bab I sampai IV.doc

(1)

bagian satu

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PKM PKM:

 wujud perhatian dan kehadiran Gereja dalam seluruh dinamika kehidupan KM.

 disebut juga pastoral kategorial, krn KM mrpk kesatuan yg unik;

KM memiliki karakteristik yg khas baik dlm pengalaman hidup maupun dinamika

internalnya.

=> Merupakan usaha Gereja mengembangkan dan mengatifkan kehidupan kristiani di kalangan KM.

PENDASARAN PKM

Sebagai karya pastoral, PKM merupakan pengungkapan hakikat dan tujuan misi Gereja untuk menghadirkan/merealisasikan karya keselamatan Kristus, khususnya dalam dunia KM.

DASAR BIBLIS

 Tak ada teori atau ajaran yg sistematis dlm KS ttg pembinaan (pastoral) KM.

 Termasuk dalam konteks perhatian dan cinta Tuhan pada seluruh umatNya.

 Berupa indikasi-indikasi khususnya dlm rangka pembinaan kehidupan jemaat kristiani:

• Dalam PB:

- dm rangka kehidupan dlm keluarga (Ef 6:4): peran orangtua…

- dlm rangka mentaati perintah baru (1 Yoh 2: 12-14)

- dlm rangka nasihat untuk hidup dlm ajaran yang sehat (Tit 2:6-8)


(2)

- Dalam PL:

terutama dalam kitab-2 Kebijaksanaan, Amsal, Sirakh, … pengajaran bagi orang muda: (lih. OMK Indonesia Dalam Pusaran Globalisasi, Hari Studi STFT 2007, hlm. 62dst.).

AJARAN GEREJA: KV II

Terutama dari dokumen KV II yg tentu saja mrpk perpanjangan pesan KS dan Tradisi:

- GE 2, 10: KM harapan dan masa depan Gereja;

- AA 12: pengaruh orang muda terhadap dunia sekarang ini dg segala sifat baik dan kemampuan KM;

- GE (penutup): pentingnya pendidikan (iman) KM;

- AA 30: perlunya pembinaan semangat kerasulan sejak dini,

- GE 10: pengembangan intelektual; - GS 31: pendidikan kepribadian yg kuat; - GS 49: persiapan hidup keluarga dan

perkawinan;

- GE 1: pembinaan suarahati, kepribadian; - DH: perhatian kaum religius bagi KM

karena panggilan-2 baru berasal dari kategorial ini (promosi yg menarik…).

HIRARKI GEREJA INDONESIA Kesadaran pentingnya PKM yg serius juga berjalan bertahap:

- 1976: seksi Muda-mudi dlm Komisi Kerawam MAWI; - 1988: Komisi Kepemudaan KWI;

- Selanjutnya komisi-2 kepemudaan di Keuskupan-2 dan Seksi Pembinaan KM di paroki-paroki dg visi-misinya masing-2.


(3)

=> semua itu mrpk wujud nyata kehadiran Gereja yg formatif thdp KM.

=> dgn praksis itu Gereja membangun

dirinya sendiri, scr khusus dlm kaitan dg KMnya. => pembinaan dan pendambingan KM menjamin keberlangsungan misi Gereja dari jaman ke jaman, mengingat KM adalah harapan dan masa depan Gereja (!) – GE 2.10.

=> dg pelayanan thd KM, Gereja melaksanakan diakonia scr khusus pd kategori KM.

Jadi dasar PKM: -iman + KS + Ajaran Gereja

- konteks (hirarki) Indonesia

SIAPA YANG BERKEPENTINGAN:

DARI SATU PIHAK, Gereja yg melaksanakan pastoral thdp KM– untuk membawa KM pd kematangan hidup sbg pribadi dan sebagai orang kristiani.

Dalam hal ini yg merupakan representasi Gereja adalah para pelaksana/petugas pastoral: pastor, biarawan-ti, para pembina lain.

DI PIHAK LAIN, adalah kaum muda sendiri sbg anggota Gereja dan masyarakat, yang

membutuhkan pendampingan-pembinaan.

 Dalam konsep yg lebih umum PKM mrpkn pelaksanaan fungsi pelayanan dan membawa pesan keselamatan kpd dunia dan Gereja (ad intra – ad extra).

Maka PKM juga selalu berlangsung dlm koridor/kerangka pastoral Gereja pada umumnya.

 Krn itu, Gereja perlu mendekati-mendalami kondisi kehidupan KM agar pelayanannya


(4)

 KM harus dipandang sebagai subyek yang dinamis dan bukan obyek yg statis. Sbg suatu kelompok kategorial, KM mempunyai karakteristik dan dinamika yg khas: psikologis – biologis – sosiologis – religius.

PENGERTIAN PKM

• Pastoral Gereja itu pada dasarnya satu, yg merupakan perwujudan panggilan dan misi Gereja untuk mewartakan kabar gembira Injil, yakni menujukkan pesan dan isi Injil dlm bentuk tindakan yang konkrit sesuai dg kondisi hidup manusia.

Untuk itu karya pastoral harus memiliki metode, tujuan, ruang lingkup dan refleksi teologis yg jelas dan dikaitkan dg realitas sosio-kultural manusia yang dilayaninya, Gereja setempat.

Dalam lingkup khusus: sebagai perwujudan pastoral Gereja, PKM memberikan pelayanan KM dlm menghadapi kenyataan konkrit hidupnya; yakni membantu KM dlm mengembangkan dan mengarahkan hidup sesuai dengan imannya.

Karya pastoral ini mrpk suatu usaha Gereja yg berkesinambungan membangun dirinya di tengah situasi konkrit kehidupan KM.

=> Jadi PKM adalah suatu bentuk pastoral Gereja yg ditujukan kpd KM, dg tujuan untk

membawa mereka kpd kematangan hidup kristiani maupun sosial, serta memberi kemungkinan kpd KM utk berpartisipasi dlm struktur dan realitas Gereja maupun hidup sosial yg ada.

OBYEK PKM


(5)

• Obyek formalnya: kondisi-kondisi hidup KM, yaitu segala pengalaman dan problematik

yg ada dan berkembang dlm diri KM (problematik psikologis, sosio-kultural, religius, …).

DIMENSI-DIMENSI PKM

PKM hrs memperhatikan dimensi-2 ini:  DIMENSI ANTHROPOLOGIS:

• Dimensi ini membawa kesadaran bhw KM berada dlm proses perubahan: (pertumbuhan dan perkembangan) yg meliputi berbagai aspek kehidupannya.

• Harus disadari pula bhw pertumbuhan dan perkembangan pribadi ini bersamaan pula dgn perkembangan iman dan kesadaran religius. Karenanya karya pastoralnya perlu memberi perhatian khusus dlm proses pembinaan agar tetap terpelihara perpaduan antara kedua aspek itu spy dpt menghasilkan pribadi yg matang dan integral.

DIMENSI RELIGIUS

• Proses pertumbuhan dan perkembangan

menempatkan KM dlm situasi kehidupan yg terus berubah. Kenyataan itu menimbulkan

Kebutuhan yg hakiki akan pengertian dan pemahaman thd situasi dan posisinya Ditengah dunia dan kehidupan sehari-hari.


