28
2.1.4 Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa merupakan salah satu faktor utama dalam keberhasilan pembelajaran. Siswa yang aktif membuat pembelajaran
menjadi lebih hidup dan tidak membosankan. Hal ini mendorong siswa agar lebih giat dalam belajar. Keaktifan siswa dapat diukur dengan
beberapa indikator seperti bagaimana siswa mempersiapkan diri sebelum pembelajaran, suasana ruang kelas saat pembelajaran berlangsung,
bagaimana siswa mengajukan pertanyaan atau pendapat, bagaimana siswa rajin dalam mencatat pelajaran, serta bagaimana cara siswa dalam
mengerjakan soal-soal evaluasi.
2.1.5 Karakteristik Siswa Kelas Tinggi di Sekolah Dasar
Karakteristik yang muncul pada siswa tingkat kelas tinggi di Sekolah Dasar kelas 4 s.d. kelas 6 adalah sebagai berikut.
a. Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari; b. Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis;
c. Timbul minat pada pembelajatan-pembelajaran khusus; d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat, mengenai belajar di
sekolah. Dari karakteristik tersebut maka guru harus mampu merancang
pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa, misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan
yang tidak kalah pentingnya sajian harus dibuat menarik bagi siswa. Hal
29 ini dilakukan karena perhatian anak pada tingkat usia tersebut masih
mudah beralih, artinya dalam jangka waktu tertentu perhatian anak dapat tertarik kepada banayak hal, tetapi waktu tertentu pula perhatian anak
berpindah-pindah. Sifat lain bahwa perhatian anak sering berfokus pada lingkungan
terdekat. Kedekatan ini dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Pada umumnya anak lebih tertarik pada benda yang bergerak, akibatnya
anak ingin mengetahui sebab-sebab terjadinya sesuatu. Rasa ingn tahu tersebut sebenarnya merupakan gerak awal untuk belajar dan dorongan
untuk mengeksplorasi dunia sekitarnya. Tindakan eksplorasi akan memacu anak untuk terus mencari sampai keingintahuannya terpenuhi. Dengan
sifat ini, anak biasanya mempunyai kemampuan tinggi dan mempunyai wawasan yang luas.
Anak usia SD mempunyai kecenderungan banyak bergerak. Agar gerak yang merupakan kebutuhan anak mencapai hasil sesuai dengan
yang diharapkan, maka perlu perencanaan yang baik. Gerak pada anak tidak hanya bersifat fisik saja tetapi gerak atau keaktifan pikiran
merupakan hal yang penting pula. Keaktifan berpikir dapat disertai gerak fisik dan juga disertai gerak berpikir, misalnya siswa sedang mencari data
dilapangan, memerlukan banyak gerak fisik. Sedangkan siswa yang sedang mengerjakan soal tidak perlu membaca dengan suara nyaring,
tetapi ia aktif berpikir dengan tenang. Hal inilah yang menjadikan anak mengalami keaktifan mentalnya. Dengan demikian keaktifan atau
30 pengalaman sangat berguna dalam belajar, karena pengalaman merupakan
persiapan dalam kehidupan yang sebenarnya di masyarakat.
2.2 Kajian Empiris