Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, dan Protein Kasar Ransum yang Mengandung Tepung Limbah Ikan Gabus Pasir (Butis amboinensis) sebagai Substituti Tepung Ikan pada Broiler

LAMPIRAN

Lampiran 1. Formulasi ransum
Finisher 0%
Bahan Pakan
Tepung Jagung
Dedak Padi
Bungil Kelapa
Tepung Ikan
Limbah Ikan
Bungkil Kedele
Top Mix
Minyak
Total

Penggunaan
50
10
7
10
0

19
1
3
100

PK
4.3
1.3
1.2992
4.5
0
7.619
0
0
19.0182

SK
1
1.3
1.05

0.2
0
0.8208
0
0
4.3708

EM
1685
163
107.8
256.5
0
435.1
0
264
2911.4

LK
1.95

1.3
1.05
0.649
0
0.95
0
0
5.899

Finisher 50%
Bahan Pakan
Tepung Jagung
Dedak Padi
Bungil Kelapa
Tepung Ikan
Limbah Ikan
Bungkil Kedele
Top Mix
Minyak
Total


Penggunaan
50
10
7
5
5
19
1
3
100

PK
4.3
1.3
1.2992
2.25
2.6795
7.619
0

0
19.4477

SK
1
1.3
1.05
0.1
0.1
0.8208
0
0
4.3708

EM
1685
163
107.8
128.25
185.6

435.1
0
264
2968.75

LK
1.95
1.3
1.05
0.3245
0.216
0.95
0
0
5.7905

Finisher 100%
Bahan Pakan
Tepung Jagung
Dedak Padi

Bungil Kelapa
Tepung Ikan
Limbah Ikan
Bungkil Kedele
Top Mix
Minyak
Total

Penggunaan
50
10
7
0
10
19
1
3
100

PK

4.3
1.3
1.2992
0
5.359
7.619
0
0
19.8772

SK
1
1.3
1.05
0
0.2
0.8208
0
0
4.3708


EM
1685
163
107.8
0
371.2
435.1
0
264
3026.1

LK
1.95
1.3
1.05
0
0.432
0.95
0

0
5.682

 

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Rataan kecernaan bahan kering ayam broiler
Perlakuan
P0
P1
P2

1
77.56
76.98
75.63

Ulangan
2

3
4
75.81 76.22 75.77
78.69 79.43 78.43
75.21 77.33 76.65

5
75.63
77.33
76.44

6
78.43
76.88
76.29

Rata-rata ± SD
76.57 B ± 1.15
77.96 A ± 1.04
76.26 B ± 0.75

Lampiran 3. Analisis Sidik ragam kecernaan bahan kering
SK
dB
JK
KT
F Hit
F Tabel
0.05
0.01
Perlakuan
2
9.80
4.898
4.92
3.68
6.36
Galat
15
14.93
0.996
Total
17
Lampiran 4. Uji Duncan Kecernaan bahan kering
Duncan Grouping Mean
N
PERLAKUAN
A 77.9567
6
P1
B 76.5700
6
P0
B
B 76.2583
6
P2
Lampiran 5. Rataan kecernaan bahan organik ayam broiler
Perlakuan
P0
P1
P2

1
77.84
77.38
76.21

Ulangan
2
3
4
76.21 76.70 76.28
79.19 80.04 78.73
75.70 77.71 77.21

5
76.21
77.70
77.00

6
78.89
77.44
76.69

Rata-rata ± SD
77.02 B ± 1.11
78.41 A ± 1.08
76.75 B ± 0.72

Lampiran 6. Analisis Sidik ragam kecernaan bahan organik
SK
dB
JK
KT
F Hit
F Tabel
0.05
0.01
Perlakuan
2
9.52
4.76
4.89
3.68
6.36
Galat
15
14.61
0.97
Total
17
Lampiran 7. Uji Duncan Kecernaan bahan organik
Duncan Grouping Mean
N
PERLAKUAN
A 78.4133
6
P1
B 77.0217
6
P0
B
B 76.7533
6
P2

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 8. Rataan kecernaan protein kasar ayam broiler
Perlakuan
P0
P1
P2

