Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011

(1)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2010-2011

TUGAS AKHIR

SAUD HASIHOLAN SARAGIH

062407073

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNEVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2010-2011

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

SAUD HASIHOLAN SARAGIH 062407073

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNEVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(3)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

PERSETUJUAN

Judul : PERAMALAN PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2010-2011

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : SAUD HASIHOLAN SARAGIH

Nomor Induk Mahasiswa : 062407073

Program Studi : D3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2009

Diketahui/ Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing

Dr. Saib Suwilo, M.Sc Drs. Pangeran Sianipar, M.Sc NIP 131796149 NIP 130422437


(4)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

PERNYATAAN

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2010-2011

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2009

SAUD HASIHOLAN SARAGIH 062407073


(5)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah kurnia-Nya tugas akhir ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Drs. Pangeran Sianipar, M.Sc selaku pembimbing pada penyelesaian tugas akhir ini, yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan kajian. Panduan ringkas dan padat dan professional telah diberikan kepada penulis, agar penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Dr. Saib Suwilo, M.Sc. dan Drs. Henri Rani Sitepu, M.Si., Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen pada Departemen Matematika FMIPA USU, pegawai di FMIPA USU, dan rekan-rekan kuliah di Statistika stambuk 2006. Akhirnya tidak terlupakan kepada orangtua yang saya sayangi dan semua keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.


(6)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar Isi v

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii

BAB 1 PEDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Identifikasi Masalah 2

1.3.Ruang Lingkup 2

1.4.Tujuan Penelitian 3

1.5.Metode Penelitian 3

1.6.Sistematika Penulisan 4

BAB 2 LANDASAN TEORI 6

2.1. Pengertian Peramalan 6

2.2. Kegunaan dan Peran Peramalan 6

2.3. Jenis – jenis Peramalan 7

2.4. Pengertian dan Kegunaan 8

2.5. Jenis – jenis Metode Peramalan 9

2.6. Metode Peramalan yang Digunakan 10

2.7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar 13 2.8. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar 13 2.9. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor 14

2.10. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 15

2.10.1. Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto 16

2.10.2. Uraian Sektoral 18

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET DAN GAMBARAN UMUM


(7)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

3.1. Sejarah singkat Badan Pusat Statistika (BPS) di Indonesia 22

3.2. Visi dan Misi Badan Pusat Statistik 26

3.2.1. Visi 26

3.2.2. Misi 26

3.3. Gambaran Umum Kabupaten Simalungun 26

3.3.1. Sejarah Singkat Kabupaten Simalungun 26

3.3.2. Letak Geografis 30

3.3.3. Lambang Kabupaten Simalungun 32

3.4. Penduduk 33

3.5. Struktur Perekonomian Kabupaten Simalungun 33

BAB 4 ANALISIS DATA 35

4.1. Pengumpulan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kabupaten Simalungun 35

4.2. Peramalan PDRB Kabupaten Simalungun 36

4.3. Tabel Hasil Peramalan PDRB Kabupaten Simalungun 58

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 59

5.1. Pengertian Implementasi Sistem 59

5.2. Pengaktifan Microsoft Office Excel 60

5.3. Implementasi Sistem Peramalan Pendapatan PDRB 61

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 63

6.1. Kesimpulan 63

6.2. Saran 64

DAFTAR PUSTAKA 65


(8)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun pada Tahun 2003 – 2007

Tabel 4.1.2. Tabel Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun 2003 - 2007

Tabel 4.2.1. Peramalan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tabel 4.2.2. Peramalan PDRB Atas Harga Konstan

Tabel 4.2.3.Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor Pertanian

Tabel 4.2.4.Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor Penggalian

Tabel 4.2.5.Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor Industri

Tabel 4.2.6.Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

Tabel 4.2.7.Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor Bangunan

Tabel 4.2.8.Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor Perdagangan

Tabel 4.2.9.Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor Pengangkutan

Tabel 4.2.10.Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor Bank dan Lembaga Keuangan

Tabel 4.2.11.Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor Jasa – jasa

Tabel 4.3. Tabel Hasil Peramalan PDRB Kabupaten Simalungun

Halaman 35

36

37 38 40

42

44

46

48

50

52

54

56


(9)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.2.1. Diagram Garis PDRB Kabupaten Simalungun Atas Dasar Harga Berlaku

Gambar 4.2.2. Diagram Garis PDRB Kabupaten Simalungun Atas Harga Konstan

Gambar 4.2.3. Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Pertanian

Gambar 4.2.4. Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Penggalian Gambar 4.2.5. Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB

Kabupaten Simalungun Sektor Industri

Gambar 4.2.6. Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

Gambar 4.2.7. Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Bangunan

Gambar 4.2.8. Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Perdagangan Gambar 4.2.9. Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB

Kabupaten Simalungun Sektor Pengankutan Gambar 4.2.10.Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB

Kabupaten Simalungun Sektor Bank dan Lembaga Keuangan

Gambar 4.2.11.Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Jasa – jasa

Gambar 5.1. Tampilan MS. Excel

Gambar 5.2. Tampilan Penggunaan Fungsi pada MS. Excel Gambar 5.3. Tampilan Penggunaan Grafik pada MS. Excel

Halaman 37

39

41

43

45

47

49

51

53

55

57

60 61 62


(10)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Dengan diterapkannya pembangunan di segala bidang yang semakin pesat dan meluas ke daerah – daerah, maka sangat diperlukan berbagai jenis data statistik, baik data statistik nasional maupun regional, yang berguna dalam penyusunan program pembangunan tersebut untuk menilai maupun mengetahui berhasil tidaknya pembangunan yang telah dilakukan. Pembangunan dikatakan berhasil apabila ditunjang oleh struktur ekonomi yang mapan. Karena pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier.

Salah satu indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi makro di suatu wilayah adalah PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan lazim digunakan sebagai alat pengukur tingkat pertumbuhan ekonomi maupun struktur perekonomian sektoral secara periode. Mengingat pentingnya informasi PDRB dimaksud, maka setiap Pemerintah Daerah Administrasi Propinsi, Kabupaten bahkan sampai dengan tingkat Kecamatan berupaya untuk melakukan perhitungan PDRB yang selanjutnya


(11)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

digunakan sebagai bahan perncanaan. Dengan melihat kondisi ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang peramalan PDRB untuk melihat pertumbuhan ekonomi maupun struktur perekonomian secara periodik di Kabupaten Simalungun.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Pendapatan Regional yang diperoleh dari PDRB suatu wilayah adalah salah satu indikator yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian regional setiap tahunnya, yang hasilnya digunakan sebagai ukuran dan bahan evaluasi terhadap hasil pembangunan yang dicapai, serta untuk perencanaan atau dasar pengambilan keputusan kedepan dalam melanjutkan pembangunan di seluruh sektor.

1.3 RUANG LINGKUP

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam tugas akhir ini adalah peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun pada tahun 2010-2011 yang mencakup kesembilan sektor ekonomi berdasarkan data PDRB Kabupaten Simalungun tahun 2003 – 2007. Adapun sektor yang dimaksud yaitu: sektor pertanian, sektor penggalian, sektor industri, sektor listrik, gas dan air minum, sektor bangunan, sektor perdagangan, sektor pengangkutan, sektor bank dan lembaga keuangan, serta sektor jasa – jasa.


(12)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meramalkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun tahun 2010-2011.

1.5 METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Metode Kepustakaan (study literature)

Penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dan informasi-informasi yaitu dengan membaca serta mempelajari buku-buku atau literature yang didapat dari perkuliahan, perpustakaan, dan internet.

b. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu dengan mengambil data sekunder. Data tersebut dikumpulkan, disusun dari tahun ke tahun, dan disajikan dalam bentuk angka untuk memperoleh data yang jelas dan benar.

c. Metode Analisa

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode peramalan dengan variabel bebasnya adalah waktu, dimana peramalan ini disebut dengan trend. Trend yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

1. Trend Linear : Yˆ =a+bX


(13)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

3. Trend Eksponensial :Yˆ =abx

Sehingga didapat hasil yang baik dalam peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Simalungun.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian, tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini memuat teori-teori dan pengertian dari peramalan dengan menggunakan metode trend.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET DAN GAMBARAN UMUM

KABUPATEN SIMALUNGUN

Berisikan tentang sejarah singkat serta struktur organisasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara serta gambaran umum Kabupaten Simalungun.


(14)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Diuraikan tentang pengolahan data dengan menggunakan metode peramalan trend untuk meramalkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Simalungun.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini memuat penjelasan tentang pemakaian Excel, yang digunakan dalam analisis dan pengolahan data.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang merupakan kesimpulan dari pembahasan serta saran-saran penulis berdasarkan kesimpulan yang didapat.


