intelektual. Dari segi stabilitas labilitas kepribadian periode ini mrpk periode paling sibuk,
penuh perjuangan utk menemukan gambaran pribadi dan posisinya yg tepat dlm masyarakat.
Melalui bantuan pembinaan dan usaha menyesuaikan diri, KM dpt menemukan jalan utk
mencapai terbentuknya kepribadian yg matang dan mandiri.
2.
Proses penemuan nilai-nilai baru: KM dihadapkan pd pengalaman konfrontatif, yaitu
konfrontasi dg nilai2 baru, pandangan baru baik berhubungan dg kehidupan maupun nilai
rohaninya.
Kenyataan ini membuka
wawasan baru bg KM tuk menerima dan mengakui pengaruh lingkungan aneka
perbedaan yg terdapat dlm hidupnya.
Kebutuhan utk integrasi dan
harmonisasi dg nilai2 yg dihadapinya menuntut KM utk bersikap terbuka dan
selektif thd tawaran yg ada, juga nilai2 rohaninya.
Pengalaman ini sangat
menentukan dan berpengaruh utk kepribadian kehidupan KM dikemudian
hari, krn nilai2 yg diterima dan diserap itulah yg akan menjadi dasar dan kekuatan
kepribadiannya kelak.
4. KM DILIHAT DARI SEGI PSIKOLOGIS
a Merupakan periode pembentukan
kepribadian: yg terpenting dlm proses ini adalh bhw KM dpt
membangun suatu “gambaran pribadi yg organis”, yaitu
12
melalui proses pemilihan seleksi, penataan organisasi dan penyatuan integrasi thd nilai2 sosio-budaya yg
dijumpai dlm lingkup hidup mereka.
- KM dlm proses perubahan, belum mencapai kematangan psikis dan ketidakstabilan kepribadian;
struktur kepribadian masih lemah dan labil. Karenanya perlu bimbingan pembinaan yg
menunjang kematangannya. - Terkait itu, bukan hanya proses intern yg
menentukan tapi
juga lingkungan
keluargamasyarakat struktur ekstern ikut mempengaruhi pembentukan kepribadian
- Dapat terjadi pengalaman krisis dlm periode ini bila KM menghadapi tantangan
kesulitan dan ketidakpastian, krn belum
adanya kejelasan status atau peran yg dpt jadi pegangan.
b Merupakan periode pembentukan
otonomi etik: - Kesadaran akan nilai2 yg tumbuh dlm
periode ini menumbuhkan proses penentuan etika pribadi. Yaitu bertumbuhnya kesadaran KM utk
mandiri dan menentukan pendapatnya sendiri, dan bersamaan dg itu, sikap penolakan
akanketergantungan pd orangtua, pandangan orang lain, dunia.
- Di lain pihak, usaha pelepasan dari ketergantungan itu tetap diimbangi dg penerimaan
akan nilai dari masyarakat dan lingkungannya. Sedemikian shg
pembentukan otonomi etik ini menjadi
suatu proses yg kontinyu selama masa perkembangannya.
- Kenyataan sosio-kultural yg sering bercorak radikal dan heterogen dpt dan
13
sering menyebabkan KM dlm situasi problematis dan secara psikologis merasa tak pasti, berkaitan dg
orientasi dan interiorisasi nilai-2 yg ditemukannya. 5. KM DILIHAT DARI SEGI SOSIOLOGIS
1 KM menuju kematangan sosial: Secara sosiologis masa muda mrpk periode
transisi ditandai dg kematangan fisik dan tercapainya kematangan sosial dengan
pengakuan dan penerimaan status dan peran sosial, hak dan kuwajiban sebagai
seorang dewasa. Konsep itu ikut menentukan sejauhmana
jangka waktu atau periode masa muda berlangsung. Sebab hal itu juga
dipengaruhi oleh konteks sosio-kultural yg
berlaku dlm suatu masyarakat.
Dalam kenyataan, problem perkembangan KM juga berkaitan dg pola tingkahlaku,
adat kondisi sosio-kultural suatu masy.
2 KM sebagai generasi baru: - Konsep ini digunakan dlm konteks
perbandingan antara kondisi KM jaman sekarang dg angkatan atau generasi yg
mendahuluinya. Bisa terjadi konflik antar generasi krn perbedaan KM dg angkatan
yg mendahuluinya.
- persoalannya bkn pd usia tapi hubungan- nya dg identitas sosial yg menandai suatu
generasi sbg kategori sosial. Konflik antar generasi itu bkn soal perbedaan jarak dan
waktu tapi krn keadaan sosial yg kompleks. Dan pertentangan antar generasi tak
hanya dilihat utk
14
menunjukkan perbedaan tapi juga sarana integrasi
dlm hidup sosial. 3 KM sbg kultur sub-kultur:
Maksudnya: di satu sisi, KM memandang bhw cara pandang, cara pikir, cara hidup
generasi sebelumnya tdk sesuai dg aspirasinya. Di sisi lain: KM memiliki pola2
baru new pattern yg berbeda dg kultur yg
mendahuluinya: adanya kecenderungan baru, nilai2, cara bersikap dan model
yg baru mode.
Kehadiran KM sbg suatu kultur yg baru dlm keseluruhan tata hidup masyarakat
sosial menjadi sub-kultur.
Kehadiran mereka sekaligus membawa pengaruh dan perubahan terhadap sosio-
kultural masyarakat. Masalah2 sosial yg dihadapi KM terkait dg
pergaulan mereka dg sesama KM: masuk kelompok, bergaul dg kelompok, cara
menghadapi pengaruh kelompok,…
6. KM DILIHAT DARI SEGI RELIGIUS