TUJUAN DAN MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri METODE PENGUMPULAN DATA 1.Observasi SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN BAB I : PENDAHULUAN

Mengingat besarnya jumlah Objek Pajak dan beragamnya tingkat pengetahuan dan pendidikan dari Wajib Pajak, maka belum seluruhnya Wajib Pajak dapat melaksanakan kewajiban untuk mendaftarkan Objek Pajak yang dikuasaidimilikinya dan belum seluruhnya Wajib Pajak dapat mengerti prosedur- prosedur yang terdapat di dalam hal Perpajakan ini,baik dalam hal prosedur penetapan Pajak,dan prosedur permohonan pengurangan Pajak yang telah ditetapkan terhadap Wajib Pajak yang terjadi,sehingga mengakibatkan kekeliruan antara Wajib Pajak dengan pihak Fiskus.Salah satu permasalahan yang di angkat dalam penelitian adalah mengenai hal prosedur permohonan pengurangan yang di ajukan oleh Wajib Pajak terhadap Fiskus. Dalam hal pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan PBB yang diajukan oleh Wajib Pajak WP sebagaimana telah di maksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 110PMK.032009 Pasal 2 dua ayat 1 satu yaitu tentang Pemberian Pengurangan Pajak Bumi Dan Bangunan. 1.2. TUJUAN DAN MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI 1.2.1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Untuk mengetahui prosedur permohonan pengurangan sehingga dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaannya. 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terdapat dalam pelaksanaan penyelesaian pengurangan atas PBB. 3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perselisihan antara wajib pajak dengan aparat pajak FISKUS. Universitas Sumatera Utara

1.2.2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri Bagi Mahasiswa

1. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengulas kasus yang sama pada penulisan dimasa datang. 2. Dapat digunakan sebagai bahan untuk mengetahui pelaksanaan permohonan pengurangan Pajak bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. 3. Sebagai bahan latihan dalam mengembangkan pengetahuan dan wawasan yang dimiliki penulis di bidang perpajakan,khususnya Pajak Bumi dan Bangunan. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fisip USU 1. Mempererat hubungan Universitas Sumatera Utara dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. 2. Memberikan gambaran secara nyata mengenai Pajak Bumi dan Bangunan. Bagi KPP Pratama Medan Timur 1. Kerjasama yang baik dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. 2. Agar bermanfaat bagi masyarakat khususnya wajib pajak Pajak Bumi dan Bangunan.

1.3. URAIAN TEORITIS

Universitas Sumatera Utara

1.3.1 Pengertian Pajak

Menurut P.J.A Andriani Pajak adalah iuran wajib kepada Negara yang dapat di paksaan yang terhutang dan wajib membayarnya menurut peraturan- peraturan umum undang-undang,dengan tidak mendapatkan prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah. Zain,2007: 10. Menurut Rochmat Soemitro Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-Undang yang dipaksakan dengan tiada mendapati jasa timbal kontra prestasi yang langsung ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Zain,2007:11 . Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak daerah dan Retribusi Daerah “Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak ialah kontribusi wajib kepada Daerah yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat ditarik kesimpulan: 1. Pajak merupakan kontribusi wajib dari rakyat kepada Negara 2. Dapat dipaksakan karena berdasarkan Undang-Undang. 3. Digunakan untuk membiayai pengeluaran umum Negara,pengeluaran rutin, pembiayaan pembangunan dalam hal menjalankan Pemerintahan. Universitas Sumatera Utara

1.3.2. Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP adalah suatu sarana dalam

administrasi perpajakan yang digunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak.Sihaloho,2001:21

1.3.2. Fungsi Pajak

Fungsi pajak ada dua yaitu: 1. Fungsi Budgeter Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.Resmi,2008:3. 2. Fungsi Regulerend Pajak mempunyai fungsi pengatur,artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan Pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi,serta mencapai tujuan- tujuan tertentu diluar bidang keuangan.Resmi,2008:3.

1.3.3. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan

Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan adalah Pungutan yang dikenakan terhadap Bumi danatau bangunan yang dimiliki, dikuasai, danatau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan yang dikelola oleh pemerintah pusat untuk pembiayaan pembangunan daerah.

