-0,79 ≤ r ≤ -0,50 berarti korelai sedang secara negatif
-0,49 ≤ r ≤ 0,49 berarti korelasi lemah
0,50 ≤ r ≤ 0,79 berarti berkorelasi sedang secaaara positif
0,80 ≤ r ≤ 1,00 berarti berkorelasi kuat secara positif
2.7 Uji Regresi Linier Berganda
Uji regresi linier ganda perlu dilakukan untuk mengetahui apakah sekelompok variabel bebas secara bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel tak bebas.
Pada dasarnya pengujian hipotesis tentang parameter koefisien regresi secara keseluruhan atau pengujian persamaan regresi dengana menggunakan statistik F yang
dirumuskan sebagai berikut:
Dengan:
=
Statistik F yang menyebar mengukuti distribusi F denagan derajat kebebasan
dan
=
Jumlah Kuadrat regresi , dengan derajat kebebasan
=
Jumlah kuadrat residu sisa , dengan derajat kebebasan
Dalam pengujian persamaan regresi terutama menguji hipotesis tentang parameter koefisien regresi secara keseluruhan melibatkan intersep serta buah variabel
penjelasan sebagai berikut:
Dengan persamaan penduganya adalah:
Dengan merupakan penduga bagi parameter
Langkah-langkah yang dibutuhkan dalam pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut:
a. Menentukan formulasi hipotesi
tidak mempengaruhi Minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol
atau mempengaruhi . b.
Menentukan taraf nyata α dan dengan derajat kebebasan
dan
Pilih taraf nyata α yang diinginkan. c.
Menentukan kriteria pengujian diterima bila
ditolak bila d.
Menentukan nilai statistik F e.
Membuat kesimpulan apakah diterima atau ditolak
BAB 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Kegiatan Umum Statistik di IndonesiaMasa Orde Baru Sampai Sekarang
Pada pemerintahan orde abru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan perencanaan dan evaluasi pembangunan, untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat,
akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi Biro Pusat Statistik. Dalam masa orde baru ini Badan Pusat Statistik mengalmai beberapa kali perubahan
struktur organisasi.
1. Peraturan pemerintah nomor 16 tahun 1986 tentang organisasi BPS
2. Peraturan pemerintah nomor 6 tahun 1998 tentang organisasi BPS
3. Peratturan pemerintah nomor 2tahun 1992 tentang kedudukan, tugas dan
fungsi, susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik. 4.
UU nomor 16 tahun 1997 tentang statistic. 5.
Keputusan presiden RI nomor 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik. 6.
Keputusna kepala BPS nomor 100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS .
7. Pearutan pemerintah nomor 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistic.
Tahun 2998 dtetapkan peratutran pemerintahan nomor 26 tahin 1998, yaitu yang mengatur organisasi dan tata cara dipusat dan daerah. Peraturan pemerintah nomor 6
tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah nomor 6 tahun1968. Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 6 tahu 1980 di tiap provinsi
terdapat perwakilan BPS. Pada tanggal 17 juni 1998 dengan keputusan presidden nomor 86 tahun 1998 ditetepkan Badan Pusat Statistik, sekaligus mengatur tata kerja
dan struktur organisasi BPS yang baru.
3.1.1 Visi Misi Badan Pusat Statistik
a. Visi Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik mempunyai visi menjadikan informasi statistic sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung
sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutahir.
b. Misi Badan Pusat Statistik
Untuk menunjang pembangunan nasional, Badan Pusat Statistik mengemban misi mengarahkna pembangunan statistic dan penyajian data statistik yang
bermutu handal, efektif, dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistic dan pengembangan ilmu pengetahuan statistik.
3.1.2 Program Pengembangan Statistik
Untuk mewujudkan pembangunan statistik, Badan Pusat Statistik membagi kedalam 4 empat kelompok, yaitu:
1 . Program penyempurnaan dan pengembangan statistik 2. Program penyempurnaan sisitem informasi
3. Program pendidikan dan pelatihan aparatur Negara 4. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Negara
3.2 Ruang Lingkup Kegiatan Badan Pusat Statistik