Tata Cara Pengajuan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan

Wajib Pajak mempunyai beberapa hak yang dapat diajukan kepada Dirjen Pajak apabila didalam penetapan pajak tersebut tidak sesuai dengan keadaan Wajib Pajak. Beberapa hak kewajiban Wajib Pajak tersebut diantaranya adalah: Wajib Pajak berhak mengajukan permohonan pengurangan atas PBB secara tertulis,berdasarkan pasal 19 Undang-Undang Pajak bumi dan Bangunan. Dan yang dimaksud dengan pengurangan atas PBB untuk memberikan keringanan pembayaran pajak yang terhutang adalah: 1. Objek Pajak, karena kondisi tertentu yang ada hubunganya dengan WP danatau sebab-sebab tertentu lainnya. 2. Objek Pajak terkena bencana alam seperti gempa bumi,banjir,gunung meletus dan tanah longsor. 3. Objek Pajak terkena sebab-sebab lain yang luar biasa seperti : kebakaran,kekeringan,wabah penyakit dan hama tanaman. Dasar peraturan pelaksanaan pemberian pengurangan antara lain: 1. Pasal 19 Undang Undang Nomor 12 tahun 1994 tentang perubahan atas perubahan Undang Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan 2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 158KMK.041991 tanggal 13 Februari 1991 3. Surat keputusan Menteri Keuangan Nomor 470KMK.041991 tanggal 22 Juli 1991 tentang petunjuk pelaksanaan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan.

1.3.8. Tata Cara Pengajuan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan

Universitas Sumatera Utara Permohonan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Kantor Pelayanan Pajak yang menerbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang SPPT atau Surat Ketetapan Pajak SKP. Permohonan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan karena kondisi tertentu Objek Pajak yang ada hubungannya dengan Subjek Pajak dan atau karena sebab-sebab tertentu lainnya diajukan selambat-lambatnya 60 Enam Puluh hari sejak diterimannya Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang atau Surat Ketetapan Pajak oleh Wajib Pajak. Sedangkan permohonan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan dalam hal Objek Pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa diajukan selambat-lambatnya 60 Enam Puluh hari sejak terjadinya bencana alam atau sebab lain yang luar biasa. Apabila batas waktu pengajuan tersebut di atas tidak terpenuhi,maka permohonan itu tidak diproses dan kepala Kantor Pelayanan Pajak memberitahukan kepada pemohon secara tertulis dengan diberikan kejelasan seperlunya. Permohonan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan untuk ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan sampai dengan Rp.25.000,- dapat diajukan secara perseorangan ataupun kolektif melalui Kepala DesaLurah yang bersangkutan dengan menggunakan formulir yang telah ditetapkan. Permohonan pengurangan untuk ketetapan diatas Rp.25.000,- harus diajukan oleh Wajib Pajak yang bersangkutan dengan melampirkan fotokopi SPPTSKP dari tahun pajak yang diajukan permohonan pengurangannya. Universitas Sumatera Utara Sedangkan untuk Wajib Pajak badan harus melampirkan: 1. Fotokopi SPPTSKP dari tahun Pajak yang diajukan permohonan pengurangannya 2. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan SPT Pph tahun Pajak yang terakhir beserta lampirannya.Tata Cara Pemberian Pengurangan PBB. Permohonan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan atas Objek Pajak yang terkena bencana alam,hama tanaman dan sebab lain yang luar biasa dan bersifat massal,diajukan secara tertulis oleh Kepala DesaLurah dan diketahui Camat dengan mencantumkan nama-nama Wajib Pajak yang dimohonkan pengurangannya,dengan mempergunakan formulir yang telah ditentukan Kantor Pelayanan Pajak yang menerima surat permohonan pengurangan akan memberikan tanda terimanya. 1.4.RUANG LINGKUP PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI PKLM. Didalam penulisan ini penulis membatasi permasalahan agar tidak terlalu meluas serta jelas arah yang akan di bahas dari penulisan karya ilmiah ini. Oleh karena itu penulis merumuskannya dalam bentuk perumusan masalah yang merupakan salah satu upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan- pertanyaan apa yang ingin kita cari dari jaabannya itu: 1. Kendala dalam prosedur pengajuan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Universitas Sumatera Utara 2. Penyebab terjadinya perselisihan antara Wajib Pajak dengan aparat Pajak 3. Kendala-kendala apa saja yang ditemukan dalam hal pengajuan pengurangan. 1.5. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI PKLM 1.5.1. Metode Penelitian