(15)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Peramalan

Dalam melakukan analisa ekonomi atau analisa kegiatan usaha perusahaan, haruslah diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia usaha pada masa yang akan datang. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang kita kenal dengan apa yang disebut peramalan

(forecasting). Setiap kebijakan ekonomi tidak akan terlepas dari usaha untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan keberhasilan pembangunan untuk mencapai tujuannya pada masa yang akan datang, dimana kebijakan tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu perlu dibuat dan dikaji situasi dan kondisi pada saat kebijakan tersebut dilaksanakan. Usaha untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi tersebut tidak terlepas dari kegiatan peramalan.

2.2 Kegunaan dan Peran Peramalan

Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan. Jadi didalam menentukan kebijakan itu perlu diperkirakan kesempatan atau peluang ada,


(16)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

dan ancaman yang akan terjadi. Dalam usaha mengetahui atau melihat perkembangan dimasa depan, peramalan dibutuhkan untuk menentukan kapan suatu peristiwa akan terjadi atau suatu kebutuhan akan timbul, sehingga dapat dipersiapkan kebijakan atau tindakan – tindakan yang perlu dilakukan.

Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Setiap orang selalu dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang akan terjadi pada waktu keputusan dilaksanakan.

Dari uraian diatas, kita mendapat gambaran bahwa peramalan sangat penting baik dalam penelitian, perencanaan maupun dalam pengambilan keputusan. Baik tidaknya hasil suatu penelitian dalam ekonomi dan dunia usaha, sangat ditentukan oleh ketetapan ramalan yang dibuat. Walaupun demikian perlu disadari bahwa suatu ramalan adalah tetap ramalan, dimana selalu ada unsur kesalahannya. Sehingga yang penting diperhatikan adalah usaha untuk memperkecil kemungkinan kesalahan tersebut. Akhirnya baik tidaknya suatu ramalan yang disusun sangat tergantung pada orang yang melakukannya, langkah – langkah permalan yang dilakukan dan metode yang digunakan.

2.3 Jenis – jenis Peramalan

Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:


(17)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

a. Peramalan Kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat instuisi, judgement atau pendapat, dan

pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya.

b. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Dengan metode yang berbeda akan diperoleh hasil peramalan yang berbeda. Adapun yang perlu diperhatikan dari penggunaan metode – metode tersebut, adalah baik tidaknya metode yang dipergunakan, perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi. Metode yang baik adalah metode yang memberikan nilai – nilai perbedaan atau penyimpangan yang mungkin.

Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut:

1. Adanya informasi tentang keadaan yang lalu.

2. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data.

3. Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang.

2.4 Pengertian dan Kegunaan

Metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuantitatif apa yang akan terjadi pada masa depan, berdasarkan data yang relevan pada masa lalu. Oleh karena metode


(18)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

peramalan didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, maka metode peramalan ini dipergunakan dalam peramalan yang objektif. Keberhasilan suatu peramalan sangatlah ditentukan oleh pengetahuan teknik tentang informasi yang lalu serta teknik dan metode peramalan yang digunakan.

Sebagaimana diketahui bahwa metode peramalan merupakan cara berfikir yang sistematis dan pragmatis atas pemecahan suatu masalah. Disamping itu metode peramalan juga memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan atas pendekatan suatu masalah dalam peramalan. Selain itu, metode peramalan memberikan cara pengerjaan yang teratur dan terarah, sehingga dengan demikian dapat dimungkinkannya penggunaan teknik – teknik penganalisaan yang lebih maju. Dengan penggunaan teknik – teknik tersebut, maka diharapakan dapat memberikan kepercayaan atau keyakinan yang lebih besar, karena dapat diuji dan dibuktikan penyimpangan atau deviasi yang terjadi secara ilmiah.

Dari uraian diatas, dapatlah disimpulkan bahwa metode peramalan sangat berguna, karena akan membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap tingkah laku atau pola dari data yang lalu. Sehingga dapat memberikan cara pemikiran, pengerjaan dan pemecahan yang sistematis dan pragmatis, serta memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar atas ketetapan hasil ramalan yang dibuat atau disusun.


(19)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Metode – metode peramalan dengan menggunakan analisa pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, atau analisa deret waktu, terdiri dari:

a. Metode smoothing, yang mencakup metode data lewat (past data), metode rata – rata kumulatif, metode rata – rata bergerak (moving average) dan metode

eksponential smoothing.

Metode smoothing digunakan untuk mengurangi ketidak teraturan musiman dari data yang lalu maupun kedua – duanya, dengan membuat rata – rata tertimbang dari sederetan data yang lalu.

b. Metode Box Jenkins

Metode Box Jenkins menggunakan dasar deret waktu dengan model matematis, agar kesalahan terjadi dapat sekecil mungkin yang membutuhkan identifikasi model dan estimasi parameternya.

c. Metode proyeksi trend dengan regresi

Metode poyeksi trend dengan regresi, merupakan dasar garis trend untuk suatu persamaan matematis, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat diproyeksikan hal yang teliti untuk masa depan.

2.6 Metode Peramalan yang Digunakan

Dalam peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun digunakan proyeksi trend. Peramalan suatu variabel dengan variabel bebasnya adalah waktu disebut dengan trend. Trend yang digunakan adalah trend linier, trend parabolik dan trend eksponensial.


(20)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Dalam menentukan penggunaan salah satu dari tiga metode tersebut yaitu dengan membuat diagram garis data observasinya. Bila diagram garis menunjukkan kenaikan secara linier maka digunakan trend linier. Tetapi bila tidak dapat digunakan trend linier maka diperhatikan apakah membentuk sebuah parabola baik terbuka keatas atau terbuka kebawah. Sehingga trend parabolik cocok dengan data tersebut. Selanjutnya, bila diagram garis tersebut tidak memperlihatkan bahwa bukan linier dan parabola maka diperhatikan secara rinci apakah kenaikannya secara berlipat ganda atau hitung lebih dahulu logaritma data asli dan gambarkan. Dan ternyata memperlihatkan bentuk linier maka trendnya adalah trend eksponensial.

Adapun persamaan trend yang disebutkan sebagai berikut:

a. Trend Linier

Trend linier adalah suatu trend yang kenaikan atau penurunan nilai yang akan diramalkan naik atau turun secara linier. Variabel waktu sebagai variabel bebas dapat menggunakan waktu tahunan, semester, kuartal, triwulan, bulanan maupun mingguan. Waktu yang digunakan tersebut tergantung kebutuhan dari pemakai model ini. Tetapi datanya harus tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan.

Yˆ = a + bX + e ...(1)

Untuk mendapatkan nilai a dan b digunakan metode kuadrat terkecil yang menghasilkan persamaan normalnya sebagai berikut :

Y = n a + b

X ... (2)


(21)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Persamaan (2) diatas memperlihatkan ada dua persamaan dengan dua bilangan yang tidak diketahui yaitu a dan b. Dengan melakukan substitusi akan diperoleh :

a = Y - b X ...(3)

Dan

b =

{

{

(

(

)

)

}

}

∑ ∑

− −

n X X

n Y X XY

/ / .

2

2 ... (4)

atau

b =

(

)( )

(

2

) (

)

2

− −

X X

n

Y X Y

n

b. Trend Parabolik

Trend parabolik adalah trend yang nilai variabel tak bebasnya naik atau turun tidaknya secara linier atau terjadi parabola bila datanya dibuat secara diagram garis. Persamaan trend parabolik tersebut sebagai berikut:

Yˆ = a + bX + cX2 + e ...(5) Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil akan diperoleh persamaan normalnya sebagai berikut :

Y = n a + b

X + c

X2

XY = a

X + b

X2 + c

X3 ...(6)

X2Y= a

X + b

X3 + c

X4

Persamaan (6) tersebut menunjukkan adanya tiga persamaan dengan tiga bilangan tak diketahui, maka bilangan tak diketahui tersebut dapat dihitung dengan cara substitusi.


(22)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

c. Trend Eksponensial

Trend eksponensial adalah sebuah trend yang digunakan jika nilai yang akan diramalkan naik atau turun tidak secara linier. Persamaan trend eksponensial adalah sebagai berikut :

Yˆ = a bx ...(7) Untuk mendapat nilai a dan b dilakukan dengan metode kuadrat kecil. Tetapi sebelumnya terlebih dahulu persamaan (7) dilakukan logaritma yang hasilnya sebagai berikut :

Log Y = Log a + X Log b ...(8)

Log a =

n LogY

- (Log b)

n X

...(9)

Log b =

(

(

)

)

− − ⋅

2 2

X X

n

LogY LogY

X n

... (10)

2.7 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar

Angka PDRB atas dasar harga pasar didapat dengan menjumlahkan nilai tambah bruto

(gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah.

