Dasar kapasitas produksi yang digunakan adalah kapasitas produksi titik impas BEP yaitu 25.212 kg per tahun dendeng kering. Berdasarkan kapasitas terpasang 5
persen, 10 persen dan 20 persen di atas kapasitas BEP, harga jual dendeng kering untuk tingkat industri sebesar Rp. 175.000,-, Biaya bunga bank sebesar 12 persen dari
pinjaman bank sebesar 40 persen dari total biaya investasi, yakni sebesar Rp. 157.142.120,-, biaya tetap sebesar Rp. 85.896.467,- per tahun dan biaya variabel
sebesar Rp. 2.905.171.212,- per tahun, angsuran pinjaman selama lima tahun, setelah dikurangi biaya pajak PPh pasal 21 dan pasal 25 diperoleh NPV pada tingkat suku
bunga 12 persen, sebesar Rp. 6.177.642.886,- IRR sebesar 63,89 persen, Net BC Ratio sebesar 1,47, dan PBP selama 0,38 tahun. Kondisi tersebut memberikan
informasi bahwa pembangunan agroindustri produk dendeng kering secara finansial dinyatakan layak dikembangkan. Hasil analisis sensitivitas dengan skenario biaya
variabel keseluruhannya naik sebesar 47 persen atau harga jual dendeng kering turun sebesar 31 persen atau biaya variabel naik dan harga jual dendeng kering turun
sebesar 19 persen menunjukkan bahwa agroindustri dendeng kering secara finansial tidak lagi menguntungkan dan tidak layak untuk dilanjutkan.
9.5. Impelementasi Model Pemrograman AGRIBEST
Hasil penelitian ini telah menetapkan prioritas dan peringkat berbagai alternatif hasil model pemrograman AGRIBEST dalam implementasi perencanaan dan evaluasi
perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat yang berguna untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Strategi implementasi yang
dirumuskan dari berbagai metoda analisis menghasilkan pengembangan produk dan pengembangan pasar sebagai priorotas pertama dalam agroindustri sapi potong di
Sumatera Barat. Dalam implementasi model perlu diperhatikan bagi pengambil keputusan adalah upaya penyelesaian persoalan dan hal-hal yang terkait dengan
penggunaaan tanah ulayat sebagai lahan dan lokasi pengembangan agroindustri sapi potong, karena masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat masih memegang teguh
adat-istiadat, terutama yang berhubungan dengan persoalan tanah dan sangat terikat dengan aturan adat. Setiap terjadi persoalan yang terkait dengan adat-istiadat
setempat dapat diselesaikan dengan cara musyawarah dengan pemuka adat ninik mamak untuk mencapai kata mufakat dalam mencari prioritas persoalan dan
penyelesaian resolusi konflik. Model strategi prioritas dan prioritas resolusi dihasilkan menggunakan software Fuzzy-AHAPE 1.0.
Peternakan sapi potong sebagai penghasil bahan baku agroindustri sapi potong di kawasan peternakan atau lumbung ternak nagari di Sumatera Barat telah
berjalan dan berkembang melalui berbagai program pembangunan, namun di dalam merencanakan pengembangan agroindustri sapi potong harus memperhatikan
kelayakan pasar, yakni permintaan dan potensi pasar yang ada. Kajian kelayakan pasar harus dilakukan karena terkait dengan pemilihan jenis produk agroindustri sapi
potong yang dibangun sebagai contoh produk agroindustri sapi potong yang sesuai dengan kondisi riil dan strategi pengembangan. Evaluasi model perencanaan
dilakukan dengan menggunakan sistem pakar, yaitu model berdasarkan Knowledge Base Management System KBMS di dalam pemrograman AGRIBEST. Tampilan
antar muka interface AGRIBEST diperlihatkan pada Gambar 40.
Gambar 40. Tampilan antar muka interface AGRIBEST Kajian kelayakan pasar harus dilakukan karena terkait dengan pemilihan jenis
produk agroindustri sapi potong yang dibangun sebagai contoh produk agroindustri sapi potong yang sesuai dengan kondisi riil dan prioritas strategi pengembangan.
Analisa lokasi pengembangan agroindustri digunakan untuk menentukan lokasi yang sesuai untuk mengembangkan produk agroindustri sapi potong digunakan software
MPE v1.0. Implementasi model pengembangan agroindustri sapi potong dapat mencapai
keberhasilan dalam jangka panjang, memerlukan persyaratan evaluasi kelayakan
terhadap komitmen pengembangan dari stakeholders, kelayakan terhadap manfaat dan biaya, dan kelayakan finansial dalam pengembangan agroindustri sapi potong.
Berpegang dengan hasil analisis, komitmen stakeholders dan manfaat langsung dan tidak langsung yang tinggi dalam mengembangkan unit usaha kecil, maka produk
agroindustri sapi potong dengan skala usaha kecil layak dan dapat dikembangkan dengan memperhatikan berbagai aspek sebelumnya, menggunakan software
FUNORIK v1.0. Pembangunan agroindustri hasil produk sapi potong yaitu dendeng kering skala usaha kecil dirancang berdasarkan kapasitas produksi titik impas.
Kelayakan finansial menggunakan Metode kelayakan investasi dalam model evaluasi dengan kriteria-kriteria kelayakan finansial, yaitu Net Present Value NPV, Internal
Rate of Return IRR, dan Net Benefit Cost Ratio Net BC Ratio dapat menggunakan software analisa finansial ANSIAL v1.0. Evaluasi model perencanaan sistem pakar
menggunakan Knowledge Base Management System KBMS, yaitu menggunakan metoda fuzzy-if then rule yang dirancang dalam pemrograman KBMS.
9.6. Aplikasi Pemrograman AGRIBEST