Perkembangan Telur Uraian materi
221 dan jaringan periblast yang menempel pada kuning telur.
Pembelahan zygot berlangsung cepat sehingga sel anak tidak sempat tumbuh, sehingga ukuran sel anak makin lama makin kecil,
sesuai dengan tingkat pembelahan. Akibatnya pembelahan menghasilkan kelompok sel anak yang disebut morula dan sel anak
disebut blastomer. Blastomer melekat satu sama lain oleh kekuatan saling melekat yang disebut tigmotaksis. Telur krustasea termasuk
dalam pembelahan meroblastik, dimana kuning telurnya tidak ikut membelah. Jadi yang membelah hanya keping protoplasmanya saja
yang terdapat di kutub anima.
Gambar . Pembuahan menuju pembelahan
Gambar 51. Pembelahan sel
222 Blastoderm
Zona pellucida
Rongga perivitellin
Yolk globule
Kuning telur 2
Stadia Morula Stadia morula dimulai saat pembelahan mencapai 32 sel. Pada saat
ini ukuran sel mulai beragam. Sel membelah secara melintang dan mulai terbentuk formasi lapisan kedua secara samar pada kutub
anima. Stadia morula berakhir apabila pembelahan sel sudah menghasilkan blastomer yang ukurannya sama tetapi ukurannya
lebih kecil. Sel tersebut memadat untuk menjadi blastodisk kecil membentuk dua lapis sel.
Gambar 52. Tahapan morula
3 Stadia Blastula
Stadia blastula dicirikan dua lapisan yang sangat nyata dari sel-sel datar membentuk blastocoels dan blastodisk berada di lubang
vegetal berpindah menutupi sebagian besar kuning telur. Pada proses ini tropoblast terletak diantara kuning telur dan sel-sel
blastoderm dan membungkus semua kuning telur tersebut. Tropoblast yang berasal dari blastomer-blastomer paling tepi dan
luar akan membentuk lapisan yang terlibat dalam penggunaan kuning telur. Rongga blastula blastocoels terletak diantara
blastoderm terluar dan periblast tengah yang membungkus kuning
223 telur di dasar blastoderm. Pada blastula ini sudah terdapat daerah
yang berdiferensiasi membentuk organ-organ tertentu seperti saluran-saluran pencernaan, notochorda, syaraf, epiderm, ectoderm,
mesoderm dan endoderm. Blastula awal ialah stadia blastula dimana sel-selnya terus
mengadakan pembelahan dengan aktif sehingga ukuran sel-selnya semakin menjadi kecil. Pada stadia blastula terdapat dua macam sel
formatif dan non formatif. Sel formatif masuk ke dalam komposisi tubuh embrionik, sadangkan sel non formatif sebagai tropoblas yang
ada hubungannya dengan nutrisi embrio.
Gambar 53. Stadia blastula
4 Stadia Gastrula
Gastrulasi adalah proses pembentukan ketiga daun kecambah yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Stadia gastrula di mulai saat
terjadi proses konversi satu lapis pada blastula menjadi dua lapis, yaitu bilaminar atau gastrula dedermik. Pada proses gastrula ini
224 terjadi perpindahan ectoderm, mesoderm, endoderm dan notochorda
menuju tempat definitive. Ectoderm adalah lapisan terluar dari gastrula, disebut juga ektoblast atau epiblas; endoderm adalah
lapisan sel-sel terdalam pada gastrula, sedangkan mesoderm atau mesoblast adalah lapisan sel lembaga yang terletak di tengah antara
ectoderm dan endoderm.
a b
c
d e
Gambar 54. Tahapan gastrula a pre early gastrula, b early gastrula, c pre mid gastrula, d mid gastrula, dan e late
gastrula
Saat mencapai fase gastrula, sel mulai melakukan 2 macam pergerakan, yaitu gerak epiboli dan emboli. Gerak epiboli mengarah
ke depan, ke belakang dan ke samping dari sumbu yang akan menjadi embrio, sehingga terjadi penutupan kuning telur, kecuali
pada bagian blastopore. Sedangkan gerak emboli mengarah ke
225 dalam dan membentuk segmen yang disebut somit, yaitu ruas yang
terdapat pada embrio.
Gambar 55. Tahapan perkembangan telur
5 Organogenesis
Organogenesis adalah proses pembentukan organ-organ tubuh makhluk hidup yang sedang berkembang. Organ-organ tersebut
berasal dari ectoderm, endoderm, dan mesoderm. Dari ectoderm akan terbentuk organ-organ susunan syaraf dan epidermis kulit. Dari
endoderm akan terbentuk saluran pencernaan dan alat pernafasan, sedangkan dari mesoderm akan muncul rangka otot, alat-alat
peredaran darah, alat ekskresi, alat reproduksi dan korum kulit
226 a
b
Gambar 56. Organogenesis: a. Udang windu; b. Kepiting
Waktu yang dibutuhkan mulai dari pembuahan sampai menetas disebut masa pengeraman. Masa pengeraman ini berbeda
– beda untuk beberapa krustasea. Misalnya untuk waktu yang dibutuhkan
telur udang windu untuk melalui setiap tahapan perkembangan telur adalah 12
– 16 jam pada suhu yang optimal, sedangkan udang galah membutuhkan waktu sekitar 19
– 21 hari dan kepiting membutuhkan waktu 14
– 20 hari.
Mengeksplorasi
Buatlah kelompok dengan anggota 4 – 5 orang Amatilah telur krustasea dan catatlah data yang anda
peroleh pada tabel di bawah ini Berdasarkan data tersebut, diskusikan dengan kelompok
mengenai fase perkembangan telur apa saja yang membutuhkan waktu lama ?
Dari fase – fase tersebut, fase manakah yang paling kristis ? Mengapa ?
227
Tabel 19. Hasil Pengamatan Perkembangan telur No
Waktu jam Fase
Gambar Keterangan