1.3.4. Wajib Pajak Bumi dan Bangunan

Orang pribadi yang dikenakan kewajiban untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Universitas Sumatera Utara

1.3.5. Subjek dan Objek Pajak Bumi dan Bangunan

Subjek Pajak Bumi dan Bangunan PBB seperti tercantum dalam pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang perubahan atas Undang Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang PBB yang berbunyi Yang menjadi Subjek Pajak adalah Orang atau Badan Hukum yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, danatau memperoleh manfaat atas bangunan. Sedangkan mengenai Objek Pajak Bumi dan Bangunan diatur dalam pasal 2 ayat 1 Undang Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang perubahan Undang Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan yaitu “ Yang menjadi Objek Pajak adalah bumi danatau bangunan.

1.3.6. Penetapan Pajak Bumi dan Bangunan

Penetapan Pajak Bumi dan Bangunan berdasarkan nilai tanah bumi dan bangunan. Dasar penetapannya sesuai dengan klasifikasi bumi dan bangunan dalam pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang perubahan Undang Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang PBB menentukan bahwa Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak NJOP. Tarigan,1995 :28. Selanjutnya NJOP setiap tiga tahun ditetapkan oleh Menteri Keungan,kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan setiap tahun. 1.3.7. Pengertian dan Dasar Peraturan Pengurangan atas PBB Manusia hidup bermasyarakat dan bernegara, perlu mengetahui hak dan kewajiban individu terhadap Negara. Membayar pajak adalah salah satu kewajiban warga Negara untuk turut serta mempertahankan kelangsungan hidup Negara dan bangsa. Untuk dapat melakukan kewajiban perpajakan,maka setiap Universitas Sumatera Utara Wajib Pajak mempunyai beberapa hak yang dapat diajukan kepada Dirjen Pajak apabila didalam penetapan pajak tersebut tidak sesuai dengan keadaan Wajib Pajak. Beberapa hak kewajiban Wajib Pajak tersebut diantaranya adalah: Wajib Pajak berhak mengajukan permohonan pengurangan atas PBB secara tertulis,berdasarkan pasal 19 Undang-Undang Pajak bumi dan Bangunan. Dan yang dimaksud dengan pengurangan atas PBB untuk memberikan keringanan pembayaran pajak yang terhutang adalah: 1. Objek Pajak, karena kondisi tertentu yang ada hubunganya dengan WP danatau sebab-sebab tertentu lainnya. 2. Objek Pajak terkena bencana alam seperti gempa bumi,banjir,gunung meletus dan tanah longsor. 3. Objek Pajak terkena sebab-sebab lain yang luar biasa seperti : kebakaran,kekeringan,wabah penyakit dan hama tanaman. Dasar peraturan pelaksanaan pemberian pengurangan antara lain: 1. Pasal 19 Undang Undang Nomor 12 tahun 1994 tentang perubahan atas perubahan Undang Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan 2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 158KMK.041991 tanggal 13 Februari 1991 3. Surat keputusan Menteri Keuangan Nomor 470KMK.041991 tanggal 22 Juli 1991 tentang petunjuk pelaksanaan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan.