Yang dimaksud dengan nilai tambah adalah nilai produksi (ouput) dikurangi dengan

biaya antara (intermediate cost). Nilai tambah bruto disini mencakup komponen –

komponen faktor pendapatan (upah dan gaji, bunga, sewa tanah, dan keuangan), penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Jadi dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing – masing sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor tadi, akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar.


(23)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

2.8 Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Harga Pasar

Perbedaan antara konsep bruto dan netto ialah karena pada konsep bruto faktor penyusutan masih termasuk didalamnya, sedangkan pada konsep netto komponen penyusutan telah dikeluarkan. Jadi Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar dikurangi dengan penyusutan akan diperoleh Produk Domestik Regional Netto atas dasar harga pasar.

Penyusutan yang dimaksud disini adalah nilai susut (aus) barang – barang modal atau pengurangan nilai – nilai barang modal (mesin – mesin, peralatan, kendaraan, dan sebagainya) yang terjadi selama barang modal tersebut ikut serta dalam proses produksi. Jika nilai susut barang modal dari seluruh sektor ekonomi dijumlahkan, maka hasilnya merupakan penyusutan yang dimaksud diatas.

2.9 Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor

Perbedaan antara konsep biaya faktor dan konsep harga pasar diatas ialah karena adanya pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dan subsidi yang diberikan pemerintah kepada unit – unit produksi. Pajak tidak langsung meliputi pajak penjualan, bea ekspor, cukai, dan lain – lain pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak perseroan. Pajak tidak langsung dari unit – unit produksi dibebankan pada biaya produksi atau pada pembeli hingga berakibat langsung menaikkan harga barang.


(24)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Berlawanan dengan pajak tidak langsung yang menaikkan harga barang jadi (output), subsidi yang diberikan pemerintah kepada unit – unit produksi terutama unit – unit produksi yang dianggap penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas dengan tujuan untuk menekan harga hingga bisa dijangkau oleh masyarakat luas.

Dengan demikian pajak tidak langsung dan subsidi mempunyai pengaruh terhadap harga barang dan jasa. Selisih antara pajak tidak langsung dan subsidi dalam penghitungan pendapatan regional disebut pajak tidak langsung netto. Kalau produk domestik regional netto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung netto, maka hasilnya adalah Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Biaya Faktor.

2.10 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto adalah seluruh produk barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah ditambah dengan pendapatan produk dari luar daerah. Sedangkan pengertian Produk Domestik Regional Bruto Sektoral yaitu keseluruhan produk dari suatu hasil proses produksi dari sektor-sektor maupun subsektor (lapangan usaha) dari suatu wilayah ataupun dari daerah.

Untuk menghitung ataupun mengolah Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada suatu daerah terlebih dahulu perlu dimengerti beberapa konsep dan defenisi dari unsur – unsur pokok sebagai berikut:


(25)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

1. Output

Yang dimaksud dengan output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Jenis output ada 3 macam yaitu:

a. Output utama (output yang menjadi tujuan utama produksi)

b. Output sampingan (output yang bukan menjadi tujuan utama dari produksi) c. Output ikutan (output yang terjadi bersama – sama atau tidak dapat

dihindarkan dari output utamanya)

2. Biaya Antara

Biaya antara adalah barang – barang yang tidak tahan lama dan jasa – jasa yang digunakan atau habis dalam proses produksi. Barang – barang yang tahan lama pada umumnya lebih dari satu tahun, tidak habis dalam proses produksi dan tidak termasuk sebagai biaya antara dan disebut sebagai barang modal.

3. Nilai Tambah

Nilai tambah terbagi macam, yaitu: a. Nilai Tambah Bruto

Merupakan selisih antara Output dan Biaya Antara, dengan kata lain merupakan produk dari proses produksi.

b. Nilai Tambah Netto

Nilai Tambah Netto ialah nilai yang didapat apabila suatu penyusutan dikeluarkan dari Nilai Tambah Bruto, maka akan diperoleh Nilai tambah Netto.


(26)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

2.10.1 Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto A. Perhitungan Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah Nilai Tambah Bruto (NTB) atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit – unit produksi dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, yang dinilai dengan harga tahun yang berkaitan.

Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku yang didapat dari pengurangan Output dengan biaya antara masing – masing dinilai atas dasar harga berlaku. Nilai Tambah Bruto (NTB) menggambarkan perubahan Volume Produksi yang dihasilkan, dan tingkat harga dari masing – masing kegiatan sektor dan subsektor. Mengingat sifat barang dan jasa yang dihasilkan setiap sektor, maka penilaian output dilakukan sebagai berikut:

1. ... Unt uk sektor primer yang produksinya bisa diperoleh secara langsung dari alam seperti Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, pertama dicari kuantum produksi dengan satuan standar yang biasa digunakan. Setelah itu ditentukan kualitas dari jenis barang yang dihasilkan. Satuan dan kualitas yang dipergunakan tidak selalu sama antara satu kabupaten dan kota dengan kabupaten dan kota lainnya.

2. ... Unt uk sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air minum, dan sektor bangunan, perhitungannya sama dengan sektor primer.


(27)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Data yang diperlukan adalah kuantum produksi yang dihasilkan serta harga produsen masing – masing kegiatan, subsektor dan sektor yang bersangkutan. 3. ... Unt

uk sektor – sektor yang secara umum produksinya berupa jasa seperti sektor perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya, sewa rumah dan jasa perusahaan serta pemerintah dan jasa – jasa. Untuk penghitungan kuantum produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai dengan masing – masing komoditi / jasa pada tahun yang bersangkutan.

B. Perhitungan Atas Dasar Harga Konstan

Angka – angka pendapatan regional menggambarkan adanya kenaikan ataupun penurunan nilai pendapatan masyarakat di suatu daerah. Kenaikan / penurunan nilai tersebut dapat dipengaruhi oleh dua faktor :

1. Adanya kenaikan / penurunan riil yaitu kenaikan / penurunan tingkat pendapatan yang tidak dipengaruhi oleh faktor perubahan harga. Bila terjadi kenaikan riil pendapatan penduduk berarti daya beli penduduk di daerah tersebut meningkat.

2. Kenaikan / penurunan pendapatan yang disebabkan karena adanya faktor perubahan harga. Bila terjadi kenaikan pendapatan yang hanya disebabkan karena adanya inflasi (menurunnya nilai uang) akan melemahkan daya beli masyarakat.


(28)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Pendapatan regional dengan faktor inflasi yang masih ada didalamnya merupakan pendapatan regional atas dasar harga berlaku. Sedangkan pendapatan regional dengan faktor inflasi yang sudah ditiadakan merupakan pendapatan regional atas dasar harga konstan.

Perhitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral, juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu kabupaten maupun kotamadya di suatu provinsi setiap tahun.

2.10.2 Uraian Sektoral

Produk Domestik Regional Bruto menurut lapangan usaha terdiri dari sembilan sektor: 1. Sektor Pertanian

Sektor Pertanian mencakup segala usaha yang didapat dari alam dan merupakan barang – barang biologis atau hidup, dimana hasilnya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri atau dijual kepada pihak lain. Sektor pertanian ini terdiri dari sub – sub sektor, yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil – hasilnya, kehutanan dan perikanan.

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Adapun kegiatan sektor pertambangan dan penggalian adalah kegiatan yang mencakup penggalian, pemboran, penyaringan, pencucian, pemilihan dan pengambilan segala macam barang tambang, mineral dan barang galian yang tersedia di alam, baik benda padat, benda cair maupun gas. Penambangan dan penggalian ini dapat dilakukan dibawah tanah maupun diatas permukaan bumi. Sifat dan tujuan dari


(29)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

kegiatan tersebut adalah untuk menciptakan nilai guna dari barang tambang dan galian sehingga memungkinkan untuk dimanfaatkan, dijual dan diproses secara lanjut.

3. Sektor Industri Pengolahan

Kegiatan Industri adalah kegiatan untuk mengubah bentuk baik secara mekanis maupun kimiawi dari bahan organik maupun anorganik menjadi produk baru yang lebih tinggi nilainya. Proses tersebut dapat dilakukan dengan mesin atau tangan, baik dibuat di dalam pabrik maupun rumahtangga. Termasuk juga disini perakitan bagian suku cadang barang–barang industri pabrik, seperti perakitan alat elektronik dan kendaraan bermotor.

