Ajaran Kristen Ajaran Hindu Budha

58

b. Ajaran Kristen

Dalam agama Kristen sepertti yang tersurat dalam Injil Perjanjian Baru Efesus 5:22-23 mengatakan bahwa keluarga bahagia adalah keluarga yang berada di dalam rencana dan pimpinan Tuhan. Tuhan menetapkan bahwa suami dan ayah adalah kepala rumah tangga. Allah telah mempercayakan kepada manusia pada saat penciptaan, yaitu syarat bahwa suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Tetapi sayang, kini banyak ayah atau bapak yang meninggalkan tanggung jawab mereka. Ini bukanlah kehendak Allah. Allah mempercayakan pada suami atau bapak untuk membina dan mengatur rumah tangganya dengan kasih dan penuh pengertian. Sifat mementingkan diri tidak boleh ada dan harus diganti dengan pelayanan dan pengorbanan yang sungguh. Kristus adalah teladan yang paling tepat. Ia memimpin jemaatNya menuju hidup yang penuh kelimpahan dan keberhasilan. Sebagai suami dan ayah, hendaklah kepala keluarga membimbing isteri dan seisi keluarga ke jalan damai, penuh berkat dan penuh pengertian, dan para isteri hendaklah selalu menjadi pendorong bagi suaminya dalam memegang tampuk pimpinan keluarga. Scott 1998 mengemukakan bahwa ketika anda memeluk ajaran Yesus Kristus dan rencana kebahagianNya, anda dibaptiskan dan ditetapkan sebagai anggota dari kerajaanNya di bumi ini. Anda mengambil ke atas diri anda namaNya. Anda membuat komitmen untuk patuh pada ajaran-ajaranNya dan untuk membuat perubahan apa saja di dalam kehidupan anda yang dituntutkan oleh ajaran-ajaran tersebut. Dalam memperoleh segenap sukacita, anda perlu menerima tatacara bait suci. Pola itu akan memberi anda kebahagiaan terbesar di bumi ini dan sepanjang kekekalan. Dengan demikian kebahagiaan itu tercipta apabila anda menyingkirkan semua tradisi atau adat kebiasan yang memposisikan si suami untuk bertindak otoriter, kekerasan dan lain-lain yang bertentangan dengan ajaran Yesus Kristus.

c. Ajaran Hindu Budha

Dalam ajaran agama Hindu Budha, Sang Budha dalam Tjahjadi 1989 menguraikan empat macam kebahagian bagi manusia yang terdiri dari : 1 Athi sukha yaitu kebahagiaan karena memiliki kesehatan, kekayaan, umur panjang, kecantikan, kegembiraan dan sebagainya, 2 Bhoga sukha yaitu kebahagiaan 59 karena menggunakan milik di atas, 3 Anama sukha yaitu kebahagiaan karena tiada mempunyai utang, 4 Anavajja sukha yaitu kebahagiaan karena jauh dari kehinaan Selanjutnya dijelaskan oleh Sang Guru Buddha Gotama dalam Dhammakaro 2000 bahwa kebahagiaan itu pada hakekatnya adalah Nibbana. Nibbana diartikan sebagai padamnya nafsu keinginan, pudarnya benda-benda yang tercipta, terbebas dari semua noda dan kekotoran batin, dan terhentinya kebencian dosa dan kebodohan batin lobha. Inilah Nibbana yang dijadikan gambaran tentang bahagia. Dengan demikian, kebahagiaan itu bukan karena memiliki apalagi melekati, tetapi justru kita harus belajar melepaskan diri dari keterikatan dan nafsu keinginan. Karena pada dasarnya segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak dapat dimiliki, hanya kebodohanlah yang berkeinginan untuk memiliki kesemuanya itu.

d. Ajaran Kong-Hu-Cu