Faktor-faktor psikologis dan fisiologis inilah yang banyak mempengaruhi kebiasaan merokok di masyarakat.
Pada tahun 2000, The National Lung Health Education Program NLHEP merekomendasikan bahwa semua perokok yang berusia diatas 45 tahun seharusnya
melakukan screening pulmonary function test untuk mendiagnosa ada tidaknya Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK. The American College of Physicians ACP merekomendasikan
bahwa para perokok dengan simptom pernapasan seharusnya melakukan pemeriksaan dengan spirometri untuk mendiagnosa ada tidaknya airflow obstruction Ghobain, 2010.
2.2.3. Klasifikasi Perokok
Pada garis besaranya perokok dibagi dalam dua jenis yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif adalah orang yang langsung menghisap asap rokok dari rokok tersebut,
sedangkan perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi ikut menghisap asap sampingan selain asap utama yang dihembuskan balik oleh perokok. Dari beberapa
pengamatan dilaporkan bahwa perokok pasif menghisap lebih banyak bahan beracun daripada seorang perokok aktif Khoirudin, 2006.
Resiko terkena PPOK akibat merokok dapat diketahui melalui penilaian derajat berat merokok seseorang berdasarkan Indeks Brinkman IB, yakni perkalian antara jumlah rata-
rata batang rokok yang dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun. Kategori perokok ringan apabila merokok antara 0-200 batang, perokok sedang apabila jumlah batang antara
200-600, dan perokok berat apabila menghabiskan 600 batang atau lebih. Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan jenis perokok sama ada perokok aktif, perokok pasif atau
bekas perokok Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003. Menurut Bustan 1997 dalam Khoirudin 2006, yang dikatakan perokok ringan adalah
perokok yang menghisap 1-10 batang rokok sehari, perokok sedang adalah perokok yang menghisap 11-20 batang sehari sedangkan perokok berat adalah perokok yang menghisap
lebih dari 20 batang rokok sehari. Klasifikasi tersebut hampir sama dengan yang dibagi menurut Cit.Sumantri 1984
dalam Barmawi 1992 yaitu perokok ringan bila merokok kurang dari 10 batanghari, perokok sedang bila 10-20 batanghari dan perokok berat bila lebih dari 20 batanghari.
2.2.4. Kandungan Rokok
Tembakau yang terbakar akan menghasilkan hampir 4000 komponen. Komponen tersebut terdiri atas 2 bagian yaitu komponen gas dan partikel. Partikel yang dibebaskan
Universitas Sumatera Utara
selama merokok sebanyak 5 x 109 pp. Komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon. Adapun
komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium. Kedua komponen tersebut berperan pada patogenesis PPOK. Racun utama pada rokok adalah nikotin, karbon
monoksida dan tar. Zat-zat kandungan dari rokok ini adalah yang paaling berbahaya bagi tubuh. Rokok putih mengandung 14-15 mg tar dan 5 mg nikotin, sementara rokok kretek
mengandung sekitar 20 mg tar dan 4-5 mg nikotin. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan tar dan nikotin pada rokok kretek lebih tinggi daripada rokok putih. Kandungan tar dan nikotin
pada cerutu adalah yang paling tinggi jika dibandingkan dengan rokok putih dan rokok kretek oleh karena ukurannya yang lebih besar Khoirudin, 2006.
Beberapa pabrik rokok telah berusaha untuk menurunkan konsentrasi bahan-bahan yang ada dalam tembakau misalnya menurunkan tar 49, nikotin 31, CO 11. Menurunkan
konsentrasi CO adalah yang paling sukar karena di samping prosedurnya rumit, CO dapat melewati filter rokok Amin, 1996.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
3.2. Definisi Operasional
Sesuai dengan masalah, tujuan dan model penelitian, maka yang menjadi variabel dalam penelitian beserta dengan definisi operasionalnya masing-masing sesuai dengan yang dicatat
oleh petugas rumah sakit sebagai berikut : 1.
Usia adalah usia penderita saat didiagnosa menderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK yang tercatat dalam rekam medik RSUP H. Adam Malik.
2. Jenis kelamin adalah jenis kelamin penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK
yang tercatat dalam rekam medik RSUP H. Adam Malik. 3.
Riwayat merokok adalah riwayat merokok penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK yang tercatat dalam rekam medik RSUP H. Adam Malik.
4. Status perokok adalah status perokok penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik
PPOK yang tercatat dalam rekam medik RSUP H. Adam Malik. 5.
Derajat berat merokok adalah tingkat keparahan merokok pada penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK yang tercatat dalam rekam medik RSUP H. Adam Malik.
6. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK adalah seluruh penderita yang
didiagnosa dokter mengalami PPOK yang tercatat dalam rekam medik RSUP H. Adam Malik periode Juli 2010 – Juli 2011.
Faktor Risiko: -
Usia -
Jenis Kelamin -
Riwayat Merokok -