1
83.94
85.53
83.05

Ulangan
2
3
4
82.69 84.35 86.13
85.78 86.35 85.66
85.44 83.02 86.63

5
85.04
86.67
82.10

6
84.99
84.88
82.48

Rata-rata ± SD
84.52 AB ± 1.17
85.81 A ± 0.63
83.79 B ± 1.82

Lampiran 9. Analisis Sidik ragam kecernaan protein kasar
SK
dB
JK
KT
F Hit
F Tabel
0.05
0.01
Perlakuan
2
12.61
6.30
3.73
3.68
6.36
Galat
15
25.33
1.69
Total
17
Lampiran 10. Uji Duncan Kecernaan Protein Kasar
Duncan Grouping Mean
N
PERLAKUAN
A 85.8117
6
P1
A
B A 84.5233
6
P0
B
B
83.7867
6
P2

 

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Abun, Denny.R., dan Nyimas Popy Indriani. 2003. Penentuan kecernaan Ransum
Mengandung Ampas Umbi Garut (Maranta arundinaceae LINN) pada
Ayam Broiler dengan Metode Pemotongan. Jurnal Bionatura Vol. 593):
227-238.
Allen, G. R., 1991. Field Guide To The Freshwater Fishes Of New Guinea
Christensen Research Institute, Madang. Papua New Guinea.
Anggorodi. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia. Jakarta
Anggorodi. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Bautrif, E. 1990. Recent Development in Quality Evaluation. Food Policy and
Nutrition Division, FAO, Rome.
Biolorai, R. Z. harduf, B. Losif and E. Alumot. 1973. Apparent Animo Acid
Absorption From Feather Meal By Broiler Chicks. J. Nutrition.
Blair, G. J, Ensiminger, M. E, dan W. W. Heineniman. 1990. Poultry Meat Feed
and Nutrition. 2nd Ed The Ensminger Publishing Company, California.
Blakeny, J dan D. H. Bade. 1998. Ilmu Peternakaan. Edisi Ke-4. Gadjah Mada.
University Press, Yogyakarta.
Cullison. A. E. 1978. Feed and Feeding. Prantice Hall of India Private Limited,
New Delhi.
Curch, D. C. and W. E. Pond. 1988. Basic Animal Nutrition and Feeding. 3rd ed.
John Willy and Sons, Inc. United States of America.
Doeschate R. A. H. M., C. W. Scheele., V. V. A. M Schreurs dan J.D Vander
Klis.1993. Digestibility. Studies in Broiler Chickens. Influence of
Genotype, Age, Sexand Methode of Determination, British Poultry
Science.
Ginting, S, P. 1992. Antara Konsumsi dan Kecernaan. Bul. PPSKI. Tahun VIII
(37) : 23-27.
Gultom, L., 2010. Keanekaragaman dan Distribusi Ikan Dikaitkan dengan Faktor
Fisik dan Kimia Air di Muara Sungai Asahan. Tesis. Universitas Sumatera
Utara, Medan.

Universitas Sumatera Utara

Hanafiah, K. A., 2003. Rancangan Percobaan. Fakultas Pertanian, Universitas
Sriwijaya, Palembang
Hapsari, W. 2000. Pengaruh Berbagai Level Seng (Zn) Dalam Ransum Yang
Mengandung 30% Ampas Teh Terhadap Kecernaan Bahan Kering, Bahan
Organik, Dan Absorpsi Zn Pada Kelinci New Zealand White Periode
Laktasi. Skripsi Fakultas Peternakan. IPB Bogor.
Kartadisastra, H, R. 1994. Pengelolaan Pakan Ayam. Kanisius. Yogyakarta.
Kartasudjana, R dan Edjeng S. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Kearl. 1982. Nutien Requirement of Ruminant in Developing Countries
International Feedstuffs Institute, Utah Arg, Exp. Sta, Logan.
Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Ternak, 2014. Program Studi Peternakan FP
USU, Medan.
Laboratorium Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih, 2014. Sumatera Utara.
Maynard, L. A and J. K.Lossly. 1969. Animal Nutrition 6 Ed:McGraw-Hill
Book-Co,New York.
Murtidjo, B, A. 1987. Pedoman Meramu Pakan Unggas . Kanisius. Yogyakarta.
Parakkasi, A. 1990. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Cetakan
Pertama. Penerbit Angkasa, Bandung.
Parrakasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. UI Press.
Jakarta.
Ranjhan, S.K. 1980. Animal Nutrition In The Tropics. Vikas Publishing Hause P
and TLtd., New Delhi.
Rasyaf, M. 1997. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging. Kanisius.
Yogyakarta.
Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Kanisius. Yogyakarta.
Sklan, D dan S. Hurtwitz, 1980. Protein Digestion and Absorption In Young
Chick and Turkey, J. Nutrition
SNI., 1996. Persyaratan Mutu Tepung Ikan. Dewan Standar Nasional Indonesia.
SNI- 01- 3930- 2006. Pakan Anak Ayam Ras Pedaging (Broiler Starter). Badan
Standarisasi Nasioal (BSN).