1.3.8. Tata Cara Pengajuan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan

Universitas Sumatera Utara Permohonan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Kantor Pelayanan Pajak yang menerbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang SPPT atau Surat Ketetapan Pajak SKP. Permohonan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan karena kondisi tertentu Objek Pajak yang ada hubungannya dengan Subjek Pajak dan atau karena sebab-sebab tertentu lainnya diajukan selambat-lambatnya 60 Enam Puluh hari sejak diterimannya Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang atau Surat Ketetapan Pajak oleh Wajib Pajak. Sedangkan permohonan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan dalam hal Objek Pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa diajukan selambat-lambatnya 60 Enam Puluh hari sejak terjadinya bencana alam atau sebab lain yang luar biasa. Apabila batas waktu pengajuan tersebut di atas tidak terpenuhi,maka permohonan itu tidak diproses dan kepala Kantor Pelayanan Pajak memberitahukan kepada pemohon secara tertulis dengan diberikan kejelasan seperlunya. Permohonan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan untuk ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan sampai dengan Rp.25.000,- dapat diajukan secara perseorangan ataupun kolektif melalui Kepala DesaLurah yang bersangkutan dengan menggunakan formulir yang telah ditetapkan. Permohonan pengurangan untuk ketetapan diatas Rp.25.000,- harus diajukan oleh Wajib Pajak yang bersangkutan dengan melampirkan fotokopi SPPTSKP dari tahun pajak yang diajukan permohonan pengurangannya. Universitas Sumatera Utara Sedangkan untuk Wajib Pajak badan harus melampirkan: 1. Fotokopi SPPTSKP dari tahun Pajak yang diajukan permohonan pengurangannya 2. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan SPT Pph tahun Pajak yang terakhir beserta lampirannya.Tata Cara Pemberian Pengurangan PBB. Permohonan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan atas Objek Pajak yang terkena bencana alam,hama tanaman dan sebab lain yang luar biasa dan bersifat massal,diajukan secara tertulis oleh Kepala DesaLurah dan diketahui Camat dengan mencantumkan nama-nama Wajib Pajak yang dimohonkan pengurangannya,dengan mempergunakan formulir yang telah ditentukan Kantor Pelayanan Pajak yang menerima surat permohonan pengurangan akan memberikan tanda terimanya. 1.4.RUANG LINGKUP PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI PKLM. Didalam penulisan ini penulis membatasi permasalahan agar tidak terlalu meluas serta jelas arah yang akan di bahas dari penulisan karya ilmiah ini. Oleh karena itu penulis merumuskannya dalam bentuk perumusan masalah yang merupakan salah satu upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan- pertanyaan apa yang ingin kita cari dari jaabannya itu: 1. Kendala dalam prosedur pengajuan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Universitas Sumatera Utara 2. Penyebab terjadinya perselisihan antara Wajib Pajak dengan aparat Pajak 3. Kendala-kendala apa saja yang ditemukan dalam hal pengajuan pengurangan. 1.5. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI PKLM 1.5.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini,penulis menggunakan metode deskriptif yaitu ingin menggambarkan problem yang terdapat dalam prosedur pemberian pengurangan.

1.5.2. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini,penulis mengambil lokasi penelitian di Kantor Pelayan Pajak Pratama Medan Timur

1.5.3. Teknik analisa data

Penyusunan skripsi minor ini oleh penulis dengan dengan menggunakan teknik analisa kwalitatif,yang berguna untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang terjadi sehingga tercerminnya kwalitas penelitian yang telah dilakukan.Data-data, keterangan dan penjelasan yan diperlukan sudah terkumpul yaitu diperoleh dari hasil observasi dan wawancara,yang dilanjutkan dengan mengelolah, menganalisis dan menguraikan data yang diperoleh dengan berpedoman dengan landasan teori yang telah ada sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan terhadap masalah yang diteliti dengan pengaplikasiaannya dalam praktek. Universitas Sumatera Utara 1.6. METODE PENGUMPULAN DATA 1.6.1.Observasi Yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti. 1.6.2.Wawancara Yaitu tanya jawab secara langusng kepada pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