(6)

Perubahan yg terus menerus dan tak jarang menimbulkan kebingungan ini Mendorong kebutuhan untuk menyadari arti dan makna hidup serta sisi religius

dari pengalaman dan kejadian-2 dlm hidup manusia. Hanya dg demikian KM dpt menimba manfaat religius/nilai iman yg berkaitan dg pengalaman hidupnya. Di sini PKM memberi bimbingan, refleksi, atau mengajak KM utk berkonfrontasi dg Sabda Allah dan mencoba menunjukkan kpd KM posisi mereka, nilai-2 yg terkandung di dlm hidup dan tantangannya.

DIMENSI PEDAGOGIS

• Realitas pertumbuhan dan perkembangan yg demikian dlm diri KM, meminta suatu tanggapan khusus: pembinan – pendampingan.

PKM dpt bertolak dari prinsip pedagogi yg mengarahkan klient kpd kedewasaan atau integritas kepribadian.

• Dimensi pedagogis ini berhubungan dg pendidikan dan bimbingan yg mrpk aspek yg tak terpisahkan dari karya pastoral. • Adanya proses perkembangan dlm

diri KM menuntut tindakan pembinaan yg teratur dan terarah – utk membentuk KM menjadi pribadi yg matang, kreatif dan siap-sedia utk berpartisipasi dlm kehidupan menggereja dan bermasyarakat.


(7)

DIMENSI SOSIO-KULTURAL

• Dimensi ini juga harus mendapat perhatian dlm PKM. Bagi masyarakat kehadiran KM sbg generasi baru mrpk tambahan pengalaman dan tantangan

tersendiri thd tata kehidupan sosial, juga bagi KM sendiri

• PKM perlu menjelaskan ttg aspek sosio-kultural kpd KM juga ttg keterlibatan dan tanggung jawab KM dlm masyarakat.

TUJUAN PKM

 Mencakup segala daya dan segi hidup KM: budi-hati-kehendak-sikap-kecakapan-perbuatan-perilaku-hidupnya.

 Mencakup dua dimensi hidup KM: manusiawi dan rohani/spiritual; integrasi antara iman dan kehidupan.

Hal itu akan memugkinkan KM menatap masa depan/ kehidupan dg berani, bertanggung jawab, kreatif dlm kehidupan

bermasyarat dan menggereja.

Perlu disadari juga bhw tujuan itu bukan tujuan final/statis, karena jaman juga selalu berkembang, berubah; juga KMnya.

METODE PKM

 Tak mudah utk menentukan metode yg tepat dlm ber-PKM mengingat peserta bina atau KM yg dinamis.

 Metode itu mencakup perspektif baik antropologis,


(8)

sosio-kultural, psiko-spiritual, maupun teologis.

Misalnya: dinamika kelompok, belajar sambil bermain, live in, konseling pribadi/ kelompok, refleksi teologis, …; kombinasi; …memberi makna pd kegiatan2 profan.

 Metode yg progresif dan integral: memperhatikan KM yg dinamis.

 Sekarang ini telah banyak dikembangkan metode-metode utk pembinaan baik utk kalangan profesional maupun unk kelompok khusus dg tujuan/kepentingan khusus (live in, imersi, outbond, …).

 Harus selalu diingat bahwa metode itu hanyalah sebagai sarana/alat dan bukan tujuan, yaitu alat/sarana utk

mencapai tujuan

pembinaan/pastoral bagi KM.  - Bagaimanapun, PKM tak sama atau tak dpt

dipandang identik dg aktifitas pembinaan-

pensidikan walaupun itu berkaitan dg proses dan tujuan pembinaan/pendidikan (berkaitan dg dimensi pedagogis).

- PKM harus dg sadar mebawa KM ke wilayah/dimensi religius, dimensi hidup ilahi dari kehidupan KM. Karenanya sarana-sarana yg khas pastoral: Sabda Allah, ajaran iman Katolik, Sakramen, pengalaman iman, komunitas Gereja... harus ada.

Ataupun sarana-sarana profan yg dipakai (kegiatan sosial, outbond, live in,…) harus


(9)

diberi makna religius juga (refleksi teologis), dan tidak berhenti pada hal-hal profan itu sendiri saja.

- PKM memrlukan langkah-langkah kritis berupa pengenalan dan analisa thd situasi KM sendiri, keadaan nyata KM (pesoalannya, harapannya, kebutuhannya,…).

- Hal-hal di atas merupakan prinsip-prinsip dasar. #####

bagian dua

GAMBARAN UMUM SITUASI KAUM MUDA

1. PENGANTAR

- Tuk pembahasan selanjutnya kita akan melihat secara umum gambaran situasi KM.

- Yaitu sketsa keadaan konkrit pribadi KM. Kenyataan-kenyataan itu (obyek formal) yg nantinya mempengaruhi karya pastoral thd mereka.

- Tidaklah mudah memberi gambaran dan penjelasan rinci mengenai keseluruhan situasi pribadi KM (ditandai dgn perubahan: perkembangan-pertumbuhan, perjuangan, konflik). Hal itu karena fakta perkembangan KM menunjukkan suatu dinamika yg kompleks: meliputi perubahan fisik, emosional, mental, moral, dan sosial serta religius. Terkait dg perubahan mental (sbg buah perkembangan intektual, cara berpikir – kemampuan kofnitif), misalnya, pribadi ini meninggalkan cara pikir kanak-kanak, mulai meiliki konsep-konsep yg lebih abstrak, bepikir kritis-dewasa; mereka berpikir ttg gambaran diri, masa depan, panggilan hidup. Dampaknya: suka menyendiri, resah, melamun.


(10)

- Problematika KM itu bukan hanya berhubungan dg KM sendiri melainkan persoalan yg menyangkut kepentingan banyak pihak/orang: lembaga keluarga, lembaga agama, lembaga umum dalam masyarakat. 2. SIAPAKAH KAUM MUDA ITU?

Tidak mudah mengkategorikan kelompok ini. Dalam rentangan usia berapakan mereka itu?

- Menurut Pedoman Karya PKM KWI: rentang usia 13 -30 tahun dan blm menikah.

- Organisasi KM (sospolekbud): usia 15-40 thn. - PBB: menentukan rentang usia 15 – 24 thn.

- Fakta lain: usia menikah menurut Gereja Katolik (dengan demikian disebut ‘dewasa’) yaitu 16 thn (wanita) dan 19 thn (pria).

- Ilmu psikologi: berbeda-beda---adolescence: 15-21 thn.

- The Dictionary of Pastoral Care &Counseling: Rodney J. Hunter (eds.), Abingdon: 2005; adolecent (S.F. Shoemaker ):

- young adolescent: 12-14 yrs - middle adolescent: 15-16 yrs - older adolescent: 17-19 yrs

- Ada kategorial lain: Karyawan Muda, Mahasiswa, …

- Di paroki: hanya disebut MUDIKA (???) Maksudnya: - siswa-I SMP, SMA, Mhsw (?)

- REKAT (?); - Mahasiswa (?) - Konsep kita (PKM) ?

