55
Meniti dua bambu miring dan memukul kaleng
3. Kegiatan II
MENITI DUA BAMBU SAMBIL MEMINDAHKAN KERIKIL KE DALAM KALENG
a. Bentuk lapangan
Lapangan yang digunakan untuk melakukan kegiatan meniti dua bambu adalah menggunakan media hutan pinus dengan menambatkan dua bambu yang
dipasang sejajar pada kedua pohon pinus yang berjarak 6 meter dengan ketinggian 0,5 meter dari tanah. Ditengah-tengah dua bambu yang dipasang sejajar,
dipasanglah bambu lain untuk menyangga. Diatas bambu penyangga tersebut diikatlah dua bekas kaleng cat yang
masih kosong. Sedangkan dua bekas kaleng cat yang diisi kerikil sejumlah masing-masing anggota kelompok, diikatkan pada masing-masing pohon pinus
setinggi 1,5 meter dari tanah.
56 b.
Cara bermain Sikap pertama
Siswa dibagi menjadi dua kelompok yang sama banyaknya. Masing- masing kelompok berbaris satu banjar kebelakang didekat pohon pinus.
Gerakannya Aba-aba yang digunakan oleh guru adalah siap dan ya. Setelah guru
memberi aba-aba ya.. maka siswa pada masing-masing kelompok yang menempati posisi nomor satu segera naik keatas dua bambu yang dipasang sejajar,
untuk berlomba memindahkan satu kerikil yang berada di dalam kaleng yang berjumlah sebanyak anggota kelompok ke dalam kaleng yang berada diatas
bambu penyangga. Setelah kerikil dimasukan kedalam kaleng, siswa tersebut segera turun dan bertepuk dengan temannya yang menempati pada posisi nomor
dua. Bila sudah bertepuk siswa yang menempati pada posisi nomor dua segera melakukan gerakan seperti yang dilakukan oleh siswa sebelumnya. Sedangkan
siswa yang sudah melakukan menempatkan diri pada barisan paling belakang. Kelompok yang telah selesai lebih dulu dinyatakan sebagai pemenangnya.
Meniti dua bambu sambil memindahkan kerikil ke dalam kaleng
57 c.
Ketentuan Permainan Berikut ini adalah ketentuan-ketentuan dalam melatih keseimbangan gerak
meniti dua bambu sambil memindahkankerikil ke dalam kaleng d.
Prasarana dan Sarana Prasarana
Lokasi yang digunakan untuk latihan keseimbangan gerak dalam model pembelajaran ini adalah menggunakan media hutan pinus yang berada disekitar
lingkungan SD Negeri 03 Gunungjaya, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Sarana
Model pembelajaran keseimbangan gerak dengan media hutan pinus ini menggunakan sarana sebagai berikut :
1 Bambu besar sepanjang 5 meter sejumlah 4 buah
2 Bambu besar sepanjang 6 meter sejumlah 2 buah
3 Bambu besar sepanjang 0,5 meter sejumlah 4 buah
4 Bambu besar sepanjang 1,5 meter sejumlah 2 buah
5 Bekas kaleng cat sejumlah 4 buah
6 Tali untuk mengikat
7 Kerikil
e. Permainan
1 Pada kegiatan I dan II tiap kelompok terdiri dari 16 siswa.
2 Uji coba I tahap I melakukan kegiatan I dan kegiatan II
3 Jika masih ada siswa yang sedang melakukan gerakan, maka tidak boleh
siswa yang lain melakukan gerakan yang sama, sebelum siswa pertama
58 selesai melakukan gerakan tersebut.
4 Kegiatan I dan II dipandu oleh guru penjasorkes yang bertugas memimpin
jalannya permainan. 5
Kegiatan I dan II digunakan untuk melakukan latihan keseimbangan gerak, baik untuk uji coba I yang berjumlah 10 anak maupun untuk uji coba II yang
berjumlah 32 anak.
f. Prosedur Pengembangan
Berdasarkan penjelasan tersebut, pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam penjasorkes melalui pendekatan lingkungan hutan
pinus pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 03 Gunungjaya, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang harus mengikuti langkah-langkah yang sistematis.
Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1
Melakukan penelitian pendahuluan prasurvei untuk mengumpulkan informasi, pengamatan kelas dan identifikasi permasalahan, yang dijumpai
dalam pembelajaran dan merangkum permasalahan.
2 Melakukan perencanaan identifikasi, perumusan tujuan dan penentuan urutan
pembelajaran. 3
Mengembangkan jenis atau produk awal meliputi : penyiapan materi pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
4 Melakukan uji coba lapangan tahap awal uji coba I, yang dilakukan terhadap
10 siswa. Evaluasi produk awal yang sudah dilakukan oleh para ahli, dianalisis secara mendalam.
59 5
Melakukan revisi I terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran- saran dari hasil uji lapangan awal.
6 Melakukan uji coba lapangan utama uji coba II, yang dilakukan terhadap
seluruh subyek penelitian. Tes atau penelitian tentang prestasi belajar siswa dilakukan sesudah proses pembelajaran.
7 Melakukan revisi II terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba
lapangan. 8
Hasil akhir model pembelajaran keseimbangan gerak dalam penjasorkes yang dihasilkan melalui revisi setelah dilakukan uji coba lapangan uji coba II.
4.1.3 Validasi Ahli