Sifat dan karakteristik Telur
213
Table 1. Hasil pengamatan telur krustasea No
Parameter Keterangan
1 Warna telur
2 Diameter telur
2 Sifat kulit luar telut mis: lengket,
bertangkai, tidak lengket, dll 3
Berat jenis telur mis: tenggelam, terapung, semi terapung
4 Kuning telur mis: banyak, sedikit,
dll 5
Dst...
Para ahli telah mengelompokkan telur ikan berdasarkan kualitas kulit luarnya, berat jenis dan jumlah kuning telur yang terkandung
didalamnya.
Berdasarkan kualitas kulit luarnya, telur terbagi menjadi lima, yaitu:
1 Non adhesive : Sesaat setelah sperma masuk dalam mikrofil dan
korion mengeras, telur menjadi sedikit adhesive, namun setelah itu, sifat adhesive telur hilang dan telur sama sekali tidak menempel
pada substrat apapun Menanya
Diskusikan hasil yang anda peroleh, dan bandingkan dengan hasil kelompok lain
Kesimpulan apa yang anda peroleh ?
214
2 Adhesive : Setelah proses pengerasan cangkangnya telur itu bersifat
lengket sehingga akan mudah menempel pada substrat daun, akar
tanaman, sampah, dll 3
Bertangkai : Telur ini memiliki tangkai kecil untuk menempel pada
substrat, sehingga bersifat adhesive. Telur ini juga melekat antara satu telur dengan telur lainnya, sehingga membentuk suatu
gerombolan telur 4
Telur berenang : Pada telur ini terdapat filamen yang panjang
untuk menempel pada substrat atau filamen tersebut untuk membantu telur terapung sehingga sampai ke tempat untuk
menempel didapatkan 5
Gumpalan lendir : Telur-telur diletakkan pada rangkaian lendir atau gumpalan lendir
a b
c d
215 e
Gambar 48. Karakteristik telur ikan berdasarkan kulit luarnya
a non adhesive, b adhesive, c telur bertangkai, d telur berenang, e gumpalan lendir.
Sedangkan berdasarkan berat jenisnya, telur dibedakan menjadi :
1 Non bouyant : Telur yang tenggelam ke dasar saat dikeluarkan oleh
induk betina. Golongan telur ini menyesuaikan dengan tidak adanya cahaya matahari. Kadang-kadang telur ini oleh induknya ditaruh
atau ditimbun oleh batu-batuan atau kerikil. 2
Semi bouyant : telur tenggelam ke dasar perlahan-lahan, mudah tersangkut, dan umumnya telur itu berukuran kecil
3 Terapung : Telur dilengkapi dengan butir minyak yang besar
sehingga terapung
Telur ikan juga dibedakan berdasarkan jumlah kandungan kuning telurnya, antara lain :
1 Oligolecithal
Telur yang mengandung kuning telur sangat sedikit jumlahnya. 2
Telolecithal
Telur telolecithal mengandung sejumlah kuning telur lebih banyak dari pada telur oligolecithal. lkan yang mempunyai telur telolecithal
banyak terdapat di daerah yang bermusim empat
216
3 Macrolecithal
Telur yang mempunyai kuning telur relatif banyak dengan keping
cytoplasma di bagian kutub animanya
Telur udang windu dan vannamei memiliki diameter 0,304 – 0,384 mm,
transparan dan berbentuk bola, dan memiliki ruang perivitaline berdiameter 0,45
– 0,47 mm. Telur ini juga bersifat non bouyant, sehingga sesaat setelah dikeluarkan dari tubuh induknya dan dibuahi
oleh sperma, telur tersebut akan tenggelam ke dasar secara perlahan –
lahan, namun tidak bersifat lengket adhesive. Oleh karena itu, selama masa penetasan telur, setiap satu jam sekali dilakukan pengadukan
dengan menggunakan alat pengaduk. Pengadukan ini dilakukan sampai telur menetas sekitar 10
– 12 jam setelah pemijahan. Tujuan dari pengadukan adalah agar telur tidak mengendap didasar bak dan
berhasil menetas menjadi naupli. Telur yang mengendap di dasar bak akan menumpuk, sehingga menyebabkan telur mati dan membusuk.
Gambar 49. Telur udang
217 Sementara itu, telur udang galah, lobster dan kepiting apabila dilihat
secara mikroskopis memiliki tangkai, sehingga telur – telur tersebut
akan menempel kuat satu sama lain dan menempel pada brood chamber induk betina hingga saatnya nanti terlepas setelah menetas dan yolk egg
habis. Ukuran telur umumnya berkisar antara 0,6 – 0,7 mm, memiliki
warna yang transparan mulai dari kuning, oranye, dan oranye bintik –
bintik hitam, tergantung pada tingkat kematangan telurnya.
Gambar 50. Telur kepiting
sumber: http:seagrant.uaf.edu