Universitas Sumatera Utara

SNI- 01- 3931- 2006. Pakan Ayam Ras Pedaging Masa Akhir (Broiler Finisher).
Badan Standarisasi Nasioal (BSN).
Supadmo dan T. Sutardi. 1997. Penggunaan Pakan Serat Tidak Terlarut Dan
Terlarut Untuk Menurunkan Lemak Dan Kolestrol Pakan Ayam Broiler.
Prosiding Seminar Nasional II. Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi Jilid 1. Departemen Ilmu Makanan
Ternak. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Stevie, P. K., Wardhani, R., Budi, P.J., 2009. Rancangan Mesin Penggiling
Limbah Ikan Menjadi Tepung Ikan Kapasitas 118,8 Kg/Jam. http//www.
Mesin Penggiling Limbah Ikan Menjadi Tepung Ikan.com
Tilman, A.D, H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, dan S.
Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada
University Press. Yokyakarta.
Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, S.
Lepdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
Vidiana, T. S., Hesti, T. W., Hakim, A. D., Hasnudi., Hutasoit, L. 2014. Utilizing
The Waste of Gabus Pasir (Butis amboinensis) in Effort to Producing
Economically Valuable Feed For Ducks. Faculty of Agriculture in North
Sumatra University, Medan.
Wiradisastra, M. D. H. 1986. Efektifitas Keseimbangan Energi Dan Asam Amino
Dan Efisiensi Absorpsi Dalam Menentukan Persyaratan Kecepatan
Tumbuh Ayam Broiler. Disertasi, Institute Pertanian Bogor, Bogor.
Wahyu, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Program Studi
Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini
berlangsung selama 1 bulan dimulai dari bulan Oktober sampai dengan November
2015.
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan yaitu ayam broiler umur 35 hari sebanyak 36 ekor,
bahan penyusun ransum terdiri dari jagung, dedak padi, bungkil kelapa, bungkil
kedelai, tepung ikan, minyak nabati, tepung limbah ikan gabus pasir
(Butis amboinensis); top mix, air minum memenuhi kebutuhan air dalam tubuh
yang diberikan secara ad libitum, air gula untuk mengurangi stress dari kelelahan
transportasi, rodalon sebagai desinfektan kandang dan peralatan tempat pakan dan
minum, formalin 40% dan KMnO4 (Kalium Permanganate) untuk fumigasi
kandang, vitamin dan suplemen tambahan seperti Vitachick, vaksin ND strain
Lasota.
Alat
Alat yang digunakan adalah kandang model panggung sebanyak 18 plot,
masing-masing dengan ukuran panjang 100 cm, lebar 72 cm dan tinggi 100 cm
peralatan kandang terdiri dari 18 unit tempat pakan dan 18 unit tempat minum dan
timbangan salter digital kapasitas 3000 g untuk menimbang bobot badan ayam
dan menimbang ransum, alat penerang dan pemanas berupa lampu pijar 40 watt

Universitas Sumatera Utara

sebanyak 18 buah, termometer sebagai pengukur suhu kandang. Alat pencatat data
seperti buku data, alat tulis dan kalkulator, alat pembersih kandang berupa sapu,
ember, sekop dan hand sprayer, alat lain berupa plastik, ember dan pisau.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL)
yang terdiri dari 3 perlakuan dan 6 ulangan dimana setiap ulangan terdiri dari 2
ekor ayam broiler. Pada ransum diberikan perlakuan sebagai berikut:
P0 = Kontrol (Ransum dengan tepung limbah ikan gabus pasir sebanyak 0%)
P1 = Ransum dengan tepung limbah ikan gabus pasir sebanyak 50% dan
tepung ikan komersil 50%
P2 = Ransum dengan tepung limbah ikan gabus pasir sebanyak 100%
Dengan susunan sebagai berikut:
Tabel 3. Pengacakan Perlakuan dan Ulangan
P0U2

