29
a. Teori Sebab-Akibat Causation Theory
Beberapa pendekatan teori yang menerangkan terjadinya perubahan sosial atau kebudayaan menurut Pudjiwati Sajogyo 1985 dapat dikemukakan sebagai
berikut:
Analisis Dialektis. Analisis perubahan sosial atau pola kebudayaan,
menelaah syarat-syarat dan keadaan-keadaan yang mempunyai efek merubah keseimbangan sistem masyarakat itu. Masuknya suatu unsur dari suatu pola
kebudayaan ke pola lain umumnya bersifat selektif dan merupakan proses timbal balik di dalam pola penerima unsur baru itu, berarti suatu perubahan. Menelaah
difusi tersebut berarti memperhatikan keadaan-keadaan atau syarat-syarat yang mempermudah penerimaan unsur itu atau menghambatnya, antara lain karena
paksaan ke dalam pola penerimaan serta akibat-akibatnya untuk masyarakat tersebut.
Lain pula perubahan sosial yang terjadi karena lahirnya suatu pendapat baru inovasi di dalam sistem atau masyarakat itu sendiri: teknik baru, bentuk
organisasi baru, filsafat baru. Berbeda dari suatu masyarakat tradisional yang umumnya mengalami perubahan karena suatu desakan luar, masyarakat moderen
atau berindustri seakan-akan berlomba-lomba di dalam menghasilkan pendapat- pendapat baru itu demi kemajuan sosial yang diidam -idamkan Pudjiwati Sajogyo,
1985
Perubahan yang terjadi pada suatu masyarakat, senantiasa membawa perubahan pada masyarakat lain akibat globalisasi dari skalanya yang semula lokal
ke nasional, dan dari nasional ke transnasional sering mempunyai akibat, baik konsensus terhadap perubahan tersebut, atau sebaliknya sampai menimbulkan
konflik. Konflik ini mungkin awal dari suatu proses dimana kita mau bertahan pada norma-norma kita sendiri misalnya isteri sebagai ibu rumahtangga yang bertugas
merawat anak, memasak, membersihkan rumah, dan lain-lain, sedangkan suami sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga. Di dalam
situasi yang cenderung gender equality bisa terjadi pergantian peran jika keadaan menuntut dan memungkinkan, sehingga kemudian tidak dapat dihindari kalau terjadi
konflik peran antara suami dan isteri. Konflik-konflik inilah yang kemudian oleh Hegel dan Marx disebut sebagai analisis ”dialektika”.
30
Teori Tunggal Mengenai Perubahan Sosial. Teori-teori tunggal
menjelaskan sebab-sebab perubahan sosial dengan menunjuk kepada satu faktor penyebab. Perubahan semacam itudapat dikualifikasikan sebagai perwujudan dari
gejala universal, dan bagi yang mempelajarinya masih dapat memperhatikan gejala- gejala lain yang bersifat reguler. Asumsi-asumsi tersebut menimbulkan teori-teori
”determinisme”, yang mencakup teori evolusi biologis sampai pada pembaharuan- pembaharuan tehnologi. Misalnya, biological determinism keadaan biologis sebagai
penyebab menunjuk pada suatu perubahan: perbedaan bilogis menyebabkan perbedaan orientasi nilai budaya danmenyebabkan timbulnya struktur sosial tertentu
pula masalah rasial atau perbedaan jenis kelamin menimbulkan politik apartheid di Afrika atau gerakan kebebasan wanita. Atau pada economic determinism faktor
ekonomi sebagai penyebab: kekuatan ekonomi dan proses ekonomi menyebabkan perubahan orientasi nilai budaya dan struktur sosial revolusi industri melahirkan
kapitalisme, kolonialisme dan imperialisme, ketimpangan pendapat yang menyolok antara kota-desa melahirkan program-program pemerataan dalam berbagai bentuk
yang masuk ke desa-desa, dan lain-lain Pudjiwati Sajogyo, 1985
b. Teori Proses Arah Perubahan Sosial