POLIPROPILEN .1 Plastik KESIMPULAN DAN SARAN 50

2.4 POLIPROPILEN 2.4.1 Plastik Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta tontahun pada tahun 1990-an dan 220 juta tontahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60kgorangtahun, di Amerika Serikat mencapai 80kgorangtahun, sementara di India hanya 2kgorangtahun. Seiring dengan perkembangan tekhnologi, kebutuhan plastic terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukan bahwa volume perdagangan plastic impor Indonesia, terutama Polipropilen PP Pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton sehingga pada kurun waktu kurang lebih 4 tahun itu terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 34,15 . Jumlah itu akan diperkirakan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekwensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak dapat terelakan. Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu, menghemat sumber daya dan mengurangi bahan impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali reuse maupun daur ulang. Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh pihak industri. Secara umum terdapat empat prasyarat agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai dengan kebutuhan biji, pellet, serbuk, pecahan, limbah harus homogen, tidak terkontaminasi serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana yaitu : pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan Universitas Sumatera Utara zat-zat seperti besi dan lain sebagainya. Pemanfaatan dan penggunaan limbah plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik 80 dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan aditif untuk meningkatkan kwalitas Syafitri, 2001. Menurut Hartono 1998 empat jenis limbah plastik yang popular dan laku dipasaran yaitu : Polietilena PE, High Density Polyetilena HDPE, asoi, dan Polipropilena PP. Polipropilena termasuk jenis plastik olefin dan merupakan polimer dari propilen. Dikembangkan sejak tahun 1950 dengan berbagai nama dagang seperti : Bexfane, Dynafilm, Laufaren, Escon, Olefane, Profax. Polipropilena lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah , katahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Monomer polipropilena diperoleh dengan pemecahan secara thermal naphta distalasi minyak kasar etylen, propilen dan homologues yang lebih tinggi dipisahkan dengan distalasi pada temperature rendah, dengan menggunakan katalis Natta Ziegler Polypropilen dapat diperoleh dari propilen Bost 1980 dalam Syarief 1999 menyatakan bahwa sifat utama dari Polipropilena yaitu : 1. Ringan kerapatan 0,9 gcm³, mudah dibentuk, tembus pandang dan jernih dalam pembuatan film. 2. Mempunyai kekuatan tarik lebih besar dari polyethylene PE. Pada suhu rendah akan rapuh, dalam bentuk murni pada suhu -3000°C mudah pecah sehingga perlu ditambahkan polyethylene atau bahan lain untuk memperbaiki ketahanan terhadap benturan . 3. Lebih kaku dari PE dan tidak gampang sobek sehingga lebih mudah penanganannya. 4. Permeabilitas uap air rendah , permeabilitas gas sedang. 5. Tahan terhadap suhu tinggi sampai dengan 150°C 6. Titik leleh cukup tinggi pada suhu 170°C Universitas Sumatera Utara 7. Tahan terhadap asam kuat, basa dan minyak. Tidak terpengaruh pada pelarut oleh suhu kamar kecuali HCL. 8. Pada suhu tinggi polipropilena akan bereaksi dengan benzena, siklena, toluene, terpentin dan asam nitrat kuat. Polipropilena disusun oleh monomer-monomer yang merupakan senyawa vinil jenuh dengan struktur CH 2 =CH-CH 3 . Polipropilena yang dibentuk dengan monomer ini melalui proses polimerisasi adisi secara umum ditunjukkan pada gambar Rosen, 1982 Proses polimerisasi ini akan menghasilkan suatu rantai linier berbentuk –A-A-A-A-A- dengan A adalah polipropilena yang merupakan polimer hidrokarbon. Gambar 2.4. Polimerisasi Polipropilena Kristalinitas merupakan sifat penting yang terdapat pada polimer yang menunjukkan susunan molekul yang lebih teratur. Sifat kristalinitas yang tinggi menyebabkan regangannya tinggi dan kaku Al-Malaika, 1983. Dalam polipropilena, rantai polimer yang terbentuk dapat tersusun membentuk daerah kristalin dan amorf yang mana atom-atom terikat secara tetrahedral dengan sudut ikatan C-C sebesar 109,5 dan membentuk rantai zig-zag planar Cowd, 1991. Struktur rantai zig-zag planar tiga dimensi dapat terjadi dalam struktur isotaktik dan ataktik Meyer, 1984. n H C H CH 3 H C H C H CH 3 H C n n= unit perulangan Universitas Sumatera Utara Polimer khas ruang stereo spesifik ini khususnya disintesis isotaktik sehingga kekristalinnya tinggi. Karena keteraturan ruang ini rantai dapat terjejal sehingga menghasilkan plastik yang kuat dan tahan panas. Gambar. 2.5.Struktur Isotaktik Polipropilena Karakteristik polipropilena menurut Bost 1980 dalam Syarief. 1999. Adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Karakteristik Polipropilena DESKRIPTIF POLIPROPILEN Densitas Pada suhu 20°C grcm³ Suhu melunak °C Titik lebur °C Kristalinitas Indeks Fluiditas 0,90 149 170 60 – 70 0,2 -2,5 CH 3 H C H H C CH 3 H C H H C CH 3 H C H H C CH 3 H C H H C CH 3 H C H H C Universitas Sumatera Utara Modulus of Elasticiti kgcm² Tahanan volumetric Ohmcm² Konstanta Dialektrik 60-108 cycle Permeabilitas gas-Nitrogen Oksigen Gas karbon Uap Air 11000 -13000 1017 2,3 4,4 23 92 600 Bahan pembuat plastik dari minyak dan gas sebagai sumber alami, dalam perkembangannya digantikan oleh bahan-bahan sintetis sehingga dapat diperoleh sifat-sifat plastik yang diinginkan dengan cara kopolimerisasi, laminasi, dan ekstruksi

2.5 POTENSI KELAPA