P2U3

P1U3

P0U3

P2U6

P1U6

P2U1

P1U2

P0U4

P2U5

P1U5

P0U5

P1U4

P0U1

P2U2

P1U1

P0U6

P2U4

Pengacakan Perlakuan dan Ulangan
Model matematik percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap non Faktorial
Yij

= µ + σi + ∑ij

Keterangan :
Yij
µ
σi
∑ij

= Nilai pengamatan yang diperoleh dari satuan percobaan dari perlakuan
ke-i dan ulangan ke-j
= Nilai tengah umum
= Efek dari perlakuan ke-i
= Pengaruh galat percobaan perlakuan ke-I dan ulangan ke-j
(Hanafiah, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Parameter Penelitian
Parameter yang diamati meliputi kecernaan bahan kering, bahan organik
dan protein kasar. Perhitungan kecenaan dilakukan dengan menaggunakana
persamaan dari Schneider dan Flatt (1975) dan Rahjan (1979) dengan rumus
sebagai berikut:



Koefisien cerna = 100  100%



% lignin dalam ransum
% nutrien dalam feces 
x

% lignin dalam feces
% nutrien dalam ransum 

Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Kandang dan Peralatan
Kandang yang digunakan yaitu sistem panggung, terdiri dari 18 plot,
setiap plot terdapat 2 ekor ayam broiler. Sebelum ayam broiler dimasukkan,
kandang dibersihkan dengan air dan detergen kemudian didesinfektan
menggunakan rodalon dan fumigasi menggunakan formalin 40% dan KMnO4.
Kandang harus dilengkapi dengan tempat pakan dan minum serta alat penerangan.
Random Ayam Broiler
Sebelum ayam broiler dimasukkan kedalam kandang yang sudah
disediakan, terlebih dahulu dilakukan penimbangan agar bisa diketahui kisaran
bobot badan awal yang akan digunakan, kemudian dilakukan pemilihan secara
acak (random) untuk menghindari bias (galat percobaan) lalu ditempatkan pada
masing-masing plot yang tersedia sebanyak 2 ekor.
Pemeliharaan Ayam Broiler
Ayam broiler yang dipelihara di dalam kandang perlakuan diberi pamanas
dan penerangan (lampu pijar 40 watt), diberi pakan sesuai dengan perlakuan dan
air minum yang diberikan secara ad libitum.

Universitas Sumatera Utara

Pembuatan Tepung Limbah Ikan Gabus Pasir (Butis amboinensis)
Pendahuluan penelitian dengan menggunakan tiga metode, dimana di
antara tiga metode yang dianalisis, bahan pakan yang terbaik adalah metode
pengukusan. Pembuatan tepung diawali dengan membersihkan limbah ikan gabus
pasir dengan air, kemudian ditiriskan, lalu ikan dikukus selama 15 menit ± 60ºC,
lalu dipress limbah tersebut dan diovenkan dengan suhu 60ºC selama 8 jam..
Limbah ikan gabus pasir basah (kepala, isi perut)

Dikukus pada suhu 60oC selama 15 menit

Ditiriskan

Dioven pada suhu 60oC selama 8 jam

Digrinder (penggilingan)

Disaring
Tepung limbah ikan gabus pasir

Tepung siap dijadikan bahan pakan
Penyusunan Ransum
Bahan penyusun ransum yang digunakan terdiri atas jagung, dedak padi,
bungkil kedelai, tepung ikan, minyak nabati, tepung limbah ikan gabus pasir
(Butis amboinensis) dan top mix.