1.7. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN BAB I : PENDAHULUAN

Yang menguraikan Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah,Tujuan dan Manfaat Penelitian,Uraian Teoritis,Kerangka Konsep Penelitian,Metodologi penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Yang menguraikan tentang Sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Pajak PRATAMA Medan Timur. BAB III : GAMBARAN DATA PRAKTIK Yang menguraikan tentang ketentuan-ketentuan umum, Subjek dan Objek, Cara perhitungan dan pendaftaran Objek Pajak Bumi dan Bangunan. Universitas Sumatera Utara BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI Yang menguraikan tentang pembahasan permasalahan di dalam pelaksanaan permohonan pengurangan yang di ajukan oleh Wajib Pajak. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam Bab ini penulis menguraikan beberapa kesimpulan dan saran-saran dari penulisan tugas akhir ini.Dimana penulis berharap tulisan ini dapat berguna bagi masyarakat. Universitas Sumatera Utara BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK MEDAN TIMUR 2.1.SEJARAH SINGKAT KPP MEDAN TIMUR Dengan adanya peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.123PMK.012006 jo No.67PMK.012008, tentang organisasi dan tata kerja instansi Vertikal Direktorat Jendral Pajak, yang didalam keputusan tersebut telah berubahnya sebagian besar instruksi dan terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan. Adapun sebelumnya nama sebutan dari Kantor Pelayanan Pajak adalah Kantor Inspeksi Pajak KIP. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur didirikan pada tanggal 27 Mei 2008. Berdasarkan keputusan Direktorat Jendral Pajak No.Kep.95PJ.012008 tanggal 19 Mei 2008. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur merupakan penggabungan Kantor Pelayanan Pajak KPP dan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan PBBdan Kantor Pemeriksaan Pajak. Pada 27 Mei 2008 Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan terbagi menjadi 6 enam KPP yaitu : 1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. 2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota. 3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. 4. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat. Universitas Sumatera Utara 5. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan. 6. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah. Adapun ruang lingkup wilayah kerja dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur meliputi : 1. Kecamatan Medan Tembung. 2. Kecamatan Medan Timur. 3. Kecamatan Medan Perjuangan. 2.2. STRUKTUR ORGANISASI KPP MEDAN TIMUR Struktur Organisasi adalah suatu bagan yang menggambarkan secara sistematis mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab pegawai masing-masing telah ditentukan sebelumnya. Tujuannya adalah untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik, teratur dan efisien. Adapun struktur yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah struktur organisasi linier dan Staf. Adapun organisasi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, antara lain : 1. Sub Bagian Umum. 2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI. 3. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I. 4. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II. 5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III. 6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV. 7. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan. Universitas Sumatera Utara 8. Seksi Penagihan. 9. Seksi Pemeriksaan. 10. Seksi Pelayanan 2.3.URAIAN TUGAS DAN FUNGSI KPP MEDAN TIMUR Tugas dan fungsi masing-masing akan di uraikan dalam setiap seksi, untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Pembagian tugas dan wewenang masing-masing seksi dalam struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah : 2.3.1.Sub Bagian Umum, terdiri dari : 1. Pelaksanaan Tata Usaha dan Kepegawaian yang bertugas membantu menangani Tata Usaha dan Kepegawaian. 2. Pelaksanaan Keuangan yang bertugas menangani urusan Keuangan. 3. Pelaksanaan Rumah Tangga yang bertugas menangani urusan perlengkapan Rumah Tangga. 2.3.2.Seksi Pengolahan Data dan Informasi, terdiri dari : 1. Pelaksanaan Tata cara Pemprosesan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi PDI. 2. Pelaksanaan Tata cara penatausahaan Alat Keterangan. 3. Pelaksanaan Tata cara Penyusunan Rencana Penerimaan Pajak berdasarkan potensi Pajak, perkembangan Ekonomi dan Keuangan. 4. Pelaksanaan Tata cara Pembentukan Bank Data. Universitas Sumatera Utara 5. Pelaksanaan Tata cara Pemanfaatan Bank Data. 6. Pelaksanaan Tata cara Penatausahaan Penerimaan PBB Non Elektronik. 7. Pelaksanaan Tata cara Pembuatan laporan penerimaan PBBBPHTB 8. Pelaksanaan Tata cara Penyelesaian Hasil Penerimaan PBB. 2.3.3.Seksi Pengawasan dan Konsultasi, terdiri dari : 1. Pelaksanaan Pemprosesan dan penata usahaan Dokumen masuk di Seksi Pengawasan dan Konsultasi. 2. Pelaksanaan penerbitan surat perintah membayar kelebihan pajak dan surat perintah membayar imbalan bunga. 3. Pelaksanaan penyelesaian permohonan pengguna nilai buku dalam rangka penggabungan usaha, pengambilan usaha atau pemekaran usaha. 4. Pelaksanaan penyelesaian permohonan keberatan, pembetulan, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di KPP. 5. Pelaksanaan permohonan penyelesaian permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi Administrasi PBB di KPP. 6. Pelaksanaan pemberian bimbingan kepada Wajib Pajak. 