- menjangkau mereka semua

- rentang usia 13-30 thn dan blm nikah - rentang usia SLTA – PT (PBB)

- memperhatikan jg latbel/kelpk khusus - (memperhatikan materi, metode,…)


(11)

3. LINGKUP DAN SITUASI KAUM MUDA

• Seperti sdh disinggung, tak mungkin memberikan suatu gambaran/pengertian secara definitif ttg situasi KM.Lebih sulit lagi menentukan dg pasti tahap-tahap perkembangannya (batas awal dan akhir masa muda), sebab perkembangan periode-periode tsb lebih merupakan peralihan pengalaman serta interpretasinya dari pd peralihan kronologis. • Memperhatikan hasil-hasil studi di bidang

psikologi dan sosiologi mengenai proses perkembangan dan indikasi mengenai pengalaman yg terjadi dlm periode ini dpt dikatakan bhw: masa muda merupakan suatu periode dlm kehidupan seorang manusia dimana dinamika pembentukan kepribadian menjadi lebih nyata, lebih terarah dan lebih intensif. • Itu ditandai dg perkembangan yang terjadi

dlm bidang fisik, mental, dan intelektual.

Hal itu dpt dikenali dari bertambahnya kemampuan kognitif, moral, dan spiritual yg membawa KM kepada suatu kepribadian yg utuh, mandiri, bertanggungjawab, dewasa.

Namun perlu juga diperhatikan batasan usianya (Charles M. Shelton: early adolescent ditandai dg pubertas; middle adolescent -15-18 th- sekolah menengah; late adolescent -19 keatas- college/undergraduate).

• Hal2 menonjol dari situasi2 khusus dlm periode ini:

1. Proses pematangan diri: menuju kepribadian dewasa manusiawi, secara integral mencakup fisik, mental, emosional, rohani,


(12)

intelektual. Dari segi stabilitas (labilitas) kepribadian periode ini mrpk periode paling sibuk, penuh perjuangan utk menemukan gambaran pribadi dan posisinya yg tepat dlm masyarakat. Melalui bantuan pembinaan dan usaha menyesuaikan diri, KM dpt menemukan jalan utk mencapai terbentuknya kepribadian yg matang dan mandiri.

2. Proses penemuan nilai-nilai baru: KM dihadapkan pd pengalaman konfrontatif, yaitu konfrontasi dg nilai2 baru, pandangan baru baik berhubungan dg kehidupan maupun nilai rohaninya.

 Kenyataan ini membuka wawasan baru bg KM tuk menerima dan mengakui pengaruh lingkungan & aneka perbedaan yg terdapat dlm hidupnya.  Kebutuhan utk integrasi dan

harmonisasi dg nilai2 yg dihadapinya menuntut KM utk bersikap terbuka dan selektif thd tawaran yg ada, juga nilai2 rohaninya.

 Pengalaman ini sangat menentukan dan berpengaruh utk kepribadian kehidupan KM dikemudian hari, krn nilai2 yg diterima dan diserap itulah yg akan menjadi dasar dan kekuatan kepribadiannya kelak.

4. KM DILIHAT DARI SEGI PSIKOLOGIS

a) Merupakan periode pembentukan kepribadian:

yg terpenting dlm proses ini adalh bhw KM dpt membangun suatu “gambaran pribadi yg organis”, yaitu


(13)

melalui proses pemilihan (seleksi), penataan (organisasi) dan penyatuan (integrasi) thd nilai2 sosio-budaya yg dijumpai dlm lingkup hidup mereka.

- KM dlm proses perubahan, belum mencapai kematangan psikis dan ketidakstabilan kepribadian; struktur kepribadian masih lemah dan labil. Karenanya perlu bimbingan & pembinaan yg menunjang kematangannya.

- Terkait itu, bukan hanya proses intern yg menentukan tapi juga lingkungan keluarga/masyarakat (struktur ekstern) ikut mempengaruhi pembentukan kepribadian*

- Dapat terjadi pengalaman krisis dlm periode ini bila KM menghadapi tantangan kesulitan dan ketidakpastian, krn belum adanya kejelasan status atau peran yg dpt jadi pegangan.

b) Merupakan periode pembentukan otonomi etik:

- Kesadaran akan nilai2 yg tumbuh dlm periode ini menumbuhkan proses penentuan etika pribadi. Yaitu bertumbuhnya kesadaran KM utk mandiri dan menentukan pendapatnya sendiri, dan bersamaan dg itu, sikap penolakan akanketergantungan pd orangtua, pandangan orang lain, dunia.

- Di lain pihak, usaha pelepasan dari ketergantungan itu tetap diimbangi dg penerimaan akan nilai dari masyarakat dan lingkungannya. Sedemikian shg pembentukan otonomi etik ini menjadi suatu proses yg kontinyu selama masa perkembangannya.

- Kenyataan sosio-kultural yg sering bercorak radikal dan heterogen dpt dan


(14)

sering menyebabkan KM dlm situasi problematis dan secara psikologis merasa tak pasti, berkaitan dg orientasi dan interiorisasi nilai-2 yg ditemukannya. 5. KM DILIHAT DARI SEGI SOSIOLOGIS

1) KM menuju kematangan sosial:

Secara sosiologis masa muda mrpk periode transisi ditandai dg kematangan fisik dan tercapainya kematangan sosial dengan

pengakuan dan penerimaan status dan peran sosial, hak dan kuwajiban sebagai seorang dewasa.

Konsep itu ikut menentukan sejauhmana jangka waktu atau periode masa muda berlangsung. Sebab hal itu juga dipengaruhi oleh konteks sosio-kultural yg berlaku dlm suatu masyarakat.

Dalam kenyataan, problem perkembangan KM juga berkaitan dg pola tingkahlaku, adat & kondisi sosio-kultural suatu masy.

2) KM sebagai generasi baru:

- Konsep ini digunakan dlm konteks perbandingan antara kondisi KM jaman sekarang dg angkatan atau generasi yg mendahuluinya. Bisa terjadi konflik antar generasi krn perbedaan KM dg angkatan yg mendahuluinya.

- persoalannya bkn pd usia tapi hubungan- nya dg identitas sosial yg menandai suatu generasi sbg kategori sosial. Konflik antar

generasi itu bkn soal perbedaan jarak dan waktu tapi krn keadaan sosial yg kompleks. Dan pertentangan antar generasi tak hanya dilihat utk


(15)

menunjukkan perbedaan tapi juga sarana integrasi dlm hidup sosial.

3) KM sbg kultur (sub-kultur):

Maksudnya: di satu sisi, KM memandang bhw cara pandang, cara pikir, cara hidup generasi sebelumnya tdk sesuai dg aspirasinya. Di sisi lain: KM memiliki pola2 baru (new pattern) yg berbeda dg kultur yg

mendahuluinya: adanya kecenderungan baru, nilai2, cara bersikap dan model yg baru (mode).

Kehadiran KM sbg suatu kultur yg baru dlm keseluruhan tata hidup masyarakat/ sosial menjadi sub-kultur.

Kehadiran mereka sekaligus membawa pengaruh dan perubahan terhadap sosio- kultural masyarakat.

Masalah2 sosial yg dihadapi KM terkait dg pergaulan mereka dg sesama KM: masuk

kelompok, bergaul dg kelompok, cara menghadapi pengaruh kelompok,…

6. KM DILIHAT DARI SEGI RELIGIUS

a) Merupakan periode pematangan pengalaman rohani:

Perkembangan pematangan pribadi KM disertai juga proses pematangan pengalaman religius. Kesadaran, pemilihan dan penentuan mengenai gambaran diri serta kepribadian erat berkaitan dengan

penerimaan dan penghayatan nilai2 religius yg ditemukan.