4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Sektor ini terdiri dari tiga subsektor yaitu: a. Subsektor Listrik

Subsektor ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik, baik yang diselenggarakan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) maupun oleh perusahaan non PLN.

b. Subsektor Gas

Subsektor ini mencakup kegiatan yang meliputi penyediaan gas yang disalurkan kepada konsumen dengan menggunakan pipa, dimana gas tersebut diperoleh dari proses pembakaran batubara, gas minyak, kokas, dan minyak ter.

c. Subsektor Air Bersih

Subsektor ini mencakup kegiatan penampungan, penjernihan, dan pendistribusian air bersih kepada rumah tangga, industri, instansi, maupun penggunaan komersial lainnya. Subsektor ini diusahakan oleh Perusahaan Air Minum (PAM), milik pemerintah daerah maupun non PAM milik swasta ataupun perorangan.


(30)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

5. Sektor Bangunan

Sektor ini menyangkut kegiatan pembuatan dan perbaikan bangunan (konstruksi), baik yang dilakukan oleh kontraktor umum maupun kontraktor khusus. Yang termasuk sebagai kegiatan – kegiatan konstruksi adalah pembuatan, pembangunan, pemasangan, perbaikan (berat maupun ringan), semua jenis konstruksi seperti bangunan tempat tingggal, bangunan bukan tempat tinggal, jalan, jembatan (laut,udara,sungai), terminal dan sejenisnya.

6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.

Sektor ini terdiri dari tiga subsektor, yaitu subsektor perdagangan, subsektor hotel, dan subsektor restoran. Pada dasarnya kegiatan ini mencakup kegiatan perdagangan, penyediaan akomodasi (hotel), serta penjualan makanan dan minuman seperti restoran, warung, kedai, pedagang keliling dan sejenisnya.

7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor ini mecakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang dan penumpang melalui darat, laut sungai, danau, penyebrangan dan udara. Termasuk disini juga penunjang angkutan yang mencakup pemberian jasa atau penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan, seperti tempat parkir, terminal, pelabuhan, bongkar muat, ekspedisi, bandara, pergudangan dan jalan tol. 8. Sektor Bank dan Lembaga Keuangan

Sektor ini meliputi kegiatan pelayanan jasa bank, asuransi koperasi, dan jasa keuangan. Jasa bank meliputi usaha jasa perbankan yang dilakukan oleh bank sentral yaitu Bank Indonesia (BI), bank devisa, bank tabungan, dan bank pembangunan.


(31)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Usahanya meliputi simpan pinjam, mengeluarkan kertas berharga, memberi jaminan bank dan jasa perbankan.

9. Sektor Jasa – jasa

Sektor ini mencakup kegiatan pemerintah, jasa yang dikelola pemerintah maupun pihak swasta meliputi jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan kebudayaan serta jasa perorangan dan rumah tangga.


(32)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

BAB 3

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET DAN GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN

3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

Sejarah Badan Pusat Statistik dibagi menjadi tiga masa, yaitu masa sebelum kemerdekaan, masa setelah kemerdekaan, dan masa orde baru. Masa sebelum kemerdekaan dibagi lagi menjadi dua masa yaitu masa pemerintahan Belanda dan Jepang.

1. Masa Pemerintahan Belanda

a. Pada bulan Februari 1920, Kantor Statistik pertama kali dibentuk oleh direktur pertanian, kerajinan, dan perdagangan (Directur Van

Landbouw Nijerverheid en Handel) yang berkedudukan di Bogor.

Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik.

b. Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk badan statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap Departemen. Komisi tersebut diserahi tugas merencanakan tindakan-tindakan


(33)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan dalam kegiatan di bidang statistika di Indonesia.

c. Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti menjadi Central Kantor Voor de Statistic (CKS), yang artinya Kantor Statistik dan selanjutnya dipindah ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dilaksanakan oleh kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen

(IUA) yang sekarang disebut dengan Kantor Bea dan Cukai. 2. Masa Pemerintahan Jepang

a. Pada bulan juni 1944, Pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer.

b. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu

Gunseikanbu

3. Masa Kemerdakaan Republik

a. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidik Perangkaan Umum Republik Indonesia). Tahun 1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai hasil dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintah Belanda (NICA) mengaktifkan kembali CKS.

b. Berdasarkan Surat Edaran Kementrian Kemakmuran, tanggal 12 Juni 1950 No. 219/S.C, KAPPURI dan CKS dilebur menjadi


(34)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Kemakmuran.

c. Dengan Surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No. P/44, lembaga KPS berada di bawah tanggung jawab Menteri Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 No. 18.009/ M KPS dibagi menjadi dua bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut

Afdeling B.

d. Dengan Keputusan Presiden RI No. 131 Tahun 1957, Kementerian Perekonomian dipecah menjadi Kementerian Perdagangan dan Perindustrian. Untuk selanjutnya Keputusan Presiden RI No. 172 Tahun 1957 nama KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada di bawah Perdana Menteri.

4. Masa Orde Baru Sampai Sekarang

a. Pada Masa Pemerintahan Orde Baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan Biro Pusat statistik.

b. Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu:

1. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1968 tentang organisasi BPS.


(35)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

2. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1980 tentang organisasi BPS.

3. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1992 tentang organisasi BPS dan Keputusan Presiden No. 6 Tahun 1992 tentang kedudukan tugas, fungsi susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik.

4. Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik. 5. Keputusan Presiden RI No. 86 tentang BPS.

6. Keputusan Kepala BPS No. 100 Tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS.

7. Peraruran Pemerintah No. 51 Tahun 1999 tentang

penyelenggaraan statistik.

c. Pada tahun 1968 ditetapkan suatu Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980 Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1968, di tiap Provinsi terdapat perwakilan BPS. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan Keputusan Presiden No. 86 tahun 1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.


(36)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

3.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik

3.2.1. Visi

Badan Pusat Statistik mempunyai visi untuk menjadikan informasi sebagai tulang punggung pembangunan Nasional dan Regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.

3.2.2. Misi

Untuk menunjang pembangunan Nasional, Badan Pusat Statistik mengemban misi, mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu dan handal, efektif dan efesien, peningkatan kesadaran masyarakat akan kegunaan Badan Pusat Statistik dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang statistik.

3.3 Gambaran Umum Kabupaten Simalungun. 3.3.1. Sejarah Singkat Kabupaten Simalungun.

Suku Simalungun adalah salah satu suku asli dari Sumatera Utara. Simalungun mempunyai arti “sunyi”. Nama itu diberikan oleh orang luar karena penduduk Simalungun yang sangat jarang dan tempat tinggal antara satu dengan yang lain sangat berjauhan. Tetapi tetangga yang disekitar Simalungun menyebutkan istilah masing-masing, seperti orang Batak Toba menyebut orang Simalungun dengan sebutan


(37)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

“Balungu”. Sedangkan orang Karo menyebut Simalungun dengan sebutan “Batak Timur” karena Simalungun berada di sebelah timur mereka.

Gelombang pertama (Proto Simalungun), pendatang diperkirakan datang dari Nogore (India Selatan) dan pegunungan Assam (India Timur) di sekitar abad ke-5, menyusuri Myanmar ke Siam dan Malaka untuk selanjutnya ke Sumatera Timur dan mendirikan kerajaan Nagur dari Raja dinasti Damanik. Gelombang kedua (Deutero Simalungun), datang dari suku-suku di sekitar Simalungun yang bertetangga dengan suku asli Simalungun.

Menurut Tuan Taralamsyah Saragih yang sebagai pengemuka adat Simalungun mengatakan bahwa pada gelombang proto Simalungun adalah rombongan yang terdiri dari keturunan empat raja-raja besar dari Siam dan India ini bergerak dari Sumatera Timur ke daerah Aceh, Langkat, daerah Bangun Purba, hingga ke Bandar Kalifah sampai Batubara.

Kerajaan Nagur tadi memiliki beberapa panglima (Raja Goraha) yang masing masing bermarga : Saragih, Purba, dan Sinaga. Kemudian para panglima ini dijadikan menantu oleh raja Nagur dan selanjutnya masing-masing mendirikan kerajaannya sendiri. Adapun nama-nama kerajaan yang berdiri itu adalah kerajaan Silou (Purba Tambak), kerajaan Tanoh (Sinaga), kerajaan Raya (Saragih).