2.3.4.Seksi Penagihan Pajak, terdiri dari : Universitas Sumatera Utara 1. Pelaksanaan Pemrosesan dan Penatausahaan Dokumen masuk di Seksi Penagihan. 2. Pelaksanaan penagihan, yang bertugas membantu penyiapan surat tagihan, surat paksa, surat perintah, melaksanakan penyitaan, usulan lelang, dan penagihan lainnya. 3. Pelaksanaan penatausahaan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak beserta bukti pembayarannya. 4. Pelaksanaan penatausahaan Surat Keputusan Pembetulan KeberatanPutusan Banding Pengurangan atau Pembatalan ketetapan Pajak dan Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi pada Seksi Penagihan. 2.3.5.Seksi Ekstensifikasi, terdiri dari : 1. Pelaksanan Pemprosesan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi Ektensifikasi Perpajakan. 2. Pelaksanaan pendaftaran Objek Pajak baru dengan Penelitian kantor dan lapangan. 3. Pelaksanaan penilaian individual Objek PBB. 4. Pelaksanaan pembuatan daftar biaya komponen bangunan. 5. Pelaksanaan mutasi seluruhnya dan sebagian Objek dan Subjek Pajak. 6. Pelaksanaan penyelesaian permohonan Surat Keterangan Nilai Jual Objek Pajak. 2.3.6.Seksi Pemeriksaan, terdiri dari : Universitas Sumatera Utara 1. Pelaksanaan Tata cara Pemprosesan dan Penatausahaan dokumen masuk di seksi penerimaan. 2. Pelaksanaan Tata cara Penyelesaian Surat Pemberitahuan SPT Tahun Pajak. 3. Pelaksanaan penyelesaian usulan Pemeriksaan. 4. Pelaksanaan Penatausahaan Laporan Pemeriksaan Pajak dan Nota Penghitungan. 5. Pelaksanaan Penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penjualan Barang Mewah. 2.3.7.Seksi Pelayanan, terdiri dari : 1. Pelaksanaan penatausahaan surat, Dokumentasi, dan Laporan Wajib Pajak pada Tempat Pelayanan Terpadu. 2. Pelaksanaan pendaftaran dan penghapusan NPWP. 3. Pelaksanaan penerimaan, Perpanjangan, Penerbitan surat teguran SPT. 4. Pelaksanaan pemenuhan permintaan Konfirmasi dan Klarifikasi. 5. Pelaksanaan penyelesaian permohonan pencetakan dan pembetulan STP, SKP. 6. Pelaksanaan penyelesaian permohonan pembukuan dalam bahasa inggris dan Mata Uang Dollar Amerika Serikat dan penerbitan surat perintah Membayar Kelebihan Pajak untuk Universitas Sumatera Utara Perwakilan Negara Asing dan badan internasional serta Pejabattenaga ahlinya. 7. Pelaksanaan penerbitan SKP. 8. Pelaksanaan penatausahaan Dokumen Wajib Pajak. 2.4. GAMBARAN PEGAWAI KPP MEDAN TIMUR Adapun wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Tembung dan Kecamatan Medan Perjuangan. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur ini dikepalai oleh seorang Kepala Kantor yang membawahi 10 seksi dan 1 kelompok jabatan Fungsional. Dan berdasarkan data hingga Juni 2011, jumlah pegawai KPP Medan Timur adalah sebanyak 82 orang, dengan perincian sebagai berikut : 1. Berdasarkan Pendidikan 1. Master S2 5 orang 2. Sarjana 28 orang 3. D IV 1 orang 4. D IIISarjana Muda 18 orang 5. D I 19 orang 6. SLTA 9 orang 7. SLTP 2 orang 2. Berdasarkan Pangkat 1. Golongan IV 2 orang 2. Golongan III 45 oramg 3. Golongan II 35 orang Universitas Sumatera Utara 3. Berdasarkan Eselon 1. Eselon III 1 orang 2. Eselon IV 9 orang 3. Fungsional 12 orang 4. Account representative AR 20 orang 5. Pelaksana 40 orang Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK 3.1.PENGERTIAN 3.1.1.Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Menurut P.J.A Andriani Pajak adalah iuran wajib kepada Negara yang dapat di paksaan yang terhutang dan wajib membayarnya menurut peraturan- peraturan umum undang-undang,dengan tidak mendapatkan prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah Zain,2007: 10. Pajak Bumi dan Bangunan adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap Bumi dan atau Bangunan berdasarkan Undang-Undang No.12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang No.12 Tahun 1994 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1986 berdasarkan Undang-Undang No.12 Tahun 1985. Pajak Bumi dan bangunan adalah Pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terhutang ditentukan oleh keadaan Objek Pajak yaitu bumibangunan. Sedangkan bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah atau perairan. Universitas Sumatera Utara Yang termasuk dalam pengertian bangunan adalah: 1. Jalan Tol. 2. Kolam renang. 3. Pagar mewah. 4. Tempat olah raga. 5. Galangan Kapal, dermaga. 6. Taman mewah. 7. Tempat penampungan kilang minyak, air, gas, pipa minyak 8. Fasilitas lain yang memberikan manfaat. Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan adalah pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya di kuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran Rakyat.” Sedang dasar pemungutannya adalah pasal 23 ayat 2 yang berbunyi ”Segala pajak untuk keperluan Negara berdasarkan undang-undang”. 3.2.SUBJEK DAN OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN 3.2.1.Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Yang dimaksud Subjek Pajak adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan memperoleh manadan yang secara nyata mempunyai suatu hak bumi dan memperoleh manfaat atas bumi danatau memiliki, menguasai,danatau memperoleh manfaat bangunan Psl 41 Universitas Sumatera Utara Subjek Pajak sebagaimana dimaksud dalam nomor 1 diatas, yang dikenakan kewajiban membayar pajak menjadi wajib pajak. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata : a. Mempunyai suatu hak atas bumi b. Memperoleh manfaat atas bumi c. Memiliki bangunan d. Menguasai bangunan e. Memperoleh manfaat atas bangunan. 3.2.2.Objek Pajak Bumi dan Bangunan Yang menjadi Objek Pajak Bumi dan Bangunan antara lain:

