Bermain dalam Pendidikan KAJIAN PUSTAKA

15 4 Modifikasi Evaluasi Pembelajaran Evaluasi materi maksudnya adalah penyusunan aktifitas belajar yang terfokus pada evaluasi skill yang sudah dipelajari siswa pada berbagai situasi. Aktivitas evaluasi dapat merubah fokus perhatian siswa dari bagaimana seharusnya suatu skill dilakukan menjadi bagaimana skill itu digunakan atau apa tujuan skill itu. Oleh karena itu, guru harus pandai- pandai menentukan modifikasi evaluasi yang sesuai dengan keperluannya. Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa memodifikasi pembelajaran itu penting. Modifikasi dibuat untuk mengoptimalkan pembelajaran yang ada kedalam bentuk yang lebih sederhana. Memodifikasi lingkungan yang ada dan menciptakan baru, merupakan salah satu alternatif yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai upaya untuk menyesuaikan dengan kerakteristik dan perkembangan siswa

2.1.4 Bermain dalam Pendidikan

Sukintaka 1992:6, mengatakan bahwa untuk membawa anak pada cita- cita pendidikan, maka perlu adanya usaha peningkatan kesegaran jasmani, sosial, mental, dan moral anak yang dibantu dengan permainan, karena dengan permainan anak dapat menampilkan dan memperbaiki keterampilan jasmani, sosial, percaya diri, peningkatan moral dan spiritual “fairplay” dan “sportmanship” atau bermain dengan jujur, sopan, dan berjiwa olahragawan sejati. Anak yang bermain kepribadiannya akan berkembang dan wataknya akan terbentuk juga. Adapun makna permainan dalam pendidikan yang diutarakan, yaitu bermain mempunyai beberapa sifat : a. Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan sukarela atas dasar rasa senang 16 b. Bermain dengan rasa senang menumbuhkan aktivitas yang dilakukan secara spontan c. Bermain dengan rasa senang untuk memperoleh kesenangan menimbulkan kesadaran agar bermain dengan baik perlu berlatih, kadang-kadang memerlukan kerjasama dengan teman, menghormati lawan, mengetahui kemampuan teman, patuh pada peraturan dan mengetahui kemampuan diri sendiri Dari pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa bermain sangatlah penting dalam membentuk watak dan perkembangan anak. Tentunya sebuah permainan didalamnya mengandung nilai-nilai pendidikan. 2.1.5 Motivasi Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia atau individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri. M. Ngalim Purwanto 2007: 71 mengemukakan definisi motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar seseorang tersebut menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu. Agus Suprijono 2009: 163 menjelaskan motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Sedangkan A.M. Sardiman 2007: 75 mengatakan dalam kegiatan pembelajaran, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang men imbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan 17 b elajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dike hendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Jadi motivasi adalah usaha untuk mendorong keinginan individu dalam melakukan sesuatu demi tercapainya tujuan tertentu. Motivasi merupakan daya penggerak dari dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar serta memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki siswa tercapai. Ada tiga fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik 2003: 16 yaitu sebagai berikut : a. Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar. b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah artinya menggerakkan perbuatan kearah pencapaian tujuan yang diinginkannya. c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambannya pekerjaan. Menurut Elida Prayitno 1989: 10, dikenal dua motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik: 1. Motivasi Intrinsik Menurut A.M. Sardiman 2007: 89-90 motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seorang siswa yang memiliki motivasi intrinsik pasti akan rajin dalam belajar, karena tidak memerlukan dorongan dari luar. 18 2. Motivasi Ekstrinsik Menurut A.M. Sardiman 2007: 90-91 adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik apabila dilihat dari segi tujuannya, tidak secara langsung bergayut pada esensi yang dilakukan. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi di dalam aktivitas belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar.

2.1.6 Gerak

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI PELAKSANAAN BELAJAR TUNTAS DI SMA NEGERI 1 TULANG BAWANG TENGAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 7 89

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK BOLA DENGAN PERMAINAN BOTAK DALAM PENJASORKES KELAS XI SMA NEGERI 1 KASIMAN KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN PELAJARAN 2014 2015

3 22 94

PENGEMBANGAN MODEL VIDEO PEMBELAJARAN PASSING DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 SEMARANG KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014 2015

0 7 117

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PENJASORKES MELALUI PERMAINAN BOLA BASKET “RING GANTUNG” TERHADAP HASIL BELAJAR BOLA BASKET SISWA KELAS V SDN BAWANG 03 KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BATANG TAHUN 2012

0 11 160

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI LESSON STUDY PADA SISWA KELAS II SD NEGERI DELES 01 KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BATANG

0 7 353

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PERMAINAN DUA BOLA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BAWANG KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

5 99 77

Penggunaan Media Komik Dalam Pembelajaran Sosiologi Pada Pokok Bahasan Masyarakat Multikultural Kelas XI SMA Negeri 1 Bawang Kabupaten Banjarnegara.

0 0 2

PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP SIKAP PROSOSIAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 0 97

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MOTIVASI MEMANFAATKAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BAWANG KABUPATEN BATANG.

0 1 116

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAKBOLA MELALUI PERMAINAN SEPETAK PADA KELAS XI SMA NEGERI 1 KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 2015 -

0 0 49