Selama abad ke-13 hingga abad ke-15, ketiga kerajaan kecil ini mendapat serangan dari kerajaan-kerajaan lain seperti Singasari, Majapahit, Rajenda Chola (India) dan dari Sultan Aceh, Sultan-sultan Melayu hingga Belanda. Selama periode ini, tersebutlah cerita “Hattu ni Sappar” yang melukiskan kengerian keadaan saat itu


(38)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

dimana kekacauan diikuti oleh marajalelanya korela hingga memaksa mereka menyeberangi “Laut Tawar” (sebutan untuk Danau Toba) untuk mengungsi ke pulau yang dinamakan Samosir yang merupakan kependekan dari Sahali Misir (bahasa Simalungunnya yang memili arti “sekali pergi”.

Saat pengungsi kembali ke tanah asalnya (huta hasusuran), mereka menemukan daerah Nagur yang sepi, sehingga dinamakanlah daerah kekuasaan kerajaan Nagur itu dengan “Sima-sima ni Lungun” yang memiliki arti yang sepi dan lama kelamaan menjadi Simalungun.

Pengungsi tadi kembali membenahi tanah asal mereka dan terus berkembang sehinnga mendirikan kembali kerajaan Nagur dan kerajaan-kerajaan kecil berkembang menjadi kerajaan-kerajan besar hingga pada tahun 500

Pada masa kerajaan Nagur (500-1295), setelah berakhirnya kerajaan Mojopahit, raja-raja terbesar di Simalungun mengadakan pertemuan yang dinamakan “Harungguan Bolon” dengan para partuanon temasuk bekas pasukan dari Singosari dan Mojopahit yang melahirkan sistem raja Maroppat (raja nan empat) yakni terdiri dari kerajaan Nagur, kerajaan Silou, kerajaan Batangio, kerajaan Harau. Dan nama kumpulan raja keempat itu diberi nama dengan Batak Timur Raya yang dalam bahasa Simalungunnya disebut : “Purba Desa Naualuh”. Namun kerajaan Batak Timur Raya ini tidak bertahan karena terjadi perpecahan dan tak ada jalan keluar sehingga terjadi perang. Sisa dari perpecahan membentuk kerajaan- kerajaan kecil yang terbagi empat kerajaan kecil juga yaitu kerajaan Dolok Silau (marga Purba Tambak), kerajaan Tanah Jawa (marga Sinaga), kerajaan Siantar (marga Damanik), kerajaan Panei (kerajaan


(39)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Purba Dasuha). Yang demikian sistem kerajaan Maroppat tetap dihidupkan kembali dan berjalan kembali dengan baik hingga tahun 1865.

Zaman menentang kolonial Belanda (1865-1907) kerajaan Raja Maroppat yang telah di hidupkan kembali itu kembali terpecah menjadi tujuh kerajaan yakni : kerajaan Dolok Silau, kerajaan Tanah Jawa, kerajaan Siantar, kerajaan Panei, kerajaan Raya, kerajaan Purba, kerajaan Silimakuta. struktur pemerintahan merangkap pimpinan adat dari kerajaan tersebut terdiri dari raja, tungkat, parbapaan, partuanon, penghulu. Disamping itu dibentuk lagi suatu dewan yang diberi nama Harajaan yang masing-masing dewan berbeda menurut adat kerajaan yang bersangkutan.

Masa penjajahan Belanda (1907-1941), dengan besluit (surat keputusan) Gubernement tanggal 12 desember 1906 No.22 (Saatsblad No.531) dibentuklah Afdeling Simalungun En De Karo Landen yang dikepalai oleh asisten residen yang pertama V.V.J. Westenberg yaitu bekas Controleur tanah Karo, yang berkedudukan di Seribu Dolok dan pada tahun 1912 di pindahkan ke Pematang Siantar. Pada tahun 1907 seluruh raja-raja Simalungun telah menandatangani kontrak pendek (Korte Verklaring). Dan dengan demikian sistem pemerintahaan di Simalungun beralih menjadi sistem swapraja, dimana peran harajaan telah dibatasi. Belanda membagi wilayah administrasi pemerintahaan menjadi tujuh landshappen (kerajaan) yang terdiri dari 16 distrik dan huta (kampung) sebagai berikut :

NO KERAJAAN DISTRIK

1 Siantar 1. Siantar

2. Bandar 3. Sidamanik


(40)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

2. Bosar Maligas

sambungan wilayah administrasi pemerintahaan

NO KERAJAAN DISTRIK

3. Jorlang Hataran 4. Dolok Panribuan 5. Girsang Sipangna Bolon

3 Panei 1. Panei

2. Dolok Batu Nanggar

4 Raya 1. Raya

2. Raya Kahean

5 Dolo Silau 1. Dolok Silou

2. Silou Kahean

6 Purba 1. Purba

7 Silimakuta 1. Silimakuta

Sumber : BPS Kabupaten Simalungun


(41)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Sumber : BPS Kabupaten Simalungun

Kabupaten Simalungun terletak antara 02036’ – 03018’ Lintang Utara dan 98032’ -99035’ Bujur Timur dan berada pada ketinggian 20 m – 1400 m diatas permukaan laut. Kabupaten Simalungun berbatasan dengan lima kabupaten tetangga yaitu :

1. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Karo 2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan

3. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai 4. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Samosir 5. Sebelah barat daya berbatasan dengan Kabupaten Tobasa

Luas wilayah Kabupaten Simalungun adalah 4.386,6 Km2 atau 6,12 % luas dari Propinsi Sumatera Utara dan terdiri dari 31 kecamatan, 22 kelurahan dan 345 desa atau nagori (bulan juni 2008 terjadi pemekaran kelurahan/ desa atau nagori), dengan jarak rata-rata ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten antara 13 Km sampai 97 Km. Dari 367 kelurahan dan desa terdapat sebanyak 276 kelurahan dan desa atau nagori merupakan desa swasembada dan 91 desa swakarsa.

Keadaan iklim kabupaten Simalungun bertemperatur sedang, suhu panas tertinggi terdapat pada bulan Mei dengan rata-rata 26,20 C. Rata-rata suhu udara tertinggi pertahun adalah 26,90 C dan rata-rata suhu terendah per tahun 25,80 C. Kelembapan udara rata-rata per bulan 83,7 % dengan kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu 87% dengan penguapan rata-rata 3,46 mm/ hari.


(42)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Dalam satu tahun rata-rata terdapat 14 hari hujan dengan hari hujan tertinggi terdapat pada bulan November sebanyak 22 hari, kemudian pada bulan Oktober sebanyak 20 hari hujan. Curah hujan terbanyak pada bulan Agustus sebesar 461 mm.

3.3.3. Lambang Kabupaten Simalungun

Seperti kabupaten/ kota lainnya, Kabupaten Simalungun memiliki lambang daerah. Adapun lambang itu tertulis dalam Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Simalungun No. 5 tahun 1960.

Adapun isi dari Peraturan itu adalah :

1.Lambang berbentuk Perisai adalah menggambarkan Kekuatan dan Pertahanan membela kepentingan Daerah dan Negeri.

2. Bilangan - bilangan pada bagian - bagian Lambang adalah Simbolik yang menggambarkan kesetiaan kepada Negara RI.

3. Padi dan Kapas adalah Kebutuhan Pokok untuk mencapai kemakmuran dan keadilan.

4. Daun Teh adalah penghasilan yang utama dari daerah Simalungun. 5. Gunung dan Danau adalah menggambarkan keindahan alamnya. 6. Gelombang Danau adalah menggambarkan Dinamika masyarakat.


(43)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

7. Rumah Balai Adat adalah spesifik daerah yang menggambarkan adat, kebudayaan dan kesenian daerah.


(44)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

3.4 Penduduk

Menurut data yang ada di BPS Kabupaten Simalungun, penduduk Kabupaten Simalungun sebanyak 846.329 jiwa yang tersebar di 31 kecamatan dengan perbandingan penduduk laki-laki dan penduduk wanita sebesar 100,28. Jumlah penduduk terbesar adalah berada di Kecamatan Bandar yaitu sebesar 66.739 jiwa dan jumlah penduduk yang terkecil berada di kecamatan Haranggaol Horison yang hanya bejumlah 5.789 jiwa.

Kecamatan yang memiliki luas wilayah terbesar terdapat di kecamatan Raya dengan luas 333,60 Km2 dan wilayah terkecil di kecamatan Haranggaol Horison dengan luas berkisar 34,50 Km2. Wilayah yang sangat padat di kabupaten simalungun berada di kecamatan Siantar dengan jumlah 781,70 jiwa/Km2 yang disusul oleh Kecamatan Bandar berkisar 611,27 jiwa/Km2 dan gunung maligas yang berjumlah 433,29 jiwa/Km2.

Penduduk Kabupaten Simalungun rata-rata memiliki mata pencaharian sebagai bercocok tanam atau petani. Sebagian besar tanaman yang di tanam adalah padi dan jagung. Sehingga tak heran apabila Kabupaten Simalungun merupakan penghasil padi kedua terbesar di Sumatera Utara.