- Dlm proses itu dpt terjadi bhw nilai2 religius terintegrasi dlm kepribadian dan


(16)

menjadi nilai2 sentral yg menentukan dlm hidup pribadi.

Hal itu terjadi bila nilai2 itu diterima dan dialami sbg nilai yg menentukan bagi kehidupan pribadi.

Sebaliknya dpt terjadi: nilai2 religius hanya menjadi nilai2 marginal/tambahan, yaitu

bila nilai2 itu dialami sbg kurang berpengaruh bg kehidupan pribadi KM.

- Periode pematangan pengalaman religius itu ditandai dg adanya kesadaran akan iman pribadi.

KM tdk hanya mengikuti begitu saja religiusitas masa kanak2nya melainkan secara kritis mempertanyakan segi-segi paling dlm dari kehidupan keagamaan mereka: ttg hub manusia-dunia-Allah. Pemikiran ini tak lepas dari perkembangan

intelektualitas masa muda ini. b) Periode pembentukan nilai moral (kesadaran akan nilai2 moral)

Hidup moral KM, yg mengarah pd sikap moral pribadi, selain ditentukan oleh nilai2 agama juga didasarkan pada kesadaran nilai2 moral.

Pd periode perkembangan sebelumnya mereka mengalami tindakan2 sbg nemar- salah, baik-buruk, dan jaminan utk itu adalah orangtua, guru, tokoh agama, …

Dg memasuki periode masa muda KM mengalami perubahan sikap dan cara pikir dg mempertanyakan dan ingin mengetahui dasar/alasan mengapa suatu tindakan itu baik atau buruk.


(17)

- Pengalaman2 yg berhubungan dg perkembangan pribadi, pandangan mengenai hidup (sexualitas, keluarga, kebebasan beragama, hak asasi, …) membutuhkan suatu pendasaran yg

bersifat pribadi yg dilihat dlm kaitan sosial, dg kejadian & hidup dlm masyarkt.

- Kesadaran moral yg muncul dlm diri KM mrpk hasil dari relasi dan tanggapan thd situasi sosial-religius yg mereka alami. Tanggapan itu mrpk suatu tindakan pribadi dlm menentukan arah dan pola hidup yg berkenaan dg otonomi dan kebebasan pribadi mereka.

- Proses perkembangan/pematangan religius dan pembentukan kesadaran moral itu berjalan seiring dg kesadaran akan iman pribadi. Iman selalu memiliki implikasi moral, saling berhubungan.

Iman lahir, bertumbuh dan dihayati sesuai dg kesadaran akan nilai-2 yg diterimanya. Iman membuka di KM kpd perspektif baru yg timbul dlm lingkup g lebih luas dg tuntutan utk bersikap terbuka dan toleran.

Dengan demikian iman tdk hanya menjadi suatu kenyataan pribadi tetapi membawa lebih jauh kpd kenyataan/realitas yg terbuka, terarah kpd relasi antara diri sendiri-Tuhan-sesama-dunia. 7. KESIMPULAN

• Gambaran situasi KM yg telah kita lihat membei wawasan ttg situasi nyata KM. Fenomena ini lebih mrpk suatu kondisi hidup dan pengalaman drpd suatu realitas biologis atau fakta kronologis dlm perkembangan usia KM.


(18)

Kondisi itu ditandai secara umum oleh pengalaman hidup dan proses perkembangan serta pembentukan identitas yg mencakup berbagai aspek kehidupan KM.

• Adanya perbedaan pengalaman dan reaksi secara individual di kalangan KM merupakan petunjuk adanya proses penyesuaian yg berjalan terus-menerus dlm rangka perkembangan itu.

Sebagai suatu kesatuan pribadi yg integral, perkembangan yg terjadi pd suatu sisi membawa dampak pd sisi yg lain. Misal: perkembangan aspek psikologis ikut menandai proses yg terjadi scr sosiologis pd dimensi sosial.

• Pada waktu proses itu juga berpengaruh pd perkembangan konsep dan penghayatan nilai religius dan dengan demikian membawa akibat pd pembentukan kesadaran dan kemampuan moral dlm diri KM.

*******

bagian tiga

SITUASI PASTORAL KAUM MUDA . PENGANTAR

• Situasi mempunyai peranan penting dan menentukan thdp kehidupan pribadi manusia serta dinamikanya di bidang fisik, mental dan spiritual.

• Situasi juga membantu kita menemukan petunjuk bgm dpt mengartikan dan menilai keadaan hidup.


(19)

- contoh: situasi KM (bag.2)

• Gambaran situasi membutuhkan interpretasi/pemahaman lebih lanjut utk dpt menemukan kemungkinan dan sikap pembinaan yg konkrit.

=> Maka data-2 perlu dilihat dlm hubungannya dg refleksi teologis (iman) dan kehidupan rohani agar dpt menemukan realitas sesungguhnya dari kehidupan KM serta kebutuhan pembinaan yg lebih tepat.

2. GAMBARAN SITUASI PKM Harus diingat:

Secara metodologis langkah-2 pastoral yg baik selalu bertolak dari situasi yg konkrit, yg mrpk titik tolak utk menentukan model, sarana, dan teknik pelaksanaan pastoral.

 Situasi itu bisa berupa realitas fisik/material (lahiriah) maupun mental; juga penafsiran thd fenomena-fenomena tsb berdasarkan iman dan teologi yg berkembang dlm Gereja.!

 situasi pastoral adalah suatu visi atau konsep tentang situasi real yg ada yg menjadi dasar utk langkah-2 pelayanan iman dan pembangunan kehidupan Greja.

- exp: situasi Indonesia/Gereja menjelang SAGKI 2000 yg kemudian menentukan arah pembangunan hidup Gereja Indonesia dg KBG-KBI.

 Situasi itu biasanya ditentukan oleh beberapa faktor dominan yg berperan dlm kehidupan manusia, juga berkaitan dgn


(20)

wawasan teologis yg berkembang dlm Gereja.

- exp: Teologi Pembebasan lahir dari situasi kemiskinan dan penindasan/ keterbelengguan.

Maka tentang kebebasan dibicarakan dimana-mana (yg mengalami situasi itu). Langkah yg ditempuh: pendidikan dan pemberdayaan kaum tertindas/miskin (Paulo Freire).

 Situasi PKM berupa kondisi kehidupan KM yg secara umum ditandai dg cara hidup, pola tingkah laku, visi serta gaya hidup KM.

SITUASI BERKAITAN DG PROBLEMATIK KULTURAL

Yaitu pertanyaan-2 yg berhubungan dg kehidupan sehari-hari.

• Ada hubungan erat antara situasi kultural dan struktural dlm masyarakat dg visi/ pandangan pribadi/masyarakat ttg diri sendiri, dunia, dan masa depannya.

Perubahan sosio-kultural membawa pengaruh thdp kehidupan manusia dlm menentukan masa depannya.

• Hal itu sudah dicermati oleh KV II – GS 4-10:

- “Dewasa ini umat manusia berada dlm periode baru sejarahnya, masa perubahan2 yg mendalam dan pesat berangsur2 meluas ke seluruh dunia. Perubahan2 itu timbul dari kecerdasan dan usaha kreatif manusia, dan kembali mempengaruhi manusia sendiri, cara2 menilai serta keinginan2nya


(21)

yg bersifat perorangan maupun kolektif, caranya berpikir dan bertindak thdp benda2 maupun manusia” (GS 4).

