Kelompok teori stokastik Teori-teori penuaan

lanjut yang menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa antara 45 – 54 tahun, usia lanjut dini prasenium yaitu kelompok yang mulai memasuki usia lanjut antara 55 – 64 tahun, kelompok usia lanjut senium usia 65 tahun keatas dan usia lanjut dengan resiko tinggi yaitu kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil, tinggal di panti, menderita penyakit berat, atau cacat.

2.1.3. Teori-teori penuaan

Teori tentang penuaan dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok teori stokastik dan teori kelompok genetika perkembangan Kosasih, Setiabudhi, dan Heryanto, 2005.

2.1.3.1. Kelompok teori stokastik

Pada kelompok ini proses tua dianggap sebagai akibat dari kumpulan dampak negatif lingkungan. Adapun teori yang termasuk dalam kelompok ini ialah: a. Teori Mutasi Somatik Teori Mutasi Somatik dikemukakan pada pertengahan abad 20 dengan dasar setelah perang dunia saat itu, lingkungan banyak terekspos oleh radiasi yang memicu mutasi sel. Lebih jauh mutasi sel menyebabkan kemunduran sampai pada kegagalan organ sehingga dapat menyebabkan kematian Kosasih, Setiabudhi, dan Heryanto, 2005. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara b. Teori Kesalahan Berantai Error Catasthrophe Theory Orgel 1963 mengemukakan teori kesalahan pembentukan protein sel yang mengandung materi genetik. Jika kesalahan tersebut terus menerus diturunkan dari generasi ke generasi, maka jumlah molekul abnormal akan semakin banyak. Menurut teori ini, proses tua disebabkan oleh kesalahan- kesalahan yang beruntun dan berlangsung lama sepanjang kehidupan, dimana terjadi kesalahan transkripsi perubahan DNA menjadi RNA maupun pada translasi perubahan RNA menjadi protein atau enzim. Enzim atau protein yang salah ini akan menyebabkan gangguan pada metabolisme sehingga mengurangi fungsi sel. Walaupun pada keadaan tertentu sel mampu memperbaiki kesalahan, namun kemampuan ini sangat terbatas. Kesalahan beruntun inilah yang akan menimbulkan “bencana” catasthrophe Kosasih, Setiabudhi, dan Heryanto, 2005. c. Teori Pilin Cross - Lingking Theory Kohn dan Bjorksten 1974 mengemukakan teori ini dengan dasar bahwa makin bertambahnya usia, protein manusia yaitu DNA satu dengan DNA lainnya akan saling melekat dan memilin cross-link. Akibatnya protein DNA menjadi rusak dan tidak dapat dicerna oleh enzim pemecah protein enzim protease, sehingga elastisitas protein akan berkurag Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dan akhirnya mengakibatkan kerutan pada kulit, fungsi penyaring ginjal menjadi berkurang, dan terjadi katarak pada mata Kosasih, Setiabudhi, dan Heryanto, 2005. d. Teori Glikosilasi Glycosilation Theory Teori ini mengemukakan bahwa bila terjadi proses pengikatan antara gula glukosa dengan protein proses glikolisasi maka protein dan glukosa yang terlibat akan rusak dan tidak berfungsi optimal. Semakin lama hidup seseorang, semakin banyak pula kesempatan terjadinya pertemuan antara oksigen, glukosa dan protein yang akan memicu terjadinya keadaan degenerasi seperti katarak senilis, kulit yang keriputkusam, dan lain-lain Kosasih, Setiabudhi, dan Heryanto, 2005. e. Teori Pakai dan Rusak Wear and Tear Theory Dr. August Weismann 1882 mengatakan bahwa tubuh dan sel-selnya rusak karena banyak terpakai dan digunakan secara berlebihan. Organ tubuh seperti hati, lambung, ginjal, kulit, dan sebagainya dirusak oleh racun toksin yang didapat dari makanan dan lingkungan Kosasih, Setiabudhi, dan Heryanto, 2005.

2.1.3.2. Kelompok teori genetika perkembangan