3.2.2.1. Objek Pajak

1. Yang menjadi Objek Pajak adalah bumi danatau Bangunan. 2. Yang dimaksud dengan klasifikasi bumi dan bangunan adalah pengelompokan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman,serta untuk memudahkan penghitungan pajak yang terhutang. Dalam menetukan klasifikasi bumitanah diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Letak 2. Peruntukan 3. Pemanfaatan Universitas Sumatera Utara Dalam menentukan klasifikasi bangunan diperhatikan factor-faktor sebagai berikut: 1. Bahan yang digunakan. 2. Rekayasa. 3. Letak. 4. Kondisi lingkungan dan lain-lain. 3.2.3.Pengecualian Objek Pajak Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan adalah Objek Pajak yang: 1. Digunakan semata-mata untuk melayanai kepentingan umum dan tidak untuk mencari keuntungan,antara lain: 1. Dibidang ibadah, contoh : masjid, greja dan wihara. 2. Dibidang kesehatan, contoh : rumah sakit. 3. Dibidang pendidikan, contoh : madrasah, pesantren. 4. Dibidang sosial, contoh : panti asuhan. 5. Dibidang kebudayaan dan nasional, contoh : museum, candi. 2. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau sejenis dengan itu. 3. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah pengembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah Negara yang belum dibebani suatu hak. 4. Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat, berdasarkan azas perlakuan timbal balik. Universitas Sumatera Utara 5. Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan. 3.3.TARIF PAJAK BUMI DAN BANGUNAN Tarif Pajak Bumi dan Bangunan untuk perdesaan dan perkotaasn diturunkan dari 0,5 persen terhadap Nilai Jual Objek Pajak setinggi-tingginya 0,3 persen dari NJOP langkah ini diharapkan dapat memperluas basis pemungutan PBB. Kewenangan penetapan tarif PBB akan dialihkan dari pemerintah pusat kepada pemerintah pusat kepada pemerintah pusat kepada pemerintah kabupatenkota setelah 31 Desember 2013. Bagi sektor-sektor PBB lainnya masih menggunakan tarif 0,5 persen.tarif yang menggunakan 0,3 persen hanya pada sektor perdesaan dan perkotaan saja. “Saat ini, basis data PBB mencapai 92 juta objek pajak.itu akan kami didistribusikan secara bertahap kepada daerah. Namun daerah harus memiliki perangkat teknologi informasi yang kuat karena mengelola data yang sangat besar itu bukan perkara mudah. Jika teknologinya tidak kuat, bisa ada kesalahan penetapan NJOP “. Ungkapan Direktur Ekstensifikasi Pajak Direktorat Jenderal Pajak. Perubahan tarif PBB Perdesaan dan Perkotaan itu ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah PDRD yang selesai diamandemen pada 15 September 2009. 3.4.DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN Universitas Sumatera Utara Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah Nilai Jual Objek Pajak NJOP. NJOP ditetapkan perwilayah berdasarkan keputusan Menteri Keuangan dengan menpertimbangan Gubernur serta memperhatikan : 1. Harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar 2. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis yang letaknya berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya 3. Nilai perolehan baru 4. Penentuan Nilai Jual Objek Pajak pengganti Berdasarkan NJOP tersebut digunakan sebagai dasar pengenaan PBB yang ditetapkan setiap tiga tahun sekali, ditetapkan Menteri Keuangan kecuali untuk daerah tertentu setiap tahun sesuai dengan perkembangan daerahnya. Adapun faktor-faktor yang diperlukan dalam menentukan NJOP untuk Bumi adalah letak lokasi tanah, peruntukan, pemanfaatan kondisi lingkungan dan faktor-faktor lainnya Salamun A T, 1993:164. Pengertian NJOP dalam Pasal I angka 3 Undang-Undang No.12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana diubah dengan Undang- Undang No.12 Tahun 1994 adalah yang diperoleh dari transaksi jual beli. Dasar hukum berlakunya di Indonesia adalah berdasarkan Undang-Undang No.12 Tahun Undang-undang No.12 Tahun 1994 dan mulai berlaku 1 Januari 1995. Universitas Sumatera Utara Besarnya NJOP tersebut digunakan sebagai dasar pengenaan PBB yang ditetapkan setiap 3 tahun sekali, ditetapkan oleh Menteri Keuangan kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan daerahnya Boediono, 2000: 497 . 3.5.NILAI JUAL OBJEK PAJAK NJOP Nilai Jual Objek Pajak adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual Objek Pajak dapat ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis atau nilai perolehan baru, dan Nilai Jual Objek Pajak Pengganti Pasal 1. Nilai Jual Objek Pajak meliputi nilai jual permukaan bumi tanah, perairan pedalaman serta wilayah Indonesia beserta kekayaan alam yang berada di atas maupun di bawahnya danatau bangunan yang melekat padanya KMK 52398. 3.6.NILAI JUAL OBJEK PAJAK TIDAK KENA PAJAK NJOPTKP NJOPTKP adalah batas NJOP atas bumi danatau bangunan yang tidak kena pajak.Besarnya NJOPTKP untuk setiap daerah KabupatenKota setinggi- tingginya Rp.12.0000.0000,- dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Setiap wajib pajak memperoleh pengurangan NJOPTKP sebanyak satu kali dalam satu Tahun Pajak. 2. Apabila Wajib Pajak mempunyai beberapa Objek Pajak, maka yang mendapatkan pengurangan NJOPTKP hanya satu Objek Pajak yang nilainya terbesar dan tidak biasa digabungkan dengan Objek Pajak lainnya Universitas Sumatera Utara Selain mengubah besarnya tarifnya, Undang-undang ini juga menetapkan aturan baru tentang Nilai Jual Kena Pajak NJKP dan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak NJOPTKP. Sebelumnya, NJKP ditetapkan 20-100 persen dari NJOP yang sudah dikurangi NJOPTKP, kini aturan tersebut tidak dipergunakan lagi. 3.7.DASAR PENGHITUNGAN PBB TERHUTANG Cara menghitung pajak adalah dengan mengalikan tarif pajak dengan Nilai Jual Kena Pajak NJKP. Namun demikian khusus untuk NJOP yang besarnya 12.000.000,- dua belas juta rupiah tidak kena pajak yang disebut dengan Nilai Jual Objek Pajak Tidak kena pajak NJOPTKP. Rumus Penghitungan PBB = Tarif x NJKP Jika NJKP = 20 x NJOP-NJOPTKP Maka besarnya PBB = 0,5 x 20 x NJOP-NJOPTKP = 0,1 x NJOP-NJOPTKP Jika NJKP = 40 x NJOP- NJOPTKP Maka besarnya PBB = 0,5 x 40 NJOP-NJOTKP = 0,2 x NJOP-NJOPTKP Atau ; Bumi = Rp xxx Bangunan = Rp xxx + NJOP Total = Rp xxx NJOPTKP = Rp xxx + NJKP = Rp xxx Assesment Value = 20 atau 40 x = Rp xxx Tarif = 0,5 x PBB Terhutang = Rp xxx

3.8 TAHUN PAJAK