(45)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Produk Domestik Regional Bruto dibedah maupun dirinci menjadi 9 sektor ekonomi yaitu, sektor pertanian, penggalian, industri, listrik, gas dan air minum, perdagangan, pengangkutan Bank dan lembaga keuangan lainnya dan jasa-jasa. Dan ke 9 (sembilan) sektor ekonomi tersebut dikelompkkan menjadi 3 kelompok kategori yaitu kategori kelompok Ekonomi Primer, Sekunder dan Tersier. Kategori kelompok ekonomi primer yaitu pertanian, pertambangan dan penggalian, kelompok ekonomi sekunder yaitu industri, listrik, gas dan air minum, bangunan serta kelompok ekonomi tersier adalah perdagangan, restoran, dan hotel, pengangkutan, bank dan jasa-jasa.

Perobahan struktur perekonomian suatu daerah dapat terjadi akibat perbedaan besaran laju pertumbuhan masing-masing sektor ekonomi sehingga menyebabkan terjadinya perubahan kontribusi masing-masing sektor terhadap total PDRB itu sendiri. Kabupaten Simalungun, peranan sektor pertanian dan industri masih menjadi kontributor utama dalam menggerakkan perekonomian daerah ini, dimana dalam buku PDRB Kabupaten Simalungun Tahun 2006 disebutkan bahwa 74% lebih perekonomian kabupaten ini digerakkan oleh kedua sektor tersebut.

Sektor pertanian yang memberikan kontribusi sebesar 54,77% yang mana sebesar 25,79% merupakan sumbangan pertanian tanaman bahan makanan dan 24,41% dari subsektor perkebunan. Sementara sektor industri yang memberikan sumbangan sebesar 18,86% terhadap total PDRB adalah dominan menggunakan bahan baku dari pertanian itu sendiri.


(46)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Peranan sektor jasa-jasa dalam pembentukan PDRB Kabupaten Simalungun boleh dikatakan relatif tinggi dan menunjukkan trend yang meningkat dari tahun ke tahun yakni sebesar 10,04% dari total PDRB jumlah tersebut sebagian besar dari sumbangan subsektoral administrasi Pemerintah yaitu sebesar 8,59%.

BAB 4

ANALISIS DATA

4.1 Pengumpulan Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun

Setelah diuraikan tentang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) serta metode yang akan digunakan dalam peramalan ini, maka data yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya akan dijadikan sebagai dasar untuk melakukan peramalan pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun tahun 2010-2011.

Adapun data yang telah diperoleh untuk menyelesaikan peramalan ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1.1 Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Kabupaten Simalungun pada Tahun 2003-2007

(Jutaan Rupiah)


(47)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

2003 5.091.035,38 4.127.974,16 2004 5.578.939,16 4.240.245,13 2005 6.256.958,55 4.372.095,54 2006 6.881.624,93 4.580.010,06 2007*) 7.647.485,63 4.823.349,24

Catatan : *) Angka Sementara

Sumber data : Buku Simalungun Dalam Angka 2008

Tabel 4.1.2 Tabel Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun 2003-2007

No Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 2007*)

1 Pertanian 57,12 55,92 53,90 54,47 54,27 2 Penggalian 0,39 0,41 0,41 0,48 0,46 3 Industri 18,47 19,00 20,16 18,75 18,20 4 Listrik, Gas dan Air Minum 0,67 0,69 0,70 0,72 0,71 5 Bangunan 1,75 1,80 1,80 1,69 1,77 6 Perdagangan 8,58 8,59 8,77 8,39 8,17 7 Pengangkutan 2,82 3,01 3,38 3,41 3,42 8 Bank dan Lemb. Keuangan 1,72 1,78 1,74 1,65 1,75 9 Jasa-jasa 8,48 8,82 9,25 10,43 11,25

Kabupaten Simalungun 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Catatan : *) Angka Sementara

Sumber data : Buku Simalungun Dalam Angka 2008

4.2 Peramalan PDRB Kabupaten Simalungun

Setelah data yang diperlukan dalam melakukan peramalan PDRB Kabupaten Simalungun pada tahun 2010-2011 beserta sembilan sektor lapangan tersedia, maka selanjutnya dilakukan peramalan dengan mengunakan metode yang telah diuraikan sebelumnya. Untuk menentukan metode mana yang akan digunakan maka terlebih


(48)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

dahulu menggambarkan diagram garis dari data tersebut. Dimana diagram garis dari peramalan tersebut dapat dilihat di bawah tabel dari setiap peramalan. Untuk menghitung nilai peramalan PDRB ini maka digunakan rumus trend eksponensial.

Tabel 4.2.1 Peramalan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun Y Log Y X Xlog Y X2

2003 5091035.38 6.70681 -2 -13.41361 4

2004 5578939.16 6.74655 -1 -6.74655 1

2005 6256958.55 6.79636 0 0 0

2006 6881624.93 6.83769 1 6.83769 1

2007 7647485.63 6.88352 2 13.76704 4

31456043.65 33.97093 0 0.44456 10

Diagram Garis PDRB Kabupaten Simalungun Atas Dasar Harga Berlaku 0 2000000 4000000 6000000 8000000 10000000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun Ju taan R u p iah PDRB

Gambar 4.2.1 Diagram Garis PDRB Kabupaten Simalungun Atas Dasar Harga Berlaku

Log b

(

)(

)

(

)

2 2 log log X X n Y X Y X n ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =


(49)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

(

) ( )(

)

( ) ( )

2

0 10 5

97093 , 33 0 44456 , 0 5

− − =

=

50 2228 , 2

= 0,044456 b = 1,10779


(50)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

log a

n X b n

Y

− ∑

= log log

0 5

97093 ,

33

=

= 6,794186 a = 6225668,615 Persamaan eksponensialnya:

Yˆ = abx

= (6225668,615)(1,10779)x

Maka peramalan PDRB Kabupaten Simalungun atas harga berlaku untuk tahun 2010-2011 adalah:

Yˆ2010 = (6225668,615)(1,10779)5

= 10386595,11

Yˆ2011 = (6225668,615)(1,10779)6

= 11506166,2

Tabel 4.2.2 Peramalan PDRB Atas Harga Konstan

Tahun Y Log Y X Xlog Y X2

2003 4127974.16 6.61574 -2 -13.23147 4

2004 4240245.13 6.62739 -1 -6.62739 1

2005 4372095.54 6.64069 0 0 0

2006 4580010.06 6.66087 1 6.66087 1

2007 4823349.24 6.68335 2 13.36670 4


(51)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Diagram Garis PDRB Kabupaten Simalungun Atas Dasar Harga Konstan 4000000 4100000 4200000 4300000 4400000 4500000 4600000 4700000 4800000 4900000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun Ju taan R u p iah PDRB

Gambar 4.2.2 Diagram Garis PDRB Kabupaten Simalungun Atas Dasar Harga Konstan

Log b

(

)(

)

(

)

2 2 log log X X n Y X Y X n ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

(

) ( )(

)

( ) ( )

2

0 10 5 22803 , 33 0 16870 , 0 5 − − = = 50 8435 , 0 = 0,01687 b = 1,03961

Log a n X b n Y ∑ − ∑

= log log

0 5 22803 , 33 = = 6,64561 a = 4421870,301


(52)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Persamaan eksponensialnya:

Yˆ = abx

= (4421870,301)( 1,03961)x

Maka peramalan PDRB Kabupaten Simalungun atas dasar harga konstan untuk tahun 2010-2011 adalah:

Yˆ2010 = (4421870,301)( 1,03961)5

= 5369801,621

Yˆ2011 = (4421870,301)( 1,03961)6

= 5582499,463

Selanjutnya adalah meramalkan persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Simalungun pada setiap sektor. Dalam menghitung ramalan persentase PDRB Kabupaten Simalungun untuk kesembilan sektor yang ada digunakan rumus trend linier karena hasil yang diperoleh lebih mendekati terhadap data yang ada.

