30
Teori Tunggal Mengenai Perubahan Sosial. Teori-teori tunggal
menjelaskan sebab-sebab perubahan sosial dengan menunjuk kepada satu faktor penyebab. Perubahan semacam itudapat dikualifikasikan sebagai perwujudan dari
gejala universal, dan bagi yang mempelajarinya masih dapat memperhatikan gejala- gejala lain yang bersifat reguler. Asumsi-asumsi tersebut menimbulkan teori-teori
”determinisme”, yang mencakup teori evolusi biologis sampai pada pembaharuan- pembaharuan tehnologi. Misalnya, biological determinism keadaan biologis sebagai
penyebab menunjuk pada suatu perubahan: perbedaan bilogis menyebabkan perbedaan orientasi nilai budaya danmenyebabkan timbulnya struktur sosial tertentu
pula masalah rasial atau perbedaan jenis kelamin menimbulkan politik apartheid di Afrika atau gerakan kebebasan wanita. Atau pada economic determinism faktor
ekonomi sebagai penyebab: kekuatan ekonomi dan proses ekonomi menyebabkan perubahan orientasi nilai budaya dan struktur sosial revolusi industri melahirkan
kapitalisme, kolonialisme dan imperialisme, ketimpangan pendapat yang menyolok antara kota-desa melahirkan program-program pemerataan dalam berbagai bentuk
yang masuk ke desa-desa, dan lain-lain Pudjiwati Sajogyo, 1985
b. Teori Proses Arah Perubahan Sosial
Dua teori yang cukup relevan dalam kajian perspektif teori proses adalah: Teori Evolusi Unilinier, dan Teori Evolusi Multilinier. Kedua teori tersebut sbb:
Teori Evolusi Unilinier Garis Lurus Tunggal. Teori evolusi garis lurus
tunggal berpendapat bahwa manusia dan masyarakat termasuk kebudayaan mengalami perkembangannya sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu, semula dari
bentuk sederhana, kemudian bentuk yang kompleks sampai pada tahap yang sempurna Soekanto, 1982
Teori Evolusi Multilinier. Teori evolusi multilinier pada pokoknya
menggambarkan suatu methodology , didasarkan pada suatu asumsi yang menyatakan bahwa dalam perubahan kebudayaan didapatkan gejala ”keteraturan”
yang nyata dan signifikan; hal ini dapat dilihat dari aspek hukum dari pada kebudayaan Stward, 1979. Misalnya, penelitian mengenai pengaruh perubahan
sistem pencaharian nafkah dari sistem berburu ke sistem pertanian, pada penelitian terhadap sistem kekerabatan dalam masyarakat yang bersangkutan.
31
c. Teori Modernisasi
Dua teori yang tergolong ke dalam kelompok Teori Modernisasi menurut Budiman 1996 adalah: Teori Etika Protestan, dan Teori Harrod-Domar.
Teori Etika Protestan. Teori Etika Protestan yang dibangun oleh Max
Weber, sosiolog Jerman yang dipandang sebagai bapak sosiologi mengedepankan persoalan manusia yang dibingkai oleh nilai-nilai agama. Salah satu tema yang
dikupas oleh Weber adalah peran agama sebagai faktor yang menyebabkan munculnya kapitalisme di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Etika Protestan ini di
bahas dalam sebuah karya tulis yang berjudul :The Protes tant Ethic and the Spirit of Capitalism.
Dalam tulisan ini Weber berusaha merespons pertanyaan, mengapa beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat mengalami kemajuan ekonomi di
bawah kapitalisme? Salah satu penyebab utama kemajuan adalah apa yang disebut sebagai Etika Protestan. Doktrin ini lahir di Eropa melalui agama Protestan yang
dikembangkan oleh Calvin. Etika Protestan mengatakan bahwa seseorang telah ditentukan untuk masuk ke surga atau neraka, tetapi setiap orang tidak akan
mengetahui dimana dia akan berada, oleh karena itu mereka menjadi tidak tenang, karena tidak mengetahui nasibnya di kemudian hari..
Salah satu cara untuk mengetahui apakah masuk surga atau neraka adalah keberhasilan kerjanya di dunia. Jika seorang berhasil di dunia, dipastikan akan naik
ke surga. Apabila kerjanya gagal di dunia, dia akan masuk ke neraka. Adanya kepercayaan ini membuat pengikut agama Protestan Calvin berusaha keras untuk
mencapai sukses, dan orang-orang ini kemudian menjadi kaya. Dalam tulisan ini, Etika Protestan bukan menjadi sebuah ideologi yang diterapkan di masyarakat
Bogor, tetapi didudukkan menjadi konsep umum yang tidak dihubungkan lagi dengan agama Protestan itu sendiri. Dia bisa menjelma menjadi nilai sosial budaya
di luar agama.
