Desain Model Pengembangan Kegiatan I

52 3. Proses pembelajaran yang tidak dinamis sering kali membuat siswa tidak tertarik dan merasa bosan dengan pembelajaran.

4.1.2 Deskripsi Draft Produk Awal

Model pengembangan yang akan dikembangkan adalah model pembelajaran keseimbangan gerak melalui pendekatan lingkungan hutan Pinus pada siswa putra kelas III SD Negeri 03 Gunungjaya Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang. Konsep model pengembangan pembelajarannya adalah dengan desain model pengembangan sebagai berikut : MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN HUTAN PINUS PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 03 GUNUNGJAYA, KECAMATAN BELIK, KABUPATEN PEMALANG Standar Kompetensi 7. Mempraktekan latihan dasar kebugaran jasmani dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kompetensi Dasar 7.2 Mempraktekan berbagai bentuk latihan untuk meningkatkan koordinasi gerak keseimbangan dan nilai disiplin.

1. Desain Model Pengembangan

Keseimbangan gerak dalam penelitian ini adalah model pembelajaran keseimbangan gerak dalam penjasorkes melalui pendekatan lingkungan hutan pinus pada siswa kelas III, untuk meningkatkan kualitas gerak, keberanian, kekuatan, kerja keras, disiplin dan kejujuran. 53 Siswa yang dijadikan model pembelajaran adalah siswa Sekolah Dasar Negeri 03 Gunungjaya, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, terdiri dari siswa kelas III yang berjumlah 42 anak, dengan perincian putra 26 anak, putri 16 anak. Adapun desain model pembelajarannya adalah sebagai berikut : a. Uji coba I berjumlah 10 anak b. Uji coba II berjumlah 32 anak

2. Kegiatan I

MENITI DUA BAMBU MIRING DAN MEMUKUL KALENG a. Bentuk lapangan Lapangan yang digunakan untuk melakukan kegiatan meniti dua bambu miring dan memukul kaleng adalah menggunakan media hutan pinus, dengan menambatkan dua bambu yang dipasang sejajar pada pohon pinus dalam posisi miring atau naik, dengan panjang 5 meter. Pemasangan bambu tersebut dengan cara, 2 bambu yang masing-masing berukuran panjang 5 meter, ujung yang satunya diletakan pada tanah, sedangkan ujung yang lainnya diikatkan pada satu pohon pinus dengan ketinggian 1 meter dari tanah. Ditengah masing-masing bambu tersebut yang posisinya miring, ditopang dengan menggunakan bambu lain agar tidak melengkung saat diinjak untuk meniti. Ikatkan bekas kaleng cat yang diisi kerikil pada pohon pinus tersebut setinggi 2,5 meter dari tanah. Agar bisa dilombakan maka pemasangan bambu dan kaleng dibuat rangkap dua dengan arah yang berlawanan pada satu pohon pinus. 54 b. Cara bermain Sikap pertama Siswa dibagi menjadi 2 kelompok. Tiap kelompok berbaris satu banjar dan berdiri mendekat pada masing-masing ujung bambu yang diletakkan di tanah. Gerakannya Aba-aba yang digunakan oleh guru adalah siap dan ya. Setelah guru memberi aba-aba ya.. maka siswa pada masing-masing kelompok yang menempati posisi nomor satu berlomba meniti diatas dua bambu yang dipasang miring atau naik. Bila sudah sampai pada ujung bambu yang diikatkan pada pohon pinus, segera memukul kaleng hingga menimbulkan bunyi berdentang. Setelah memukul kaleng, siswa tersebut kembali ke posisi semula atau turun kemudian bertepuk dengan temannya yang tadi menempati posisi nomor dua. Bila sudah bertepuk siswa yang menempati posisi nomor dua segera melakukan gerakan seperti siswa nomor satu, dan siswa yang telah selesai melakukan gerakan, segera menempatkan diri pada posisi paling belakang. Demikian gerakan ini dilakukan, sampai siswa yang menempati posisi paling akhir pada masing- masing kelompok. Kelompok yang telah selesai lebih dulu dinyatakan sebagai pemenangnya. 55 Meniti dua bambu miring dan memukul kaleng

3. Kegiatan II

Dokumen yang terkait

Pengembangan Model Pembelajaran Kelincahan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Perkebunan Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Majakerta Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang

0 4 132

Model Pembelajaran Kekuatan Otot Tungkai Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas V SD Negeri 03 Watukumpul Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang

0 10 109

Pengembangan Model Pembelajaran Kekuatan Otot Tungkai Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Hutan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Majakerta Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang

0 4 133

Model Pembelajaran Keseimbangan Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III SD Negeri 01 Watukumpul Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang

0 13 120

Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III Di SD Negeri 02 Kalimas Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2010 2011

0 4 135

MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 PAGERWOJO KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

0 9 150

MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAYUPURING KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG

0 10 99

“Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III SD Negeri 06 Kabunan Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 0 2

(ABSTRAK) MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAYUPURING KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG.

0 0 2

(ABSTRAK) MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 2 PAGERWOJO KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL.

0 0 2