Persiapan Lahan Budidaya Padi Ladang

VI. GAMBARAN USAHATANI PADI LADANG DI DESA WANAJAYA

6.1. Budidaya Padi Ladang

Kegiatan berusahatani padi ladang di Desa Wanajaya dilakukan mulai dari kegiatan persiapan lahan dalam dengan mengolah lahan pada saat datangnya musim hujan sekitar bukan Oktober atau November tergantung perkiraan petani berdasarkan pengalamannya sampai dengan masa panen sekitar bulan Maret atau April. Kegiatan berusahatani padi ladang di Desa Wanajaya umumnya dilakukan dengan sistem monokultur dan tanam gilir. Jenis tanaman yang biasanya ditanam setelah padi ladang antara lain kacang tanah, kacang panjang, ubi kayu, dan tanaman palawija lainnya. Varietas padi ladang yang digunakan petani adalah jenis Ciherang yang sebenarnya merupakan varietas padi sawah. Berdasarkan pengalaman petani di Desa Wanajaya varietas padi sawah jenis Ciherang dapat memberikan hasil yang relatif lebih tinggi jika ditanam di lahan kering daripada varietas pai ladang lainnya. Varietas jenis Ciherang juga dianggap sesuai dengan kondisi tanah dan iklim di Desa Wanajaya oleh para petani.

6.1.1. Persiapan Lahan

Penentuan waktu yang paling tepat untuk mengolah tanah dilakukan petani berdasarkan pengalaman dari masa tanam sebelumnya. Berdasarkan pengalaman tersebut jika petani memperkirakan bahwa musim hujan akan mulai berlangsung secara merata pada bulan tertentu, maka sekitar dua minggu hingga satu bulan sebelum bulan tersebut merupakan saat yang paling tepat untuk melakukan pengolahan lahan. Pengolahan tanah dilakukan petani responden dengan cara me ncangkul dengan menggunakan cangkul dan tidak ada petani responden yang menggunakan mesin atau ternak untuk membajak karena biaya penggunaan mesin pembajak traktor yang sangat tinggi dan karena tidak ada petani memiliki ternak pembajak sehingga kegiatan mencangkul tanah dilakukan hanya dengan mengandalkan tenaga manusia dari dalam maupun dari luar keluarga. Pada pengolahan pertama, mencangkul dilakukan sedemikian rupa sehingga tanahnya terbalik, yaitu yang semula di atas atau di permukaan menjadi di bagian bawah dan demikian sebaliknya yang semula di bagian bawah menjadi di bagian atas. Pengolahan ini dimaksudkan untuk mematikan dan membusukkan rerumputan yang semula terdapat di permukaan tanah dan kemudian akan terbenam ke bagian bawah tanah. Pembalikan tanah bagian bawah ke atas betujuan untuk menganginkan tanah memberikan kesempatan bagi tanah untuk melepaskan racun-racun yang sangat mungkin terbentuk dalam tanah. Keadaaan ini dibiarkan selama dua minggu hingga rerumputan yang terbenam dianggap sudah membusuk atau melapuk dan racun-racun yang ada sudah menguap ke udara. Pengolahan kedua merupakan penyisiran tanah yaitu mengusahakan agar tanah yang sebelumnya merupakan bongkahan atau gumpalan-gumpalan besar dipecahkan dan diremukkan hingga sekecil-kecilnya. Bagian atas tanah juga diolah sedemikian rupa dengan menggunakan garpu atau garu sehingga lahan yang akan ditanami padi menjadi sedatar mungkin. Kemudian sekitar dua minggu setelah pengolahan kedua, dilakukan pengolahan ketiga yang merupakan kegiatan mencangkul tanah yang sebelumnya telah diremukkan dan diratakan pada pengolahan pertama dan kedua. Pengolahan ketiga ini dilakukan sedemikian rupa sehingga arah dari pembajakan tanah pertama membentuk siku dengan arah dari pembajakan tanah kedua. Kemudian pada tahap pengolahan ini juga diusahakan sedemikian rupa sehingga bagian tengah dari lahan yang diolah sedikit lebih tinggi daripada bagian pinggir lahan dengan maksud agar bagian tengah lahan tidak tergenang air jika hujan turun secara berlebihan tetapi akan mengalir ke bagian pinggir lahan, sebab walaupun padi ladang sangat tergantung pada air hujan dalam pertumbuhannya namun air yang berlebihan juga akan menyebabkan kerusakan pada padi ladang. Untuk lahan yang permukaannya miring, terutama pada daerah berbukit, lahan dibuat berbentuk terasering untuk mencegah pengendapan air dan membentuk parit-parit untuk mencegah erosi agar kesuburan tanah tetap terjaga. Biaya upah yang berlaku secara umum bagi para buruh tani untuk proses pengolahan tanah adalah Rp. 20 ribu per hari dengan jam kerja selama 6 jam.

6.1.2. Penanaman