Teori Harrod-Domar. Evsey Domar dan Roy Harrod adalah ekonom yang
menciptakan sebuah teori yang disebut “Tabungan dan Investasi”. Kedua ahli ini mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan
investasi. Jika tabungan dan investasi rendah, pertumbuhan ekonomi masyarakat akan rendah pula. Teori ini menurut Budiman 1996, didasarkan pada asumsi
bahwa masalah pembangunan merupakan masalah menambahkan investasi
32
modal. Masalah keterbelakangan merupakan masalah kekurangan modal.Andaikata ada modal, dan modal diinvestasikan, maka hasilnya adalah pembangunan
ekonomi. Teori ini menurut Budiman 1996 dapat dimodifikasi sesuai kondisi, namun
intinya tetap mengacu pada modal, tabungan dan investasi. Modifikasi-modifikasi ini memang harus terjadi karena dalam pengertian investasi, dapat diperluas sedikit
pada investasi pendidikan dan investasi kesehatan, bukan hanya investasi modal dalam bentuk finansial dan material, sekalipun kedua ahli ini mengabaikan
persoalan manusia, karena masalah manusia dianggapnya sudah tersedia. Asumsi teori modernisasi yang dikemukan di depan inilah yang kemudian dirujuk untuk
membuat model strategik pembangunan. Teori dan kebijakan modernisasi ini tertulis amat signifikan sehingga terkesan kuat untuk dianut dalam kebijakan
pembangunan. Teori modernisasi bukan hanya menjadi dalih dan alasan untuk merujuk, melainkan ia lebih bersifat pragmatis di tingkat global, nasional, regional
maupun lokal. Didorong oleh maksud teori modernisasi untuk ikut aktif dalam upaya
memodernisas i Bogor, yang tanpa terelakan juga akan dinilai meng-amerikanisasi atau meng-eropanisasi, dan memang ke dua blok negara ini menjadi panutan atau
contoh bagi negara berkembang, atau daerah berkembang lainnya termasuk Bogor. Teori modernisasi memberikan dasar pembenaran dalam urusan pembangunan
negara-negara yang sedang berkembang. Pertama, teori ini mampu memberikan dasar pembenar kepada negara maju AS dan Eropa untuk berdasarkan
pengalaman dan prestasi kemajuannya membimbing dan menggurui negara-negara yang masih terkebelakang tentang action untuk bisa menjadi maju dan meraih
tahap konsumsi yang melimpa ruah. Kedua, teori ini membenarkan peran dan turut
campur tangan Amerika dan Eropa dalam setiap kiat pembangunan yang dilakukan oleh negara-negara berkembang, tidak hanya dalam bentuk pemberian bantuan,
tetapi juga dalam wujud ekspansi usaha yang lain tanpa memberi kesan telah terjadinya kolonialisme dan imperialisme dalam modus baru.
Dipandang dari kepentingan negara-negara berkembang, kesediaan untuk merancang pembangunan dengan berpijak paradigmatik teori modernisasi, dengan
demikian akan bermakna kesiapan untuk menyamakan idiom yang dilakukan untuk menjalin dan membuat mulus hubungan kerjasama dengan sebuah negara maju
33
yang tak hanya kaya, akan tetapi juga berkepentingan untuk membantu. Negara- negara berkembang seperti antara lain Indonesia, amat memerlukan jalur logistik
baru untuk mendorong perubahan dan perkembangan di dalam negerinya. Mengacu pada cara pandang teori modernisasi yang dikemukakan dimuka
inilah kemudian ditiru untuk membuat paradigma baru yang disebut model dan strategi pemberdayaan. Dimotifisir oleh maksud suci untuk memodernisasi Bogor,
membuat open mind selain ide murni yang tumbuh dalam sanubari, juga mengikuti dan menggurui sejumlah daerah yang telah maju dengan modifikasi seperlunya,
untuk bisa menjadi Bogor yang maju dan lebih berkembang. Dilihat dari kepentingan Bogor sebagai daerah berkembang, yang tidak mungkin akan menepuk dada
semuanya bisa diatasi sendiri, mau tidak mau harus menjalin kerjasama, baik terhadap dunia luar, pemerintah pusat, pengusaha, LSM, masyarakat dan lain-lain
untuk mendorong perubahan dan perkembangan daerah Bogor itu sendiri. Dalam perspektif itulah model dan strategi pemberdayaan masyarakat Bogor membutuhkan
beberapa unsur eksternal antara lain: pemasokan modal baik dari luar maupun dari dalam negeri, entah itu datangnya dari pemerintah atas, pengusaha dan pihak lain
yang mempunyai kepedulian terhadap keluarga miskin di Bogor. Pemasokan tenaga-tenaga ahli dan trampil, sepanjang kita belum memiliki, sambil tetap
memperjuangkan putra-putra daerah untuk mengikuti pendidikan, sehingga pada saatnya nanti kita juga memiliki tenaga-tenaga ahli dan trampil yang handal, serta
infrastruktur dan suprastruktur lainnya. Action secara internal, masalah tabungan dan investasi masyarakat menjadi hal utama yang diperjuangkan. Pencapaian
kesejahteraan masyarakat tidak lain adalah upaya meningkatkan taraf hidup mereka yang tergolong miskin Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I
sehingga memiliki kemampuan untuk menaikan strata sosial ke tingkat menengah dan atastinggi Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III, dan Keluarga
Sejahtera III plus.
d. Teori Ketergantungan.