ telur terhitung Volume air sampel ml 220 Fekunditas dihitung dengan rumus sebagai berikut : Keterangan: X = jumlah telur didalam gonad yang akan dicari x = jumlah telur dari sebagian kecil gonad diketahui V = isi volume seluruh gonad diketahui v = isi volume sebagian gonad diketahui

c. Perkembangan Telur

Setelah terjadi proses pembuahan atau fertilisasi maka dimulailah awal kehidupan embrio. Embrio adalah makhluk yang sedang berkembang sebelum makhluk tersebut mencapai bentuk definitive seperti bentuk makhluk dewasa melalui beberapa tahapan selama masa pengeraman embriogenesis yang meliputi tahapan progenase pembelahan zygot, embriogenesis, organogenesis atau neurogenesis. Progenase, dimulai dari perkembangan sel kelamin sampai menjadi zygot; Embriogenese, merupakan proses perkembangan zygot, pembelahan zygot, blastulasi, gastrulasi, dan neurolasi sampai pembelahan zygot; Organogenese, merupakan proses perkembangan alat-alat tubuh seperti jantung, paru- paru, ginjal, otak dan sebagainya. 1 Stadia Pembelahan Zygot Pembelahan zygot cleavage atoge adalah rangkaian mitosis yang berlangsung berturut-turut segera setelah terjadi pembuahan, dari 2 sel menjadi 4 sel, 8 sel, 16 sel dan 32 sel dan akan menghasilkan blastoderm yang makin lama makin menebal dan berakhir dengan terbentuknya rongga blastocoels yang terletak diantara blastoderm 221 dan jaringan periblast yang menempel pada kuning telur. Pembelahan zygot berlangsung cepat sehingga sel anak tidak sempat tumbuh, sehingga ukuran sel anak makin lama makin kecil, sesuai dengan tingkat pembelahan. Akibatnya pembelahan menghasilkan kelompok sel anak yang disebut morula dan sel anak disebut blastomer. Blastomer melekat satu sama lain oleh kekuatan saling melekat yang disebut tigmotaksis. Telur krustasea termasuk dalam pembelahan meroblastik, dimana kuning telurnya tidak ikut membelah. Jadi yang membelah hanya keping protoplasmanya saja yang terdapat di kutub anima. Gambar . Pembuahan menuju pembelahan Gambar 51. Pembelahan sel