dipengaruhi oleh masalah demografi, social dan faktor lingkungan. Di sisi lain juga karena faktor virus yaitu genotip dan mutasi virus. Secara genotip, Indonesia merupakan daerah menonjol
untuk jenis hepatits B dan C. Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis
lainnya. Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular.
Secara vertikal, terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan. Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk
jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama.Jugak melalui hubungan seksual dengan penderita.Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah
yang diterima dari pendonor akan di tes terlebih dulu apakah darah yang diterima terkena reaktif Hepatitis, Sipilis terlebih-lebih HIVAIDS.
Prevalensi infeksi virus Hepatitis B,di Amerika diperkirakan 0,5 orang dewasa sudah terinfeksi virus Hepatitis B. Atau, dari 200 orang, 1 orang diantaranya sudah terinfeksi virus Hepatitis B,2.
Di Negara dengan tingkat prevalensi tinggi Hbs Ag8, penularan banyak terjadi pada bayi baru lahir dan anak yang masih usia muda,3. Di Negara dengan tingkat prevalensi sedang Hbs
Ag 2-7 penularan bisa terjadi pada semua golongan umur. Di Negara dengan prevalensi rendah Hbs Ag 2 infeksi seringnya terjadi pada kelompok umur dewasa.
2.1.3. Virus Hepatitis B
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B VHB. Virus ini pertama kali ditemukan oleh Blumberg pacta tahun 1965 dan di kenal dengan nama antigen Australia. Virus ini termasuk
DNA virus.Virus hepatitis B berupa partikel dua lapis berukuran 42 nm yang disebut Partikel Dane. Lapisan luar terdiri atas antigen HBsAg yang membungkus partikel inti core. Pada inti
terdapat DNA VHB Polimerase. Pada partikel inti terdapat Hepatitis B core antigen HBcAg dan Hepatitis B e antigen HBeAg. Antigen permukaan HBsAg terdiri atas lipo protein dan
menurut sifat imunologik proteinnya virus Hepatitis B dibagi menjadi 4 subtipe yaitu adw, adr,
Universitas Sumatera Utara
ayw dan ayr. Subtipe ini secara epidemiologis penting, karena menyebabkan perbedaan geogmfik dan rasial dalam penyebarannya. Virus hepatitis B mempunyai masa inkubasi 45-80
hari, rata-rata 80-90 hari. Gen-gen dari virus hepatitis B mengandung kode-kode genetik untuk membuat sejumlah produk-
produk protein, termasuk hepatitis B surface antigen HBsAg, hepatitis B core antigen HBcAg, hepatitis B e antigen HBeAg, dan DNA polymerase. Keempat protein-protein ini
adalah penting untuk diketahui karena mereka diukur dalam tes-tes darah yang digunakan untuk mendiagnosis virus hepatitis B. Virus hepatitis B terdiri hanya dari suatu partikel core bagian
pusat dan suatu bagian luar yang mengelilinginya surrounding envelope. Core terdiri dari HBcAg, dimana bagian luar terdiri dari HBsAg. Partikel core mengandung virus hepatitis B
DNA VHB-DNA, HBeAg, dan DNA polymerase. HBeAg, seperti didiskusikan kemudian, melayani sebagai suatu marker penanda dari kemampuan virus untuk menyebarkan infeksi.
DNA polymerase adalah suatu bagian penting dari proses reproduksi virus yang unik dari virus. Apa yang relevan bersangkut-paut disini adalah bahwa virus HIV human immunodeficiency
virus juga ber-reproduksi menggunakan proses yang sama ini. Sebagai akibatnya, banyak obat- obat yang telah dikembangkan untuk menghambat proses reproduksi ini untuk merawat infeksi
HIV mungkin juga adalah efektif dalam merawat infeksi virus hepatitis B kronis.
Gambar 2.1. Struktur virus Hepatitis B
2.1.4. Sumber dan cara penularan Hepatitis B