Tabel 4.2.3 Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor Pertanian

Tahun Y X XY Y2 X2

2003 57.12 -2 -114.24 3262.69 4

2004 55.92 -1 -55.92 3127.05 1

2005 53.9 0 0 2905.21 0

2006 54.47 1 54.47 2966.98 1

2007 54.27 2 108.54 2945.23 4


(53)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Pertanian

53.5 54 54.5 55 55.5 56 56.5 57 57.5

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun P er sen tase PDRB

Gambar 4.2.3 Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Pertanian

n Y

Y = ∑

5 68 , 275 = Y 136 , 55 = Y

Nilai a dan b sebagai berikut :

(

) (

)( )

(

2

)

(

)

2

X X n Y X XY n b ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

(

) ( )(

)

( ) ( )

2

0 10 5 68 , 275 0 15 , 7 5 − − − = b 50 75 , 35 − = b 715 , 0 − = b X b Y a= −


(54)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

(

0,715

)( )

0 136

,

55 − −

=

a

136 , 55

=

a

Sehingga persamaan Trendnya sebagai berikut :

bX a Yˆ = +

) )( 175 , 0 ( 136 , 55

ˆ X

Y = + −

Maka peramalan PDRB Kabupaten Simalungun sektor pertanian untuk tahun 2010-2011 adalah:

Yˆ2010 = 55,136+

(

−0,175

)( )

5

Yˆ2010 = 54,261

Yˆ2011 = 55,136+

(

−0.175

)( )

6

Yˆ2011 = 54,081

Tabel 4.2.4 Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor Penggalian

Tahun Y X XY Y2 X2

2003 0.39 -2 -0.78 0.1521 4

2004 0.41 -1 -0.41 0.1681 1

2005 0.41 0 0 0.1681 0

2006 0.48 1 0.48 0.2304 1

2007 0.46 2 0.92 0.2116 4


(55)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Penggalian

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun P er sen tase PDRB

Gambar 4.2.4 Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Penggalian

n Y

Y = ∑

5 15 , 2 = Y 43 , 0 = Y

Nilai a dan b sebagai berikut :

(

) (

)( )

(

2

)

(

)

2

X X n Y X XY n b ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

(

) ( )(

)

( ) ( )

2

0 10 5 15 , 2 0 21 , 0 5 − − = b 50 05 , 1 = b 021 , 0 = b X b Y a= −


(56)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

(

0,021

)( )

0 43

,

0 −

=

a

43 , 0

=

a

Sehingga persamaan Trendnya sebagai berikut :

bX a Yˆ = +

) )( 021 , 0 ( 43 , 0

ˆ X

Y = +

Maka peramalan PDRB Kabupaten Simalungun sektor penggalian untuk tahun 2010-2011 adalah:

Yˆ2010 = 0,43+0,021

( )

5

Yˆ2010 = 0,535

Yˆ2011 = 0,43+0,021

( )

6

Yˆ2011 = 0,556

Tabel 4.2.5 Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor Industri

Tahun Y X XY Y2 X2

2003 18.47 -2 -36.94 341.141 4

2004 19 -1 -19 361 1

2005 20.16 0 0 406.426 0

2006 18.75 1 18.75 351.563 1

2007 18.2 2 36.4 331.24 4


(57)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupatan Simalungun Sektor Industri

18 18.5 19 19.5 20 20.5

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun P er sen tase PDRB

Gambar 4.2.4 Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Industri

n Y

Y = ∑

916 , 18

=

Y

Nilai a dan b sebagai berikut :

(

) (

)( )

(

2

)

(

)

2

X X n Y X XY n b ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

(

) ( )(

)

( ) ( )

2

0 10 5 58 , 94 0 79 , 0 5 − − − = b 50 95 , 3 − = b 079 , 0 − = b X b Y a= −

5 58 , 94 = Y


(58)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

(

0,079

)( )

0 916

,

18 − −

=

a

916 , 18

=

a

Sehingga persamaan Trendnya sebagai berikut :

bX a Yˆ = +

) )( 079 , 0 ( 916 , 18

ˆ X

Y = + −

Maka peramalan PDRB Kabupaten Simalungun sektor industri untuk tahun 2010-2011 adalah:

Yˆ2010 = 18,916+

(

−0,079

)( )

5

Yˆ2010 = 18,521

Yˆ2011 = 18,916+

(

−0,079

)( )

6

Yˆ2011 = 18,442

Tabel 4.2.6 Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

Tahun Y X XY Y2 X2

2003 0.67 -2 -1.34 0.4489 4

2004 0.69 -1 -0.69 0.4761 1

2005 0.7 0 0 0.49 0

2006 0.72 1 0.72 0.5184 1

2007 0.71 2 1.42 0.5041 4


(59)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

0.66 0.67 0.68 0.69 0.7 0.71 0.72 0.73

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun P er sen tase PDRB

Gambar 4.2.6 Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

n Y

Y = ∑

5 49 , 3 = Y 698 , 0 = Y

Nilai a dan b sebagai berikut :

(

) (

)( )

(

2

)

(

)

2

X X n Y X XY n b ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

( ) ( )(

)

( ) ( )

2

0 10 5 49 , 3 0 11 , 0 5 − − = b 50 55 , 0 = b 011 , 0 = b X b Y a= −


(60)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

(

0,011

)( )

0 698

,

0 −

=

a

698 , 0

=

a

Sehingga persamaan Trendnya sebagai berikut :

bX a Yˆ = +

) )( 011 , 0 ( 698 , 0

ˆ X

Y = +

Maka peramalan PDRB Kabupaten Simalungun sektor listrik, gas dan air bersih untuk tahun 2010-2011 adalah:

Yˆ2010 = 0,698+0,011

( )

5

Yˆ2010 = 0,753

Yˆ2011 = 0,698+0,011

( )

6

Yˆ2011 = 0,764

Tabel 4.2.7 Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor Bangunan

Tahun Y X XY Y2 X2

2003 1.75 -2 -3.5 3.0625 4

2004 1.8 -1 -1.8 3.24 1

2005 1.8 0 0 3.24 0

2006 1.69 1 1.69 2.8561 1

2007 1.77 2 3.54 3.1329 4


(61)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Bangunan

1.68 1.7 1.72 1.74 1.76 1.78 1.8 1.82

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun P er sen tase PDRB

Gambar 4.2.7 Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Bangunan

n Y

Y = ∑

5 81 , 8 = Y 762 , 1 = Y

Nilai a dan b sebagai berikut :

(

) (

)( )

(

2

)

(

)

2

X X n Y X XY n b ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

(

) ( )( )

( ) ( )

2

0 10 5 81 , 8 0 07 , 0 5 − − − = b 50 35 , 0 − = b 007 . 0 − = b X b Y a= −


(62)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

(

0,007

)( )

0 762

,

1 − −

=

a

762 , 1

=

a

Sehingga persamaan Trendnya sebagai berikut :

bX a Yˆ = +

) )( 007 , 0 ( 762 , 1

ˆ X

Y = + −

Maka peramalan PDRB Kabupaten Simalungun sektor bangunan untuk tahun 2010-2011 adalah:

Yˆ2010 = 1,762+

(

−0,007

)( )

5

Yˆ2010 = 1,727

Yˆ2011 = 1,762+

(

−0,007

)( )

6

Yˆ2011 = 1,72

Tabel 4.2.8 Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor Perdagangan

Tahun Y X XY Y2 X2

2003 8.58 -2 -17.16 73.6164 4

2004 8.59 -1 -8.59 73.7881 1

2005 8.77 0 0 76.9129 0

2006 8.39 1 8.39 70.3921 1

2007 8.17 2 16.34 66.7489 4


(63)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Perdagangan

8.1 8.2 8.3 8.4 8.5 8.6 8.7 8.8

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun P er sen tase PDRB

Gambar 4.2.8 Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Perdagangan

n Y

Y = ∑

5 5 , 42 = Y 5 , 8 = Y

Nilai a dan b sebagai berikut :

(

) (

)( )

(

2

)

(

)

2

X X n Y X XY n b ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

(

) ( )(

)

( ) ( )

2

0 10 5 5 , 42 0 02 , 1 5 − − − = b 50 1 , 5 − = b 102 , 0 − = b X b Y a= −

(

0,102

)( )

0 5

,

8 − −

=


(64)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

5 , 8

=

a

Sehingga persamaan Trendnya sebagai berikut :

bX a Yˆ = +

) )( 102 , 0 ( 5 , 8

ˆ X

Y = + −

Maka peramalan PDRB Kabupaten Simalungun sektor perdagangan untuk tahun 2010-2011 adalah:

Yˆ2010 = 8,5+

(

−0,102

)( )

5

Yˆ2010 = 7,99

Yˆ2011 = 8,5+

(

−0,102

)( )

6

Yˆ2011 = 7,888

Tabel 4.2.9 Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor Pengangkutan

Tahun Y X XY Y2 X2

2003 2.82 -2 -5.64 7.9524 4

2004 3.01 -1 -3.01 9.0601 1

2005 3.38 0 0 11.4244 0

2006 3.41 1 3.41 11.6281 1

2007 3.42 2 6.84 11.6964 4


(65)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Pengangkutan

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun P er sen tase PDRB

Gambar 4.2.9 Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Pengangkutan

n Y

Y = ∑

5 04 , 16 = Y 208 , 3 = Y

Nilai a dan b sebagai berikut :