- “Kegoncangan rohani dewasa ini dan perubahan kondisi-kondisi hidup berhubungan dg pergantian keadaan yg lebih luas…” (GS 5)

- Perubahan2 dlm tata-masyarakat (GS 6) - (Perubahan2 psikologis, moral dan keagamaan): “Perubahan mentalitas dan struktur2 sering menimbulkan perbedaan pandangan ttg nilai2 yg diwariskan, terutama pd KM, yg acapkali kehilangan kesabaran, bahkan

memberontak krn gelisah. Mereka menyadari

pentingnya jasa mereka dlm kehidupan masyarakat, dan ingin lebih dini berperan serta di dalamnya” (GS 7).

- (Berbagai ketidakseimbangan dlm dunia sekarang – GS 8) “... Akhirnya muncullah ketidak-seimbangan antara spesialisasi kegiatan manusia dan visi menyeluruh ttg kenyataan.”

- (Aspirasi2 umat manusia yg makin universal – GS 9)

(Pertanyaan2 mendalam umat manusia – GS 10). “… menghadapi perkembangan dunia dewasa ini, semakin banyaklah mereka, yg mengajukan pertanyaan2 yg sangat mendasar…: apakah manusia itu? Manakah arti penderitaan, kejahatan, maut, yg toh masih tetap ada, kendati tercapai kemajuan sebesar itu? Untuk apakah kemenangan2, yg dibayar semahal itu?...apakah yg akan menyusul kehidupan


(22)

• Kultur-kebudayaan dpt dipahami dlm arti luas (GS 53, 54): “segala sarana dan upaya manusia untuk menyempurnakan dan mengembangkan pelbagai bakat-pembawaan jiwa-raganya.”

• Kita selalu mengalami perubahan sbg tanda adanya perkembangan --- menuju “kultur baru” --- Globalisasi.

Dampaknya bagi KM: KM dlm arus deras globalisasi (lih. OMK Indonesia Dlm Pusaran Globalisasi, STFT WS, 2007).

Konsumerisme, hedonisme, kebebasan, materialisme, … menjadi “budaya” KM.

- Budaya konsumerisme sedemikian kuat mempengaruhi KM dewasa ini.

- Dekat dengan semangat itu adalah semangat materialistis dan hedonistis. Kemewahan materi dikejar2 bahkan dg mengorbankan segalanya. Akibatnya ada kecenderungan penolakan thdp nilai2 hidup rohani, nilai2 perjuangan, nilai2 ketekunan dan menekankan budaya instan.

- Pemujaan dan penyalahgunaan arti kebebasan;

kebebasan bukannya diabdikan utk taat pd kebenaran obyektif dan universal, melainkan dihayati sbg pemuasan dorongan naluri (buta). Hal ini diungkapkan dg tingkah laku dan pergaulan bebas, sex bebas, pelariang ke

penggunaan/konsumsi obat2 terlarang (drugs).

- Adanya relativisme dan kekaburan iman krn kebiasaan bergaul dan hidup dlm


(23)

suasana pluralisme agama (--sinkretis--) dan situasi sosial yg kompleks, ateisme

praktis juga menghinggapi tak sedikit KM kita.

- Gejala individualisme menjadi penyakit di kota2 besar. Mereka cenderung menutup diri dlm pergaulan dan menjauhkan diri dari membangun relasi manusia sejati. Dampak dari itu adalah rasa keterasingan –kesepian dlm keramaian manusia- yg kompensasinya mengarah kpd hidup hedonistis dan lari dari tanggungjawab.

• Memang tdk serta merta modernisasi dan globalisasi dg “isme-isme”-nya itu bertentangan dg iman dan agama, tetapi jelas menjadi tantangan yg berat, khusus-nya bagi (pastoral) KM.

• Beberapa aspek dampak dari situasi itu: • Dimensi baru “manusia sekulir”:

 Sekularisasi dimengerti sebagai suatu wawasan perkembangan yg berorientasi pada dunia, pribadi manusiadan daya kemampuannya yang cenderung lepas dari pengaruh otoritas agama atau dunia • adikodrati. Agama punya otoritas sendiri.

• Istilah lain:

“dekristianisasi”/”paganisasi”: pemisahan antara gereja dan negara (exp: negara sekuler = bukan negara yg berdasarkan suatu ajaran agama).

• - hidup manusia ditandai dengan perubahan yg mendasar, yakni kesadaran akan kemampuan dan otonominya; kesadaran bahwa dlm membangun dan


(24)

mengembangkan dunia ini dilepaskan dari pengaruh agama; dunia profan memiliki otonominya sendiri (vs. sacral).

• kesadaran itu langsung/tak langsung berpengaruh terhadap visi tentang manusia dan dunia dan relasinya dengan realitas lain (supernatural/adikodrati).

• - karakter yg menonjol dari manusia sekulir: kebebasan dan kreatifitas. • - kebebasan diartikan tdk hanya sbg

lepas dari ikatan/tanggung jawab thdp orang lain, melainkan juga sbg kesadaran pribadi akan dirinya sndiri dan hubungannya dg dunia, masyarakat sbg suatu ekspresi otentik pribadi (otonom!).

• - kreatifitas dipandang sbg visi pribadi ttg tanggung jawab sosial, sbg kesadaran akan otonomi dan kemampuan utk menentukan masa depannya.

• - perpaduan antara kebebasan dan kreatifitas adalah partisipasi aktif dlm kehidupan masyarakat.

• => Manusia sekulir adalah manusia yg otonom dg kebebasan dan kreatifitasnya utk mengungkapkan diri dan membangun dunianya sesuai dg kemampuan dan kehendaknya yg lepas dari pengaruh agama (otoritas adikodrati). ***

Tendensi Rationalisme dan

Psikologisme :

Dampak lain dari sekularisasi:

- tekanan pada kemajuan da rasionalisasi dlm melihat dan menilai manusia dan dunia.


(25)

- tekanan pada kemajuan teknologi dan kemajuan manusia;

ilmu dan teknologi menjadi “dewa” baru. => Hal itu menghasilkan sikap teknis-ilmiah:

. melihat dan menilai segalanya atas dasar ilmu dan logika saja;

. manusia dan segala pengalamannya menjadi obyek ilmu demi kemajuan semata kemajuan ilmu2 psikologi, sosiologi,

antropologi hanya menonjolkan segi2 manusiawi saja yg lepas dari kaitan dg dunia adikodrati atau nilai2 spiritual.

Nilai2 kemanusiaan, kesejahteraan, kebebasan,… dianggapnya sbg nilai2 baru hasil dari ilmu2 tsb.

- Dampaknya terhadap kehidupan agama: kesadaran akan Tuhan dan hidup kekal berkurang, berdoa sbg memboroskan waktu saja; hanya menekankan nilai2 moral,…

=> Dengan tendensi rationalisme dan psikologisme: manusia hanya dilihat sbg suatu fenomena biologis, psikologis, obyek ilmu (rohani no!) dan penghayatan hidup pribadi scr penuh hanya terjadi pada pemenuhan kebutuhan2 biologis dan psikologis

(juga kalau beragama menekankan peran perasaan saja).

