LATAR BELAKANG KESIMPULAN DAN SARAN 50

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Terdapat semacam keharusan dewasa ini bagi insan pendidikan yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan untuk memberikan sebuah kontribusi yang positip dalam rangka perkembangan teknologi tepat guna dan bermanfaat dari segi keramahan lingkungan serta kebutuhan masyarakat need assessment. Maka dari itu di butuhkan sebuah alternatif – alternative baru untuk menggagas serta meneruskan sebuah penelitian-penelitian baru tentang teknologi tepat guna yang bermamfaat bagi hajat hidup orang banyak serta ramah lingkungan. Dan selain itu juga dapat memanfaatkan limbah masyarakat yang dianggap mengganggu menjadi sebuah produk yang dapat berdaya guna tinggi bagi kebutuhan manusia. Dalam perkembangan teknologi bahan dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, baik dibidang material logam dan bukan logam. Salah satu jenis bahan bukan logam yang banyak diteliti orang adalah material komposit. Perkembangan material komposit dengan serat alam dapat digunakan sebagai papan meja, kursi, jendela, pintu, plafond dan perabot rumah tangga lainnya. Lebih luas lagi banyak dimanfaatkan oleh produsen mobil sebagai penguat panel mobil, tempat duduk belakang, dashboard, dalam industri manufaktur. Universitas Sumatera Utara Karena bila kita lihat hari ini material yang sering digunakan adalah dari kayu alami yang semangkin lama jumlahnya semangkin berkurang. Karena pada akhir-akhir ini kebutuhan kayu semangkin terus meningkat sementara tidak diimbangi dengan kesediannya yang semakin sulit untuk didapat Ansari Dedi., 2009. Mulai dari penanaman hingga dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari material kayu membutuhkan waktu yang lama, sehingga diperlukan alternative yang lebih efektif dan efisiean untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan kayu. Untuk mengatasi hal itu banyak cara yang dilakukan diantaranya yaitu pengembangan teknologi tentang Polimer yang telah dikembangkan dengan komposit . Komposit pada umumnya tersusun dari material pengikat matrik dan material penguat yang disebut juga material pengisi filler. Pada dasarnya material komposit merupakan gabungan dari dua atau lebih material yang berbeda menjadi suatu bentuk mikroskopik, yang terbuat dari bermacam-macam kombinasi sifat atau gabungan antara serat dan matrik. Menurut Jones 1975 bahwa saat ini bahan komposit yang diperkuat dengan serat merupakan bahan tehnik yang banyak digunakan karena kekuatan dan kekakuan spesifik yang jauh diatas bahan teknik pada umumnya, sehingga sifatnya dapat didesain mendekati kebutuhan. Banyak penelitian telah dilakukan dan berhasil membuat komposit dengan penguat serat alam. Hal ini dilakukan karena bersifat lebih ringan, mudah dibentuk, tahan korosi, harga murah, mampu berfungsi sebagai peredam yang baik, dan memiliki kekuatan yang sama dengan material logam. Penelitian yang dilakukan Feris Firdaus dan Fajriyanto, 2005-2006 menyatakan bahwa sampah plastik thermoplastik dan limbah kosong kelapa Universitas Sumatera Utara sawit TKKS memiliki potensi sangat besar sebagai bahan baku produksi fiberboards. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Basuki Widodo, 2008 bahwa komposit dengan bahan pengisi ijuk didapatkan kekuatan tarik komposit tertinggi sebesar 5,538 kgfmm 2 pada fraksi berat ijuk 40. Rata-rata kekuatan tarik tertinggi sebesar 5,128 kgfmm 2 pada fraksi berat ijuk 40. Kekuatan impak komposit tertinggi sebesar 33,395 Joulemm 2 dengan kekuatan impak rata-rata 11,132 Joulemm 2 pada fraksi berat ijuk 40. Bila dilihat dari penelitian Prasetiawan, Danu 2009 dalam Nurmaulita 2010, dari hasil penelitian yang dilakukan sifat fisis papan komposit yang dihasilkan memenuhi standar JIS A 5908 2003. Kualitas papan komposit yang terbaik adalah papan dengan perbandingan cocopeatpolyethylene 30:70 dengan suhu kempa 170 C, karena papan ini memiliki nilai daya serap air yang rendah dan nilai MOR yang paling tinggi. Pemberian perlakuan suhu kempa tidak memeberikan pengaruh kepada kualitas papan komposit yang dihasilkan. Masih hasil penelitian Fajriyanto dan Feris Firdaus, 2008 bahwa limbah pabrik kertas sludge, sabut kelapa dan sampah plastik dapat dibuat komposit dinding bangunan yang kuat dan ramah lingkungan. Karakteristik mekanik komposit dinding banguann dari limbah pabrik kertas sludge, sabut kelapa dan sampah plastik dipengaruhi oleh variasi komposisi bahan baku, variasi pembebanan pada saat casting pencetakan dan variasi berat sabut kelapa. Menurut Sulekha dalam Fajriyanto dan Ferris Firdaus, 2007 bahwa Indonesia merupakan penghasil kelapa kopra terbesar ketiga dunia, dengan total produksi mencapai 14 milyar butir pertahun. Komponen utama buah kelapa berupa sabut kelapa 35 belum dimanfaatkan optimal dan tidak mempunyai nilai ekonomis. Hal ini dikarenakan sifat mekanis serat sabut kelapa ini masih diragukan kehandalannya. Universitas Sumatera Utara Menurut Zainal Mahmud dan Yulius Ferry 2005 bahwa produksi buah kelapa Indonesia rata-rata 15,5 milyar butirtahun atau setara dengan 3,02 juta ton kopra, 3,75 juta ton air, 0,75 juta ton arang tempurung, 1,8 juta ton serat sabut, dan 3,3 juta ton debu sabut Agustian et al., 2003; Allorerung dan Lay, 1998; Anonim, 2000; Nur et al., 2003; APCC, 2003. Industri pengolahan buah kelapa umumnya masih terfokus kepada pengolahan hasil daging buah sebagai hasil utama, sedangkan industri yang mengolah hasil samping buah by-product seperti; air , sabut, dan tempurung kelapa masih secara tradisional dan berskala kecil, padahal potensi ketersediaan bahan baku untuk membangun industri pengolahannya masih sangat besar. Disisi lain, sebagian besar wilayah Indonesia adalah wilayah rawan gempa. Frekuensi gempa bumi yang terjadi di Indonesia sangat besar, jumlah bangunan yang rusak sangat besar dengan tingkat kerusakan bangunan terbanyak adalah pada dinding bangunan. Dengan kondisi riil dilapangan tersebut, maka akan menjadi masalah nasional bagaimana menyediakan sarana rumah tempat tinggal yang ekonomis dan terjangkau masyarakat Indonesia yang tentu ramah lingkungan. Sehingga untuk membantu mengatasi hal tersebut dibutuhkan teknologi bahan alternatif untuk menyediakan penyediaan dinding bangunan yang lebih ekonomis dan lebih murah. Salah satu alternatif adalah menciptakan bahan komposit sebagai dinding interior tipis dan kuat yang dapat mengganti penggunaan dinding interior dari beton semen-bata yang terlalu tebal dan in- efficiency ruang. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang pembuatan komposit dari matrik polipropilen PP dan serbuk tempurung kelapa sebagai panel dinding bangunan yang lebih kuat dan tahan terhadap pengempaan dengan memperhatikan karakteristik mekanik produk yang dihasilkan. Perlakuan yang diberikan adalah memberi variasi fraksi volum antara serbuk tempurung kelapa Universitas Sumatera Utara dengan polipropilen. Kemudian ditentukan bagaimana pengaruh perlakuan tersebut tehadap sifat fisik meliputi : uji kerapatan, uji kadar air, uji pengembangan tebal, serta diberikan perlakuan secara mekanik dengan beberapa uji meliputi: uji kuat patah MOR, uji kuat lentur MOE, uji kuat rekat internal, uji kuat impak

1.2 PERUMUSAN MASALAH