Kriteria Penilaian Proses Pemijahan Induk :
                                                                                209 4.
Cara melakukan pemijahan alami :
Skor  4 : jika    seluruh  tahapan  proses  dilakukan  sesuai  dengan
prosedur
Skor 3  : jika  sebagian  besar  tahapan  proses  dilakukan  sesuai  dengan
prosedur Skor  2 :
jika    sebagian  kecil  tahapan  proses  dilakukan  sesuai  dengan prosedur
Skor  1 : jika tahapan proses tidak dilakukan sesuai dengan prosedur
Penilaian Laporan Observasi No
Aspek Skor
4 3
2 1
1 Sistematika
Laporan Sistematika
laporan mengandung
tujuan, masalah,
hipotesis, prosedur,
hasil pengamatan
dan kesimpulan.
Sistematika laporan
mengandung tujuan, ,
masalah, hipotesis
prosedur, hasil
pengamatan dan
kesimpulan Sistematika
laporan mengandung
tujuan, masalah,
prosedur hasil
pengamatan Dan
kesimpulan Sistematika
laporan hanya mengandung
tujuan, hasil pengamatan
dan kesimpulan
2 Data
Pengamatan Data
pengamatan ditampilkan
dalam bentuk table,
grafik dan gambar yang
disertai dengan
bagian- bagian dari
gambar yang
Data pengamatan
ditampilkan dalam bentuk
table, gambar yang disertai
dengan beberapa
bagian-bagian dari gambar
Data pengamatan
ditampilkan dalam
bentuk table, gambar yang
disertai dengan
bagian yang tidak
lengkap Data
pengamatan ditampilkan
dalam bentuk gambar yang
tidak disertai dengan
bagian-bagian dari gambar
210
No Aspek
Skor 4
3 2
1
lengkap 3
Analisis dan kesimpulan
Analisis dan kesimpulan
tepat dan relevan
dengan data-data
hasil pengamatan
Analisis dan kesimpulan
dikembangkan berdasarkan
data-data hasil pengamatan
Analisis dan kesimpulan
dikembangk an
berdasarkan data-data
hasil pengamatan
tetapi tidak relevan
Analisis dan kesimpulan
tidak dikembangka
n berdasarkan
data-data hasil
pengamatan
4 Kerapihan
Laporan Laporan
ditulis sangat
rapih, mudah
dibaca dan disertai
dengan data kelompok
Laporan ditulis rapih,
mudah dibaca dan tidak
disertai dengan data
kelompok Laporan
ditulis rapih, susah dibaca
dan tidak disertai
dengan data kelompok
Laporan ditulis tidak
rapih, sukar dibaca dan
disertai dengan data
kelompok
211
Kegiatan Pembelajaran 5. Penanganan Telur A.
Deskripsi
Keberhasilan  dalam  proses  penetasan  telur  merupakan  salah  satu  tahapan terpenting dalam proses pembenihan, baik yang dilakukan secara alami maupun
buatan. Telur yang telah dibuahi oleh sperma akan berkembang hingga menetas dan menjadi larva yang kemudian siap untuk didederkan.
Proses  penetasan  telur  krustasea  dimulai  pada  saat  telah  terjadi  pembuahan atau  bertemunya  sel  telur  dan  spema  di  lingkungan  budidaya,  dilanjutkan
dengan  proses  embryogenesis  yang  meliputi  proses  perkembangan  zygot, pembelahan  zygot,  blastulasi,  gastrulasi,  neurolasi  dan  organogenesis  hingga
telur menetas menjadi larva yang masih menyimpan kuning telur.
Keberhasilan  penetasan  telur  dipengaruhi  oleh  beberapa  faktor  antara  lain faktor  dari  dalam  yaitu  kerja  mekanik  dari  aktifitas  larva  sendiri  maupun  dari
kerja  enzimatis  yang  dihasilkan  oleh  telur.  Sedangkan  faktor  lingkungan  yang mempengaruhi  penetasan  telur  antara  lain  suhu,  kelarutan  oksigen,  intensitas
cahaya,  pH  dan  salinitas.  Banyaknya  telur  yang  berhasil  menetas  menjadi  larva dikenal dengan nilai hatching rate derajat penetasan telur
Telur  yang  telah  menetas  menjadi  larva  masih  memiliki  cadangan  makanan berupa kuning telur. Kuning telur nantinya akan dimanfaatkan oleh larva untuk
bertahan  hidup  di  lingkungan  hingga  larva  siap  menerima  makanan  dari lingkungan  hidupnya  berupa  pakan  alami  yang  telah  disiapkan  pada  wadah
penetasan sebelumnya pada proses pemijahan induk. Larva yang telah menetas akan  tetap  berada  di  wadah  yang  sama  dengan  wadah  penetasan  telur.  Larva
tersebut dipelihara hingga mencapai stadia pendederan.
212
                