Universitas Sumatera Utara

Bahan penyusun ransum sebaiknya ditimbang terlebih dahulu sesuai
komposisi susunan ransum yang telah ditentukan dalam formulasi setiap
perlakuan. Metode yang digunakan dalam mencampur ransum adalah secara
manual dan ransum disusun dua kali seminggu untuk mencegah terjadinya
ketengikan pada ransum.
Pengambilan Data
Ayam broiler umur 35 hari dipuasakan selama 24 jam dengan maksud
untuk menghilangkan sisa ransum sebelumnya dari pencernaan, koleksi feses
didasarkan metode Sklan dan Hurwitz (1980) yang disitir oleh Wiradisastra
(1986) dan dimodifikasi oleh Abun (2003). Dalam percobaan ini menggunakan
ayam broiler umur 35 hari sebanyak 36 ekor. Setelah ayam dipuasakan, diberi
ransum perlakuan masing-masing ayam sebanyak 100 gram dengan pemberian air
minum secara ad libitum. Setelah 14 jam, ayam disembelih dan usus besar
dikeluarkan untuk mendapatkan sampel feses, feses yang diperoleh kurang lebih
10 cm dari ileum dengan tujuan untuk menghindari adanya kontaminasi dengan
urine kemudian diikat kedua ujungnya dengan benang, sampel feses dikeringkan,
digiling dan kemudian dianalisis untuk mengetahui kandungan bahan kering ,
bahan organik, dan protein kasar, sedangkan indikator internal (lignin) dianalisis
dengan metode Van Soest (1979).

 

 

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengukuran Kecernaan Bahan Kering
Kecernaan bahan kering diukur untuk mengetahui jumlah zat makanan
yang diserap tubuh yang dilakukan melalui analisis dari jumlah bahan kering, baik
dalam ransum maupun dalam feses. Selisih jumlah bahan kering yang dikonsumsi
dan jumlah yang diekskresikan adalah kecernaan bahan kering (Ranjhan, 1980).
Hasil penelitian kecernaan bahan kering ransum yang mengandung tepung limbah
ikan gabus pasir pada ayam broiler dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4. Rataan nilai kecernaan bahan kering ransum yang mengandung tepung
limbah ikan gabus pasir.
Perlakuan
P0
P1
P2

1
77.56
76.98
75.63

Ulangan
2
3
4
75.81 76.22 75.77
78.69 79.43 78.43
75.21 77.33 76.65

5
75.63
77.33
76.44

6
78.43
76.88
76.29

Rata-rata ± SD
76.57 B ± 1.15
77.96 A ± 1.04
76.26 B ± 0.75

Keterangan : superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
perbedaan yang nyata (P

Dokumen yang terkait

Nilai Kecernaan Tepung Limbah Ikan Gabus Pasir (Butis amboinensis) Dengan Berbagai Teknik Pengolahan Pada Itik Peking Umur 8 Minggu

1 88 52

Pemanfaatan Tepung Limbah Ikan Gabus Pasir (Butis Amboinensis) Dalam Ransum Terhadap Karkas Itik Peking Umur 8 Minggu

1 78 69

Pemanfaatan Tepung Limbah Ikan Gabus Pasir (Butis amboinensis) Sebagai Subsitusi Tepung Ikan Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler

1 7 42

Pemanfaatan Tepung Limbah Ikan Gabus Pasir (Butis amboinensis) Sebagai Pengganti Tepung Ikan dalam Ransum terhadap Karkas Ayam Broiler

0 3 49

Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, dan Protein Kasar Ransum yang Mengandung Tepung Limbah Ikan Gabus Pasir (Butis amboinensis) sebagai Substituti Tepung Ikan pada Broiler

0 0 11

Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, dan Protein Kasar Ransum yang Mengandung Tepung Limbah Ikan Gabus Pasir (Butis amboinensis) sebagai Substituti Tepung Ikan pada Broiler

0 1 2

Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, dan Protein Kasar Ransum yang Mengandung Tepung Limbah Ikan Gabus Pasir (Butis amboinensis) sebagai Substituti Tepung Ikan pada Broiler

0 0 3

Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, dan Protein Kasar Ransum yang Mengandung Tepung Limbah Ikan Gabus Pasir (Butis amboinensis) sebagai Substituti Tepung Ikan pada Broiler

0 0 9

Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, dan Protein Kasar Ransum yang Mengandung Tepung Limbah Ikan Gabus Pasir (Butis amboinensis) sebagai Substituti Tepung Ikan pada Broiler

0 0 3

Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, dan Protein Kasar Ransum yang Mengandung Tepung Limbah Ikan Gabus Pasir (Butis amboinensis) sebagai Substituti Tepung Ikan pada Broiler

0 0 3