Menemukan “arti hidup” yang baru - Gejala terjadinya “krisis rasionalisme-psikologisme,” yakni berkurangnya kepercayaan


(26)

thdp rasionalisme-psikologisme. Sebabnya adalah persoalan2

yang tak dpt diselesaikan oleh kemajuan2 itu sendiri; terjadi semacam “frustasi eksistensial” (bdk. GS 10).

Exp: agama menimbulkan perang, bkn perdamaian; kemajuan tdk mengatasi

kemiskinan; senjata dan perang, …

- Timbul sikap skeptis dan acuh tak acuh terhadap pelbagai kemajuan itu.

- Dampak lebih lanjut: manusia bersikap pragmatis, masing2 membuat pandangan sendiri lepas dari institusi ataupun

ideologi yg ada.

Hal itu disertai dg usaha utk melepaskan diri dari ketergantungan pd orang lain atau mediasi sosial/institusi lainnya.

Maka muncullah aliran2 atau pandangan2 asing/’aneh’, misalnya yg mencampur-adukkan beberapa aliran atau aliran2 baru (Anand Krisna, Ramakrisna, David Khoresh, Aliran Poligami…)

- Timbulnya gejala2 itu menunjukkan adanya suatu sikap yg menginginkan arti hidup yg baru.

Pertanyaan yg berhubungan dg “peranan agama”

- Maksudnya sikap kritis dan menolak pola-pola hidup beragama yang umum atau biasa-biasa saja.

- caranya:

. Mencari bentuk-bentuk penghayatan agama secara baru yg dipandang sbg wadah


(27)

pengalaman otentik religius (Karismatik, adorasi abadi, …)

. Menjauhkan diri dari penghayatan agama yg umum, biasa2 saja dan tradisional dan

menggantinya dg cara-cara baru, khas penghayatan pribadi dan ‘spektakuler’ sbg usaha utk mencari pengalaman religius, pengalaman dg yg Transenden – Tuhan. Hal itu sekaligus dg memunculkan sikap mempertanyakan penghayatan

agama/iman yg hanya biasa2 saja dan tradisional itu.

exp: - penggunaan KS dlm Gerakan Karismatik: --> orang tertentu mengkritik orang lain yg tak paham KS.

berdoa dg tepuk tangan dianggap sbg cara yg sesuai dg KS,

- bentuk-bentuk penghayatan baru: neo-katekumen, adorasi abadi, menghayati

spiritualitas ordo/ kongregasi, misa tridentine

dihidupkan lagi, …

(Hal itu dlm dirinya sendiri tdk buruk, tetapi kadang menimbulkan ‘fanatisme’ yang salah).  SITUASI BERKAITAN DG PROBLEMATIK

RELIGIUS (HIDUP IMAN)

- Maksudnya: pertanyaan2 yg berhubungan dg pengaruh iman dlm kehidupan se-hari2; soal dialog antara pengalaman hidupdg iman.


(28)

- Artinya agar penawaran akan nilai2 ideal hidup hrs selalu dilihat dlm hubungannya dg pengalaman nyata dlm kehidupan KM.

Suatu dialog iman dan pengalaman hidup bisa berhasil kalau terjadi pengenalan yg sungguh akan realitas yg ada di kalangan KM.

- Maka katekese ataupun PKM harus bertolak dari pertanyaan2 konkrit kehidupan KM (eksplisit/implisit), dari pengalaman2 nyata KM (ttg karier, sukses, gagal, suka, duka, kebahagiaan, pacaran, memilih pasangan hidup, pembinaan kepribadian,…).

Jadi hrs ditampakkan isi ataupun pesan pengalaman religius dlm pengalaman manusiawi mereka, dan sikap hidup yg konkrit sbg pengungkapan sikap religius itu.

- Hal2 yg menyangkut problematik religius:

• Permasalahan komunikasi (iman):

- komunikasi dpt terjadi dg baik kalau ada pengenalan yg baik dari kedua belah pihak: pihak Alah dan pihak manusia.

- komunikasi/relasi itu terungkap dlm “bahasa” atau “kata”.

 dari pihak Allah –yg ilahi, yg berkarya bagi keselamatan manusia dan dunia- terungkap dlm “kata – sapaan” panggilan/undangan.  dari pihak manusia –yg menerima

karya Allah- terungkap dlm “kata – jawaban”/tanggapan.

Tindakan Allah dialami manusia dlm pengalaman nyata/eksistensial:


(29)

DIALOG: ALLAH – MANUSIA

bi s a di al a m i s cr n y at a dl m hi d u p ILAHI – MANUSIAWI

Hal itu bisa terungkap dlm simbol-simbol yg mengungkapkan arti pengalaman itu.

Dan itu nyata dlm SAKRAMEN-SAKRAMEN.

- contoh: makna-makna dari:

. Utk Fr, Sr: Jubah, salib, cincin, bros, …


(30)

. Utk imam: Stola, memberkati (†), …

. Utk uskup: cincin, mitra, tongkat. . Utk diakon: dalmatik

. Utk awam: cincin perkawinan,… . Dalam perayaan liturgi

Akan terjadi kesenjangan –berarti surut atau hilangnya makna- kalau simbol2 itu tdk menghadirkan makna bagi yg mengenakan, bagi KM.

• Permasalahan dg Relevansi Pewartaan dg kehidupan konkrit:

Secara khusus persoalan komunikasi iman-kehidupan terjadi dlm konteks pewartaan yg relevan yg disampaikan kpd KM ttg:

 Isi pewartaan (pesan):

selain pesan2 kristiani (moral, etika, nilai2 kristiani) juga makna/pesan dari simbol2. Itu harus dijelaskan supaya dimengerti, sbb makna bagi si pembicara blm tentu sama dg bagi si pendengar/penerima.

exp: menjelaskan simbol2 dlm perayaan sakramen, Gereja, komunitas, Hari Minggu, Perkawinan, jubah, …

Pewartaan dg simbol2 itu juga terikat oleh kultur, sebab simbol2 bisa pudar maknanya, menjadi asing, atau diberi penafsiran berbeda.

Exp: - dulu harus selalu memakai jubah, sekarang tidak selalu; dulu jubahnya


(31)

 Iman dan relevansinya (thd hidup pribadi) Pewartaan hrs membawa sampai kepada  kesadaran yg lebih mendalam tentang hidup

pribadi.

 Berarti suatu orientasi kritis terhadap kehidupan serta membawa kpd suatu prospek yg lebih mendasar tentang hidup se-hari2.

 Pewartaan hrs membawa kegembiraan dan memberi horison hidup yg baru, lebih luhur bagi KM di tengah dunia yg sekuler itu.

 Menyangkut metode dan sarana: - Dikaitkan dg prinsip2 komunikasi iman yg baik, kiranya hal ini sudah jelas.

- Menyangkut penggunaan sarana dan metode yg baik dlm menjelaskan simbol/ pesan2 iman yg akan disampaikan.

- pengunaan alat2 musik tradisional/ modern hrs scr tepat dan tdk berlebihan; musik dan liturgi hrs dipahami dg baik.

- Penggunaan sarana dan metode yg tdk tepat bisa mengaburkan makna/pesan.