(

) (

)( )

(

2

)

(

)

2

X X n Y X XY n b ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

( ) ( )(

)

( ) ( )

2

0 10 5 04 , 16 0 6 , 1 5 − − = b 50 8 = b 16 , 0 = b X b Y a= −


(66)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

(

0,16

)( )

0 208

,

3 −

=

a

208 , 3

=

a

Sehingga persamaan Trendnya sebagai berikut :

bX a Yˆ = +

) )( 16 , 0 ( 208 , 3

ˆ X

Y = +

Maka peramalan PDRB Kabupaten Simalungun sektor pengangkutan untuk tahun 2010-2011 adalah:

Yˆ2010 = 3,208+0,16

( )

5

Yˆ2010 = 4,008

Yˆ2011 = 3,208+0,16

( )

6

Yˆ2011 = 4,168

Tabel 4.2.10 Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor Bank dan Lembaga Keuangan

Tahun Y X XY Y2 X2

2003 1.72 -2 -3.44 2.9584 4

2004 1.78 -1 -1.78 3.1684 1

2005 1.74 0 0 3.0276 0

2006 1.65 1 1.65 2.7225 1

2007 1.75 2 3.5 3.0625 4


(67)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Bank dan Lembaga Keuangan

1.64 1.66 1.68 1.7 1.72 1.74 1.76 1.78 1.8

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun P er sen tase PDRB

Gambar 4.2.10 Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Bank dan Lembaga Keuanga

n Y

Y = ∑

5 64 , 8 = Y 728 , 1 = Y

Nilai a dan b sebagai berikut :

(

) (

)( )

(

2

)

(

)

2

X X n Y X XY n b ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

(

) ( )(

)

( ) ( )

2

0 10 5 64 , 8 0 07 , 0 5 − − − = b 50 35 , 0 − = b 007 , 0 − = b X b Y a= −

(

0,007

)( )

0 728

,

1 − −

=


(68)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

728 , 1

=

a

Sehingga persamaan Trendnya sebagai berikut :

bX a Yˆ = +

) )( 007 , 0 ( 728 , 1

ˆ X

Y = + −

Maka peramalan PDRB Kabupaten Simalungun sektor bank dan lembaga keuangan untuk tahun 2010-2011 adalah:

Yˆ2010 = 1,728+

(

−0,007

)( )

5

Yˆ2010 = 1,693

Yˆ2011 = 1,728+

(

−0,007

)( )

6

Yˆ2011 = 1,686

Tabel 4.2.11 Peramalan Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Pada Sektor Jasa-jasa

Tahun Y X XY Y2 X2

2003 8.48 -2 -16.96 71.9104 4

2004 8.82 -1 -8.82 77.7924 1

2005 9.25 0 0 85.5625 0

2006 10.43 1 10.43 108.785 1

2007 11.25 2 22.5 126.563 4


(69)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Jasa-jasa

0 2 4 6 8 10 12

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun P er sen tase PDRB

Gambar 4.2.11 Diagram Garis Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Simalungun Sektor Jasa-jasa

n Y

Y = ∑

5 23 , 48 = Y 646 , 9 = Y

Nilai a dan b sebagai berikut :

(

) (

)( )

(

2

)

(

)

2

X X n Y X XY n b ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

(

) ( )(

)

( ) ( )

2

0 10 5 23 , 48 0 15 , 7 5 − − = b 50 75 , 35 = b 715 , 0 = b X b Y a= −


(70)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

(

0,715

)( )

0 646

,

9 −

=

a

646 , 9

=

a

Sehingga persamaan Trendnya sebagai berikut :

bX a Yˆ = +

) )( 715 , 0 ( 646 , 9

ˆ X

Y = +

Maka peramalan PDRB Kabupaten Simalungun sektor jasa-jasa untuk tahun 2010-2011 adalah:

Yˆ2010 = 9,646+0,715

( )

5

Yˆ2010 = 13,221

Yˆ2011 = 9,646+0,715

( )

6

Yˆ2011 = 13,936

4.3 Tabel Hasil Peramalan PDRB Kabupaten Simalungun

Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan

2010 10.386.595,11 5.369.801,621


(71)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi Sistem adalah tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming, dengan menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi

atau prosedur untuk menyelesaikan desain sistem, yang mana dalam hal ini implementasi sistem digunakan untuk menganalisis data – data pertumbuhan PDRB.

Adapun implementasi sistem yang digunakan oleh penulis untuk menganalisa peramalan pertumbuhan PDRB adalah dengan menggunakan Microsoft Excel. Diharapkan dengan penggunaan Microsoft Excel ini dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam hal :

1. Pemahaman bentuk elemen dari lembar kerja excel

2. Menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumen sistem yang disetujui. 3. Menulis, menguji dan mendokumentasikan program-program dan

prosedur-prosedur yang diperlukan oleh dokumen desain sistem tersebut.

4. Memastikan bahwa orang lain dapat mengoperasikan sistem baru yang telah dibuat, untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yangmereka hadapi yang disesuaikan dengan sistem yang telah dibuat.


(1)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

5.2 Pengaktifan Microsoft Office Excel

Microsoft Excel adalah salah satu software yang paling dikenal dan digemari untuk menyelesaikan persoalan-persoalan perhitungan. Hal ini juga didukung oleh fasilitas yang dimilikinya, dimana hampir semua program-program perhitungan statistik terkandung didalamnya, dan itulah alasan penulis memilih Microsoft Excel sebagai alat implementasi sistem.

Adapun cara pengaktifan excel yaitu klik START pada taskbar lalu pilih ALL PROGRAM MICROSOFT OFFICE – MICROSOFT OFFICE EXCEL. Jika program dijalankan, maka akan tampil seperti gambar berikut:

Gambar 5.1 Tampilan MS. Excel


(2)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

5.3 Implementasi Sistem Peramalan Pendapatan PDRB.

Salah satu fungsi Excel adalah untuk memudahkan pengetikan formula yang lazim diperlukan dalam melakukan perhitungan aritmatik serta operasi standard lain yang sering digunakan.

Data yang diperoleh dimasukkan kedalam lembar kerja Excel, selanjutnya data tersebut diolah dengan fungsi yang ada pada Excel. Dalam pengolahan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ini fungsi yang paling sering digunakan adalah fungsi Log (Logaritma), SUM (Penjumlahan), dan Average (Rata-rata) dan lain sebagainya.


(3)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.


(4)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil penulis dalam perhitungan peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Simalungun pada tahun 2010-2011 adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan diagram garis dapat dilihat bahwa nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

2. Berdasarkan hasil perhitungan peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun atas dasar harga konstan dan atas dasar harga berlaku maka dapat dilihat pula pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan terus meningkat.

3. Karena sektor pertanian yang paling dominan (penyumbang terbesar), maka penulis berkesimpulan bahwa sebagian besar masyarakat didaerah kabupaten Simalungun bermata pencaharian dari hasil pertanian (petani).

4. Laju pertumbuhan PDRB yang semakin meningkat dapat memacu

pertumbuhan volume ekspor pada sektor-sektor PDRB, yang mana apabila volume ekspor meningkat maka ini akan meningkatkan devisa Negara.


(5)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

6.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan berdasarkan kesimpulan di ata adalah sebagai berikut :

1. Dengan meningkatnya pendapatan PDRB di Kabupaten Simalungun setiap tahunnya, maka diharapkan taraf kemakmuran serta pertumbuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Simalungun dapat meningkat juga.

2. Diharapkan kepada Pemerintah maupun phak swasta dapat meningkatkan maupun memacu pertumbuhan pendapatan PDRB, karena apabila semakin meningkatnya jumlah pendapatan PDRB khususnya Kabupaten Simalungun maka dapat juga meningkatkan devisa Negara.

3. Diharapkan kepada pemerintah untuk lebih meningkatkan pendapatan dari setiap sektor dengan berbagai usaha dan upaya. Karena pendapatan PDRB merupakan proyeksi dari pendapatan perkapita masyarakat yang sampai saat ini merupakan indikator kemakmuran masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Kabupaten Simalungun.


(6)

Saud Hasiholan Saragih : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2011, 2009.

DAFTAR PUSTAKA

Assaury Sofian. 1992. Teknik Metode Peramalan dan Penerapannya dalam Dunia Ekonomi dan Dunia Usaha. Jakarta : LPFE Universitas Indonesia.

Sudjana. 1992. Metode Statistika. Edisi ke-6. Bandung: Tarsito.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simalungun tahun 2006, BPS

Sumatera Utara.