56
bahagia antara suami dam istri misalnya dapat dilihat pada pandangan masing- masing agama samawi di bawah ini.
a. Ajaran Islam
Dalam Surat Ar Ruum 21 yang artinya: Dan di antara kekuasaanNya ialah, dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, cenderung dan merasa
tentram kepadanya dan dijadikanNya di antara kamu rasa sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda berfikir.Jadi, arti surat Ar
Ruum ayat 21 di atas, secara substantif mengungkapkan bahwa kebahagiaan suami istri dalam berkeluarga akan tercipta apabila ada ketenangan sakinah, saling
mencintai sesama antara suami istri, saling menyayangi suami istri, dan saling melindungi, artinya si suami bisa melindungi istri dan anak-anak, demikian pula
sebaliknya. Jika suami dan istri telah menegakkan nilai-nilai tersebut di atas, maka cita-cita untuk menuju keluarga bahagia dan sakinah akan terwujud
Jika keluarga dibangun dengan baik tentunya akan dapat menanamkan benih kehidupan keluarga yang penuh kejujuran, kebersamaan, keterbukaan, saling
pengertian, saling melengkapi dan saling membutuhkan dan dapat dipastikan akan memperoleh kebahagiaan dalam berkeluarga. Untuk menciptakan kebahagiaan
suami dan istri dalam berkeluarga beberapa aspek yang perlu diperhatikan sebagaimana dimuat dalam Buletin An -Nur 1999 adalah sebagai berikut :
Aspek Pembinaan Suami dan Istri. Dalam Surat An Nisa ayat 34 dijelaskan
bahwa stabilitas rumah tangga merupakan tangung jawab suami dan istri. Seorang bapak bertugas untuk menjadi pemimpin, pembina dan pengendali roda
rumahtangga. Kaum laki-laki pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian laki-laki atas sebahagian yang lain wanita dan mereka
laki-laki telah mencari sebagian dari harta mereka, sedangkan istri atau ibu memiliki tugas merawat rumah, mendidik anak, menjaga segala amanat rumah
tangga sehingga ibu atau itstri boleh dikatakan tempat atau figur pendidik dalam rumahtangga. Jika suami dan istri mematuhi nilai-nilai agama tersebut, maka
kepatuhan itu merupakan modal yang paling besar untuk membentuk kebahagiaan keluarga.
Aspek Keimanan Keluarga. Pilar utama penyangga rumahtangga adalah
agama dan moral. Rumahtangga hendaknya bersih dari segala bentuk kesyirikan
57
dan tradisi jahilliyah, dan selalu marak dengan aktivitas ibadah seperti sholat, puasa, pengajian dan lain-lain. Biasakan semua aktivitas ini karena kebiasaan seperti itu
dapat mengusir setan. Rasulullah S.A.W bersabda yang artinya: “Janganlah jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya rumah yang dibacakan
didalamnya surat Al Baqarah”.
Aspek Ilmu Agama Keluarga. Mendidik dan mengajarkan ilmu-ilmu agama
kepada keluarga hukumnya wajib. Firman Allah yang artinya: “wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
dari manusia dan batu”. Imam At -Thabari mengatakan bahwa ayat di atas mewajibkan kepada kita agar mengajarkan anak-anak dan keluarga kita tentang
agama dan kebaikan serta apa-apa yang dipentingkan dalam persoalan adab dan etika.Dalam mengajarkan ilmu agama ataupun ilmu umum, tentu saja membutuhkan
sarana dan prasarana serta lain-lainnya seperti: guru, perpustakaan mini di rumah, upah pengajar, alat-alat akses informasi seperti TV, radio, tape, dan lain-lain.
Aspek Ibadah dan Moral. Aspek ibadah yang terpenting adalah sholat, baik
fardhu ataupun sunnah hendaknya membiasakan di Masjid dan peremnpuan dianjurkan sholat. Sholat sunnah bagi semuanya lebih utama dilakukan di rumah
berdasarkan hadis Rasulullah yang artinya: “sebaik-baiknya sholat laki-laki adalah dirumahnya kecuali sholat fardhu. Adapun aspek moral hendaknya semua anggota
keluarga menghiasi pribadi masing-masing dengan akhlaqul karimah dan adab yang mulia, seperti makan dengan tangan kanan, masuk rumah orang dengan izin,
menghargai tetangga serta adab terpuji lainnya. Sedapat mungkin menjauhkan seluruh akhlaq berbohong, menipu, ingkar janji, dan sebagainya.
Aspek Sosial dan Lingkungan. Agar kehidupan sosial keluarga memiliki
hubungan harmonis, maka sebaiknya anggota keluarga diberi kesempatan untuk mendiskusikan setiap masalah keluarga secara transparan dan terbuka sehingga
seluruh masalah bisa selesai sebaik mungkin. Suami dan istri sebaiknya tidak boleh menampilkan konflik dihadapan anak-anak dan hendaknya diusahakan semaksimal
mungkin merahasiakan konflik tersebut agar anak-anak tidak terbebani apalagi konflik tersebut sampai mendatangkan perceraian, sudah tentu akan mengganggu
kestabilan dan keharmonisan dalam keluarga. Dalam keluarga perlu dijaga agar tidak dimasuki orang-orang jahat agar angota keluarga tidak terpengaruh dengan
pengaruh orang-orang jahat tersebut.
58
b. Ajaran Kristen