 Berkaitan dg peran lembaga/institusi:

 Yaitu mereka yg bertanggung jawab atas pewartaan dan penerusan nilai2 hidup kristiani.  Peran2 dari KWI, keuskupan,


(32)

 Walaupun berfungsi baik-nya institusi2 itu juga ‘relatif’.

BERKAITAN DENGAN SITUASI2 LAIN Adalah fakta dan kondisi sosial kemasyarakatan

yg membawa akibat timbulnya suatu situasi yg khas dlm kehidupan KM.

• Situasi yg berkaitan dg pengalaman sejarah dan kehidupan sosial:

- berhubungan dg partisipasi dlm pengalaman historis (misal: Sumpah Pemuda,…)

- berkaitan dg peranan sosial KM, misalnya peranan KM yg menentukan kehidupan dan perkembangan masyarakat (misal, dlm menggulingkan rejim Orba, …)

• Kondisi sosio-demografis KM: - Misalnya, jumlah KM yg relatif besar berpengaruh terhadap pendidikan KM: tersedianya fasilitas, lapangan pekerjaan,…

- termasuk dlm hal ini situasi etnis: bisa ikut menentukan kekhasan kelompok, dan penanganannya terhadap masalah2nya.

• Situasi sosial politik:

- Misalnya, bagaimana KM dpt memahami maknanya dirinya

dan melibatkan diri dlm perubahan dan perkembangan yg terjadi dlm bidang sosial politik (memberi wawasan kpd KM dlm bidang ini,…).

- Juga faktor lingkungan sosial dlm hubungan dg pendidikan dan perkembangan KM (misal, etnis tertentu lebih meminati bisnis drpd politik, …)***


(33)

• Situasi sosio-geografis:

exp: Bagaimana pembinaan KM di regio Kalimantan, Papua, …

SITUASI KHUSUS DI INDONESIA

- Kita juga harus memperhatikan situasi khusus di Indonesia, yg dpt dianggap sebagai konteks umum PKM kita; konteks khusus-nya adalah daerah dan keuskupan kita masing2.

- Pertanyaan utamanya adalah bagaimana kedudukan dan peran agama Katolik/Kristiani dlm negara Pancasila di Indonesia.

- Pancasila adalah khas bagi Indonesia. - Mempertahankan NKRI.

- Beberapa hal penting:

• Peran agama dlm Negara dan Masyarakat Pancasila.

- Kita sudah paham mengenai makana mendalam Pancasila bagi kehidupan masyarakat Indonesia.

- Di Indonesia: bukan agama, budaya atau yg lain, tapi Pancasila yg menjadi asas tunggal bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hal itu secara tak langsung merupakan pengakuan thdp peranan penting agama

dlm kehidupan bangsa Indonesia.

- Dihayati di dalamnya: agama dan prinsip2 religiusitas dlm perpaduan yg harmonis dlm bermasyarakat dan bernegara.

- PKM tak boleh lepas dari konteks ini juga. - Toleransi budaya dan agama:

- kenyataan lain di Indonesia khas: pluralisme budaya dan agama.


(34)

- Sikap-sikap dasar yg penting: Toleransi (budaya dan agama):

berarti menerima kenyataan persamaan dan perbedaan dengan sadar dan aktif; berarti kesadaran akan nilai2 mendasar dan hakiki agama (religiositas) dan budaya;

berarti bertanggungjawab utk membangun itikat baik dan kreatif demi persaudaraan, persatuan dan kesatuan;

- Maka PKM: menanamkan nilai2 toleransi (juga penting dlm konteks globalisasi); menyertakan nilai-2 budaya dan

religiositas Indonesia; inkulturasi. • Perbedaan kondisi masyarakat: - yang aktual dan mencolok adalah perbedaan kaya dan miskin;

. Tak jarang ini mengakibatkan pertentangan dan pemisahan antar kelompok-golongan kaya dan miskin;

- PKM membina solidaritas sbg jembatan penghubung situasi ini.

- Dlm konteks Gereja di Asia - FABC: dialog dg kebudayaan, agama dan kemiskinan.

• Pembangunan & dampaknya thdp nilai2 kehidupan manusia:

- iklim pembangunan di segala bidang: mempengaruhi situasi penghayatan nilai2 kehidupan, kemanusiaan, keluarga, nama baik, …

Nilai2 itu merosot dan tak lagi dipandang penting/hakiki;

- dpt terjadi pertentangan antara nilai2 kehidupan dan pembangunan/kemajuan;


(35)

Banyak persoalan: masalah lingkungan, pengangguran, …

PKM: pembinaan kepekaan hati nurani, nilai2 manusiawi (perjuangan,

pengorbanan, ketekunan, solidaritas,…) • Situasi lain: kecenderungan sinkretisme. Situasi PKM: kompleks!

#####

Bagian Empat

POLA PASTORAL KAUM MUDA

* Dengan mengetahui situasi PKM (juga KM) kita diberi gambaran akan adanya aneka kemungkinan utk melaksanakan pembinaaan KM.

* Ada berbagai pota/mode) dlm melaksanakan pembinan itu.

> POLA PASTORAL

• Pola pastoral: suatu keseluruhan aktivitas terpadu yg berpangkal pd suatu pemikiran dasar dan mengarah kepada suatu tujuan yg tertentu.

• Suatu pola/model pastoral itu meliputi unsur-unsur sbg berikut:

a) Visi teologis: wawasan dasar teologis yg menjelaskan tujuan (objektif) dari suatu kegiatan - pastoral.

b) Wawasan tentang situasi konkret: yaitu gambaran situasi konkret KM (ingat: tentang situasi konkrit KM dan situasi PKM)

c) Orientasi metodologis dan proses edukatif:

- keseluruhan proses pastoral merupakan proses edukatif, yg dilaksanakan dlm bentuk pembinaan.


(36)

- untuk itu diperlukan suatu metodologi yg tepat yg menyangkut pelaksanaan pembinaan secara menyeluruh. - utk itu juga perlu gambaran mengenai proses edukatif yg akan dilakukan, terutama berkenaan dg momen2 penting pentahapan, target dan kebutuhannya, serta konkrit pelaksanaannya.

d) visi tentang Gereja dlm hubungannya dg dunia:

Utk dpt membawa KM kpd penghayatan iman dan kehidupan menggereja dibutuhkan suatu wawasan tertentu ttg Gereja itu sendiri.

Ini meliputi hakikat dan bentuk penghayatan hidup menggereja; termasuk juga apa yg sedang berlangsung dlm Gereja, baik refleksi teologis maupun aksen2 dr penghayatan jemaat (misal: Gereja kaum miskin, communio, KBG, habitus baru, ...). Kalau gambaran itu jelas KM juga dpt menghayatinya dg baik, dlm Gereja maupun dlm masyarakat.

e) Wawasan kultural:

Ini berkaìtan dg pandangan hidup KM. Tujuannya adalah utk membentuk suatu cara hidup KM dg wawasan yg didasari oleh iman kristiani.

Kultural di sini dlrn arti luas (bdk. GS 4-10, GS 53-54):

- menyangkut seluruh aspek dan kepentingan hidup manusia, cara pikir, bertindak;

- pemahaman manusia atas realitas dunia; - pemahaman nilai2 kemanusiaan;

-dsb.

