dengan semakin tinggi usia maka banyak masalah kesehatan yang dialami, penyakit kronis mempengaruhi kualitas hidup karena terjadi
penurunan elastisitas aorta, katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun Nugroho, 2008.
Sedangkan berdasarkan persepsi lansia terhadap kualitas hidupnya adalah buruk 10, biasa-biasa saja 60, dan baik 30. Lansia
yang merasa puas terhadap kesehatannya sebanyak 46 responden 51.1 adalah biasa-biasa saja.
5.2.2. Domain Fisik
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 90 responden di dapat mean sebesar 21.27. Hal ini terkait dengan rasa sakit yang dialami
lansia membatasi kebutuhan aktivitas fisik sebanyak 63.3 biasa-biasa saja. Hasil ini sesuai dengan penelitian Ilyas 1997 yang menemukan
bahwa lansia menderita berbagai penyakit yang berhubungan dengan penuaan antara lain hipertensi, diabetes mellitus, jantung koroner,
rematik, dan asma sehingga menyebabkan aktivitas bekerja terganggu. Usia responden di panti tersebut mayoritas 71-80 tahun sebanyak
49.9. Hal ini terkait dengan hasil penelitian Wagner, Abbot, Lett 2004 menemukan adanya perbedaan yang terkait dengan usia dalam
aspek-aspek kehidupan yang penting bagi individu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer 1998, dalam Papalia,
Sterns, Feldman, dan Camp, 2007, individu pertengahan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
mengekspresikan kesejahteraan yang lebih tinggi dari pada usia lanjut tua. Penelitian yang dilakukan oleh Rugerri, M., Warner, R., Bisoffi,
G., Fontecedro, L 2001 menemukan adanya kontribusi dari faktor usia tua terhadap kualitas hidup subjektif.
Jenis kelamin perempuan yang paling dominan sebanyak 57 responden 63.3. Menurut hasil penelitian Bain, dkk 2003
menemukan adanya perbedaan antara kualitas hidup antara laki-laki dan perempuan, dimana kualitas hidup laki-laki cenderung lebih baik
daripada kualitas hidup perempuan. Hal ini bertentangan dengan penelitian Bain, Wahl, Rustoen, Hanestad, Lerdal Moum 2004
menemukan bahwa kualitas hidup perempuan cenderung lebih tinggi daripada laki-laki.
Masalah kesehatan yang dialami adalah hipertensi 40 responden 44.4. Hal ini berkaitan dengan semakin tinggi usia maka banyak
masalah kesehatan yang dialami, penyakit kronis mempengaruhi kualitas hidup karena terjadi penurunan elastisitas aorta, katup jantung
menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun Nugroho,2008.
5.2.3. Domain Psikologis
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 90 orang responden didapatkan mean sebesar 18.75. Hal ini terkait dengan lansia yang
sering dapat menerima penampilan tubuhnya sebanyak 63.3 sering
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
sekali. Menurut Nugroho 2000, kemunduran fisik yang terjadi pada lansia memberikan kesimpulan bahwa kecantikan atau ketampanan
yang mereka miliki mulai hilang, ini berarti kehilangan daya tarik bagi diri lansia. Sedangkan lansia yang merasa puas terhadap dirinya,
sebanyak 46.7 biasa-biasa saja. Kuntjoro 2002 mengatakan bahwa salah satu tipe kepribadian lansia adalah tipe kepribadian konstruktif
Contruction personality, biasanya tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
Dari Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 90 responden bahwa jumlah teman satu kamar adalah 1-3 orang sebanyak 72 responden
80, hal ini juga mempengaruhi psikologis lansia. Menurut Baxter, dkk 1998 menemukan adanya pengaruh dari faktor demografi berupa
faktor jaringan sosial dengan kualitas hidup yang dihayati secara subjektif. Myers, dalam Kahneman, Diener, Schwarz 1999 yang
mengatakan bahwa pada saat kebutuhan akan hubungan dekat dengan orang lain terpenuhi, baik melalui hubungan pertemanan yang saling
mendukung maupun melalui pernikahan, manusia akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik baik secara fisik maupun emosional.
Penelitian yang dilakukan oleh Noghani, Asgharpour, Safa, dan Kermani 2007 juga menemukan bahwa faktor hubungan dengan orang
lain memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menjelaskan kualitas hidup subjektif.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Dari Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 90 responden bahwa status perkawinan adalah janda sebanyak 32 responden 35.5. Hal ini
terkait dengan jenis kelamin responden di Graha Residen Senior Karya Kasih Medan lebih dominan perempuan. Menurut penelitian Campbell,
Converse Rogers 1976, Scuessler Fisher 1985, Zapf et al 1987 menemukan bahwa status pernikahan merupakan prediktor
terbaik dari kualitas hidup secara keseluruhan dalam Lee, 1998. Penelitian empiris di Amerika secara umum menunjukkan bahwa
individu yang menikah memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi daripada individu yang tidak menikah, bercerai, ataupun jandaduda
akibat pasangan meinggal Campbell, Converse Rogers, 1976; Clemente Sauer, 1976; Glenn Weaver, 1981, dalam Lee, 1998.
Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahl, Rustoen, Hanestad, Lerdal Moum 2004 menemukan bahwa baik pada pria
maupun wanita, individu dengan status menikah atau kohabitasi memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi.
5.2.4. Domain Hubungan Sosial