II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Biologis Tanaman Padi Ladang
Padi ladang merupakan tanaman yang biasa ditanam di lahan kering. Tanaman ini merupakan tanaman semusim jenis padi Oryza sativa L. yang
diusahakan di tanah tegalan kering secara menetap dan kebanyakan ditanam di daerah tropika. Jenis tradisional varietas Genjah memiliki ciri-ciri : berbatang
tinggi, berumur sedang, anakan sedikit, bentuk gabah bulat dan tahan terhadap kekeringan Chang dan Vergara dalam Setiawan, 2000.
Basyir et al., 1995 mengemukakan bahwa siklus hidup tanaman padi ladang berkisar antara 90 hingga 140 hari, tergantung pada varietasnya. Masa
pertumbuhan padi ladang terdiri dari tiga fase : 1 fase vegetatif, 2 fase reproduktif, dan 3 fase pemasakan. Fase vegetatif merupakan masa pertumbuhan
batang dan daun 55 hari, sejak masa perkecambahan benih sampai pembentukan primordial bunga pada ujung batangnya. Fase reproduktif adalah masa dari tahap
munculnya primordia bunga sampai waktu keluar bunga 35 hari. Pada fase ini tanaman padi ladang sangat sensitif terhadap cekaman lingkungan. Fase
pemasakan adalah masa keluarnya bunga sampai gabah masak, sementara tahapan yang dilalui adalah masak susu sekitar 92 hingga 110 hari setelah tanam, masak
padat sekitar 102 hingga 120 hari setelah tanam, dan masa penuh sekitar 112 hingga 120 hari setelah tanam.
2.2. Syarat Tumbuh dan Kelayakan Lahan Tanaman Padi Ladang
Keberhasilan budidaya tanaman padi ladang ditentukan oleh penyesuaian tanaman terhadap lingkungan, iklim, dan cuaca. Jika pertumbuhannya baik, hasil
panen juga akan baik. Menurut Bey dan Las dalam Setiawan 2000, curah hujan merupakan unsur iklim yang besar pengaruhnya terhadap suatu sistem usahatani,
terutama pada lahan kering dan tadah hujan. Pada Lahan tersebut padi ladang lebih banyak ditanam pada musim hujan karena kebutuhan air bagi tanaman
tergantung sepenuhnya pada curah hujan. Gupta dan O’Toole 1986 menyatakan bahwa curah hujan merupakan unsur agroklimat berpengaruh dominan terhadap
pertumbuhan dan produkisi padi ladang. Kelayakan lahan untuk pertanaman padi ladang menurut Jones dan Garrity
dalam Setiawan 2000 didasarkan pada kecukupan dan ketersediaan air. Kecukupan dan ketersediaan air ditentukan oleh empat faktor yaitu : curah hujan,
lamanya musim tanam, kemiringan lahan, dan tekstur tanah. Atas dasar keempat faktor tersebut, lahan tanaman padi ladang dikelompokkan menjadi empat kelas
yaitu : sesuai, agak sesuai, kering, dan sangat kering.
Tabel 4. Klasifikasi Kriteria Lingkungan Tumbuh Tanaman Padi Ladang
Nilai No
Kelas Kesesuaian
Elevasi m dpl
Lereng MT
Bulan CH
mmth Jenis
Tanah
Faktor Pembatas
1 Sangat Sesuai
700 5
9 1500-3500
Med, Gru, And, Al
Tidak ada 2
Sesuai 700
5 8-May
1500-3500 Med, Gru
MT pendek 3
Sesuai 700
5 4
1500-3500 And, La,
Pod, Al Kesuburan tanah
rendah-sedang 4
Agak Sesuai 700
20 May 4
1500-3500 Med, Gru,
And, La, Pod, Al
Keterbatasan air 5
Agak Sesuai 700-900
20 4
1500 Med, Gru,
And, La, Pod, Al
Suhu, RH, dan topografi
6 Tidak Sesuai
900 20
4 1800
Reg Fisik dan kimia
tanah 7
Tidak Sesuai 900
20 -
3500 -
Suhu dan radiasi 8
Tidak Sesuai -
- 4
1500 -
Kekurangan air
Sumber : Jones and Garrity dalam Setiawan 2000
Keterangan : MT = musim tanam, periode saat air tanah
cukup bagi pertumbuhan tanaman, Med = mediteran, Gru = grumosol, And = andosol, La = latosol,
Pod = podsolik, Al = aluvial, Reg = regosol, CH = curah hujan,
Lingkungan tumbuh akan mendukung pertumbuhan padi ladang apabila memiliki tekstur tanah halus hingga sedang, kemiringan lahan 0 sampai 8 persen,
curah hujan tinggi lebih besar dari 1500 mm per tahun dan musim tanaman panjang, yaitu 5 hingga 12 bulan per tahun. Ketinggian areal pertanaman padi
ladang bervariasi mulai dari dataran rendah sampai dataran dengan ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut, bertopografi datar, bergelombang, dan
berbukit. Unsur iklim yang berperan dalam keberhasilan budidaya tanaman padi
ladang adalah radiasi dan suhu udara Basyir et al., 1995. Intensitas radiasi matahari yang rendah, menurut Gupta dan O’Toole 1986 merupakan penyebab
rendahnya produksi padi ladang. Sedangkan suhu udara berkorelasi positif dengan produksi padi selama fase vegetatif melalui jumlah tunas yang dihasilkan, tetapi
berkorelasi negatif dengan produksi gabah selama fase pengisian gabah hingga masa panen Murata 1976 dalam Setiawan, 2000.
Padi ladang dapat tumbuh hampir pada semua jenis tanah. Menurut Madkar et al., dalam Setiawan 2000, pertumbuhan dan hasil padi ladang
dipengaruhi oleh tekstur, struktur, unsur hara, dan pH tanah. Tekstur tanah dengan kemampuan menyimpan air yang tinggi merupakan kondisi yang sesuai bagi
tanaman padi ladang. Tanah dengan kemamp uan menyimpan air yang rendah dapat menimbulkan masalah kelembabam yang rendah setelah hujan berhenti. Hal
ini dapat menyebabkan ketersediaan unsur hara dalam tanah akan menurun Gupta dan O’Toole, 1986. Menurut De Datta dalam Setiawan 2000, perubahan unsur
hara dalam tanah merupakan salah satu faktor yang membatasi produktivitas tanaman pada lahan kering. PH tanah yang sesuai untuk pertumbuhan padi ladang
berkisar antara 5.5 hingga 6.5. pada pH yang lebih rendah dari 5.0 padi ladang dapat mengalami gangguan kekahatan unsur P, keracunan Fe dan Al, sedangkan
bila lebih dari 7.0 dapat menyebabkan tanaman padi ladang mengalami kekahatan unsur Zn Gupta dan O’Toole, 1986.
2.3. Budidaya Padi Ladang 2.3.1. Pengolahan tanah