OBEBERAPA POLA/MODEL PKM*** Berdasartuntutan pola dasartadi, akan dilihat beberapa pola PKM. Pilihan disesuaikan dg


(37)

(1)

 Walaupun berfungsi baik-nya institusi2 itu juga ‘relatif’.

BERKAITAN DENGAN SITUASI2 LAIN Adalah fakta dan kondisi sosial kemasyarakatan

yg membawa akibat timbulnya suatu situasi yg khas dlm kehidupan KM.

• Situasi yg berkaitan dg pengalaman sejarah dan kehidupan sosial:

- berhubungan dg partisipasi dlm pengalaman historis (misal: Sumpah Pemuda,…)

- berkaitan dg peranan sosial KM, misalnya peranan KM yg menentukan kehidupan dan perkembangan masyarakat (misal, dlm menggulingkan rejim Orba, …)

• Kondisi sosio-demografis KM: - Misalnya, jumlah KM yg relatif besar berpengaruh terhadap pendidikan KM: tersedianya fasilitas, lapangan pekerjaan,…

- termasuk dlm hal ini situasi etnis: bisa ikut menentukan kekhasan kelompok, dan penanganannya terhadap masalah2nya.

• Situasi sosial politik:

- Misalnya, bagaimana KM dpt memahami maknanya dirinya

dan melibatkan diri dlm perubahan dan perkembangan yg terjadi dlm bidang sosial politik (memberi wawasan kpd KM dlm bidang ini,…).

- Juga faktor lingkungan sosial dlm hubungan dg pendidikan dan perkembangan KM (misal, etnis tertentu lebih meminati bisnis drpd politik, …)***


(2)

• Situasi sosio-geografis:

exp: Bagaimana pembinaan KM di regio Kalimantan, Papua, …

SITUASI KHUSUS DI INDONESIA

- Kita juga harus memperhatikan situasi khusus di Indonesia, yg dpt dianggap sebagai konteks umum PKM kita; konteks khusus-nya adalah daerah dan keuskupan kita masing2.

- Pertanyaan utamanya adalah bagaimana kedudukan dan peran agama Katolik/Kristiani dlm negara Pancasila di Indonesia.

- Pancasila adalah khas bagi Indonesia. - Mempertahankan NKRI.

- Beberapa hal penting:

• Peran agama dlm Negara dan Masyarakat Pancasila.

- Kita sudah paham mengenai makana mendalam Pancasila bagi kehidupan masyarakat Indonesia.

- Di Indonesia: bukan agama, budaya atau yg lain, tapi Pancasila yg menjadi asas tunggal bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hal itu secara tak langsung merupakan pengakuan thdp peranan penting agama

dlm kehidupan bangsa Indonesia.

- Dihayati di dalamnya: agama dan prinsip2 religiusitas dlm perpaduan yg harmonis dlm bermasyarakat dan bernegara.

- PKM tak boleh lepas dari konteks ini juga. - Toleransi budaya dan agama:

- kenyataan lain di Indonesia khas: pluralisme budaya dan agama.


(3)

- Sikap-sikap dasar yg penting: Toleransi (budaya dan agama):

berarti menerima kenyataan persamaan dan perbedaan dengan sadar dan aktif; berarti kesadaran akan nilai2 mendasar dan hakiki agama (religiositas) dan budaya;

berarti bertanggungjawab utk membangun itikat baik dan kreatif demi persaudaraan, persatuan dan kesatuan;

- Maka PKM: menanamkan nilai2 toleransi (juga penting dlm konteks globalisasi); menyertakan nilai-2 budaya dan

religiositas Indonesia; inkulturasi. • Perbedaan kondisi masyarakat: - yang aktual dan mencolok adalah perbedaan kaya dan miskin;

. Tak jarang ini mengakibatkan pertentangan dan pemisahan antar kelompok-golongan kaya dan miskin;

- PKM membina solidaritas sbg jembatan penghubung situasi ini.

- Dlm konteks Gereja di Asia - FABC: dialog dg kebudayaan, agama dan kemiskinan.

• Pembangunan & dampaknya thdp nilai2 kehidupan manusia:

- iklim pembangunan di segala bidang: mempengaruhi situasi penghayatan nilai2 kehidupan, kemanusiaan, keluarga, nama baik, …

Nilai2 itu merosot dan tak lagi dipandang penting/hakiki;

- dpt terjadi pertentangan antara nilai2 kehidupan dan pembangunan/kemajuan;


(4)

Banyak persoalan: masalah lingkungan, pengangguran, …

PKM: pembinaan kepekaan hati nurani, nilai2 manusiawi (perjuangan,

pengorbanan, ketekunan, solidaritas,…) • Situasi lain: kecenderungan sinkretisme. Situasi PKM: kompleks!

#####

Bagian Empat

POLA PASTORAL KAUM MUDA

* Dengan mengetahui situasi PKM (juga KM) kita diberi gambaran akan adanya aneka kemungkinan utk melaksanakan pembinaaan KM.

* Ada berbagai pota/mode) dlm melaksanakan pembinan itu.

> POLA PASTORAL

• Pola pastoral: suatu keseluruhan aktivitas terpadu yg berpangkal pd suatu pemikiran dasar dan mengarah kepada suatu tujuan yg tertentu.

• Suatu pola/model pastoral itu meliputi unsur-unsur sbg berikut:

a) Visi teologis: wawasan dasar teologis yg menjelaskan tujuan (objektif) dari suatu kegiatan - pastoral.

b) Wawasan tentang situasi konkret: yaitu gambaran situasi konkret KM (ingat: tentang situasi konkrit KM dan situasi PKM)

c) Orientasi metodologis dan proses edukatif:

- keseluruhan proses pastoral merupakan proses edukatif, yg dilaksanakan dlm bentuk pembinaan.


(5)

- untuk itu diperlukan suatu metodologi yg tepat yg menyangkut pelaksanaan pembinaan secara menyeluruh. - utk itu juga perlu gambaran mengenai proses edukatif yg akan dilakukan, terutama berkenaan dg momen2 penting pentahapan, target dan kebutuhannya, serta konkrit pelaksanaannya.

d) visi tentang Gereja dlm hubungannya dg dunia:

Utk dpt membawa KM kpd penghayatan iman dan kehidupan menggereja dibutuhkan suatu wawasan tertentu ttg Gereja itu sendiri.

Ini meliputi hakikat dan bentuk penghayatan hidup menggereja; termasuk juga apa yg sedang berlangsung dlm Gereja, baik refleksi teologis maupun aksen2 dr penghayatan jemaat (misal: Gereja kaum miskin, communio, KBG, habitus baru, ...). Kalau gambaran itu jelas KM juga dpt menghayatinya dg baik, dlm Gereja maupun dlm masyarakat.

e) Wawasan kultural:

Ini berkaìtan dg pandangan hidup KM. Tujuannya adalah utk membentuk suatu cara hidup KM dg wawasan yg didasari oleh iman kristiani.

Kultural di sini dlrn arti luas (bdk. GS 4-10, GS 53-54):

- menyangkut seluruh aspek dan kepentingan hidup manusia, cara pikir, bertindak;

- pemahaman manusia atas realitas dunia; - pemahaman nilai2 kemanusiaan;

-dsb.

OBEBERAPA POLA/MODEL PKM*** Berdasartuntutan pola dasartadi, akan dilihat beberapa pola PKM. Pilihan disesuaikan dg


(6)